VISI : MENJADI GEREJA YANG BERSAHABAT, MEMBERDAYAKAN UMAT, SERTA MENJADI BERKAT >>> MISI : (1) Membangun umat yang bersahabat, peduli dan ramah terhadap gereja dan lingkungan sekitar (2) Mengembangkan wadah pelayanan yang partisipatif, kreatif dan inspiratif (3)Pengembangan wilayah pelayanan gereja dan masyarakat
About Me
BACAAN LEKSIONARI PADA MINGGU KU1,KU2,KU3 oleh FMS KLIK DISINI →

TAFSIR KITAB YOSUA

          BUNGA MELATI 

 1 PASAL SEHARI

BACAAN KITAB ULANGAN  1 - 

1. Nama : Rachmat Yulianto--- Tafsiran
+62 813-8454-4246

2.Nama : P.Wisnu Budiwijaya ---Judul
+62  812-9661-4411

3. Nama : Cahyo EN
  +62 858-1029-0085

4. Nama : Herlina (HSH)
  +62 817-6567-432

5. Nama : Lieingwong
 +62 812-9262-800

6. Nama : Wiwik Kristanto
 +62 852-8454-4246

7. Nama : Iman
 +62 813-1593-4466

Yosusa 1 -

Hari ke 188 pembacaan YOSUA 1

Tafsiran:

Dalam pengalaman nyata, sering timbul kesan bahwa rencana Allah dalam hidup kita dapat tidak terwujud oleh berbagai rintangan, yang membuat kita putus asa. Itu pula yang mungkin dirasakan Yosua. Pemimpin besar Israel, Musa sudah mati, sementara umat Israel yang sekarang Yosua pimpin, pernah mengalami luka akibat ketidakpercayaan orang tua mereka akan janji dan rencana Allah memberikan Tanah Kanaan sebagai warisan mereka. 

Sesungguhnya tidak ada hal apa pun yang bisa menghalangi rencana Allah. Dia yang Maha Kuasa dan berdaulat penuh bisa memakai siapa saja untuk menggenapi rencana-Nya itu. Yosua pun bisa dipakai-Nya. Tentu harus ada kriteria yang dipenuhi Yosua. Pertama, kepemimpinan Yosua harus berasal dari inisiatif Allah sendiri: Allah yang memiliki rencana, maka Allah pula yang berhak menetapkan siapa dan bagaimana penggenapannya (2). Kedua, Yosua harus merespons panggilan kepemimpinan itu secara konkret dan proaktif: ia harus melangkahkan kaki sejauh wilayah yang Allah berikan kepada Israel (3-4). Ketiga, Yosua harus mengembangkan karakter mental baja dalam merespons janji Tuhan ini: pemimpin yang bimbang sama saja tidak percaya kepada Tuhan (6, 7a, 9). Keempat, Yosua harus berpegang penuh pada janji firman Tuhan dan taat total pada perintah-Nya: pemimpin harus kenal dan bergaul dengan firman-Nya dan melakukan firman itu dengan segenap hati (7b-8). 

Situasi dan kesulitan apa pun tidak boleh membuat gereja putus asa karena rencana Allah bagi dan melalui gereja tidak pernah bisa digagalkan! Allah bisa membangkitkan orang-orang berkaliber pemimpin, asal seperti Yosua mereka mau bersandar penuh kepada Allah, taat persis firman-Nya, dan dengan proaktif mengerjakan bagian kepemimpinan yang dipercayakan Allah bagi mereka. 

Renungkan: Jangan anggap enteng kemampuan Tuhan memakai Anda sebagai alat anugerah-Nya, kalau Anda percaya pada-Nya, serta merespons tepat dalam sikap dan tindakan.


Hari ke 189 pembacaan YOSUA 2

Tafsiran :

Anugerah Tuhan memang ajaib. Di mata manusia mana mungkin pekerja seks komersial (PSK) seperti Rahab memperoleh keselamatan. Diukur dari standar agama mana pun Rahab sangat tidak layak. Namun Tuhan menyelamatkan dia. Dan ini terjadi bukan karena kebaikan Rahab, melainkan semata-mata karena kasih dan anugerah-Nya. Anugerah itu direspons Rahab dengan imannya (lihat Ibr. 11:31). Oleh iman, Rahab diselamatkan.

Bagaimana Rahab menyatakan imannya? Pertama, ia menyatakan bahwa ia tahu Tuhanlah yang menyerahkan negeri Kanaan kepada bangsa Israel (9). Dari mana pengetahuan itu kalau bukan dari Tuhan? Kedua, ia tahu bahwa Tuhan telah memimpin Israel menaklukkan Mesir, menyeberangi laut Teberau, dan mengalahkan raja-raja Amori (10). Berita itu telah didengar oleh bangsa-bangsa yang tinggal di Kanaan dan mereka menjadi ngeri. Ketiga, ia mengaku bahwa Tuhan Allah Israel adalah "Allah di langit di atas dan di bumi di bawah" (11). Ini adalah pernyataan teologis yang dalam. Bagaimana Rahab bisa memiliki pemahaman iman seperti itu? Pasti bukan dari bangku sekolah teologi atau kelas-kelas pengajaran doktrinal. Hanya satu yang pasti, Allah telah menyatakan diri-Nya, lewat alam yang adalah karya ciptaan-Nya (Mzm. 19) atau lewat sejarah Israel yang terbaca oleh bangsa-bangsa Kanaan. 

Iman Rahab juga terlihat dengan jelas dari permintaannya kepada dua mata-mata Israel agar mereka menyelamatkan Rahab dan keluarganya ketika Tuhan menyerahkan Yerikho ke dalam tangan Israel kelak ( 12-13). Ini adalah pernyataan iman yang dinamis, yang percaya bahwa Tuhan akan bertindak sesuai kedaulatan dan kuasa-Nya.

Anugerah Tuhan tidak pandang bulu. Oleh karena itu kita tidak boleh menghakimi orang yang menerima anugerah Tuhan. Kita malah harus bersyukur dan mendorong orang tersebut merespons anugerah itu dengan sikap yang sepadan, yaitu dengan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya (lihat sikap kedua mata-mata kepada Rahab; ayat 14-20).

Hari ke 190 pembacaan YOSUA 3

Tafsiran :

Film superhero seperti Superman, Spiderman, Transforman, atau Avatar memiliki tokoh-tokoh dengan kekuatan super untuk mengalahkan kejahatan. Namun semua itu adalah ilusi yang membuat penonton berkhayal bahwa dialah tokoh super heronya. Sangat berbeda dengan catatan sejarah yang dituliskan dalam kitab Yosua yang kita renungkan saat ini. Superhero buat bangsa Israel adalah Allah sendiri. 

Israel harus menghadapi bangsa-bangsa yang kuat dan perkasa sebagaimana yang pernah dilaporkan oleh mata-mata yang dikirim Musa satu generasi yang silam (Bil. 13:28, 31-33). Mereka adalah orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori, dan orang Yebus (10). Wajar kalau Israel merasa takut, sama seperti orang tua mereka dulu (Bil. 14:1-3). 

Namun Yosua mengingatkan Israel bahwa Allah yang akan berperang bagi mereka dan akan melakukan perbuatan ajaib di antara mereka (5). Namun sebelumnya mereka harus menguduskan diri lalu mengikuti petunjuk Tuhan dengan saksama. Mereka harus menempatkan Tabut Perjanjian di depan mereka dan melangkah maju. Saat tiba di tepi sungai Yordan, Tabut Perjanjian harus terus melangkah menyeberanginya. Fokus Israel harus pada Tuhan yang menuntun mereka melalui Tabut Perjanjian itu, bukan pada bangsa-bangsa yang kuat dan menakutkan itu. 

Seluruh bangsa itu takjub akan kebesaran Tuhan karena ketika kaki imam menginjak air sungai Yordan, sungai itu tersibak membentuk bendungan tanpa tembok di kedua sisinya, dan di tengah-tengahnya kering sehingga mereka bisa melaluinya. Siapakah yang menahan air itu sehingga membentuk bendungan yang besar? Tangan Tuhan Yang mahadahsyat, yang tidak terlihat oleh mata, tetapi dapat dilihat oleh mata iman. 

Adakah kemahakuasaan Allah masih nyata bagi kita? Ya, pasti. Namun untuk dapat melihat kuasa-Nya bekerja dalam hidup kita, kita harus hidup kudus dan berfokus bukan pada hal-hal yang menakutkan dan menciutkan nyali, melainkan pada Tuhan Yesus saja.

Hari ke 191 pembacaan YOSUA 4
 Memori umat Allah

Salah satu keunikan manusia gambar Allah adalah kemampuannya mengingat masa lalu dan mengantisipasi masa depan. Namun, seringkali yang terjadi kita bukan mengingat perbuatan Allah di masa lalu sehingga beriman dan berpengharapan akan karya-Nya bagi masa depan kita. Kita malahan cenderung mengingat semua hal buruk yang membuat kita bersungut-sungut dan pesimis menghadapi masa depan.

Perintah Tuhan (2-9) agar setiap suku mengambil batu dari tengah-tengah Sungai Yordan dan mendirikan monumen di pantai barat sungai itu memiliki beberapa hal penting. Pertama, agar mereka tidak melupakan karya Allah ini sebagaimana orang tua mereka dulu melupakan kebaikan Allah. Tanda-tanda kasat mata dalam Perjanjian Lama sering dijadikan sarana untuk pertumbuhan hubungan dengan-Nya. Kedua, agar karya Allah ini kelak dapat diingat pula oleh anak cucu mereka yang akan menetap dan menikmati pemeliharaan Allah di Tanah Perjanjian (6- 7, 21-23). Melalui monumen ini, perbuatan dan rencana besar Allah dapat terus dikisahkan. Bercerita adalah cara untuk menumbuhkembangkan karya-Nya dalam umat. Ketiga, agar karya Allah membuat takut semua bangsa yang telah menyaksikan perbuatan dahsyat-Nya memimpin umat-Nya ke Tanah Perjanjian (24).

Sama seperti Israel, gereja pun ada dalam bahaya lupa anugerah Allah. Oleh karena itu, Kristus memberikan perintah merayakan Perjamuan Kudus yang secara berkala mengingatkan kita akan karya Salib Kristus. Juga Baptisan Kudus yang merupakan pengakuan iman orang percaya akan karya Kristus yang teraplikasi pada dirinya. Keluarga memiliki peran penting mendidik anak-anak dalam iman. Seni bercerita isi Alkitab dan pengalaman rohani Kristen keluarga hendaknya kita kembangkan agar Allah dan perbuatan-perbuatan-Nya jadi pusat keluarga kita.

Pembacaan YOSUA 5 (hari ke 192)

Tafsiran :

Banyak orang yang dipakai Tuhan dengan hebat. Ia menghasilkan karya besar dan kepemimpinannya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bahkan kehidupannya menjadi teladan. Namun kemudian ia menjadi sombong, akhirnya ia hancur dan tidak dipakai Tuhan lagi. 

Sejak awal pelayanannya, Yosua telah diingatkan bahwa pemimpin utama laskar Israel adalah Tuhan sendiri. Yosua hanya seorang yang dipercayakan memimpin umat dengan mengandalkan penuh otoritas dan kuasa Tuhan. Konfrontasi Tuhan kepada Yosua membuka kesadarannya akan beberapa hal. Pertama, Yosua tidak sederajat dengan Tuhan. Ia hanyalah pemimpin kecil di hadapan Sang Pemimpin Agung (14). Oleh karena itu, sikap Yosua sangat tepat dengan sujud menyembah Tuhan sebagai tanda pengakuannya. Kedua, pengakuan kepemimpinan Tuhan membawa Yosua taat akan firman-Nya, yang memerintahkan agar Yosua menanggalkan sepatunya. Sepatutnya pemimpin kecil tunduk penuh pada otoritas Pemimpin Agung. Ketiga, dalam ketaatan penuh Yosua belajar menyadari kekudusan Allah sama seperti ketika Musa dulu bertemu Tuhan di semak duri yang terbakar (15; band. Kel. 3:5). Menjaga diri kudus menjadi dasar kita untuk senantiasa berkenan kepada Tuhan. 

Tuhan berdaulat memakai siapa pun dan dalam skala cakupan sebesar apa pun untuk menjadi alat-Nya menggenapkan rencana keselamatan-Nya. Anda ketua majelis, pemimpin kelompok PA, guru sekolah Minggu atau berbagai kepemimpinan dalam bidang apa pun? Kunci kesuksesan pelayanan Anda terletak pada ketundukan Anda pada Sang Pemimpin Agung, dan ketaatan pada firman-Nya menjaga kekudusan hidup. Mulailah sejak dini memperteguh kewaspadaan untuk tidak membiarkan sikap bersandar pada diri sendiri dan kesombongan menggerogoti kualitas iman dan pelayanan Anda.

Pembacaan YOSUA 6 (hari ke 193)

Tafsiran :

Tuhan yang empunya peperanganlah yang memiliki hak menentukan strategi yang tepat dan jitu untuk menghancurkan musuh-musuh. Oleh karena itu, Israel tidak perlu meragukan siasat perang Tuhan yang memang terkadang atau bahkan sering kali melampaui daya akal dan kecerdikan manusia. 

Jelas sekali peperangan menghancurkan Yerikho adalah peperangan Tuhan. Andil pasukan Israel hanya sebatas mengelilingi kota itu sesuai dengan perintah Tuhan dan dengan urut-urutan tertentu yang menunjukkan bahwa peperangan ini sama sekali tidak memakai taktik militer. Namun demikian, walaupun bagi manusia cara Tuhan ini tidak masuk akal, kita bisa belajar beberapa hal. Pertama, taktik Tuhan ini mendorong umat Tuhan beriman sungguh-sungguh kepada-Nya dan bukan mengandalkan kekuatan diri sendiri. Kedua, bagi penduduk Yerikho, musuh Israel, demonstrasi yang ditunjukkan pasukan Israel dengan mengelilingi kota mereka, secara mental telah meneror mereka. Ketiga, Tuhan bertindak dengan cara yang tidak terduga, namun umat Tuhan harus siap menindaklanjutinya dengan mengerjakan bagian mereka (21-24). Keempat, akibat dari cara Allah yang unik ini, kabar keperkasaan Tuhan yang menyertai Yosua dan Israel tersebar luas di negeri musuh (27). 

Tidak selalu Tuhan bertindak dengan menyertakan mukjizat-Nya yang kasat mata, ada bagian umat Tuhan harus bertindak dalam iman dengan mengangkat senjata mereka. Hal itu kelak makin nyata dalam peperangan- peperangan berikutnya. Namun, yang penting kita sadari adalah mukjizat Allah tidak pernah berhenti, meskipun tindakan pelaksanaannya seringkali tidak terlihat. Ketakutan para musuh bahkan sebelum berperang serta pertobatan musuh menjadi sekutu sering terjadi karena mukjizat operasi Roh Kudus dalam diri seseorang. 

Ingat: Syarat untuk berhasil menyelami rencana Allah hanya satu. Ikuti tiap petunjuk dan kebenaran firman-Nya!

Pembacaan YOSUA 7 (hari ke 194)

Tafsiran :

Kemenangan dapat membuat orang terlena sehingga lengah. Ia bisa jatuh dalam dosa kesombongan dengan menganggap kemenangan itu adalah semata-mata karena kehebatannya. Ia bisa lupa menjaga diri, seakan- akan tidak mungkin lagi ada musuh yang bisa mengalahkan dirinya. 

Umat Israel harus mengalami getirnya dan sakitnya kekalahan karena dua hal. Pertama, Israel meremehkan musuh. Kemenangan atas Kota Yerikho yang didapat relatif tanpa susah payah membuat Yosua dan umat Israel sama sekali tidak terpikir untuk berkonsultasi kepada Tuhan. Mereka menganggap musuh kali ini lebih ringan sehingga mengirim pasukan pun cukup sedikit saja. Akibatnya umat Israel membayar mahal dengan kematian tiga puluh enam prajurit mereka (5). 

Kedua, mereka tidak menyadari dosa telah menyusup masuk dan menodai kekudusan persekutuan umat (1). Sikap Akhan mewakili banyak anak Tuhan yang memandang enteng firman Tuhan dan yang orientasi hidupnya pada materi semata. Padahal perintah Tuhan sudah jelas. Mereka harus memusnahkan semua harta benda Yerikho yang sudah dikhususkan dan tidak boleh mengambilnya. Jika tidak taat mereka akan terkena murka Tuhan (Yos. 6:18). Tuhan sedang mengajarkan mereka mengenal kedaulatan Allah dan tidak bersikap serakah. Dengan melanggar perintah Allah, mereka sudah melanggar batas kewenangan Allah. 

Kekudusan merupakan syarat utama keberhasilan hidup. Kekudusan mampu membuat orang menilai tinggi hal-hal yang sungguh mulia dan menempatkan secara realistis hal-hal yang bersifat sementara. Sikap lepas kendali, tidak menghormati hak Allah, serakah pada hal-hal kebendaan, jangan kita anggap remeh. 

Camkan: Api kecil nampak mudah dipadamkan, tapi sekali lepas kendali, satu kampung bisa habis terbakar. Jangan sekali-kali meremehkan dampak dosa, ini mampu menghancurleburkan kehidupan kita sampai habis tak tersisa!

Pembacaan YOSUA 8 (hari ke 195)

Tafsiran :

Ada lagu yang bersyair demikian: "... jika Allah di pihak kita, siapa dapat melawan? ..." Pertanyaannya, apakah Tuhan berpihak pada semua orang, tanpa pandang bulu? Apakah Tuhan akan memihak orang yang tidak taat? Tentu tidak.

Setelah sebelumnya mengabaikan perintah Tuhan, Israel kemudian siap berperang kembali. Langkah awal untuk maju berperang adalah ketaatan mutlak untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan. Israel sudah menerima jaminan kemenangan dari Tuhan, maka saatnya berperang dengan taat. Akhir peperangan tersebut sebenarnya sudah bisa diperkirakan, Israel menang mudah dari Ai yang terkecoh oleh strategi "hit and run".

Amat kontras dengan peperangan sebelumnya, yaitu saat Israel dipukul telak. Saat itu Israel memang memperlihatkan ketaatannya terhadap perintah Tuhan. Mereka melakukan segala sesuatu tepat seperti yang Tuhan perintahkan. Ketika Tuhan memberi perintah kepada Yosua untuk mengacungkan lembing ke arah kota Ai (18) maka tanpa ragu-ragu dan dengan penuh kepercayaan, Yosua pun melakukannya. Lembing yang teracung merupakan tanda bahwa Tuhan telah menyerahkan kota itu ke dalam kemenangan pasukan Yosua. Demikian juga ketika Tuhan memerintahkan orang Isreal untuk melakukan penjarahan terhadap kota itu, mereka tidak lagi tergoda untuk mengambil benda-benda lain, di luar benda yang diperintahkan oleh Tuhan. Israel sudah sadar dan tidak mau main-main lagi dengan perintah Tuhan. Mereka tentu tidak menginginkan tragedi lembah Akhor terulang kembali.

Dalam kehidupan kita, kemenangan atas pergumulan yang sedang kita hadapi hanya mungkin terjadi kalau kita benar-benar percaya dan mengikuti perintah Tuhan. Sejarah bangsa Israel jelas memperlihatkan bahwa upah ketaatan adalah kemenangan dan upah ketidaktaatan adalah kehancuran.

Peperangan rohani apa yang sedang Anda hadapi? Percayakan kepada Tuhan dan taati penuh firman-Nya, maka Anda akan mengalami kemenangan yang berasal kuat kuasa-Nya!

Pembacaan YOSUA 9 (hari ke 196)

Tafsiran:

Banyak cara untuk merebut hati pembeli, salah satunya adalah dengan memodifikasi produk. Akibatnya banyak produk makanan yang jadi berbahaya akibat modifikasi tersebut. Di berbagai kota besar telah ditemukan jajanan anak-anak yang berwarna menarik, ternyata telah dicampur dengan zat pewarna bukan untuk makanan. Tujuannya adalah untuk memikat pembeli, padahal berbahaya bagi kesehatan. 

Orang Gibeon adalah "penjual" yang lihai. Mereka sadar bahwa hidup mereka sedang terancam karena Israel akan memusnahkan mereka. Padahal mereka masih ingin hidup. Maka akal sehat pun mereka gunakan. Mereka mengubah penampilan mereka agar terlihat kumuh sehingga terkesan habis melakukan perjalanan jauh (4-5). Dengan penampilan yang menipu seperti itulah mereka menjual sebuah "produk" bernama belas kasihan. Sebuah televisi swasta pernah menampilkan sosok orang yang berpura-pura gila. Menyadari bahwa ia tidak memiliki pendidikan dan keahlian yang memadai, orang ini berpura-pura menjadi orang yang sakit jiwa. Dari desanya ia berangkat dengan penampilan sederhana. Sesampai di kota, ia mengubah dirinya dengan mengenakan pakaian buruk dan mengaburkan warna kulitnya dengan lumpur. Rambutnya pun "didandani" begitu rupa sehingga terlihat berantakan. Dari rumah ke rumah, dari toko ke toko, ia menjajakan belas kasihan. Dan benar saja, aksi berpura-pura tersebut bisa membuat dia bertahan hidup.

Masa kini banyak orang yang berpenampilan menipu. Di kantor-kantor, korupsi dibungkus dengan tujuan yang seolah baik. Di kampus-kampus, mahasiswa melakukan plagiat dengan skripsi hasil copy-paste karya orang lain. Di rumah tangga, seorang suami atau istri yang memiliki selingkuhan, berpura-pura tetap baik. Dari luar semua hal itu begitu baik dan indah, tetapi sesungguhnya palsu. 

Dalam dunia ini, begitu banyak cara diciptakan untuk merayu kita dengan tujuan melemahkan dan merontokkan iman kita. Kita harus mewaspadai tampilan yang begitu memukau. Apapun yang kelihatannya baik, perlu kita cermati "keasliannya."

Pembacaan YOSUA 10 (hari ke 197).

Tafsiran :

Dulu karena tidak beriman, umat Israel harus berkeliling padang gurun selama empat puluh tahun. Mereka tidak dapat masuk Tanah Kanaan. Tuhan tidak menyertai mereka. Kini dengan iman, Israel bersama panglima mereka, Yosua, memberi diri dipimpin Allah sebagai Panglima Tertinggi masuk dan mengalahkan para musuh (8). 

Tidak dapat disangkal bahwa setiap kemenangan atas peperangan yang dirayakan Israel dan Yosua terjadi karena penyertaan Tuhan yang ajaib dan dahsyat. Tuhan berperang bersama dan bagi mereka. Tindakan Tuhan menahan matahari dan bulan memiliki akibat ganda (13-14). Bagi para musuh, mental mereka menjadi lemah, tawar hati, bahkan hancur. Sebaliknya Yosua dan prajurit Israel makin bersemangat menuntaskan peperangan itu hingga semua musuh musnah. Di sini kita melihat sikap responsif Yosua dan Israel. Mereka tidak berpangku tangan menyaksikan kedahsyatan Tuhan menghancurkan musuh melainkan mengambil bagian dalam karya Tuhan itu, dengan tidak kenal lelah. Pasal 10 ini mencatat bahwa Yosua dan pasukan Israel maju terus mengejar dan memusnahkan musuh. Mereka menaklukkan satu demi satu wilayah selatan Kanaan sampai seluruhnya menjadi milik Israel (40-43). 

Tidak ada yang mustahil jika Tuhan di pihak kita. Ancaman musuh, penganiayaan dari orang yang membenci kita, bahkan upaya pemusnahan gereja tidak perlu menghambat pelayanan Tuhan melalui gereja-Nya. Tidak ada kesulitan yang terlalu besar, yang dapat menghalangi kemenangan iman karena Dia berperang bersama dan bagi kita. Namun, kita tidak boleh bersikap pasif seakan-akan itu bukan peperangan kita. Justru dengan komando Tuhan kita bukan bertahan, melainkan maju dan menuntaskan misi Ilahi menyaksikan Kristus kepada dunia ini. 

Camkan: Jangan jadikan janji penyertaan Tuhan sebagai alasan untuk berleha-leha karena masih banyak ladang yang perlu digarap dan dituai!

Pembacaan YOSUA 11 (hari ke 198)

Tafsiran :

Ketika membaca kisah dalam Alkitab, kita kadang lupa bahwa kisah-kisah tersebut merupakan ringkasan padat. Maksudnya kisah-kisah yang kita baca dalam beberapa menit sesungguhnya mengisahkan sesuatu yang terjadi dalam jangka waktu yang lama.

Nas hari ini menyatakan bahwa "Yosua merebut seluruh negeri itu" (16, 23) seperti yang difirmankan Tuhan kepada Musa (23). Ini menunjukkan kesetiaan Tuhan pada janji-Nya. Yosua dan umat Israel berperang melawan semua kota, kecuali kota Gibeon yang mengikat perjanjian persahabatan dengan Israel (lihat Yos. 9). Mereka berhasil menumpas kota-kota tersebut, bahkan melenyapkan orang Enak yang merupakan raksasa-raksasa yang sangat menakutkan (21-22).

Karena nas kita menekankan kemenangan gemilang yang Tuhan berikan kepada umat-Nya, mungkin kita berpikir bahwa umat Allah tidak dituntut untuk tekun sebab Allah yang akan memberikan kemenangan tersebut. Kita juga mungkin mengira bahwa peperangan yang harus dilaksanakan oleh Yosua dan bangsa Israel merupakan sesuatu yang mudah, yang terjadi hanya dalam waktu beberapa hari atau beberapa bulan saja. Maka dinyatakan bahwa "lama Yosua melakukan perang melawan semua raja itu" (18). Kita tidak tahu berapa lama mereka berperang, tetapi setidaknya berlangsung selama lima tahun (lihat Yos. 14:7, 10).

Dengan demikian marilah kita mengerti bahwa ketika Allah menjanjikan kemenangan, bukan berarti kita tidak perlu bertekun dan bekerja keras untuk mencapai penggenapan janji itu. Memang betul bahwa Allah memberikan kemenangan kepada Israel, tetapi kemenangan tersebut diberikan melalui kerja keras dan ketaatan umat-Nya yang harus berperang bertahun-tahun lamanya.

Begitu pula Allah akan memberi kemenangan kepada kita seperti yang Ia janjikan. Namun Allah biasanya akan menggenapi janji-Nya melalui perjuangan dan kerja keras kita dalam menaati perintah Allah. Maka jangan heran jika kita tetap banyak mengalami kesulitan dan tantangan padahal Allah telah menjanjikan kemenangan kepada kita.

Pembacaan YOSUA 12 (hari ke 199)

Tafsiran : 

Dosen saya mengatakan bahwa: "The main enemy of faith is forgetfulness" (musuh utama dari iman adalah keterlupaan). Secara umum, umat Allah mudah melupakan kesetiaan Allah. Maka bila menghadapi kesulitan, kita langsung menganggap bahwa Tuhan tidak mengasihi dan telah melupakan kita, padahal kitalah yang sering melupakan kesetiaan-Nya.

Catatan detail tentang nama raja-raja yang ditaklukkan oleh Israel tentu bertujuan supaya kita dapat melihat kesetiaan Tuhan yang begitu ajaib, yang senantiasa menggenapi apa yang Ia janjikan. Jelas tidak mudah untuk mengalahkan semua raja itu, tetapi tak ada raja yang dapat bertahan menghadapi Israel. Semua raja ditaklukkan dan itulah kemenangan yang Tuhan berikan kepada umat-Nya.

Namun tujuan lain dari pencatatan secara mendetail ini adalah supaya umat Allah mengingat segala kesetiaan Allah dan supaya mereka mau menghitung setiap berkat yang telah Allah limpahkan kepada mereka. Dengan sengaja penulis mencatat bukan saja kemenangan di sebelah barat sungai Yordan yang dilakukan di bawah pimpinan Yosua (7-24), tetapi juga kemenangan di sebelah timur sungai Yordan yang dilakukan di bawah pimpinan Musa (1-6) karena umat Allah harus mengingat bukan saja kesetiaan Allah sekarang, tetapi juga kesetiaan Allah di masa lampau.

Ada kisah khusus untuk setiap nama raja yang dicatat, yang menunjukkan kesetiaan Allah yang unik dan luar biasa. Semua itu tidak boleh dilupakan karena ada pelajaran yang Allah berikan dalam setiap kemenangan. Bagi kita mungkin nama raja-raja tersebut tidak memiliki arti, tetapi bagi umat Israel yang berperang melawan mereka, nama setiap raja membawa kenangan tersendiri atas karya Allah bagi mereka.

Kita pun perlu mengingat kesetiaan Allah dalam hidup kita, sekarang maupun di masa lalu, juga dalam hidup pendahulu-pendahulu kita. Saat kita mengalami kesulitan, ingatan akan kesetiaan Allah di masa lampau akan meyakinkan kita bahwa Allah yang setia akan terus menunjukkan kesetiaan-Nya kepada kita sekarang dan di masa mendatang.

Hari ke 200 pembacaan YOSUA 13

Tafsiran :

Usia dapat menggerogoti kemampuan seseorang dan bisa membatasi dia dalam berkarya. Bagaimana pun hebatnya seseorang di masa mudanya.

Yosua telah tua, tetapi masih banyak daerah yang belum diduduki (1). Belum diduduki berbeda makna dengan belum ditaklukkan. Yosua pasal 5-12 mengisahkan penaklukan tanah Kanaan oleh bangsa Israel, diakhiri dengan daftar raja-raja yang telah dikalahkan. Pasal 13-21 mengisahkan tentang bagaimana masing-masing suku menduduki tanah milik pusaka mereka. Namun sembilan setengah suku, yang mendapatkan milik pusaka di sebelah barat sungai Yordan, belum berpencar untuk menduduki tanah warisan mereka. Hanya dua setengah suku yang telah menduduki milik pusaka mereka di sebelah timur sungai Yordan (Yos. 13:8).

Akan tetapi, masih ada daerah-daerah yang belum ditaklukkan (2-6), yaitu daerah-daerah di pinggiran tanah perjanjian. Dibandingkan dengan daerah yang sudah ditaklukkan, sebenarnya daerah yang belum ditaklukkan tidaklah banyak. Namun karena Yosua sudah tua dan tidak akan lagi memimpin Israel, maka Tuhan berjanji bahwa Ia sendirilah yang akan menghalau penghuni daerah itu. Sebelumnya, Yosua masih harus mengundi daerah-daerah itu di antara orang Israel untuk menjadi milik pusaka mereka (6b). Suku-suku yang mendapat undian untuk mewarisi suatu daerah haruslah berperang untuk merebut daerah tersebut, walau Tuhanlah yang akan memberikan kemenangan.

Dari perikop ini kita belajar bahwa Tuhan memang memakai orang yang berkenan di hati-Nya untuk memimpin umat-Nya. Namun di atas segala sesuatunya harus disadari bahwa Tuhanlah yang bekerja di dalam dan melalui diri sang pemimpin. Ada masanya seseorang harus mundur dari kepemimpinannya karena faktor usia, dll. Pada saat itu, seorang pemimpin harus rela menanggalkan jabatannya tanpa perlu merasa terhina atau tersingkir, karena masa jabatan pun ada di tangan Tuhan.

Dan sebagai orang yang dipimpin, kita harus mendukung pemimpin kita dalam doa agar menjalankan kepemimpinannya dengan bergantung pada Tuhan.

 Pembacaan YOSUA 14 (hari ke 201)

Tafsiran :

Banyak tokoh pemimpin, termasuk tokoh Alkitab, yang mengawali karier dan iman mereka dengan baik, tetapi mengakhiri dengan kegagalan dan kehancuran. Bacaan hari ini memaparkan tokoh Alkitab yang tetap setia beriman kepada Allah dan berkarakter baik meskipun sudah berusia lanjut, yaitu Kaleb.

Melalui perkataan Kaleb kepada Yosua dan klaimnya terhadap janji Tuhan, kita bisa meneladani Kaleb dalam tiga hal. Pertama, berkaitan dengan Tuhan. Kaleb selalu beriman dan setia mengikut Tuhan sepenuh hati (8, 9, 14), meskipun sudah berlalu empat puluh lima tahun dan saat itu ia berusia delapan puluh lima tahun. Ini terjadi karena Tuhan memelihara dan menopang hidupnya.

Kedua, berkaitan dengan diri sendiri. Kaleb adalah seorang yang bertanggung jawab dalam menjaga kesehatannya. Ia tetap kuat dan bersemangat untuk menaklukkan musuh, sekalipun ia sudah berusia lanjut.

Ketiga, berkaitan dengan orang lain. Ini terlihat ketika ia menagih apa yang Tuhan janjikan kepadanya melalui Yosua. Mungkin saja Yosua melupakan janji itu, tetapi dengan sikap lemah lembut Kaleb datang untuk mengingatkan Yosua supaya Kaleb dan keturunannya mendapatkan tanah warisan. Itu memang layak, karena Kaleb telah berjuang menghadapi musuh bangsanya dengan tidak takut dan gentar (15), padahal musuhnya adalah orang Enak, yang adalah raksasa (Bil. 13:3). Dalam kesemuanya itu, Kaleb menyadari bahwa Tuhan menyertai dia.

Dari Kaleb, kita belajar untuk taat dan beriman kepada Allah dengan setia di sepanjang hidupnya. Pertambahan usia tidak melemahkan imannya kepada Tuhan, juga tidak melemahkan semangatnya untuk menjalankan perintah Tuhan sehingga janji Tuhan digenapi didalam hidupnya. Adakah semangat kita tetap menyala-nyala dalam perjalanan hidup kita mengiring Tuhan? Adakah kita tetap berhasrat untuk maju di dalam iman meski kita tahu bahwa jalan di depan kita terjal dan berbatu-batu? Kiranya kita belajar untuk memelihara kesetiaan dan semangat kita untuk hidup bagi Tuhan.

Hari ke 202 pembacaan YOSUA 15

Tafsiran :

Tanah Perjanjian yang dianugerahkan Tuhan sekarang dibagi dan diberikan batas-batas yang jelas. Bagi suku Yehuda ada batas-batas di sebelah selatan (2-4), timur (5-10), utara (11), dan barat (12). Demikian juga ditentukan kota-kota yang menjadi milik suku Yehuda (20- 63). Kota-kota ini tidak langsung dimiliki sebab suku Yehuda harus berjuang. Itulah sebabnya dalam ay. 63 dikatakan, orang Yebus sebagai penduduk kota Yerusalem masih tetap tinggal bersama-sama dengan suku Yehuda, rupanya mereka belum berhasil dikalahkan oleh suku Yehuda. 

Tanah adalah milik pusaka yang sangat berharga. Di sana setiap suku Israel membangun kehidupan dan masa depan mereka. Di sanalah akar kehidupan dan budaya Israel tertanam dan tumbuh. Setiap suku menyatu dengan tanah tempat mereka hidup. Tidak jarang tanah mendatangkan perang dan bencana karena banyak orang mempertaruhkan nyawa mereka demi sejengkal tanah tempat mereka hidup. Hal ini tidak boleh terjadi dalam bangsa Israel sebab Allah telah memberikan batas-batas tanah yang jelas bagi setiap suku. Setiap suku mempunyai tanah miliknya sendiri yang harus dijaga, dipelihara, dan dinikmati sebaik-baiknya karena tanah itu adalah pemberian Tuhan bagi mereka. Menyalahgunakan tanah pemberian Tuhan sama dengan tidak menghargai-Nya. Menyerobot tanah milik orang lain merupakan pelanggaran hak sesama manusia, ini sama dengan tindakan pelanggaran kehormatan Tuhan. 

Penyerobotan hak, tanah, dan barang milik orang lain adalah demonstrasi sikap serakah. Ini berakibat mencederai sesama manusia, dan melukai Tuhan. Tuhan, Sang Pencipta dan Pemilik alam semesta dan manusia dapat menghargai dan menghormati hak milik ciptaan-Nya, mengapa justru kita sulit menghargai dan menghormati hak dan milik orang lain? 

Renungkan: Menghormati serta menghargai hak dan milik sesama adalah sikap yang Tuhan tuntut dari kita.

Hari ke 203 pembacaan YOSUA 16

Tafsiran :

Tanah begitu penting bagi orang Israel. Abraham menerima janji Tuhan mengenai tanah perjanjian (Kej. 12:1, 7). Lalu Musa membawa keluar orang Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian. Kemudian orang Israel berada di tanah perjanjian setelah melalui perjalanan panjang dan mendudukinya dengan perjuangan. Jadi, masalah tanah adalah masalah janji Tuhan kepada bapak leluhur mereka, sehingga suku demi suku mendapatkan bagian untuk menjadi milik pusakanya.

Setelah suku Ruben, suku Gad, dan setengah dari suku Manasye mendapatkan wilayah di sebelah timur sungai Yordan (Yos. 13:8-32, Bil. 32:1-40) dan sebelah barat diawali dengan suku Yehuda (Yos. 15:1-22), kini tiba giliran bani Yusuf. Perikop ini memang berisi catatan pembagian tanah dan batas-batasnya bagi bani Yusuf (1-4).

Jatah tanah untuk Yusuf dibagi menjadi dua, yakni untuk Efraim dan Manasye, dua anak Yusuf. Masing-masing anak Yusuf diperhitungkan sebagai satu suku secara penuh sehingga tanah perjanjian tetap dibagi untuk dua belas suku karena Lewi tidak mendapat bagian tanah berkaitan dengan panggilan mereka untuk melayani Tuhan.

Pentingnya suku Yusuf terlihat dari luasnya tanah yang diperuntukkan bagi mereka. Deskripsi tentang batas-batas tanah Efraim diakhiri dengan pernyataan bahwa semua itu merupakan milik pusaka Efraim. Ini mungkin berkaitan dengan hak istimewa yang diterima Efraim berkaitan dengan berkat Yakub atas anak-anak Yusuf (Kej. 48).

Namun sayang, Efraim tidak menghalau orang Kanaan yang berdiam di Gezer (10). Ini bertentangan dengan perintah Tuhan (Yos. 13:1-6). Dan bila kita lihat Ulangan 7:1-5 maka kita akan mendapati bahwa kegagalan untuk menghalau penduduk Kanaan akan mendatangkan konsekuensi serius bagi kehidupan Israel di waktu berikut.

Ketaatan untuk melakukan perintah Tuhan memang tidak boleh setengah-setengah. Kita harus mematuhi Tuhan dengan sepenuh hati. Ketidaktaatan, meski hanya sepotong kecil, bisa berdampak serius bagi kita. Karena itu, mari bulatkan hati kita untuk taat.


Pembacaan YOSUA 17 (hari ke 204)

Tafsiran:

Menerima dan merespons janji Tuhan bisa menjadi dua hal yang berbeda, tergantung dari iman yang menentukan cara pandang seseorang terhadap janji Tuhan tersebut.

Kelima anak Zelafehad, yang kesemuanya perempuan, mengetahui perintah Tuhan mengenai hak waris mereka. Berdasarkan tradisi, sebenarnya anak perempuan tidak mendapat bagian dari warisan, tetapi di dalam keadilan-Nya, Tuhan memerintahkan Musa untuk memberikan pusaka Zelafehad agar dimiliki anak-anaknya, walaupun mereka perempuan (Bil. 27:1-11). Tradisi tidak membatasi cara pandang anak-anak perempuan Zelafehad hingga menjadi pasrah dan 'terima nasib'. Mereka memberanikan diri untuk berbicara dengan pemimpin bangsa: Musa, imam Eleazar, dan para pemimpin lain. Tanggapan Tuhan terhadap permintaan mereka memperlihatkan bahwa cara pandang mereka menembus tembok tradisi. Mereka tidak dikungkung oleh perasaan tidak layak yang dibangun oleh lingkungan dan tradisi. Hasilnya? Tuhan menjawab mereka.

Namun berbeda dengan sikap orang Efraim dan Manasye, yang adalah keturunan Yusuf. Walaupun mereka sudah mendapat bagian masing-masing, tetapi mereka meminta wilayah tambahan lagi kepada Yosua karena daerah yang mereka tempati tidak cukup luas padahal jumlah mereka banyak. Namun Yosua mengingatkan mereka bahwa sesungguhnya masih begitu banyak tempat yang tersedia bagi mereka, hanya saja mereka perlu turun tangan dan menyingsingkan lengan baju untuk merebut tempat itu.

Bagaimana tanggapan orang Efraim dan Manasye terhadap perkataan Yosua itu? Belum apa-apa mereka sudah pesimis, takut terhadap perlengkapan perang yang dimiliki orang Kanaan (16). Ketiadaan iman terhadap janji Tuhan membuat gentar menguasai mereka. Menyedihkan bukan?

Berapa banyak janji Tuhan yang sudah kita dengar dan bagaimana kita mengimani janji Tuhan tersebut? Dari anak-anak Zelafehad dan anak-anak Yusuf kiranya kita belajar untuk tidak membatasi cara pandang dan iman kita terhadap janji Tuhan.


 Pembacaan YOSUA 18 (hari ke 205)

Tafsiran :

Bila yang diharapkan sudah di depan mata, tentu sebentar lagi ada dalam genggaman tangan, begitulah kira-kira gambaran perasaan orang Israel yang sudah menduduki tanah Kanaan. Keberhasilan menaklukkan Kanaan membuat orang Israel memindahkan pusat ibadah dari Gilgal ke Silo (1, lih. Kel. 33:7-11, 40:34-35). Kemah Pertemuan itu ditempatkan untuk menyatakan kehadiran Tuhan di sana.

Sayangnya, sukses pertama tidak memicu mereka untuk menghasilkan sukses berikut. Mungkin mereka sudah merasa nyaman dengan keadaan mereka saat itu sehingga enggan untuk terjun lagi ke dalam peperangan. Namun mereka lupa bahwa bila mereka belum menaklukkan semua tempat, masih ada tujuh suku lagi yang belum mendapatkan milik pusaka mereka (2). Memang Tuhan berjanji untuk memberikan tanah Kanaan bagi orang Israel, tetapi mereka sendiri harus ambil bagian dan berjuang untuk mendapatkannya (Bil. 33:51-56).

Sebagai pemimpin, Yosua tentu merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas menduduki negeri itu, termasuk membaginya untuk tiap suku. Karena itu ia mengingatkan bangsanya untuk keluar dari kenyamanan dan kembali bergerak (3). Tidak hanya itu, Yosua telah mengatur strategi pengintaian dengan melibatkan semua suku yang harus mengirimkan wakil-wakilnya (4-7). Ia juga sudah membuat deskripsi rinci mengenai tugas yang harus dilakukan oleh para pengintai tersebut (8), sehingga mereka kemudian dapat melaksanakannya.

Orang memang senang berada di zona nyaman, sehingga berlama-lama di zona itu dianggap sebagai suatu kebahagiaan. Namun masalahnya, Tuhan tidak selalu menginginkan kita berada di zona itu, karena berada di zona nyaman bukanlah tanda keberhasilan iman. Kadang-kadang Tuhan malah membiarkan kita melalui semak berduri dan gunung terjal dalam perjalanan iman kita agar kita memiliki iman yang terlatih dan kemudian menjadi kuat. Melalui latihan iman itu, kita akan merasakan kuat kuasa Tuhan bekerja dan kita pun akan semakin tergantung pada-Nya.

Pembacaan YOSUA 19 (hari ke 206)

Tafsiran :

George Mueller adalah salah seorang tokoh iman dalam sejarah kekristenan yang hidup dua abad yang lampau (1805-1898). Ia seorang pengabar Injil dan pemimpin panti asuhan di Bristol, Inggris. Suatu ketika anak-anak di panti asuhannya tidak memiliki makanan, George Mueller mengajak anak-anak asuhnya untuk duduk mengelilingi meja makan dan berdoa mengucap syukur atas makanan yang telah mereka terima. Seorang anak kecil bertanya, "Mengapa bapak berdoa seperti itu, padahal tidak ada makanan?" Tidak lama setelah itu mereka mendengar ketukan pintu. Seseorang telah membawakan makanan untuk mereka. Tuhan telah menjawab doa mereka. George Mueller telah melakukan bagiannya, yaitu berdoa dengan iman.

Suku-suku Asyer, Naftali, serta Dan tidak memperoleh bagiannya dengan begitu saja. Mereka harus berjuang untuk mendapatkan bagiannya. Mereka melakukan apa yang diperintahkan Tuhan dengan menaklukkan suku-suku Kanaan yang berada di wilayah mereka masing-masing. Selain suku-suku tersebut, Yosua sebagai seorang pemimpin juga mendapatkan tanah pusakanya. Tuhan menghargai jerih lelahnya memimpin umat Israel yang begitu besar dengan memberikan kota yang dia minta (50). Namun, Yosua tetap harus membangun kota tersebut sebelum ia menempatinya.

Hal yang menarik perhatian kita adalah Yosua tidak berusaha untuk mengambil bagiannya terlebih dahulu. Dia mendapatkan bagiannya di saat-saat terakhir setelah masing-masing suku memperoleh bagian mereka. Yosua adalah pemimpin yang tidak mementingkan dirinya sendiri.

Tuhan pasti memberikan kepada kita apa yang menjadi kebutuhan kita, tetapi ada bagian yang harus kita lakukan. Tunaikan tugas kita dengan tuntas tanpa bersungut-sungut. Apa yang dilakukan oleh Yosua dan suku-suku Israel dapat kita ringkas dengan satu kata, yaitu TAAT. Waktu kita melakukan bagian kita, maka kita bisa berkata: "dalam Tangan Allah Aku Tenang." Sebaliknya saat kita menolak bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas kita, "di luar Tangan Allah Aku Tamat."

Pembacaan YOSUA 20 (hari ke 207)

Tafsiran :

Hukum di Indonesia termasuk menganut pedoman "Tidak bersalah sebelum terbukti bersalah." Ribuan tahun lalu, Tuhan sudah memberlakukan sistem ini bagi umat-Nya. Kota-kota perlindungan dibangun tersebar di wilayah tepi timur dan barat sungai Yordan sehingga mencakup kepentingan seluruh umat yang telah tersebar itu (2, 7-9). Kota itu dibangun untuk melindungi umat dari pembalasan dendam dan penumpahan darah orang yang tidak bersalah, yaitu orang yang melakukan pembunuhan tak disengaja (3-6). 

Orang yang terpaksa membunuh orang lain harus dilindungi dari tindakan main hakim sendiri (3, 9). Ia boleh melarikan diri dan mencari perlindungan dari para pemimpin kota. Penduduk harus menerima orang itu (4). Tujuan pemberlakuan prinsip ini bukan saja untuk melindungi dan menyelamatkan, tetapi untuk menyatakan dan menetapkan status pembunuh tersebut sesuai ketetapan firman Tuhan. Umat Tuhan harus menyatakan ciri karakter Allah yang adil dan penuh kemurahan. Kota perlindungan yang didirikan manusia telah lama musnah dari muka bumi ini, tetapi kota perlindungan yang sudah didirikan oleh Tuhan Allah berdiri kekal menembus segala batas. Dialah Kristus Yesus, kota benteng kita. Begitu sempurna perlindungan Kristus, karena perlindungan yang diberikan-Nya berlaku bagi siapa saja dengan kondisi apa pun salahnya. Kita telah menyelami kebaikan anugerah Kristus tersebut. 

Negara dan bangsa kita akhir-akhir ini digelapkan oleh kebencian, balas dendam, anarkisme. Orang Kristen dan gereja harus memperkenalkan prinsip beda dalam menangani kejahatan. Kita tidak diberi hak membalas dendam karena pembalasan di tangan Tuhan. Juga karena kasih pengampunan Kristus mendorong kita meneruskan kasih-Nya kepada sesama. Justru orang yang berada dalam gelap perlu pewartaan dan perlakuan terang kasih Kristus. 

Wujudkan: Bersyukur pada-Nya dengan mengasihi dan mengampuni orang yang menolak, bahkan menganiaya kita.

Pembacaan YOSUA 21 (hari ke 208)

Tafsiran :

Apanya yang baik ketika semua orang mendapatkan dan kita tidak? Semua mendapat hak milik, sedangkan kita hanya hak guna pakai? Ibrani ps. 11 menyatakan bahwa justru saat kita tidak mendapat yang kasat mata, kita sudah mendapat yang kekal dari Tuhan. Kebaikan tak terhingga seperti itulah yang disediakan Tuhan bagi suku Lewi. 

Keturunan suku Lewi, yakni keturunan Merari, Gerson dan Kehat memproleh empat puluh delapan kota yang tersebar di seluruh tanah perjanjian (41-42). Frase `tanah-tanah penggembalaannya' yang terus- menerus diulang menggambarkan fungsi kota bagi suku Lewi bukan sebagai hak milik. Ini tidak sama dengan sebelas suku lain sebab fungsi ini sekadar hak guna pakai. Hak milik pusaka suku Lewi adalah keimamatan yang harus berpengaruh luas ke seluruh umat dan mempengaruhi berbagai segi kehidupan umat termasuk pemberlakuan keadilan dan perlindungan (Yos. 18:7). Status tanpa fungsi tidak berarti, karena itu fungsi pelayanan keimamatan adalah harta yang tak punah oleh waktu. Fungsi ini mendapat bentuk yang Allah perbuat dan sempurna di dalam Kristus yang menyebut umat kepunyaan-Nya, imamat rajani (9-10)! Karena Kristus telah menggenapi secara lebih penuh daripada status dan fungsi keimamatan Lewi, kita kini menjadi milik penuh Sang Raja Agung dalam segala segi kehidupan. 

Warisan terbaik Tuhan berikan pada umat-Nya. Itulah kesimpulan yang dicatat Yosua. Warisan itu bermakna kekal, menembus zaman dan waktu, batas negara dan budaya, bahkan melampaui kekecewaan yang mungkin ada di hati kita masing-masing. Kebenaran kalimat ini hanya mampu ditilik oleh kacamata iman dan hati yang bersyukur. Ibadah sejati disertai rasa cukup lebih mementingkan fungsi daripada status. 

Bersyukur: Saya dan orang Kristen di Indonesia perlu mewujudnyatakan bahwa fungsi dan peran lebih penting dan menentukan daripada mencari status dan hak.

Pembacaan YOSUA 22 (hari ke 209)

Tafsiran :

Salah satu masalah yang bisa merusak hubungan dengan sesama adalah sikap suka menghakimi. Hubungan bisa rusak karena tidak ada kesediaan untuk terbuka dan membicarakan pendapat masing-masing. Kesimpulan yang terlalu cepat, yang diikuti oleh sikap menghakimi, mengakibatkan kerusakan yang sulit diperbaiki.

Dikirimnya Pinehas bin Eleazar dan perwakilan Israel menunjukkan pentingnya urusan yang diselidiki. Pinehas adalah anak imam Eleazar, cucu imam besar Harun. Pinehas adalah seorang yang tegas dan tanggap menegakkan perintah Tuhan (lih. Bil. 25:6-13). Tugas Pinehas dan rombongan adalah memastikan tidak adanya pelanggaran hukum Tuhan yang dilakukan oleh orang Ruben, orang Gad, dan suku Manasye yang setengah itu. Dalam gentingnya suasana pada waktu itu, Pinehas bersikap bijaksana dengan terlebih dahulu menanyakan maksud orang Ruben, orang Gad, dan suku Manasye yang setengah membangun mezbah besar itu. Pertanyaan itu diiringi penjelasan bahwa seluruh umat Tuhan perlu menjaga kekudusan hidup. Jika ada noda, maka seluruh umat Tuhan akan menanggung akibatnya. Pendekatan Pinehas direspons positif oleh orang Ruben, orang Gad, dan suku Manasye yang setengah itu. Mereka menjelaskan bahwa alasan pendirian mezbah adalah sebagai kesaksian kepada umat Tuhan selebihnya bahwa mereka adalah bagian dari umat Tuhan juga. Mereka khawatir bila suatu saat nanti mereka dianggap bukan bagian dari umat perjanjian. Penjelasan ini diterima dengan baik oleh Pinehas dan rombongan, sehingga perpecahan antar suku Israel bisa dihindarkan.

Kesalahpahaman mungkin saja terjadi, maka untuk menghindarinya, kita perlu terbuka menyampaikan pemikiran kita. Di sisi lain, keterbukaan itu perlu direspons positif. Jika memang ada kesalahpahaman, keterbukaan bisa menjembatani. Jika ada kesalahan, keterbukaan bisa menghindarkan kesalahan yang lebih besar. Dalam anugerah Tuhan, kita perlu membangun keterbukaan untuk memelihara persatuan Roh, yang Tuhan karuniakan.

Pembacaan YOSUA 23 (hari ke 210)

Tafsiran :

Menurut Erik Erikson, pakar ilmu sosial dan kejiwaan, hanya ada dua macam orang tua, yang putus asa dan yang puas. Pergumulan paling menggelisahkan orang berusia lanjut adalah bagaimana mengisi kehidupan akhir mereka. Bagaimanakah Yosua mengisi bab terakhir hidupnya? 

Jika kita membaca kehidupan dari Yosua yang kini telah berusia lanjut, tampak bahwa tidak banyak hal yang menggelisahkannya dan juga tidak banyak keterangan tentang hal ini yang dicatat Alkitab (1). Namun, teks hari ini mengajarkan kita bahwa apa yang kita kerjakan pada masa muda kita menentukan masa tua kita. Semua pesan yang ditinggalkan Yosua kepada para penerusnya adalah pesan Tuhan kepada Yosua ketika dia masih muda dan penakut (6-9, bdk. Yos. 1:6-9). Pesan itu berkuasa karena didukung oleh hidup Yosua sendiri. Yosua telah lebih dahulu menyelami apa yang ia sekarang nasihatkan kepada penerusnya. Yosua berbicara sebagai seseorang yang telah menaati firman Tuhan, yang telah membuktikan sendiri bahwa semua perintah, janji, dan penyertaan Tuhan dalam firman-Nya itu benar adanya (Yos. 23:3-5, 10, 15). Kemuliaan Yosua yang telah lanjut usia itu tampak dari pancaran integritas imannya yang tidak NATO (No Action, Talk Only = tidak ada tindakan, hanya bicara saja). 

Dari Yosua kita belajar bahwa kemuliaan dan usia tua tidak datang bersamaan seiring dengan waktu, tapi seiring dengan pertumbuhan iman. Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai! Dengan apa dan bagaimana kita mengisi hidup kita, itulah juga yang akan jadi buah yang kita petik di masa tua kita. Marilah menyiapkan bab terakhir hidup kita mulai dari sekarang, yakni dengan hidup berpaut senantiasa pada Tuhan dengan sepenuh hati (11). Jadilah penerus iman yang hidup dari para pendahulu kita untuk diteruskan kepada generasi-generasi sesudah kita. 

Lakukanlah: Orang yang lebih tua mendidik orang yang muda untuk berjalan dalam firman Tuhan, sambil menjaga diri sendiri tetap berpaut pada Tuhan.

Pembacaan YOSUA 24 (hari ke 211)

Tafsiran :

Manusia selalu dihadapkan pada pilihan. Pilihan untuk sekolah atau bekerja, pilihan untuk menikah atau melajang, bahkan pilihan untuk beribadah dan taat kepada Tuhan atau tidak. Pilihan yang tepat akan membawa pada kebahagiaan, pilihan yang keliru akan membawa pada petaka dan penyesalan berkepanjangan.

Firman Tuhan hari ini menceritakan bagian lain dari pidato perpisahan Yosua. Yosua tahu bahwa bangsa Israel akan selalu dihadapkan pada pilihan kepada siapa mereka akan beribadah. Di satu sisi ada ilah-ilah lain baik yang disembah oleh nenek moyang mereka di seberang sungai Efrat atau allah bangsa-bangsa yang ada di sekitar mereka. Di sisi lain ada Tuhan semesta alam yang telah membawa mereka keluar dari Mesir dan masuk ke Tanah Perjanjian. Beribadah kepada ilah-ilah lain merupakan pilihan yang bisa menggoda bangsa Israel karena berbagai alasan. Namun penyembahan kepada ilah-ilah lain tidak dikenan oleh Tuhan, karena Dia adalah Allah yang cemburu. Dalam hal ini, bangsa Israel harus memilih dengan tegas. Hal ini disadari oleh Yosua bahwa Israel akan menjalani kehidupan mereka yang baru di Tanah Perjanjian. Karena itu dia menantang bangsa Israel untuk memilih dan membuat perjanjian untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan, Allah mereka. Tantangan Yosua dijawab oleh umat Israel bahwa mereka tidak akan meninggalkan Tuhan (16). Di sinilah Yosua mengingatkan mereka bahwa mereka tidak akan sanggup beribadah kepada Tuhan jikalau bukan karena anugerah Tuhan saja (19). Mereka harus berharap, bukan kepada ilah lain ataupun kemampuan mereka, tetapi kepada Tuhan dan anugerah-Nya saja.

Kehidupan kita pun penuh dengan pilihan, termasuk pilihan untuk setia beribadah dan taat kepada Tuhan kita, Yesus Kristus, ataukah tidak lagi setia beribadah kepada-Nya. Tentu seharusnya kita memilih untuk tetap setia dan bergantung penuh pada anugerah Tuhan. Dia sudah menyelamatkan kita dari hukuman dosa (Rm. 6:23), karena itu baiklah kita setia beribadah kepada Dia dalam anugerah-Nya yang penuh kasih.



Belajar Yosua 1
 "Perintah & Strategi"
 
Yosua 1:2 (TB)  "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.

Jika membaca kitab Yosua, khususnya pasal pertama, sering kali kita membayangkan betapa berat apa yang harus dilakukan atau dilalui oleh Yosua dan pasukannya untuk menerima janji Allah. Melalui bacaan hari ini setidaknya ada sesuatu yang bisa menjadi pelajaran bagi kita.

Pertama, 
ketika Allah memberi perintah kepada umat-Nya, Dia tidak akan pernah memberi perintah yang rumit.

Kedua, 
ketika Allah memberi perintah, Ia pun memberikan strategi atau cara agar kita memperoleh apa yang ingin kita gapai. Artinya, Allah tidak pernah membiarkan kita sendirian melewati "sungai Yordan" Allah akan memberi jalan keluar, bahkan Dia berbicara kepada kita melalui firman-Nya.

Ketiga, 
ada janji penyertaan dan mahkota di balik ketaatan kita melakukan perintah Allah. Yosua menerima janji Allah, karena ia berani mentaati perintah Allah untuk menyebrangi sungai Yordan, bahkan setiap tanah yang diinjaknya diberikan Allah bagi Yosua. Sekarang yang menjadi pertanyaan apakah kita berani dan melangkah menyebrangi "sungai Yordan" ? Bisakah kita mentaati segala strategi yang Allah sampaikan, agar kita memperoleh janji dan keselamatan dari Allah.

Selamat malam dan istirahat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Yosua 3
 "Tidak Egois"
 
 Yosua 3:4 (TB)  hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya — maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu." 

Tuhan tidak pernah membuat jarak terhadap umat-Nya. Kapan pun juga kita ingin menghampiri takhta kasih karunia Allah, maka kita bisa melakukannya. Namun demikian, itu bukan berarti Tuhan hanya milik kita sendiri. Kita harus juga membawa orang lain kepada Kristus, supaya mereka juga melihat dan mengalami Kristus. Alangkah menyedihkan jika kita begitu ingin dekat dengan Tuhan, sampai-sampai kita tidak memiliki waktu untuk membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan. Kita ingin begitu dekat dengan Yesus, sampai-sampai kita menghalang-halangi jiwa-jiwa datang kepada Yesus, seperti halnya yang terjadi pada Zekheus. Jangan sampai hal itu terjadi. Dekatlah dengan Kristus, dan ajaklah setiap jiwa untuk mendekat pada Kristus juga.

Selamat malam, mari bersyukur & mempersiapkan hati kita untuk hari esok. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Yosua 4
 'Mengingat dan Pengingat"

Yosua 4:23 (TB)  sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkan-Nya di depan kita, sampai kita dapat menyeberang, 

Pengenangan/peringatan semacam itu tentu saja tidak salah dan memang harus dilakukan. Namun bukankah Allah tidak berhenti berkarya dalam hidup kita hingga sekarang ? Jika memang demikian adanya, tentunya kita tidak akan berpuas diri hanya dengan menjadi "anak-anak yang hanya mendengar dongeng". Lebih dari itu, sudah seharusnya kita berupaya menjadi "pendongeng karya Allah" bagi orang-orang sekitar kita. Menjadi seperti bangsa Israel yang benar-benar mengalami langsung karya-Nya dalam hidup dan melakukan sesuatu untuk menceritakan apa yang mereka alami itu kepada orang lain dan bahkan generasi setelah mereka.

Selamat malam & istirahat, tetap semangat. Jangan lupa ceritakan kebaikan-kebaikan -Nya pada sesama kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar Yosua 5
 "Tidak ada lagi Manna"
 
Yosua 5:12 (TB)  Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan. 

Lepas dari pentingnya kehadiran Manna menemani hari-hari bangsa Israel selama 40 tahun. Manna memang menyimpan paradoks. Di satu sisi, manna adalah anugerah Tuhan. Tapi disisi lain, ini juga melambangkan hal-hal atau keadaan yang itu-itu saja, khususnya dalam konteks bangsa Israel menuju Kanaan.
 
Manna mulai berhenti turun dari langit bukan saat masuk tanah Kanaan, namun setelah bangsa Israel yang saat itu sudah ada di tanah Kanaan memberi diri untuk disunat dan kemudian merayakan Paskah. Setelah mereka melakukan kedua hal itulah, Manna berhenti turun besoknya dan mereka mulai benar-benar menikmati Kanaan.

Secara teologis, memberi diri disunat adalah pernyataan ketidakberdayaan diri dihadapan Allah diiringi dengan penyerahan total ke dalam balas kasih-Nya; sedangkan merayakan Paskah berati mengakui diri sebagai umat tebusan milik Allah, dan bukan milik sendiri. Secara moral, memberi diri disunat adalah pernyataan akan hidup yang diserahkan total kepada Tuhan agar tidak lagi digunakan untuk berbuat dosa; sedangkan merayakan Paskah berati berdukacita untuk karya penebusan Allah dan tekad untuk melayani -Nya sepenuh hati sebagai pernyataan kasih.

Selamat berkarya dan berjuang. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar Yosua 6
"Sorak Sorai bersukaria

Yosua 6:20 (TB)  Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu.  

Dalam Yosua 6:20 dijelaskan bahwa runtuhnya tembok disebabkan sorak-sorai. Besar kemungkinan, sorak-sorai bangsa Israel bukanlah sorak-sorai biasa. Perlu diingat bahwa Yosua meminta mereka untuk menahan bicara selamat 12 kali mengelilingi tembok Yerikho sebelum Yosua memerintahkannya pada putaran yang ke 13  ( hari ketujuh ). Jadi, suara sorak-sorai yang keluar dari mulut bangsa Israel saat itu kemungkinan besar sangat keras, mereka dengan segenap hati dan kekuatan meninggikan Allah dengan sorak-sorai. Inilah yang kemudian mengundang kuasa Allah bekerja meruntuhkan tembok Yerikho. 

Sedang dihadapkan pada tembok kemustahilan yang seakan-akan tidak mungkin ditembus ?  Jangan menyerah dan justru meninggalkannya. Terus tempel tembok kemustahilan itu sambil terus berteriak kepada Tuhan. Usaha tak kenal menyerah (ingat Israel mengelilingi tembok itu sebanyak 13 kali, bukan sekali atau dua kali) serta sorak-sorai pengagungan dan jeritan yang benar-benar keluar dalam hati disertai sikap mengandalkan Tuhan pada akhirnya pasti akan mengundang kuasa Tuhan turun meruntuhkan tembok-tembok masalah.

Selamat berkarya tetap semangat. Dan terus bangun relasi dengan Allah. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Yosua 7
 "Pola Dosa"

Yosua 7:21 (TB)  aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali." 

Jika kita memperhatikan, banyak dosa yang akibatnya mengerikan sebenarnya memiliki pola yang sama. Di dalam kasus Akhan, ia berbuat dosa setelah melihat, menginginkan, mengambil dan kemudian menyebuyikan (ay.21). Bukankah ini mirip dengan kasus dosa Hawa, yang melihat, menginginkan, mengambil dan kemudian bersembunyi, sehingga manusia jatuh dalam dosa ? Lalu, bukankah kasus dosa perzinaan dan pembunuhan Daud yang didasari oleh pola yang sama hingga anaknya dengan Betsyeba harus mengalami kematian? Ia melihat Betsyeba, menginginkannya mengambil dengan cara "membunuh" suaminya, dan kemudian menyembunyikan dosanya.

Akankah kita seperti Akhan? Yang sudah sampai pada tahap menyembunyikan dosa dan enggan mengakuinya di hadapan Tuhan? Di hadapan Tuhan, tidak ada dosa yang dapat kita sembunyikan. Jika Ia mampu mengetahui siapa satu orang yang berbuat dosa di antara ratusan ribu orang Israel, maka tidak ada tempat aman bagi kita untuk mengubur dosa.

Langkah yang paling bijak ketika berbuat dosa dan menyadarinya adalah segera mengakuinya bukan menyembunyikannya.

Selamat berkarya, tetap semangat dan jangan lupa bersyukur atas setiap berkat Tuhan yang diberikan pada kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Yosua 8
 "3 Ribu Jadi 30 ribu"

Yosua 8:3 (TB)  Lalu bersiaplah Yosua beserta seluruh tentara untuk pergi ke Ai. Yosua memilih tiga puluh ribu orang, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, mereka disuruhnya pergi pada waktu malam

Keberhasilan atau kemenangan adalah sebuah paket, dan salah satu bagian dari paket itu adalah kegagalan/kejatuhan. Pandangan yang mengatakan bahwa orang yang berhasil dan menang adalah orang yang tidak pernah gagal adalah pandangan yang keliru. Orang yang berhasil dan menang adalah orang yang tidak berfikir dirinya kalah. Ketika kita terpukul jatuh (gagal), ia bangkit kembali dari kesalahannya, dan bergerak dengan cara (ay. 4-8) dan kekuatan baru (ay. 3), seperti halnya bangsa Israel mengerahkan 30 ribu dari sebelumnya 3 ribu orang.

Selamat berkarya dan berjuang, tetaplah bersyukur dengan apa yang Allah anugerahkan hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar  Yosua 9
"Hati -Hati Melangkah" 

Yosua 9:15 (TB)  Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka.

Pasal ini sengaja dihadirkan untuk memberikan pemahaman penting bagi kita. Bahwa banyak orang akan rajin luar biasa bertanya pada diri ketika mereka sedang berada dalam situasi sulit. Ingat bahwa Bani Israel sebelumnya dikalahkan oleh bangsa Ai, dan pada saat itulah Yosua berseru kepada Tuhan mengenai apa yang harus ia lakukan (Yos.7:7-9). Tapi begitu situasinya baik --  atau dalam kasus ini bangsa Israel baru saja merasakan nikmatnya kemenangan atas bangsa Ai (Yos. 8), Tuhan dilupakan. Yosua tidak lagi bertanya kepada-Nya mengenai apa yang harus ia lakukan untuk menyikapi "orang-orang lusuh".

Banyak dari kita kurang waspada justru pada saat keadaan damai dan tenang. Inilah mengapa kita perlu melibatkan-Nya dalam musim kehidupan kita. 

Selamat bekerja dan berkarya bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar Yosua 10
"Selesaikan Sampai Tuntas"
 
Yosua 10:43 (TB)  Kemudian Yosua dengan seluruh Israel pulang kembali ke tempat perkemahan di Gilgal. 

Mari jadikan hari ini di mana Yosua dan Israel menyelesaikan tanggung jawab dengan tuntas. Keberpihakan Allah di sisi kita tentu tidak perlu kita ragukan lagi. Yang perlu kita sangat pastikan adalah apakah hari ini akan merespons support Allah itu dengan positif secara konsisten atau tidak. Segera mulai apa yang harus kita selesaikan hari ini. Sebanyak apapun tugas menanti kita hari ini atau hari esok, segeralah mengambil langkah pertama untuk menyelesaikan. Jika saat itu Yosua dan Israel mampu mengalahkan 7 raja dan menduduki 6 kota, tentunya tidak ada istilah terlalu banyak yang mampu menghalangi kita untuk segera menyelesaikannya.

Selamat pagi, selamat bekerja dan berkarya. Tuhan Yesus Memberkati.

 Belajar Yosua 11
 "Tuhan Tidak Tidur"
 
Yosua 11:20 (TB)  Karena TUHAN yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi keras, sehingga mereka berperang melawan orang Israel, supaya mereka ditumpas, dan jangan dikasihani, tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.  

Merasa disertai oleh Tuhan yang sedang tidur dan seakan menutup mata ? Seperti ketika membaca pasal ini, kadang kita memang perlu sedikit peka dan jeli dalam melihat karya Tuhan yang sebenarnya dalam hidup kita. Dari sekian banyak ayat, hari ini saya menemukan suatu kalimat yang tersirat yang menyertakan bahwa Allah tidak pernah berhenti memperhatikan kebaikan Israel, yakni "Karena TUHAN yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi karas" ( ay.20). Dari sekian banyak hal yang membuat kita merasa Tuhan tutup mata, pasti setidaknya ada satu hal kecil yang akan membuat kita sadar betapa Tuhan sesungguhnya tidak pernah tidur hanya untuk memperhatikan kita. Tugas kita adalah menemukannya.

Selamat malam dan istirahat. Tetap semangat dan terus bersandar kepada Tuhan, Tuhan Yesus memberkati. Amin

Belajar Yosua 12
 "Read to Glory"

Dalam Matius 6:34 (TB)  Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Ketika membaca pasal ini, mungkin kita tidak merasa akan mendapatkan apa-apa. Bagaimana tidak isinya hanya nama-nama raja dan wilayah yang Musa dan Yosua taklukkan. Meskipun demikian kita perlu menempatkan diri pada posisi Israel ketika membacanya. Bagi bangsa Israel catatan ini sebenarnya mirip road to glory. Dengan catatan inilah mereka dapat mengenang apa-apa yang sudah mereka capai bersama Tuhan hingga saat itu untuk menjadi bekal bagi mereka menghadapi tantangan-tantangan lain yang sudah menunggu di depan mata.

Mereka memang belum menang sepenuhnya, sebab pasal selanjutnya pun bahkan berkata masih banyak daerah yang belum diduduki (Yosua 13:1).

Merayakan kemenangan dan menghitung berkat seperti ini akan menjadi modal bagi mental kita untuk menghadapi tantangan lain yang sudah menunggu.

Selamat berjuang, syukuri apa yang sudah berikan secara cuma2 yaitu anugerah keselamatan melalui Yesus Kristus yang telah menjadi manusia yang mati di atas Kayu Salib dan dikuburkan. Tetapi karena Dia Allah, Dia bangkit dan naik ke Surga

Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar Yosua 13

Dalam 1 Korintus 9:24 (TB)  Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya !

Dalam ranah iman, prinsip yang sama juga berlaku. Pertandingan ini tidak akan pernah berhenti sampai jangkauan suara peluit kematian sampai ditelinga kita. Sebab itu jangan sampai lengah. Tetaplah berlari. Tetaplah menjaga hubungan pribadi dengan-Nya di tengah kesibukan pekerjaan dan pelayanan. Bukankah ada ungkapan yang berkata; "Mempertahankan lebih sulit dari pada mendapatkan" ? Kita sudah mendapatkan iman, kini tugas kitalah untuk terus berjuang mempertahankannya hingga akhir.

Pemain yang menang adalah pemain yang berhasil mempertahankan keunggulannya hingga pertandingan berakhir.

Selamat beristirahat, tetap semangat menyongsong hari esok. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

 Belajar Yosua 14

Yosua 14:6 (TB)  Bani Yehuda datang menghadap Yosua di Gilgal. Pada waktu itu berkatalah Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, kepadanya: "Engkau tahu firman yang diucapkan TUHAN kepada Musa, abdi Allah itu, tentang aku dan tentang engkau di Kadesh-Barnea. 

Dalam kitab Mazmur, paling tidak ada 19 kali Daud mengingat akan janji Tuhan. Bukan Daud tidak percaya kepada janji-Nya, tapi Daud menganggap janji Tuhan itu sebagai suatu yang penting dan berharga. Kaleb akhirnya mendapat Hebron, tanah terbaik di Kanaan, karena dia berpegang pada janji Tuhan yang disampaikan kepada Musa. Jika Kaleb pasif dan acuh dengan janji Tuhan kepadanya, belum tentu Kaleb akan mendapatkan Hebron. Demikian pula halnya dengan kita. Marilah kita berpegang teguh pada janji Tuhan. Jangan meremehkan janji Tuhan, sebaliknya kita menganggap janji Tuhan itu penting dan berharga.

Selamat menjalani kehidupan kita hari ini. Jangan lupa terus jaga kesehatan jasmani dan rohani. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar Yosua 15
"Memenangkan Peperangan"
 
Yosua 15:14 (TB)  Dan Kaleb menghalau dari sana ketiga orang Enak, yakni Sesai, Ahiman dan Talmai, anak-anak Enak. 

Pelajaran rohani apa yang bisa kita petik melalui kisah ini ?

Kita harus menang dulu secara mental, barulah kita memenangkan peperarangan sebenarnya. Musuh yang dihadapi Kaleb bukanlah orang Enak, melainkan bagaimana ia harus lebih dahulu menang terhadap pikiran manusiawinya sendiri. Dalam menjalani hidup, berbagai macam tantangan menanti di depan kita. Menang tidaknya kita menghadapi tantangan, lebih sering ditentukan oleh kemenangan kita atas pikiran manusiawinya kita. Jika kita mengandalkan pikiran manusiawi kita, maka kita menjadi takut seandainya tantangan yang kita  hadapi jauh lebih besar dari kekuatan kita. Jika kita mengandalkan Tuhan, maka kita tidak akan pernah takut menghadapi tantangan yang paling besar sekalipun, sebab Tuhan yang besar pasti memberikan kemenangan kepada kita.

Andalkan dalam setiap laku kita dan kita akan jadi pemenang. Selamat menjalani kehidupan hari ini. Tuhan Yesus beserta kita. Amin

Belajar Yosua 16
 "Hak Kesulungan"

Yosua 16:4 (TB)  Demikianlah bani Yusuf, yakni suku Manasye dan suku Efraim, menerima milik pusaka.

Diantara dua belas suku Israel, Yusuf lah yang mendapat dua bagian tanah pusaka, yaitu tanah pusaka milik Efraim dan Manasye. Bagaimana mungkin Yusuf yang jauh lebih mudah daripada saudara-saudaranya yang lain justru mendapat dua bagian tanah pusaka ? Bukankah Ruben yang seharusnya mendapatkan dua bagian tanah pusaka itu, sebab dia anak sulung ?

Sepanjang kita mempelajari Alkitab hak kesulungan itu tidak serta merta diberikan karena soal "kelahiran", tapi bisa bergeser karena masalah "sikap". Secara kelahiran, harusnya Esau yang menerima hak kesulungan tapi hak kesulungan bergeser dan jatuh kepada Yakub. Secara kelahiran, harusnya Ruben yang menerima hak kesulungan, tapi hak kesulungan itu bergeser dan jatuh pada Yusuf (1 Taw. 5:1).

Jangan sampai berkat yang menjadi bagian kita akhirnya dipindahkan kepada yang lain karena kita memiliki sikap yang salah di hadapan Tuhan. Jangan sampai kaki Dian itu dipindahkan ke tempat lain karena kita lalai dalam menjaganya dan menganggapnya tidak penting.

Selamat pagi selamat bekerja dan berkarya. Tetap semangat dan jangan lupa jaga kesehatan jasmani dan rohani kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

 Belajar Yosua 17
"Demi Keuntungan Materi"
 
Yosua 17:13 (TB)  Setelah orang Israel menjadi kuat, orang Kanaan itu dibuatnya menjadi orang rodi, tetapi tidaklah sama sekali mereka itu dihalaunya.

Menurut hitung-hitungan bisnis, apa yang dilakukan oleh suku Manasye itu sangat tepat. Dengan membuat penduduk Kanaan menjadi rodi, suku Manasye sangat diuntungkan sebab mereka mendapatkan tenaga kerja secara gratis. Namun suku Manasye tidak menyadari bahwa sikap kompromi demi keuntungan materi, akhirnya justru menjadi jerat bagi bangsa itu sendiri diwaktu yang akan datang. Tidak hanya kawin campur, tapi mereka mulai beribadah dan menyembah dewa-dewa Kanaan, serta berpaling dari Tuhan. Hal ini membuat Tuhan murka dan menyerahkan bangsa Israel kepada penindasan bangsa asing.

Jangan pernah mengkompromikan kehendak Allah demi keuntungan materi. Tak terhitung lagi banyaknya kerugian yang ditimbulkan dari hal ini. Yesus berkata, " Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?" (Mat.16:26). Suku Manasye tidak tahu! Sayangnya, kita pun kadangkala juga tidak tahu hitung-hitungan sederhana itu !

Selamat ibadah Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga, jadikanlah monent ini bagi kita menjadi saksi dan terus berani mewartakan kebenaran kisah²-Nya dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Yosua 18
 "Jangan Bermalas-malas"  

Yosua 18:3 (TB)  Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu ? 

Jika Tuhan berjanji untuk memberkati kita, jangan selalu berfikir bahwa kita akan mendapat durian runtuh atau rejeki nomplok. Memang bisa Tuhan memberkati kita tanpa kita melakukan apa-apa, seperti halnya Tuhan berperang bagi umat Israel dan mereka hanya diam saja (Kel. 14:14). Namun lebih sering Tuhan memberkati usaha dan perjuangan kita sampai akhirnya kita mendapatkan berkat itu? Mengapa ? Supaya kita tidak bermalas-malas! Sifat malas jelas bertentangan dengan sifat Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan memberkati umat-Nya dengan cara membuat umat-Nya menjadi malas ? Tidak mungkin !. Dari pada menunggu durian runtuh, angkatlah tangan kita, singsingkan lengan baju dan mulailah bekerja ! Berkat yang Tuhan janjikan akan menjadi bagian milik kita disaat kita berani memperjuangkannya. Jika tidak mendapat apa-apa, tidak selalu berarti Tuhan tidak memberkati tapi karena kita terlalu malas untuk bekerja !

Selamat berkarya sisingkan lengan baju kita, Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar Yosua 19
"Kurang Beruntung"
 
Yosua 19:47 (TB)  Karena daerah bani Dan telah menjadi terlalu sempit untuk mereka, maka berjalanlah bani Dan itu maju dan berperang melawan kota Lesem. Mereka merebutnya, memarang penduduknya dengan mata pedang dan mendudukinya. Lalu menetaplah mereka di sana dan menamai Lesem itu Dan menurut nama Dan, bapa leluhur mereka.  

Sikap suku Dan ini sungguh kontras jika dibandingkan dengan Yosua 18 tentang tujuh suku Israel yang bermalas-malasan. Sebenarnya suku  Dan termasuk suku yang bermalas-malasan namun begitu Yosua menegurnya, suku Dan langsung bangkit dan segera berperang untuk menduduki tanah pusakanya. Wilayah yang sempit tidak membuat suku Dan pasrah dengan keadaan. Wilayah yang sempit justru menjadi tantangan bagi suku Dan untuk memperluas dan mengembangkannya.

Dalam hidup ini ada beberapa orang yang kurang "beruntung". Mereka memulai start yang kalah baik dibandingkan dengan kebanyakan orang. Mirip dengan suku Dan yang "kurang beruntung". Namun demikian situasi seperti ini jangan sampai mematahkan semangat ya kita untuk meraih yang terbaik. Tuhan justru menyediakan kasih karunia di yang lebih bagi mereka yang "kurang beruntung" itu. Ketika kita berani berjuang untuk mengubah hidupnya, Tuhan  pasti akan menolongnya.

Selamat berjuang saudaraku, tetaplah semangat dan terus andalkan Tuhan dalam setiap perjuangan kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar Yosua 20
 "Kota Perlindungan"
 
Yosua 20:3 (TB)  supaya siapa yang membunuh seseorang dengan tidak sengaja, dengan tidak ada niat lebih dahulu, dapat melarikan diri ke sana, sehingga kota-kota itu menjadi tempat perlindungan bagimu terhadap penuntut tebusan darah. 

Adanya ketetapan tentang kota perlindungan ini menunjukkan dua hal penting

Pertama, dibuatnya kota perlindungan menunjukkan sebuah prinsip moral yang mulia yang menjamin terlaksananya keadilan.

Kedua, sama-sama membunuh, pembunuhan yang disengaja dan pembunuhan yang tidak disengaja memiliki konsekuensi yang berbeda. Pembunuhan yang disengaja akan dihukum mati, sedangkan pembunuhan tak disengaja diharuskan tinggal di kota perlindungan sampai imam besar meninggal dunia.

Jika hukum dunia saja bertindak dengan adil, terlebih Tuhan. Ketika kita berbuat dosa, sesungguhnya Tuhan tidak serta merta menjatuhkan hukuman kepada kita. Tuhan akan menyelidiki dan menguji hati kita lebih dulu. Memang selalu ada akibat dosa yang kita lakukan, tapi dosa yang disengaja dan sudah direncanakan merupakan kejahatan yang serius di hadapan Tuhan. Tuhan itu adil, termasuk dalam mengadili umat-Nya.

Selamat berkarya dan tetap semangat. Terus andalkan Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Yosua 21
"Para Imam Yang Menjaga"

Dalam Ibrani 13:17 (TB)  Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. 

Tuhan sudah menempatkan para Imam, yaitu pemimpin-pemimpin rohani untuk menjaga kehidupan rohani kita. Para pemimpin rohani ini memastikan kita hidup dalam kehendak Allah. Dalam Ibrani 13:17  Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu." Tugas kita adalah menghormati dan taat kepada pemimpin rohani sebab mereka adalah wakil Allah untuk menjaga kehidupan rohani kita selama di dunia ini. Jangan sampai kita tidak menghargai, memberontak, bahkan melawan pemimpin rohani. Jika kita melawan mereka, sama saja kita sedang melawan Allah. Kita harus memiliki penunjukkan kepada mereka.

Selamat berkarya, Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Yosua 22
"Komunikasi Yang Baik"

Yosua 22:16 (TB)  "Beginilah kata segenap umat TUHAN: Apa macam perbuatanmu yang tidak setia ini terhadap Allah Israel, dengan sekarang berbalik dari pada TUHAN dan mendirikan mezbah bagimu, dengan demikian memberontak terhadap TUHAN pada hari ini ?  

"Perang" keributan, atau kesalahanpahaman yang kerap kita alami sedikit banyak karena kita gampang berasumsi kita belum tahu duduk perkara yang sebenarnya, namun kita sudah menyimpulkan dengan dugaan sendiri. Jelas ini berkomunikasi yang keliru. Kita perlu belajar dari imam Pinehas yang tidak langsung menghakimi, melainkan mau mendengar, bukan berasumsi. Jika kita menyediakan waktu untuk mendengar, maka kita akan terhindar dari kesalahanpahaman. Perang dingin pun tidak perlu terjadi.
Bagaimana dengan komunikasi kita selama ini ? Apakah kita sudah berkomunikasi dengan cara yang tepat ataukah kita gampang berasumsi ?

Komunikasi yang baik adalah dengan cara mendengar, bukan berasumsi.

Selamat berkarya, Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar Yosua 23
 "Pidato Terakhir"

Yosua 23:11 (TB)  Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu. 

Pidato Yosua yang dicatat dalam pasal ini benar-benar penting. Tidak hanya penting bagi bangsa Israel yang hidup pada zaman itu, tapi juga yang hidup pada zaman sekarang.

Apa saja pesan penting Yosua ?
Pertama, memelihara dan melakukan segala yang tertulis pada hukum Musa supaya umat Tuhan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri (ay.6).
Kedua, jangan bergaul dengan bangsa-bangsa asing yang masih tinggal di antara mereka, supaya jangan sampai itu membuat umat Tuhan berpaling dari Allah dan menyembah kepada ilah-ilah asing (ay.7).
 Ketiga bertekun mengasihi Tuhan dan hanya berpaut kepada-Nya (ay.11).

Pesan Yosua pada waktu itu sangat relevan bagi kehidupan rohani kita saat ini. Jika kita ingin mendiami segala hal yang baik dari Tuhan, marilah kita bertekun dalam mengasihi -Nya, melakukan Firman Tuhan dengan setia, dan terpisah dari dunia. Tidak ada janji Tuhan yang tidak dipenuhi -Nya jika kita melakukan hal-hal di itu dengan setia.

Yang pertama dalam hidup ini adalah bertekun mengasihi Tuhan dan berpaut kepada-Nya

Selamat menikmati libur akhir pekan. Dan jangan lupa tetap semangat dan tersenyum. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Yosua 24
"Cinta Mula-Mula"

Yosua 24:25 (TB)  Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem.

Pada akhir hidupnya, Yosua mengumpulkan semua orang Israel untuk memperbaharui perjanjian antara bangsa Israel dengan Allah. Dengan mengingat kembali berkat apa saja yang telah Allah perbuat atas kehidupan bangsa Israel dan balasan apa yang mereka terima ketika keluar dari ketetapan Allah, membuat bangsa Israel berjanji untuk melayani Tuhan dengan setia seumur hidup mereka.
Dari sejarah tersebut, maka bukanlah suatu kebetulan ketika Yosua memilih tempat tersebut untuk memperbarui janji antara mereka dengan Allah. Sebagaimana Abraham dan Yakub membangun mezbah di Sikhem, di sini juga Allah ingin mengingatkan kita untuk meningkatkan kembali cinta mula-mula kepada Allah. 

Selamat malam dan selamat mempersiapkan diri hati kita utk ibadah hari Minggu. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 


Related Posts:

Pengikut

YOUTUBE PENDETA GKI LIPPO CIKARANG

About Me
"CERAMAH PENDETA GKI LIPPO CIKARANG"KLIK DISINI →