VISI : MENJADI GEREJA YANG BERSAHABAT, MEMBERDAYAKAN UMAT, SERTA MENJADI BERKAT >>> MISI : (1) Membangun umat yang bersahabat, peduli dan ramah terhadap gereja dan lingkungan sekitar (2) Mengembangkan wadah pelayanan yang partisipatif, kreatif dan inspiratif (3)Pengembangan wilayah pelayanan gereja dan masyarakat
About Me
BACAAN LEKSIONARI PADA MINGGU KU1,KU2,KU3 oleh FMS KLIK DISINI →

TAFSIR KITAB NEHEMIA

 BUNGA MELATI 

1 PASAL SEHARI

1. Nama : Rachmat Yulianto--- Tafsiran
+62 813-8454-4246

2.Nama : P.Wisnu Budiwijaya ---Judul
+62  812-9661-4411

3. Nama : Cahyo EN
  +62 858-1029-0085

4. Nama : Herlina (HSH)
  +62 817-6567-432

5. Nama : Lieingwong
 +62 812-9262-800

6. Nama : Wiwik Kristanto
 +62 852-8454-4246

7. Nama : Iman
 +62 813-1593-4466

Pembacaan NEHEMIA 1 (hari ke 414)

Tafsiran

Kedudukan penting di Kerajaan Persia (1, 11b) tidak melunturkan kecintaan dan kebanggaan Nehemia terhadap bangsanya sendiri, Israel. Oleh sebab itu, berita tentang terlantarnya kota Yerusalem dan umat yang ada di dalam kota tersebut membuat Nehemia bersedih (4). Kita atau siapa pun dalam situasi serupa akan berespons sama dengan Nehemia. Namun kesedihan tidak membuat Nehemia frustrasi atau sedih yang berkepanjangan. 

Nehemia bangkit mencari pertolongan. Dia tahu dari siapa pertolongan itu dapat diperolehnya. Nehemia menempuh langkah-langkah spiritual yang sangat mendasar. Pertama, berpuasa dan berdoa kepada Tuhan Allah semesta langit (4b). Nehemia tahu persis bahwa inilah langkah tepat pertama dan utama yang harus dilakukannya demi keselamatan bangsanya. Kedua, mengidentifikasikan dirinya dengan bangsanya. Dalam doanya, Nehemia mengakui dosa-dosa yang dibuat oleh bangsanya dan dosa-dosanya sendiri (6-7). Ketiga, Nehemia mengingat akan kebesaran dan kesetiaan Tuhan (5-6). Keempat, karena itu ia menuntut kepastian nubuat Tuhan pada Musa (7-10). Kelima, Nehemia meminta berkat agar Tuhan memakai dia menjadi alat pembebasan dan pembangunan bagi bangsanya (11a). 

Melalui Nehemia kita belajar tentang pribadi yang mampu menghubungkan secara realistis antara cinta kepada bangsa dan kesetiaan kepada Tuhan, Sang Pencipta alam semesta. Gereja dan bangsa Indonesia, sangat membutuhkan orang-orang seperti Nehemia. Orang-orang yang peduli, yang bersedia menempuh risiko apa pun demi menjunjung harga diri bangsa tanpa harus kehilangan wawasan tentang prinsip-prinsip spiritualitasnya. 

Renungkan: Kita adalah orang-orang Kristen yang masih menjejakkan kaki di bumi persada Indonesia. Lakukanlah yang terbaik bagi bangsa dan gereja di Indonesia, dengan tetap mengutamakan prinsip-prinsip spiritualitas kekristenan kita.

Pembacaan NEHEMIA 2 (hari ke 415)

Tafsiran

Mengapa begitu banyak kegiatan besar yang menghabiskan waktu dan tenaga berlalu tanpa membuahkan hasil yang memadai? Salah satu sebab kegagalannya adalah kelalaian sang pemimpin untuk mendapatkan data yang akurat. Sebelum berbicara dengan pemuka masyarakat di Yerusalem, Nehemia pergi sendiri untuk menyelidiki dengan saksama segala sesuatunya. Inilah teladan pertama dari gaya kepemimpinan Nehemia. Teladan kedua yang dapat kita ambil adalah sebagai pemimpin ia tidak memakai gaya memerintah namun ia 'membagikan visi' yang ia miliki kepada orang-orang yang akan bekerja sama dengan dirinya. Memang tidak mudah bagi seseorang yang mempunyai visi untuk memotivasi orang lain agar mau turut serta mewujudnyatakan visi yang ia miliki. Namun Nehemia mempunyai pendekatan yang tepat dalam menularkan visinya. (1) Ia membeberkan dengan jelas tantangan dan masalah yang dihadapi (17). (2) Ia melihat masalah itu bukan sebagai urusan 'kalian', tetapi sebagai urusan 'kita' (17). Ia mengidentifikasikan dirinya dengan saudara-saudaranya yang sengsara di Yerusalem. (3) Ia mengajak saudara-saudaranya untuk mengambil tindakan yang nyata (17). (4) Ia memberikan kesaksian yang meyakinkan dan membangkitkan semangat mereka bahwa Tuhan telah menolongnya dan akan senantiasa menolongnya (18, 20). 

Teladan ketiga dari gaya kepemimpin Nehemia adalah kedekatannya dengan Tuhan. Ini adalah salah satu kunci keberhasilan perwujudan visinya menjadi sebuah realita. Ia peka terhadap suara Tuhan sehingga rencana pembangunan tembok ini 'diberikan Allah dalam hatinya' (11). Tantangan dan ejekan dari kerajaan tetangga pada awal pelaksanaan pembangunan tembok Yerusalem dapat dihadapi juga berkat keyakinannya akan kuasa Tuhan: Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! 

Renungkan: Sebagai pemimpin rohani yang efektif, Nehemia secara realistis mengevaluasi setiap masalah dan kesulitan yang dihadapi. Namun ia tidak membawa dirinya dan orang yang dipimpinnya terfokus pada masalah yang dihadapi, melainkan terfokus kepada kekuasaan Allah. Ia berusaha membangun keyakinan diri dan semangat diri berlandaskan kekuasaan Allah. Bagaimana ciri kepemimpinan kita selama ini di gereja, kantor, rumah tangga, dan pelayanan?

Belajar Nehemia 1

"Dari Pejabat ke Mandor"

Nehemia 1:4 (TB)  Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit

Nehemia sebagai pejabat tinggi sebuah kerajaan adidaya seperti Persia saat itu jelas memiliki posisi yang sangat nyaman. Namun, ia tetap sangat peduli dan memikirkan nasib bangsanya sendiri. Ia bahkan menangisi nasib bangsanya yang sebagian menjadi tawanan dan sebagian yang masih di tanah Israel hidup dalam kondisi mengenaskan.

Dari penjabat tinggi yang nyaman menjadi mandor bangunan (secara skill pun, Nehemia sepertinya tidak cocok)  di tanah yang penuh bahaya, itulah yang dilakukan Nehemia. Itu dimulai dari kepedulian dan hati yang terbeban untuk bangsa dan Allahnya. Di mata dunia, keputusan Nehemia itu mungkin bodoh. Tapi, jika Nehemia tidak mengikuti panggilan Tuhan itu, kita takkan pernah tahu pemimpin hebat seperti dirinya. Tapi, orang seperti Nehemia yang mau Tuhan pakai untuk melakukan hal-hal besar, bukan mereka yang hanya ingin nyaman. Bagaimana dengan kita ??

Selamat berjuang dan berkarya, tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Nehemia 2

"Tuhan dan Pemerintah"

Di dalam bacaan surat Paulus kepada jemaat di Roma 13:1 (TB)  Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.

Apa yang dilakukan Nehemia ini selaras dengan apa yang disampaikan Paulus dalam Roma 13:1-7. Ketaatan kepada pemerintah adalah harus. Namun, di atas itu, ketaatan pada Tuhan adalah yang utama. Dan sesungguhnya dua hal ini bisa dilakukan bersama !! Otoritas di atas kita, mulai dari orang tua, suami, atasan di tempat kerja, hingga pemerintah, mungkin memiliki kekurangan, bahkan mungkin mereka bukan orang percaya. Tapi, ini bukan berarti kita lalu tidak perlu taat pada mereka. Tidak berarti pula mentang-mentang kita hendak melakukan sesuatu untuk pekerjaan Tuhan, lalu kita main terobos aturan atau prosedur yang berlaku di tempat kerja, atau negara. Mintalah hikmat Tuhan selalu agar kita bukan malah menjadi batu sandungan di tempat kita berada. 

Selamat berkarya dan berjuang, tetaplah semangat jadilah penerang di mana kita ditempatkan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar Nehemia 3

"Etos Kerja yang sejati"

Nehemia 3:5 (TB)  dan berdekatan dengan dia orang-orang Tekoa. Hanya pemuka-pemuka mereka tidak mau memberi bahunya untuk pekerjaan tuan mereka.

Pembangunan kembali kota Yerusalem adalah sebuah proyek yang bukan saja berat, tapi juga bisa mengundang bahaya. Bagaimana tidak bahaya ..., umat Israel ini bisa dianggap sebagai ancaman oleh bangsa-bangsa sekitar mereka. Dan ini memang terjadi. Selain banyak yang mengejek, banyak juga yang menghalangi pembangunan itu. Maka diperlukan sistem kerja yang efektif, efisien, dan cepat. Itu hanya bisa dipakai dengan kerja sama yang kompak. Kita bisa melihat bagaimana di pasal ini, orang-orang bekerja dibeberkan dengan detail.

Sungguh etos kerja yang luar biasa ! Bayangkan jika semangat kerja seperti ini terjadi di gereja atau tempat kita bekerja. Semu orang, tanpa memandang status jabatan, mau turun tangan bekerja. Bagaimana dengan etos kerja kita sebagai anak Tuhan, baik di pelayanan maupun di marketplace ? Sudah seharusnya etos kerja seperti ini yang kita miliki.

Dalam kehidupan rochani kita, etos kerja yang sejati orang orang Israel ini  yg penuh semangat memperbaiki Yerusalem yang telah menjadi reruntuhan akibat ketidak setiaan mereka kepada Allah sehingga menimbulkan murka Allah, menjadikan inspirasi rochani bagi kehidupan kita utk kembali berjanji dengan pertolongan Rachmat-Nya memperbaiki kehidupan pribadi kita dan tidak akan mengulang perbuatan dosa lagi

Selamat berkarya dan berjuang, tetaplah semangat dalam menjalani kehidupan kita hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Nehemia 4

"Siap Menghadapi Tantangan"

Nehemia 4:6 (TB)  Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.

Mengapa Tuhan membiarkan hal ini terjadi ? Bukankah aku sedang melakukan kebaikan ? Mengapa Tuhan biarkan hambatan terus datang padahal yang saya lakukan adalah untuk melayani Dia ? Tidak sedikit orang bertanya seperti itu ?

Masalah boleh datang, bahkan meskipun kita sudah melakukan yang baik. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana respon kita ? Teladan Nehemia mengajarkan kita setidaknya empat hal saat menghadapi masalah. Empat hal itu adalah berserah pada Tuhan, pantang menyerah dalam melakukan yang benar, saling menguatkan antara saudara seiman, dan tetap siap berjaga menghadapi segala kemungkinan.

Selamat berkarya, tetaplah semangat dan jadilah pemenang. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Nehemia 5

"Meneladan Kepemimpinan Nehemia"

Nehemia 5:18 (TB)  Yang disediakan sehari atas tanggunganku ialah: seekor lembu, enam ekor kambing domba yang terpilih dan beberapa ekor unggas, dan bermacam-macam anggur dengan berlimpah-limpah setiap sepuluh hari. Namun, dengan semuanya itu, aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati, karena pekerjaan itu sangat menekan rakyat.

Kitab Nehemia kerap dijadikan acuan tentang bagaimana menjadi pemimpin ideal. Ada beberapa kualitas kepemimpinan Nehemia yang layak diteladani.

▪︎Pertama, pemimpin harus memberi telinga untuk orang-orang yang dipimpinnya (ay.6).

▪︎Kedua, pemimpin harus memiliki hikmat dan pertimbangan yang masak sebelum keputusan (ay. 7).

▪︎Ketiga, seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan (ay. 8-13).

▪︎Keempat, pimpinan harus bersedia berkorban (ay. 14-19).

Selamat berkarya & selamat mempersiapkan ibadah hari Minggu ke geraja bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan NEHEMIA 3 (hari ke 416)

Tafsiran

Pekerjaan besar menggenapkan rencana Allah bagi Yerusalem sedang dimulai. Didorong motivasi untuk memuliakan Allah, setiap orang terlibat dalam karya besar ini. Tentu di balik semangat yang menggebu-gebu ini Allah berkarya, menopang, dan memberkati setiap orang yang mengulurkan tangan. 

Imam besar dan para imam memberikan contoh teladan keikutsertaan mereka dalam proyek Ilahi ini (1). Betapa umat akan bertambah antusias melihat kerendahan hati para pemimpin rohani mereka. Apalagi melihat Nehemia, pembesar dari istana Persia ikut bahu membahu dalam pekerjaan ini. Sayangnya, ada juga orang-orang yang merasa diri terlalu tinggi untuk pekerjaan kasar seperti ini (5b). 

Kesatuan hati setiap penduduk Yerusalem, yang tidak mempedulikan status sosial tinggi atau rendah, bangsawan atau rakyat jelata, kaya atau miskin, besar atau kecil, sungguh mengesankan. Mereka bersama-sama mengerjakan pekerjaan membangun tembok Yerusalem didorong oleh visi bersama yang berasal dari Tuhan sendiri. 

Catatan Nehemia ps. 3 ini memberikan kesan pengerjaan yang berkesinambungan dari satu bagian ke bagian lain. Hal ini hanya mungkin terjadi kalau di antara mereka ada pembagian kerja yang jelas, misalnya para imam sesuai dengan fungsinya, menahbiskan pintu-pintu gerbang yang didirikan (1). Sebelumnya para tukang bangunan tentu membangun sesuai dengan keahlian mereka. Orang-orang lain tanpa keahlian tukang batu pun ada tugasnya, yaitu merubuhkan sisa-sisa tembok lama dan menyingkirkan puing-puing tersebut. Inilah kesatuan yang harmonis karena semangat kebersamaan yang diwujudkan dengan profesionalitas yang tinggi. 

Renungkan: Bersandarlah pada kuasa dan anugerah-Nya. Bangkitkan kesatuan dan kebersamaan setiap umat. Doronglah agar setiap orang bersedia bekerja sesuai talentanya demi mewujudkan rencana agung Allah!

Pembacaan NEHEMIA 4 (hari ke 417)

Tafsiran

Serangan terhadap jalannya pembangunan tembok Yerusalem seakan tiada habisnya. Melihat ejekan tidak berhasil mematahkan semangat bangsa Yehuda, Sanbalat dan sekutunya merencanakan serangan dengan kekerasan fisik secara langsung (11). Belum sepenuhnya ancaman dari luar ini dapat ditangani, datang juga ancaman dari dalam. Perasaan manusia cenderung naik-turun seperti gelombang laut, begitu pula emosi para pembangun tembok. Dari bekerja penuh semangat, tiba-tiba muncul sikap lesu dan malas karena puing sangat banyak sedangkan tenaga yang tersedia sangat terbatas. Menyingkirkan yang lama agar terbuka jalan untuk yang baru bukan suatu tantangan yang enteng. Bagaimana Nehemia mengatasi ancaman dari dua arah ini? 

Strategi Nehemia sejalan dengan nasihat Tuhan Yesus `berjaga-jaga dan berdoalah' (Mat. 26:41). Nehemia memakai akal pemberian Tuhan untuk menyusun strategi pertahanan kota (13). Ia memberi semangat kepada para pembangun tembok yang terancam jiwa dan hasil keringatnya dengan mengajak mereka mengandalkan Tuhan yang Maha Besar dan Maha Dahsyat (14). Nehemia juga selalu mengimani pertolongan Tuhan `Allah telah menggagalkan rencana musuh'. Meskipun lawan sudah mundur, ia tetap waspada dan berjaga-jaga dengan tetap mengatur penjagaan dan kesiapan berperang sambil tetap bekerja (16-18). Nehemia menyadari betapa pentingnya komunikasi antara para pekerja agar mereka dapat saling mendukung (18-20). Sejauh manakah kita memanfaatkan kecanggihan teknologi telekomunikasi sebagai sarana untuk mendukung sesama kita yang sedang bergumul? Nehemia tidak hanya sebagai pengatur namun juga sebagai pelaku pekerjaan itu. Ia turut bekerja keras dan berkorban (23). Kesediaan seorang pemimpin untuk turut merasakan penderitaan bawahannya akan menjadi sumber semangat yang tak akan habis bagi orang-orang yang bekerja dengannya. 

Renungkan: Ancaman bagi pelayanan, pekerjaan, ataupun kehidupan kita, yang datang dari luar maupun dari dalam tidak akan pernah dapat kita hindari. Dengan prinsip berjaga dan berdoa, kita pasti dapat mengatasi setiap ancaman yang sudah maupun yang akan timbul. Sekalipun kemenangan telah diraih, kita tetap perlu terus merencanakan tindakan-tindakan untuk menangkal serangan-serangan yang akan muncul.

Hari ke 418 pembacaan NEHEMIA 5

Tafsiran

Nehemia mendapat kedudukan sebagai bupati tanah Yehuda selama 12 tahun. Meskipun berkuasa cukup lama, ia tidak menyalahgunakan kekuasaan. Bahkan ia pun tidak menuntut haknya. Bupati-bupati sebelumnya telah memanfaatkan kesempatan dan membebani rakyat. Meskipun Nehemia harus menjamu paling sedikit 150 orang setiap hari, ia memilih untuk menanggung sendiri biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan perjamuan itu. Bagaimana dengan sepak terjang saudara-saudara dan anak buah sang penguasa? Tidak semua pemimpin yang jujur dapat mengendalikan keluarga dan anak buahnya. Nehemia menegaskan bahwa bukan hanya dirinya tetapi juga saudara-saudaranya dan anak buahnya tidak mengambil bagian yang menjadi hak bupati (14). Anak buah para bupati sebelumnya memakai koneksi, kedudukan, dan kuasa untuk kepentingan pribadi. Tetapi anak buah Nehemia dikerahkan untuk turut mengambil bagian dalam pembangunan. 

Apa yang membuat Nehemia begitu berbeda dengan pemimpin lainnya? Apakah Nehemia seorang yang tidak normal sehingga tidak menyukai harta benda? Motivasi apa yang mengikis sikap serakah yang begitu sering menyebabkan seorang pemimpin mendahulukan kepentingan pribadinya? Kuncinya tidak lain dan tidak bukan adalah 'ia takut akan Allah' (15) dan ia mau mengidentifikasikan dirinya dengan penderitaan rakyat. Kesimpulan singkat yang dapat dikatakan tentang kehidupan Nehemia sebagai gubernur adalah ia tidak bercacat. Inilah yang dibutuhkan seorang pemimpin di bidang apa pun baik pemerintahan, perusahaan, gereja, lembaga pelayanan, maupun rumah tangga. Seorang pemimpin harus tidak bercacat dalam kehidupannya baik secara moral, sosial, dan spiritual agar ia mampu menggerakkan dan mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai misinya. Sebagai orang tua, kita pun harus memberikan contoh kehidupan yang baik sebelum kita mengoreksi kesalahan anak-anak kita. 

Renungkan: Biarlah kita meneladani Nehemia, yang mampu menyelesaikan seluruh misi yang dipercayakan kepadanya, bukan karena memiliki kekuasaan sebagai seorang gubernur tetapi karena memiliki kekuatan moral dan komitmen penuh terhadap firman Allah.

Belajar Nehemia 6

"Kepekaan dan Keberanian"

Nehemia 6:19 (TB)  Juga mereka sebut-sebut segala kebaikan Tobia di mukaku dan segala perkataanku terus dibeberkan kepadanya. Pula Tobia mengirim surat-surat untuk menakut-nakutkan aku.

Di tengah-tengah dunia ini akan selalu ada musuh yang licik dan berbahaya. Nehemia juga mengalami hal yang serupa. Sanbalat dan Tobia mengundangnya untuk bertemu. Hanya saja Nehemia tahu bahwa dalam pertemuan itu mereka akan mencelakakannya. Karena itu Nehemia menolak undangan itu, meski undangan itu disampaikan empat kali. Pemimpin harus mempunyai kepekaan dan ketajaman, termasuk peka untuk mengenali motif orang yang ia hadapi, sehingga ia bisa mengambil keputusan yang tepat. Kepekaan dan intuisi yang tajam jauh lebih penting dari sekedar kepintaran atau skill saja. Seorang pemimpin mutlak di memiliki hal ini. Kepekaan yang tajam hanya bisa didapat jika seorang pemimpin intim dengan Tuhan.

Selamat hari Senin dan selamat beraktifitas kembali bersama keluarga dan sahabat² kerja lainnya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Nehemia 7

"Penjaga Keluarga Kristiani"

Nehemia 7:1 (TB)  Setelah tembok selesai dibangun, aku memasang pintu-pintu. Lalu diangkatlah penunggu-penunggu pintu gerbang, para penyanyi dan orang-orang Lewi.

Tembok, pintu, dan penunggu pintu. Ini bicara soal bagaimana melindungi kita. Tanpa hal ini, musuh mudah masuk dan menguasainya. Dalam membangun keluarga, kita juga perlu membuat tembok, pintu dan penunggu pintu. Ingatlah bahwa Iblis berusaha keras untuk menghancurkan keluarga-keluarga Kristiani (Kristen Katholik maupun Kristen Protestan). Mereka akan menyerang pernikahan Kristiani. Mereka berusaha menguasai anak-anak kita dengan pengaruh media yang hari-hari ini begitu dominan menguasai anak-anak. Apakah kita sudah melindungi pernikahan kita? Sebagai orang tua, apakah kita sudah menjaga dan melindungi anak-anak kita dari pengaruh media ?

Sungguh menyedihkan ketika banyak keluarga Kristiani baik Kristen Katholik maupun Kriten Protestan yang seakan-akan tidak memiliki tembok dan pintu. Sungguh menyedihkan ketika tidak ada orang tua yang berfungsi sebagai "penunggu pintu". Musuh gampang masuk dan menghancurkan apa yang ada. Apa yang telah disatukan Allah, diceraikannya. Anak-anak dikuasai dan dikontrol di bawah pengaruh Si Jahat. Renungan hari ini hendaknya menggugah kita sekaligus mengembalikan fungsi dan peran kita sebagai penjaga dalam keluarga.

Selamat berkarya kembali dan tetap setia pada firman-Nya, tetaplah semangat dalam menjalani kehidupan hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan NEHEMIA 6 (hari ke 419)

Tafsiran

Kita sering menyikapi hambatan secara negatif, sehingga melemahkan iman, serta memadamkan semangat pelayanan. Hambatan akan selalu ada selama kita berjuang menegakkan kebenaran. Namun kita bisa belajar dari Nehemia bagaimana cara menyikapi hambatan secara positif. 

Dengan berbagai cara Sanbalat dan kawan-kawan terus berusaha menggagalkan pembangunan tembok Yerusalem. Kali ini Nehemia yang diteror. Mereka berupaya menjebak dan mencelakakan Nehemia dengan mengundangnya berunding. Akan tetapi, usaha ini gagal karena Nehemia menolak undangan tersebut (1-4). Pada surat yang kedua mereka memasukkan isu politik dengan harapan Nehemia menjadi gentar sehingga mau memenuhi undangan mereka (5-7). Ini pun tidak berhasil (8). Sebagai usaha terakhir, mereka mencoba memanfaatkan Semaya (10-13), nabi orang Yahudi, untuk menjebak Nehemia. 

Beberapa peristiwa sejarah membuktikan kepada kita bahwa kejatuhan seorang pemimpin hampir sering kali disebabkan oleh pengkhianatan teman sendiri atau "orang dalam." Sekali lagi, upaya musuh Nehemia gagal total dan justru dipermalukan, karena Tuhan sendirilah yang menjaga pekerjaan anak-Nya (15-16). Nehemia terus berdoa dalam menghadapi semua hambatan di atas (14). Sehingga Tuhan memimpin dan melindungi Nehemia dengan kepekaannya untuk mengetahui pengkhianatan Semaya dan beberapa pemuka di Yehuda (17-19). 

Dari pembangunan tembok Yerusalem ini, kita belajar tentang keteguhan, ketabahan, kesetiaan, dan kepasrahan dari orang-orang yang bertekad mewujudkan rencana Tuhan. Tuhan akan memberkati tekad dan semangat itu sehingga mereka mampu maju terus walaupun dihambat. 

Renungkan: Sekaranglah saatnya bagi kita untuk tidak lagi memandang negatif setiap hambatan yang terjadi dalam hidup ini. Hambatan-hambatan tersebut sebenarnya adalah pembentukan Allah atas penggemblengan umat-Nya!

Belajar Nehemia 9

 "Di Saat Kesesakan terjadi"

Nehemia 9:37 (TB)  Tanah itu menghasilkan banyak bagi raja-raja yang telah Kautetapkan atas kami karena dosa-dosa kami. Mereka itu memerintah sekehendak hati atas diri kami dan ternak kami, sehingga kami dalam kesesakan besar."

Belajar dari Nehemia 9 ini, ada dua hal yang harus kita lakukan saat kita berada pada kesesakan besar. Entah kita sedang menghadapi pergumulan hebat, tekanan hidup yang menindih, ataukah sedang dalam masalah besar.

 ▪︎Pertama, kita harus melakukan introspeksi diri, jangan-jangan semuanya ini terjadi karena dosa dan kesalahan yang kita lakukan. Dosa bisa membawa kita ke pengalaman lembah dan berputar-putar di padang gurun. Tapi bisa juga semua masalah yang kita alami adalah bagian dari…

Belajar Nehemia 10

"Lanjutkan"

Nehemia 10:29 (TB)  menggabungkan diri dengan saudara-saudara mereka, yakni pemuka-pemuka mereka itu. Mereka bersumpah kutuk untuk hidup menurut hukum Allah yang diberikan dengan perantaraan Musa, hamba Allah itu, dan untuk tetap mengikuti dan melakukan segala perintah TUHAN, yakni Tuhan kami, serta segala peraturan dan ketetapan-Nya. 

Nehemia 10 memuat hal-hal yang harus dilakukan oleh umat Israel setelah mengaku dosa di hadapan Tuhan.

Umat Israel berkomitmen untuk tidak lagi mengadakan kawin campur dengan penduduk setempat (ay. 30). Mereka juga akan mentaati peraturan Sabat sehingga kegiatan jual beli akan mereka hentikan pada hari Sabat. Tak hanya itu, mereka akan mengistirahatkan tanah pada tahun ketujuh sesuai dengan pe…

Pembacaan NEHEMIA 7 (hari ke 420)

Tafsiran

Kota Yerusalem kini pulih kembali. Tembok kota telah berdiri dan pintu gerbangnya telah dipasang. Lalu Nehemia mengangkat penunggu- penunggu pintu gerbang yaitu para penyanyi dan orang-orang Lewi. Sepintas penunjukkan ini nampak aneh. Para penyanyi dan orang- orang Lewi memang biasa bertugas menjaga pintu namun bukan pintu gerbang kota tetapi pintu gerbang Bait Allah. Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang tepat, sebab mereka telah terbiasa sehingga sikap mental dan kewaspadaan terhadap tugas sudah terbentuk. 

Nehemia juga mengangkat Hanani sebagai pengawas Yerusalem karena ia adalah saudaranya. Bukan karena alasan koneksi ataupun nepotisme, sebab Nehemia telah membuktikan bahwa hidupnya, saudara- saudaranya, …

Pembacaan NEHEMIA 8 (hari ke 421)

Tafsiran

Sejak umat Israel dalam pembuangan, tidak ada lagi orang yang menyuarakan firman Tuhan bagi mereka. Oleh karena itu saat Ezra kembali membacakan kitab Taurat, hati mereka sangat tersentuh bahkan berduka cita. Mereka disadarkan bahwa mereka telah berbuat dosa dan melanggar perintah-perintahTuhan sehingga mereka harus mengalami hukuman-Nya. Ketika mereka semua sedang menangis, Nehemia menasihati mereka agar bersukacita. Nasihat Nehemia itu berdasarkan pada konsep yang benar yaitu semakin kita menyadari betapa berdosanya kita di hadapan Allah, semakin bersukacitalah kita atas pengampunan Allah. Akhirnya mereka menuruti segala nasihat Nehemia untuk mengadakan perjamuan sebagai bentuk ucapan syukur mereka, memang itula…

Belajar Nehemia 11

"Berkorban dengan Rela"

Nehemia 11:2 (TB)  Orang-orang memuji setiap orang yang rela menetap di Yerusalem. 

Bagi orang yang sudah memiliki tanah pusaka di luar Yerusalem, pindah ke Yerusalem adalah suatu pengorbanan karena hal itu berarti bahwa mereka harus meninggalkan rumah dan tanah milik mereka. Tak heran kalau kerelaan mereka untuk pindah dan tinggal di Yerusalem mendapat pujian (ay. 2).

Bagaimanapun juga Yerusalem adalah simbol kejayaan Israel, sebab demi memulihkan kejayaan Israel harus ada orang-orang yang bersedia berkorban, yaitu mereka yang rela menetap di Yerusalem. Hal ini memberi pesan penting bagi kita, jadilah umat Tuhan yang bersedia berkorban dan melakukan dengan rela hati. Saat kita melakukan pengorbanan, sepertinya i…

Belajar Nehemia 12

"Menghargai Lewi"

Nehemia 12:44 (TB)  Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas.

Jika kisah dalam Nehemia 12 ini kita tarik ke zaman sekarang, maka jelaslah para hamba Tuhan memiliki peran penting dalam kehidupan jemaat. Merekalah yang bertanggung jawab dan berjaga-jaga atas kehidupan rohani jemaat (Ibr. 13:17). Para hamba Tuhan harus melakukan tugas dan perannya dengan sungguh-sungguh. Tidak mencari keuntungan sendiri, tidak menggemukkan diri sendiri, dan tidak memanfaatkan posisi. Sebaliknya mereka harus memberikan makanan rohani yang sehat, memperhatikan pertumbuhan dan kehidupan rohani jemaat, mendoakan jemaat, dan menggembalakan mereka di jalan Tuhan.

Di sisi lain, jemaat harus menghormati para hamba Tuhan dan memberikan persembahan yang menjadi hak dan bagian para imam ini. Logikanya, jika para hamba Tuhan tidak dipusingkan soal-soal dalam kehidupan sehari-hari, mereka tentu akan fokus dalam melayani dan menggembalakan jemaat. Dalam Ibrani 13:17 bahkan dikatakan bahwa hal ini sebenarnya menguntungkan jemaat sendiri. Mari kita lakukan peran dan bagian kita masing-masing dengan benar. Pemimpin melakukan tugasnya dengan benar, jemaat melakukan bagiannya dengan benar juga.

Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Nehemia 13

"Lembut Tapi Tegas"

Nehemia 13:25 (TB)  Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan beberapa orang di antara mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka bersumpah demi Allah, demikian: "Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempuanmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak perempuan mereka sebagai isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri !

Seorang pemimpin butuh dua hal: hati yang lembut dan sikap yang tegas. Nehemia memiliki keduanya. Berulang kali ia sedih melihat dosa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Ia sedih melihat praktik korupsi yang dilakukan imam Elyasib. Ia sedih melihat nasib orang-orang Lewi yang haknya dirampas sehingga mereka harus mencari makan di ladangnya masing-masing. Ia sedih melihat orang-orang Yahudi memperistri perempuan-perempuan Asdod, Moab, maupun Amon. Hati Nehemia lembut, sehingga ia sedih melihat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan orang-orang Yahudi. Namun, Nehemia mempunyai sikap yang tegas. Dengan berani melemparkan semua parabot Tobia yang berada di bilik besar rumah Allah. Dengan tegas ia menyuruh orang Yahudi kembali memperhatikan para Imam. Nehemia bahkan berani memukul dan mencabut rambut orang-orang Yahudi yang melanggar ketetapan Allah (ay.25). Apakah tidak berlebihan, seorang pemimpin sampai melakukan hal itu ? Tidak! Demi kebaikan orang Yahudi sendiri.

Selamat mempersiapkan diri dalam masa Minggu Adven 3 lewat masa penantian ini kita mohon kelimpahan rahmat Tuhan, agar selama hidup kita di dunia ini selalu siap siaga & bertobat dengan penuh harap menantikan kedatangan-Nya yang mulia bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Ester 1

"Oposisi"

Ester 1:12 (TB)  Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya.

Memang kisah ini multitafsir dan bisa diartikan macam-macam. Namun jika kita mau mengambil hikmah dari kisah ini, maka kita menemukan satu pesan penting: jangan melawan dan memberontak terhadap otoritas yang ada di atas kita. Khususnya, berkenaan dengan kehidupan rohani kita. Tuhan sudah melimpahkan berbagai macam berkat anugerah kepada kita Tuhan mengangkat, memuliakan, bahkan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya sehingga kita berhak mewarisi kerajaan Allah. Sungguh keterlaluan jika kita lupa diri. Kita malah menyaingi Tuhan dan menjadi oposisi-Nya. Jika kita menjadi musuh dunia. Tuhan akan ada di pihak kita dan membela kita. Namun jika kita menjadi musuh Allah, siapa yang bisa melepaskan kita dari murka -Nya? Hiduplah di bawah otoritas Allah jangan pernah melawan-Nya.

Selamat beraktifitas, tetaplah semangat dan percayakan hidup ini kepada Allah. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Ester 2

"Tidak Aji Mumpung"

Ester 2:15 (TB)  Ketika Ester — anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak — mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.

Melalui renungan hari ini mari kita sama-sama introspeksi diri,  ketika kita berdoa apakah di dalam doa-doa itu, kita hanya menyampaikan keinginan-keinginan kita saja kepada Tuhan; saya ingin ini, saya maunya hal A ini bisa terjadi dalam hidup saya. Atau kita berserah penuh pada Tuhan dan mempercayai Tuhan melakukan apa yang benar-benar baik dalam pandangan -Nya ? S…

Pembacaan NEHEMIA 9 (hari ke 422)

Tafsiran

Neh. 9:6-37 memuat doa bangsa Israel setelah mengalami kebangunan rohani yang sejati. Bila kita amati secara saksama, doa mereka mengungkapkan 20 fakta tentang dosa bangsa Israel dan 76 fakta tentang Allah dan apa yang telah Ia lakukan kepada umat-Nya. Perbedaan jumlah yang mencolok antara dosa dan tindakan Allah menyatakan bahwa bangsa Israel sungguh menyadari dan meyakini bahwa anugerah Allah yang ajaib jauh lebih besar dari dosa-dosa mereka. Ini tidak menyatakan bahwa karena anugerah begitu berlimpah maka mereka menganggap sepele dosa mereka. Sebaliknya menunjukkan kesadaran dan pengakuan mereka tentang Allah yang setia kepada perjanjian-Nya dengan umat-Nya. 

Bukti lain bahwa mereka tidak menganggap sepele dosa mereka dinyatakan di dalam doa mereka. Doa yang memaparkan ulang sejarah kehidupan nenek moyang mereka hingga zaman mereka. Dalam kilas balik ini mereka mengakui banyak hal. Pertama, mereka senantiasa hidup di dalam dosa. Kedua, karena dosa-dosa itu Allah menghukum mereka. Ketiga, mereka mengakui bahwa sekalipun mereka berdosa, anugerah dan kemurahan Allah tetap dicurahkan dalam hidup mereka. Pengakuan ini menyatakan bahwa di balik penghukuman yang menimpa, dan pengampunan yang mereka terima, Allah adalah adil dan benar.Pemahaman tentang keadilan Allah - komitmen untuk melakukan apa yang benar - inilah yang senantiasa diberitakan oleh Perjanjian Lama dan Baru. Kedua perjanjian ini juga melihat bahwa keadilan Allah meliputi 2 aspek, (1) Keadilan Allah dalam penghukuman menunjukkan bahwa Allah sebagai Penguasa alam semesta bertanggungjawab menjaga kehidupan moral umat sesuai standar-Nya. (2) Keadilan Allah juga sebagai pernyataan kemurahan-Nya kepada umat-Nya. Ini dinyatakan dengan menghukum dan mengampuni umat- Nya. Perjanjian Baru mengharmoniskan kedua aspek ini di dalam salib Kristus. Allah tidak memandang dosa manusia sebagai perkara yang sepele. 

Renungkan: Kristus menanggung semua upah dosa yang seharusnya ditimpakan kepada manusia. Upah dosa sudah dibayar lunas oleh Yesus Kristus maka Allah mempunyai kebebasan untuk menawarkan pengampunan kepada mereka yang berespons terhadap Injil Kristus. Terpujilah Allah yang Maha Adil.

Pembacaan NEHEMIA 10 (hari ke 423)

Tafsiran

Momen penting dalam kehidupan seseorang biasanya mencakup saat ulang tahun, pernikahan, pembaptisan, dll. Di kalangan orang Kristen jarang yang mencatat hari pertobatan atau saat pembaruan hidup ulang. Memang tidak pada semua orang data rinci pengalaman itu ada, tetapi kenangan umum bahwa pernah terjadi hal-hal penting dalam kehidupan rohani kita penting untuk kita simpan sepanjang hidup. 

Meski beda dari Perjanjian Sinai yang Allah adakan dengan nenek moyang mereka pada ratusan tahun yang lampau, umat pascapembuangan menyatakan tekad untuk setia beribadah kepada Tuhan saja dan menaati Taurat Tuhan dengan sepenuh hati. Tekad yang sama pernah diungkapkan dalam berbagai momen penting Israel (Ul. ps. 29-30; Yos. ps…

Pembacaan NEHEMIA 11 (hari ke 424)

Tafsiran.

Setiap Kristen tentu berharap agar pekerjaan Tuhan dapat terlaksana dengan baik. Namun berapa banyak yang mau berkorban demi terlaksananya pekerjaan Tuhan? Pemikiran inilah yang muncul tatkala Nehemia harus memilih orang-orang untuk tinggal di Yerusalem. 

Sejak pembuangan ke Babel, jumlah penduduk Yerusalem jauh berkurang. Penyebabnya pertama, tanah pertanian yang menjadi mata pencaharian terletak jauh dari Yerusalem sehingga orang memilih tinggal di dekat tanah pertanian. Kedua, rakyat tidak lagi memberikan perpuluhan untuk mendukung kehidupan para imam dan orang Lewi, sehingga para pemimpin rohani ini terpaksa meninggalkan Yerusalem, kembali ke desanya, dan bekerja di tanah pertanian. Padahal sebagai ibu kota, Yerusalem harus ditinggali oleh penduduk dalam jumlah yang cukup agar pembangunan dan pertahanan dapat berjalan dengan baik. Lebih penting lagi, secara rohani Yerusalem memang harus ditinggali. Itulah sebabnya pembayaran perpuluhan kembali ditekankan (11:10-12:28). Tetapi siapa yang mau tinggal di Yerusalem? Sebagai ibu kota, Yerusalem menjadi sasaran utama ancaman para musuh. Jika demikian maka penduduknya pun rawan terhadap ancaman dan bahaya. 

Tanpa perlu diundi atau diminta, para pemimpin bangsa harus mau menetap di Yerusalem. Sebagai pemimpin mereka harus memberikan contoh kepada rakyat tentang dedikasi dan bakti mereka bagi kerajaan Israel. Inilah harga yang harus dibayar oleh para pemimpin. Di saat tidak ada orang yang mau melakukan karena faktor risiko dan konsekuensi yang besar, pemimpin harus mau menerima risiko dan konsekuensi apapun. Sedangkan pemilihan rakyat yang akan menetap di Yerusalem ditentukan melalui undian sebab mereka percaya bahwa membuang undi adalah cara menentukan kehendak Allah. Nehemia berserah kepada kehendak Allah mengenai siapa yang akan tinggal di Yerusalem. Walaupun ditunjuk melalui undian, mereka yang mau tinggal di Yerusalem tetap dipuji sebab mereka telah menunjukkan kerelaan untuk berkoban, bukan hanya demi kemakmuran Yerusalem tetapi juga demi kehidupan kerohanian seluruh bangsa Israel. 

Renungkan: Kerelaan kita untuk berkorban seharusnya didorong oleh kerinduan untuk menyembah dan menghormati Allah.

Belajar Ester 3

"Mordekhai vs Haman"

Dalam surat Paulus Pertama kepada Timotius 1 Timotius 5:25 (TB)  Demikian pun perbuatan baik itu segera nyata dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi.

Mari kita membayangkan seandainya kita menjadi Mordekhai, sudah berbuat baik dan benar sesuai yang Allah mau, tetapi kebaikan kita tidak dipandang dan diperhitungkan sama sekali, apakah kita bisa terus berbuat baik seperti yang dilakukan oleh Mordekhai ? Atau sebaliknya, menjadi seperti Haman yang marah ketika keberadaannya tidak diakui, lalu berbuat jahat ? Melalui renungan ini kita bisa mengambil sikap seperti Mordekhai, tetap berbuat baik, sekalipun kebaikan kita tak pernah diakui. Allah tak pernah menutup mata, Ia melihat semua perbuatan kita !!

Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini. Jadilah pemenang dalam meneladani Yesus.

Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Ester 4

"Providensia Allah" 

Ester 4:4 (TB)  Ketika dayang-dayang dan sida-sida Ester memberitahukan hal itu kepadanya, maka sangatlah risau hati sang ratu, lalu dikirimkannyalah pakaian, supaya dipakaikan kepada Mordekhai dan supaya ditanggalkan kain kabungnya dari padanya, tetapi tidak diterimanya.

Benarkah bangsa Yahudi akan punah ? Tidak ! Apa yang tidak mungkin bagi manusia, itu mungkin bagi Allah. Tuhan memperhatikan umat-Nya. Tuhan menolong umat-Nya dalam situasi kritis seperti itu. Di titik inilah kita menyadari bahwa kehadiran Ester di istana raja Ahasyweros bukanlah suatu kebetulan. Dalam kemahatahuan-Nya, Allah mengerti apa yang bakal terjadi, masalah yang akan dihadapi umat-Nya, dan bagaimana Dia melepaskan umat-Nya dari kepunahan! Itulah providensia Allah! Dalam bahasa Indonesia, kata "providensia" diterjemahkan sebagai pemeliharaan (perlindungan) Allah.

Ini membuktikan bahwa sebelum masalah itu benar-benar terjadi, Tuhan sudah menyiapkan pertolongan-Nya kepada kita. Bagaimana mungkin kita bisa berkata kalau Tuhan terlambat menolong kita, padahal Dia jelas-jelas sudah menyiapkan pertolongan sebelum masalah terjadi ? Inilah bukti kasih Bapa kepada anak-anak-Nya. Tidak akan pernah dibiarkan siapapun juga yang mengusik biji mata-Nya sendiri. Kita adalah anak-anak yang dikasihi dan hidup dalam perlindungan-Nya yang sempurna.

Sadarkah kita bahwa keberadaan kita hari ini tidak terlepas dari providensia Allah ?

Selamat menjalankan kehidupan hari ini, Tuhan senantiasa melindungi perjalanan hidup kita hari ini.

Selamat berjuang dan berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻

Pembacaan NEHEMIA 12 (hari ke 425)

Tafsiran

Cerminan suasana apakah yang dilihat orang dari gereja atau persekutuan orang Kristen zaman ini? Terlalu serius, alim, dingin, terlalu membosankan, tidak hidup, kaku, eksklusif, banyak kata sedikit tindakan, dst.? Atau kebalikannya? 

Sepatutnya sebagai gambar Allah dan umat tebusan-Nya segala kegiatan kita mencerminkan-Nya. Demikian halnya yang Nehemia catat secara detail tentang setiap persiapan sebagai perayaan penahbisan tembok Yerusalem. Perayaan itu memuncak sebagai ibadah umat yang bersuka-cita, menyanyi dan menari dengan iringan bunyi alat musik dan paduan suara yang indah. Sukacita itu dinikmati seluruh umat termasuk anak-anak, hingga menjadi kesaksian yang hidup! Ibadah itu tersiar dan berpengaruh ke tempat-tempat jauh, juga membuat kesukaan atas Yerusalem (43)! 

Ekspresi sukacita ibadah itu lahir dari ucapan syukur umat yang mengingat kebaikan Tuhan. Mereka telah merasakan campur tangan Tuhan melalui perbuatan ajaib-Nya yang memelihara dan menyertai mereka saat menghadapi tantangan dan kesulitan dalam membangun tembok Yerusalem! Kesadaran seperti itu perlu kita miliki melalui banyak peristiwa dalam hidup kita. Niscaya ekspresi yang sama pun kita pancarkan dalam hidup. 

Dari ekspresi hidup kita sehari-hari, orang yang belum kenal Tuhan belajar mengenal dan menyimpulkan Tuhan yang kita sembah lewat perbuatan kita. Melalui pola pikir, cara respons, dan tingkah laku kita, orang itu mengetahui siapa Tuhan kita, apa karakater-Nya, bagaimana Dia berelasi dengan umat-Nya. Cerminan Tuhan yang seperti apa yang kita tampilkan melalui hidup kita sebagai umat-Nya? 

Lakukan: Wujudkan hidup Kristen Anda sesuai karakter Kristus sehingga cemerlang Injil yang penuh kasih, kebaikan, dan sukacita menjadi nyata. Ini menghalau cerminan ekspresi hawa nafsu, kekerasan, dan ketidakpedulian yang dunia tunjukkan.

Belajar Ester 5

"Menghargai, Dihargai"

Dalam injil Lukas 6:31 (TB)  Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.

Pada hakekatnya, sudah menjadi sifat dasar manusia untuk dihargai dan diperhatikan. Sayangnya kemudian terjadi ketidakseimbangan, dan bahkan menjadi berat sebelah, terutama karena faktor kedudukan, kekayaan, dan aspek superioritas lain.

Seperti yang dialami Hamam (yang merasa memiliki kedudukan lebih tinggi), kebutuhan untuk dihargai menjadi lebih dominan daripada kebutuhan untuk menghargai orang lain.

Jebakan yang sama menanti kita, yang dalam keseharian lebih superior dalam hal kedudukan dan materi ibanding orang lain. Adakah kita seorang tuan/atasan yang selalu menuntut penghargaan dan penghormatan, tapi saat yang sama enggan memberikan penghargaan kepada bawahan kita, misalnya ? Ayat nas hari ini kiranya dapat mengingatkan kita, bahwa jika kita ingin dihargai, maka sudah seharusnya kita menunjukkan penghargaan pada orang lain terlebih dulu.

Selamat berjuang dan terus berkarya. Dan jadilah pemenang dalam kehidupan kita hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan NEHEMIA 13 (hari ke 426)

Tafsiran

Bagaimanakah cara memelihara kemurnian iman? Tentu dengan hidup sesuai petunjuk firman Tuhan dan tidak kompromi dengan cara-cara duniawi. 

Perikop ini mengisahkan kemerosotan rohani akibat tidak menjaga kemurnian iman. Pertama, hilangnya jati diri umat sehingga mereka dengan bebas kawin campur dengan kelompok orang yang secara tegas telah ditolak oleh firman Tuhan (1-3). Akibat tidak menjaga pergaulan hidup, pengaruh pencemaran duniawi secara nyata merusak aspek kehidupan lainnya. Kedua, hilangnya kepekaan akan kekudusan (4-9). Bagian ini mengingatkan kita akan sikap Tuhan Yesus yang marah kepada para pemimpin di Bait Allah karena mereka membiarkan penyamun-penyamun berkedok pelayan Tuhan menodai kesucian rumah Tuhan (Yoh. 2:13-16). Kalau rumah Tuhan sendiri tidak kudus, bagaimana mungkin kekudusan Tuhan memancar dan mempengaruhi umat Tuhan? 

Ketiga, hilangnya kepedulian kepada kebutuhan hidup para hamba Tuhan (Neh. 13:10-13). Umat Tuhan sibuk dengan urusan diri sendiri sehingga rumah Tuhan dan para pelayan-Nya menjadi terlantar. Akibatnya banyak pelayan Tuhan yang bekerja di luar bidang pelayanan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Persembahan yang sifatnya wajib diabaikan (12), apalagi persembahan yang sukarela (10). Bisa jadi hilangnya kepedulian ini diakibatkan oleh kekecewaan terhadap pemimpin di rumah Tuhan saat itu. Imam Besar Elyasib sangat mungkin menyelewengkan uang persembahan umat untuk kepentingan diri sendiri dan temannya, Tobia. 

Tidak ada cara lain untuk memulihkan kerohanian selain membangun iman terus-menerus berdasarkan firman Tuhan. Mulailah dengan disiplin bersaat teduh. Taati penuh perintah firman-Nya, dengan menguduskan pergaulan, pelayanan, dan motivasi persembahan kita. 

Camkan: Kompromi dengan cara dunia mempercepat kemerosotan iman kita!

Related Posts:

Pengikut

YOUTUBE PENDETA GKI LIPPO CIKARANG

About Me
"CERAMAH PENDETA GKI LIPPO CIKARANG"KLIK DISINI →