Manusia seringkali mengeluh dan juga
meratapi apa yang terjadi dalam hidup mereka. Sedikit permasalahan baik itu
kecil maupun besar akan dikeluhkan seakan-akan mereka lah orang yang paling
malang di dunia ini. Semua keluhan dan juga ratapan tersebut sebenarnya tidak
ada gunanya dan tidak akan menyelesaikan masalah. Yang harus dilakukan adalah
bangkit dan memperbaiki kehidupan agar jadi lebih baik dari sebelumnya.
Dalam kehidupan ini kunci untuk berbahagia sebenarnya sangat sederhana. Sabar, ikhlas dan juga bersyukur atas apapun yang telah Tuhan berikan kepada kita. Jika Anda sudah mengamalkan 3 kunci berikut maka tidak akan ada masalah yang akan terasa berat atau menyulitkan kehidupan Anda.
Agama sering sekali menyatakan semua yang terjadi didunia ini karena kehendak Tuhan. seperti bencana alam, banjir, longsor, tsunami, gunung meletus, lahir, jodoh , meninggal, kecelakaan, keberuntungan dan sebagainya. Apakah termasuk semua perilaku mahluk Hidup? kalau memang semua karena kehendak Tuhan, berarti para penjahat menjadi jahat juga karena kehendak Tuhan ?. Layakkah dia bertanggung jawab atas sesuatu yang menjadi kehendak Tuhan.
Saudaraku..!
Apakah
Tuhan menciptakan kejahatan? Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang
mahasiswa-mahasiswa-nya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan
segala yang terjadi didunia ini ?".
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya". "Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Profesor
itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan semuanya, berarti Tuhan menciptakan
Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan
kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa "Tuhan itu
adalah kejahatan."
Mahasiswa
itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu
merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan
kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu? "Tentu saja," jawab si Profesor. Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?" "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya. Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas. Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?" Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."
Mahasiswa
itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada.
Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap
tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi
beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi
Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa
intensitas cahaya di ruangan tersebut.
Kata
gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya." Akhirnya
mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"
Dengan
bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan
sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara
kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah
manifestasi dari kejahatan."
Terhadap
pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak.
Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan.
Seperti
dingin atau gelap, kajahatan adalah kata
yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak
menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan
dihati manusia. Seperti
“dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan
cahaya."
Profesor
itu terdiam.
-SEKIAN-
-SEKIAN-