VISI : MENJADI GEREJA YANG BERSAHABAT, MEMBERDAYAKAN UMAT, SERTA MENJADI BERKAT >>> MISI : (1) Membangun umat yang bersahabat, peduli dan ramah terhadap gereja dan lingkungan sekitar (2) Mengembangkan wadah pelayanan yang partisipatif, kreatif dan inspiratif (3)Pengembangan wilayah pelayanan gereja dan masyarakat
About Me
BACAAN LEKSIONARI PADA MINGGU KU1,KU2,KU3 oleh FMS KLIK DISINI →

TAFSIR KITAB TAWARIKH

 

            BUNGA MELATI 

1 PASAL SEHARI
1. Nama : Rachmat Yulianto--- Tafsiran
+62 813-8454-4246

2.Nama : P.Wisnu Budiwijaya ---Judul
+62  812-9661-4411

3. Nama : Cahyo EN
  +62 858-1029-0085

4. Nama : Herlina (HSH)
  +62 817-6567-432

5. Nama : Lieingwong
 +62 812-9262-800

6. Nama : Wiwik Kristanto
 +62 852-8454-4246

7. Nama : Iman
 +62 813-1593-4466

Hari ke 339 pembacaan 1 TAWARIKH 1 

Orang yang istimewa.

Bangsa Israel telah pulang dari pembuangan. Dalam situasi seperti itu, persoalan jati diri adalah masalah besar untuk mereka. Masihkah Allah menganggap mereka umat-Nya dan menghisabkan mereka dalam janji-Nya? Sangat wajar bila mereka putus asa dalam keterpurukan.

Melalui silsilah ini, penulis Tawarikh ingin memberikan keyakinan bahwa mereka tetap adalah umat pilihan Allah yang istimewa. Silsilah ini terdiri dari tiga bagian utama. Pertama, keturunan Adam (ayat 1-3). Dalam kaitan dengan Adam sampai Nuh, Israel ditempatkan sebagai bagian dari umat manusia yang menikmati berkat dan kutuk yang sama (Kej. 1:26-29; 3:15-24). Bersamaan dengan itu nyata pemilihan Allah pada garis keturunan Set dan Nuh. Beda dari orang-orang sezamannya, mereka bergaul akrab dengan Tuhan. Dengan demikian, bangsa Israel adalah manusia biasa, namun istimewa karena merupakan bagian dari leluhur mereka yang terhormat umat yang dipilih Allah.

Kedua, anak-anak Nuh (ayat 4-27). Ayat 4 mencatat urutan mulai dari Sem, Ham, dan Yafet. Namun, penjabaran selanjutnya dibalik: Yafet (ayat 5-7), Ham (ayat 8-16), dan Sem (ayat 17-27). Penulis Tawarikh biasa membalikkan urutan nama, menempatkan orang yang dikenan Allah pada urutan terakhir. Sem adalah yang dikenan Tuhan (Kej. 9:25-27). Namun, dari semua keturunan Sem, Abram adalah orang yang dipilih Tuhan secara khusus (Kej. 12:1-3).

Ketiga, keturunan Abraham (ayat 28-34a). Urutan keturunan Abraham pun dibalik: Ismael-Ishak, juga keturunan Yakub: Esau-Israel (ayat 34b). Ishak lahir karena janji Allah, suatu mukjizat. "Israel" adalah nama baru yang diberikan karena pertobatan Yakub (Kej. 32:28). Ini mengingatkan bahwa bangsa Israel tidak seperti keturunan-keturunan Abraham lainnya. Baik Ishak maupun Yakub hidup atas dasar janji Allah, bukan karena kelahiran alamiah atau hak berdasarkan urutan kelahiran belaka. Karena itu, ke-12 suku Israel pun harus menghayati keumatan mereka bukan karena keturunan belaka, tetapi karena pilihan Allah yang memungkinkan mereka hidup berbeda.

Renungkan: Bila Anda berada dalam krisis entah karena dosa atau ujian Allah, ingat bahwa Allah ingin Anda menghayati kasih-Nya dan keterpilihan Anda.

Belajar 1 Tawarikh 1

"Silsilah Rohani"

1 Tawarikh 1:34 (TB)  

Abraham memperanakkan Ishak. Anak-anak Ishak ialah Esau dan Israel. 

Mengapa daftar silsilah ditulis sebagai pembuka kita Tawarikh ? Tujuannya sederhana, untuk menghubungkan kembali para buangan yang kembali dengan nenek moyang mereka sehingga mereka memiliki kesadaran akan asal-usul dan warisan rohani mereka.

Jika tidak ditulis kembali daftar silsilah itu, bisa saja orang-orang Israel yang pulang dari pembuangan akan terus memiliki mental sebagai budak. Mereka akan pulang dengan kepala yang tertunduk dan membangun bangsa dengan semangat yang patah terkulai. Mereka tidak akan menyadari bahwa sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berhak menikmati janji Allah sebagai keturunan Abraham. Daftar silsilah itu penting untuk mengingatkan mereka akan kasih setia Tuhan kepada mereka sebagai bangsa pilihan Allah.

Demikian kita juga harus memiliki sikap yang positif karena kita pun sesungguhnya adalah keturunan Abraham secara rohani yang berhak menerima janji-janji Allah. Jangan pernah jalani hidup ini dengan kepala tertunduk. Jangan pesimis, apalagi merasa bahwa diri kita bukanlah siapa-siapa. Ingatlah hal ini: jika saja masih tersedia cukup banyak tempat untuk menulis daftar silsilah keturunan Abraham secara rohani, maka nama kita pasti tercatat di situ juga ! Jika nama kita tercatat sebagai keturunan Abraham secara rohani, bukankah kita akan menikmati janji-janji Allah yang bahkan diucapkan Tuhan sendiri dengan sumpah? Tentu hidup kita menjadi luar biasa, bukan ?

Selamat bekerja & berkarya dengan semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 2

"Mengapa Yehuda ?"

Dalam Kejadian 49:10 (TB)  Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.

Mengapa keturunan Yehuda menjadi raja-raja Israel ? Apakah itu merupakan peristiwa kebetulan belaka ? Tentu saja tidak. Sesungguhnya ini bagian daripada janji Allah yang diberikan kepada Yehuda melalui Yakub menjelang ia mati. "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa ( Kej. 49:10). Janji Allah kepada Yehuda digenapi hingga kelahiran Yesus Kristus, Sang Mesias, Raja di Bumi atas segala raja !

Bukan janji yang diterima oleh Yehuda sudah ratusan tahun yang lampau ? Bukankah keturunan Yehuda juga sudah mengalami berbagai macam peristiwa yang seolah-olah menjauh dari apa yang dijanjikan Tuhan? Namun demikian Tuhan tidak pernah lupa akan setiap janji-Nya. Janji Tuhan tidak mengenal masa kadaluarsa. Sesungguhnya inilah hal yang harus kita percaya bahwa Tuhan tidak pernah lalai atas janji-Nya. Jika hari ini kita belum menikmati janji Tuhan, bukan berarti Tuhan lupa atau mengabaikan janji-Nya. Ini hanya soal waktu. Jika kita tetap bertekun dalam menantikan janji Tuhan, maka kita pun akan mengalami kehidupan seperti Yehuda, diangkat dan dimuliakan Tuhan. Kegagalan kita menikmati janji Tuhan bukan karena Tuhan lupa, tapi lebih dikarenakan kita yang tidak setia.

Selamat berkarya dan berjuang, tetaplah semangat dan jangan lupa untuk selalu bersyukur. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 3

 "Itu Kasih Karunia" 

1 Tawarikh 3:5 (TB)  Inilah yang lahir bagi dia di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua binti Amiel,

Salomo dipilih menjadi raja semata-mata karena Daud pernah berjanji kepada Betsyeba bahwa Salomolah yang akan menggantikan dia menjadi raja ( 1 Raja-raja 1:30). Tidak dicatat alasan apa yang membuat Daud berjanji kepada Betsyeba, bahwa ia akan menjadikan Salomo raja menggantikan dia.

Dari deretan buncit tapi bisa menjadi yang terdepan. Itulah yang terjadi pada Salomo. Siapa yang menyangka Salomo akhirnya menjadi raja Israel. Itulah disebut kasih karunia. Ada waktunya Tuhan melakukan lompatan-lompatan yang mengagumkan dalem hidup kita. Orang berkata itu tidak mungkin, tapi jika Tuhan sudah menyatakan kasih karunia-Nya, maka tidak ada yang mustahil bagi Dia. Yang kita lakukan adalah hidup melekat kepada Tuhan dan tetap percaya bahwa Dia yang penuh kasih karunia akan melimpahkan kasih karunia-Nya kepada kita.

Selamat bekerja & berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Pembacaan 1 TAWARIKH 2 (hari ke 340)

Tafsiran :

Setelah mengingatkan bangsa Israel tentang asal-usul mereka, penulis Tawarikh menjabarkan suku-suku Israel (ayat 2:1-9:1a) secara panjang-lebar. Ia menempatkan Yehuda di urutan pertama karena Daud berada dalam garis keturunan ini dan karena Ruben telah kehilangan hak sulungnya (ayat 5:1-2). Penulis Tawarikh mengajak para pembacanya untuk menegakkan takhta Daud kembali. 

Silsilah Yehuda dimulai dengan anak-anak Yehuda (ayat 2:3-9) yang dikelompokkan menurut ibu-ibu mereka. Er dan Onan mati karena berbuat jahat di hadapan Tuhan (ayat 3, Kej. 38:7-10). Ahar, keturunan Karmi dan Zerah (lih. Yos. 7:1), mati karena tidak setia. Sebaliknya, keturunan Peres beranak-cucu dan diberkati sebagai tanda Allah berkenan pada kesetiaan dan ketaatan mereka. Tidak ada cacat yang dicatat pada garis keturunan ini karena nantinya akan menuju kepada Daud, raja agung Israel. 

Keturunan Ram lalu dijabarkan (ayat 10-17). Fokusnya adalah pada silsilah dinasti Daud, bukan pada urutan kelahiran. Isai, ayah Daud, adalah keturunan Ram. Kemudian, keturunan Kaleb dijabarkan (ayat 18-24, dieja Khelubai dalam ayat 9). Kaleb adalah nenek moyang Bezaleel (ayat 20) yang mengawasi pembangunan Kemah Suci (Kel. 31:1-5). Penulis Tawarikh melihat hubungan yang sangat erat antara takhta Daud dengan ibadah Bait Allah. 

Kemudian anak-anak Yerahmeel didaftarkan (ayat 25-33 dan 34-41). Elisama menjadi fokus perhatian (ayat 41) karena leluhurnya adalah seorang Mesir (ayat 34). Apakah dia dan keturunannya juga bagian umat Allah? Penulis Tawarikh menunjukkan bahwa ia dan keturunannya sah sebagai bangsa Israel yang bersaudara dekat dengan dinasti Daud. Keturunan Kaleb untuk kedua kalinya dicatat (ayat 42-55). Ada 2 penekanan di sini: [1] Penyebutan Zif, Maresa, dan Hebron, wilayah-wilayah di luar komunitas pascapembuangan, memberikan harapan pemulihan wilayah bangsa Israel, [2] Penyebutan keturunan gundik (ayat 46,48) dan keturunan Keni, orang non-Israel yang masuk ke suku Yehuda, meyakinkan bahwa mereka pun termasuk umat Allah yang dihormati setelah masa pembuangan. 

Renungkan: Anda harus taat karena Anda istimewa, bukan hanya istimewa karena taat. Dalam ketaatan, Anda akan diberkati Allah dan menjalani proses penyempurnaan dalam kehendak-Nya.

Pembacaan 1 TAWARIKH 3 (hari ke 341)

Tafsiran :

Menyambung silsilah Ram (ayat 2:10-17), penulis Tawarikh melanjutkan dengan anak-anak Daud: yang lahir di Hebron dan Yerusalem (ayat 1-9), keturunan Salomo dari sebelum sampai tibanya pembuangan (ayat 10-16), serta keturunan Yekhonya (Yoyakhin) selama dan sesudah pembuangan (ayat 17-24). 

Pertama, penulis Tawarikh mendaftarkan anak-anak Daud secara lengkap di Hebron (ayat 3:1-4a) dan Yerusalem (ayat 4b-9). Ini dimaksudkan untuk membedakan keturunan Daud secara umum dari keturunan khusus yang akan menjadi raja-raja. Kedua, Salomo difokuskan (ayat 10-16). Tidak seperti dalam kitab Raja-raja, penulis Tawarikh tidak melaporkan perselisihan antara Salomo dan Adonia (ayat 1Raj. 1-2). Dari sudut pandang penulis Tawarikh, pelimpahan takhta dari Daud kepada Salomo berjalan mulus sesuai rencana Allah. 

Ketiga, anak-anak Yekhonya (ayat 17-24). Ia disebut orang kurungan karena diangkut ke Babel tahun 597 sM. Penulis Tawarikh tahu bahwa Allah telah menolak keluarga Yekhonya sebagai garis keturunan raja (Yer. 22:28-30). Nubuat ini membuat orang bertanya-tanya tentang keturunan Yekhonya setelah pembuangan. Apakah garis keturunan lain dari Daud harus mengambil alih takhta kerajaan? Dalam silsilah ini, penulis Tawarikh menegaskan bahwa Allah telah mengangkat kutuk-Nya dan menegakkan kembali garis keturunan Yekhonya sebagai sarana pengharapan kerajaan Israel. Yekhonya sendiri dilepaskan dari penjara Babel (ayat 2Raj. 25:27-30). Keturunannya, Zerubabel, adalah pemimpin komunitas pascapembuangan (Ezr. 1:1-13). Bahkan Allah menyebut dia sebagai cincin meterai (Hag. 2:24). Ini secara langsung membalikkan kutuk terhadap Yekhonya (lih. Yer. 22:24). 

Zerubabel tidak pernah menjadi raja, tetapi penulis Tawarikh mengakhiri silsilah kerajaannya dengan Zerubabel sebagai fokus (ayat 19-24). Bangsa Israel harus menaati perintah Allah untuk menempatkan keturunan Daud yang diwakili keluarga Zerubabel sebagai kepala bangsa agar mendapatkan berkat (bdk. Mat. 1:12-13; Luk. 3:27). 

Renungkan: Allah memiliki rencana yang istimewa untuk orang-orang pilihan-Nya. Namun demikian, Ia juga menuntut kepatuhan mereka untuk mengikuti jalan yang telah ditentukan-Nya.

Pembacaan 1 TAWARIKH 4 (hari ke 342).

Tafsiran 

Silsilah Yehuda ditutup dengan daftar anak-anak Yehuda: keturunan Peres (ayat 1-20) dan Sela (ayat 21-23). Kisah tentang Yabes muncul (ayat 9-10) karena namanya bermasalah. Keturunan Peres (leluhur Daud) ditinggikan oleh penulis Tawarikh. Namun, nama Yabes (artinya "kesakitan"), bukan nama yang mudah dimasukkan ke dalam silsilah. Itu sebabnya dikatakan bahwa ia lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya (ayat 9). Namanya tidak mengungkapkan karakternya, tetapi proses kelahirannya. Karena itu, kehormatan keturunan Peres tetap terjaga. Yabes juga dimuliakan karena doanya dijawab. Doanya dapat menjadi model bagi komunitas pascapembuangan. 

Setelah Yehuda, penulis Tawarikh beranjak mencatat suku Simeon (ayat 24-43) yang cenderung dilupakan karena jumlahnya sedikit dan karena tidak memiliki peranan besar dalam sejarah Israel. Bahkan pada zaman Daud, suku ini kehilangan identitasnya dan disatukan dengan Yehuda (lih. 27b). Namun, dalam komunitas pascapembuangan, mereka diteguhkan lagi identitasnya, serta memiliki hak dan tanggung jawab penuh sebagai umat Allah di dalam proses pemulihan. 

Ada 3 bagian dalam silsilah ini. Pertama, silsilah Simeon (ayat 24-27). Nama Mibsam dan Misma perlu diperhatikan (ayat 25). Kelihatannya mereka adalah keturunan Ismael. Kepedulian terhadap orang asing yang telah masuk ke dalam bagian umat Allah kembali muncul. Kedua, daftar kediaman suku Simeon (ayat 28-33). Dalam Yosua 19:2-8 dinyatakan bahwa ini adalah warisan mula-mula suku Simeon. Namun, tampaknya sebagian warisan tersebut diambil suku Yehuda setelah masa pembuangan. Bagian ini menyatakan bahwa daerah-daerah itu milik suku Simeon sampai pemerintahan Daud (ayat 31b), dan kini mereka akan memperoleh tanah mereka kembali. Ketiga, pemimpin-pemimpin suku yang terkemuka (ayat 34-37) dan perluasan wilayah (ayat 38-43). Catatan bahwa keluarga mereka berkembang (ayat 38) dan bahwa keadaan aman dan sentosa (ayat 40) menunjukkan keadaan yang ideal. Suku Simeon telah mengecap keadaan awal dari pemulihan yang sempurna. 

Renungkan: Allah memandang istimewa umat-Nya yang kehilangan identitas dan tersingkir. Atas dasar penerimaan Allah dalam karya Kristus, kita boleh mengasihi dan menerima diri kita secara benar.

Pembacaan 1 TAWARIKH 5 (hari ke 343)

Tafsiran :

Penulis Tawarikh juga peduli terhadap suku-suku di sebelah timur sungai Yordan. Mereka mudah dilupakan karena: [1] Terpisah secara geografis (Yos. 1:12-15), [2] Telah ditaklukkan oleh Hazael dari Siria tahun 837/6 sM (ayat 2Raj. 10:32-33) sehingga peranannya dalam kehidupan nasional berkurang, dan [3] Dibuang 12 tahun lebih awal (ayat 734 sM) daripada suku-suku utara (ayat 6, 26). 

Ada 4 bagian dalam daftar ini. Pertama, suku Ruben (ayat 1-10). Karena dosanya, Ruben kehilangan berkat ganda untuk Yusuf (ayat 1b-2, Ul. 33:13-17) dan kepemimpinannya dialihkan ke Yehuda. Meskipun demikian, dua kali disebutkan bahwa ia adalah anak sulung (ayat 1) yang harus tetap dihormati. Catatan tentang Tiglath Pileser (Pilneser) III (ayat 745-727 sM) mempermalukan suku Ruben. Namun, ini diimbangi dengan penyebutan daerah-daerah milik mereka dan kemenangan mereka (ayat 8b-10, lih. Mzm. 83:7). Kedua, suku Gad (ayat 11-17). Seperti Ruben, Gad hanya sedikit berperanan dalam sejarah nasional Israel. Karena itu, wilayah-wilayah Gad yang sah disebutkan (ayat 11-12,16). Catatan ini mengacu ke catatan militer kerajaan (ayat 17), menunjukkan bahwa mereka berperanan militer pada waktu pemerintahan Yotam dan Yerobeam (ayat 750 sM). 

Ketiga, kemenangan-kemenangan suku-suku seberang sungai Yordan (ayat 18-22). Kekuatan yang dahsyat melawan mereka (ayat 19). Mereka berseru dan percaya kepada Allah dan Ia memberikan kemenangan besar (ayat 20-22). Seperti Yehuda, mereka juga dapat sukses dalam peperangan. Mereka pun umat Allah. Keempat, setengah suku Manasye (ayat 23-26). Banyaknya keturunan Manasye (ayat 23) menunjukkan bahwa mereka diberkati Allah. Sebagai kontras dengan ayat 18-22, Ayat 24-26 mencatat kekalahan suku Manasye karena ketidaksetiaan mereka dalam perjanjian dengan Allah (ayat 25, lih. 2Raja 17:6-23). Mereka jatuh ke tangan orang asing (ayat 26). Namun, mereka tidak dihancurkan sepenuhnya, dan penulis Tawarikh ingin mereka kembali berharap untuk pemulihan. Dalam 4:24-5:26, suku-suku yang mudah dilupakan kembali dibela keberadaannya. Tanpa mereka, pemulihan tidaklah lengkap. 

Renungkan: Anda adalah bagian yang amat penting dalam gereja Tuhan. Terimalah pemulihan dari Allah dan layanilah Dia bersama-sama dengan umat-Nya dalam kesetiaan dan rasa syukur!

Pembacaan 1 TAWARIKH 6 (hari ke 344)

Tafsiran :

Setelah berbicara tentang keturunan imam-imam besar, penulis Tawarikh menutup penjabaran silsilah kaum Lewi dengan mendaftarkan tempat-tempat kediaman yang dibagi-bagikan kepada bermacam-macam kaum Lewi (ayat 54-81). Penulis Tawarikh mendapatkan sumber daftarnya dari Yosua 21:4-39, dan membagi daftar tersebut ke dalam 3 bagian. Pertama-tama muncul daftar kediaman keturunan Harun (ayat 54-60). Setelah itu, 2 daftar yang sejajar muncul dalam ayat 61-65 dan 66-81. Keduanya berisi catatan tentang pembagian kepada bani Kehat (ayat 61,66-70), kepada bani Gerson (ayat 62,71-76), dan kepada bani Merari (ayat 63,77-81). 

Penulis Tawarikh paling tidak memiliki 2 alasan untuk memasukkan detail-detail ini. Pertama, kebanyakan dari tempat-tempat yang disebutkan di sini berada di luar batas provinsi komunitas pascapembuangan di Yehuda. Penyebutan tempat-tempat tersebut mengungkapkan perhatian penulis Tawarikh terhadap perluasan wilayah dari komunitas yang sedang memulihkan dirinya itu. Penulis Tawarikh mendorong kaum Lewi agar tetap memiliki harapan tentang pemilikan kembali tanah mereka yang sebelumnya telah diambil dengan paksa oleh kekuatan-kekuatan asing. 

Kedua, penulis Tawarikh juga memerintahkan semua suku untuk mengingat kewajiban mereka kepada suku Lewi. Menurut peraturan Musa, keturunan Lewi menerima bagian-bagian tanah yang berada di dalam batas milik suku-suku lain (lih. Im. 25:32-34; Bil. 35:1-5; Yos. 21:1-3). Pembagian milik pusaka ini datang dari Allah, meskipun didapatkan melalui undi (ayat 54). Lebih lanjut, milik pusaka ini memungkinkan orang-orang Lewi untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarga mereka sendiri. Sebagaimana waktu dulu orang-orang Israel harus memberikan kota-kota dan tanah-tanah penggembalaan mereka kepada orang-orang Lewi (ayat 64), komunitas pascapembuangan pun harus menghormati orang-orang Lewi dengan cara yang sama. 

Renungkan: Ada orang-orang yang dipanggil untuk menjadi hamba-hamba Tuhan seperti orang-orang Lewi. Keperluan hidup mereka bergantung dari anugerah Tuhan melalui jemaat-Nya. Perhatikanlah kesejahteraan hamba-hamba Tuhan di gereja Anda!

Hari ke 345 Pembacaan 1 TAWARIKH 7 

Tafsiran

Kini dijabarkan 6 suku lainnya yang mudah dilupakan orang. Pertama-tama suku Isakhar didaftarkan (ayat 1-5). Daftar ini memfokuskan pada 4 anak laki-laki Isakhar (ayat 1-4) dan ditutup dengan saudara-saudara lainnya (ayat 5). Penyebutan banyaknya isteri dan anak (ayat 4) menunjukkan bahwa mereka diberkati sebagai umat Allah. Masalah militer menonjol di sini. Dalam setiap keturunan ada tentara-tentara (ayat 2,4-5). Suku Isakhar akan memperkokoh tentara Israel bila musuh menyerbu. Selanjutnya suku Benyamin (ayat 6-12). Daftar yang lebih lengkap ada di pasal 8. Daftar pendek dimunculkan untuk menyoroti kekuatan militer. Suku Benyamin sangat berharga dalam bidang pertahanan. 

Lalu suku Naftali (ayat 13). Naftali adalah anak Yakub dari Bilha, gundiknya. Ini dapat menggoyahkan status Naftali sebagai umat Allah. Di sini ditegaskan bahwa keturunan Naftali sah sebagai umat Allah. Menyusul suku Manasye (ayat 14-19). Silsilah di sini adalah untuk suku Manasye yang berada di sebelah Barat sungai Yordan (bdk. 5:18,23 -- untuk yang di sebelah Timur). Ada penyebutan perempuan sebanyak 5 kali: gundik dari Aram (ayat 14), Maakha (ayat 15), anak-anak perempuan Zelafead (ayat 15b), isteri Makhir -- Maakha (ayat 16), dan Molekhet (ayat 18). Anak-anak Zelafead mendapatkan warisan berdasarkan hukum Musa yang khusus diberikan bagi keluarga tanpa anak laki-laki (Bil. 36:1-12). Dengan penyebutan ini, peraturan Musa tetap berlaku bagi komunitas pascapembuangan. Para wanita pun adalah bagian umat Allah yang berharga. 

Menyusul disebutkan suku Efraim (ayat 20-29). Perhatian difokuskan kepada Yosua bin Nun sebagai pemimpin militer (ayat 27). Suku Efraim juga akan mendukung pertahanan militer umat Tuhan. Daftar kediaman kaum Efraim (ayat 21b-24,28-29) menunjukkan bahwa Allah memberkati mereka dan memberikan harapan akan pemulihan wilayah. Akhirnya, suku Asyer (ayat 30-40). Daftar terdiri dari: [1] Empat anak Asyer (ayat 30), [2] Keturunan Beria (ayat 31-39), dan [3] Informasi militer (ayat 40). Ada 2 tujuan: [1] Silsilah Beria yang panjang bisa merupakan pemastian status keturunan ini, [2] Informasi militer menunjukkan bahwa mereka diperlukan dalam pemulihan. 

Renungkan: Selain memiliki hak, Anda juga memiliki tanggung jawab sebagai umat Tuhan. Berikanlah yang terbaik yang dapat Anda berikan untuk pembangunan umat Tuhan. Berkaryalah!

Belajar 1 Tawarikh 5
"Tidak Mendapat Dua Bagian"
 
1 Tawarikh 5:2 (TB)  Memang Yehudalah yang melebihi saudara-saudaranya, bahkan salah seorang dari antaranya menjadi raja, tetapi hak sulung itu ada pada Yusuf. 

Jika kita tidak bisa dipercaya oleh Tuhan dan tidak bertanggung jawab dalam perkara kecil, jangan pernah bermimpi kita mendapatkan kepercayaan besar. Justru bisa saja itu diambil dan dipindahkan kepada orang lain. Sebaliknya, jika kita setia terhadap perkara kecil dan bertanggung jawab melakukan seolah-olah itu perkara besar, maka Tuhan akan melipatgandakan kepercayaan itu kepada kita sehingga kita akan dipercaya perkara-perkara yang lebih besar. Banyak orang Kristiani tidak menyadari bahwa sesungguhnya banyak yang mengalami seperti Ruben. Dipercaya dengan bagian yang sangat besar tapi menyia-nyiakan hal itu begitu saja. Jangan sampai hal ini terjadi dalam kehidupan kita. Jangan sampai dosa membuat kita tidak bertanggung jawab atas kepercayaan Tuhan yang diberikan kepada kita.

Selamat menikmati anugerah Tuhan hari ini. Tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 6
"Peran Kaum Lewi"

Dalam Ibrani 13:7 (TB)  Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.

Kitab Tawarikh ini ditulis saat bangsa Israel pulang dari pembuangan Babel. Pada saat itu bangsa Israel tidak memiliki raja. Sebagai gantinya, para imam Lewi sebagai kelompok yang bisa memimpin Israel. Tugas para Lewi adalah bagaimana membawa bangsa Israel untuk kembali beribadah kepada Allah. Mereka harus memperbarui ibadah, mengajarkan Firman Tuhan, menyelenggarakan ibadah yang berpusat kepada Tuhan, mempersembahkan korban, serta mengadakan perdamaian bagi seluruh umat Israel.

Sebagaimana suku Lewi memiliki pengaruh yang besar dalam pembangunan umat Tuhan, demikian juga biarawan, pastur, pendeta, rohaniawan, atau hamba-hamba Tuhan lainnya juga memiliki peran penting dalam membangun kehidupan rohani kita. Dalam Ibrani 13:17 dikatakan, "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya." Jika kita seorang hamba Tuhan, maka kita bertanggung jawab atas pertumbuhan rohani umat Tuhan. Di sisi lain, umat Tuhan harus hidup dalam penggembalaan pemimpin rohani di gereja.

Selamat bekerja & berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 7
"Hanya Orang Biasa ?"

1 Tawarikh 7:1 (TB)  Anak-anak Isakhar ialah Tola dan Pua, Yasub dan Simron, empat orang. 

Meski kita harus membaca nama-nama yang tidak begitu kita kenal, jangan terburu-buru untuk melewatkannya begitu saja. Pikiran ini : nama-nama itu mewakili sejumlah orang-orang yang benar-benar pernah hidup dalam sejarah Israel.

Mereka mungkin kita sebut "orang-orang biasa, mereka bukanlah tokoh besar seperti halnya Abraham, Musa atau Daud, tetapi bagaimanapun juga mereka memainkan peran dalam perwujudan rencana Tuhan di dunia ini.

Demikian halnya dengan kita. Barangkali pencapaian hidup kita biasa-biasa saja, tidak menonjol apalagi menjadi orang terkenal. Namun hal itu tidak jadi soal selama hidup dalam rencana Tuhan.

Jangan pernah menganggap diri kita kurang berarti, sebab sesungguhnya setiap anak Tuhan mempunyai tempat di hati Tuhan. Kita ada di telapak tangan-Nya, kita ada di pikiran-Nya, kita ada di hati-Nya. Sediakan hidup kita bagi Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya, untuk melakukan tugas yang Tuhan inginkan kita melakukannya, sekalipun tugas itu tampaknya sederhana bahkan tidak tampak berarti.

Selamat berkarya dan berjuang. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 


Belajar 1 Tawarikh 8
"Harusnya Saul"

1 Tawarikh 8:33 (TB)  Ner memperanakkan Kish; Kish memperanakkan Saul; Saul memperanakkan Yonatan, Malkisua, Abinadab dan Esybaal.

Banyak orang mengawali dengan baik seperti Saul. Sayang, ia tidak bisa menyelesaikan dengan baik. Ia menyia-nyiakan kesempatan demi kesempatan yang Tuhan berikan, akibatnya Tuhan pun memindahkan "kaki dian" itu kepada orang lain. Sungguh patut disayangkan,  bukan ?

Hanya gara-gara ketidaktaatannya, Tuhan memindahkan kerajaan Saul kepada Daud. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita. Jika kita sudah beroleh kasih karunia Tuhan, hendaklah kita menjaga dan menghargai kasih karunia Tuhan itu begitu rupa. Jangan memandang rendah, jangan meremehkannya, dan jangan menganggap itu sebagai sesuatu yang murahan. Esau mengalami, Saul mengalami, jangan sampai kita juga mengalami. Mari kita belajar dari Daud yang sungguh-sungguh menjaga kasih karunia Tuhan sehingga Allah bahkan berjanji akan mengokohkannya untuk selama-lamanya. 

Selamat berkarya, tetap semangat dan terus menjaga kasih karunia yang Tuhan Yesus berikan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 9
 "Perkara Rohani" 

1 Tawarikh 9:2 (TB)  Dan orang-orang yang mula-mula menetap kembali di tanah-tanah milik mereka, di kota-kota mereka, ialah orang Israel awam, para imam, orang-orang Lewi dan para budak di bait Allah.

Atas pertolongan Tuhan, bangsa Israel bisa pulang ke tanah leluhur setelah mereka berada dalam pembuangan Babel selama 70 tahun.

Mengapa yang mula-mula menetap harus para imam dan orang-orang Lewi ? Hal ini terjadi bukan secara kebetulan.

Bayangkan seperti apa kerohanian umat Israel selama berada dalam pembuangan di Babel ? Bisa jadi masa pembuangan selama 70 tahun membuat generasi Israel yang lahir di sana menjadi awam tentang pengenalan terhadap Allah Israel. Di sinilah para Imam dan orang-orang Lewi bertanggung jawab untuk meletakan pondasi iman yang benar untuk mereka. Untuk alasan itulah orang-orang yang mula menetap di Israel adalah para imam dan orang-orang Lewi.

Membangun negeri dan pemerintahan Israel adalah hal penting, tapi membangun kerohanian umat Tuhan tetap menjadi prioritas pertama. Hal ini menunjukkan bahwa perkara-perkara rohani harus mendahului hal-hal yang bersifat jasmani. Bagaimana dengan kita? Apakah kita selalu mengutamakan perkara-perkara rohani dibandingkan dengan perkara jasmani ? Bekerja itu penting, namun apakah kita mengawali pekerjaan kita dengan mendahulukan perkara-perkara rohani seperti halnya berdoa dan membaca Firman Tuhan? Memberi bekal pendidikan, keahlian, bahkan modal untuk anak itu penting, namun apakah kita menjadikan iman sebagai pondasi utama dalam kehidupan anak-anak kita ? Pertama-tama kejarlah perkara-perkara rohani. Selanjutnya, perkara-perkara jasmani akan mengikuti dengan sendirinya.

Selamat menjalani hidup ini dengan penuh tanggung jawab & selamat menikmati libur akhir pekan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan 1 TAWARIKH 8 (hari ke 346) 

Generasi yang istimewa.

Selain suku Yehuda dan Lewi, suku Benyamin juga diistimewakan karena kesetiaannya terhadap keturunan Daud dan ibadah bait Allah. Suku Benyamin dalam pasal 7 adalah yang bersekutu dengan kerajaan Utara, dan di pasal 8 adalah yang bersekutu dengan kerajaan Yehuda.

Ada 4 kelompok suku Benyamin dalam perikop ini. Pertama, yang tinggal di Geba (ayat 1-7). Silsilah dimulai dari Benyamin (ayat 1) dan langsung menyempit kepada cucunya, Ehud (ayat 6). Ehud adalah hakim yang membawa kemenangan bagi Israel ketika melawan raja Moab, Eglon (Hak. 3:12-30). Penyebutan Geba menunjukkan bahwa daerah ini tetap milik mereka sesudah pembuangan. Kedua, yang tinggal di Moab, Ono, Lod, dan Gat (ayat 8-13). Bagian kedua ini menyoroti Saharaim (ayat 8) dan anak-anak Elpaal (ayat 12). Beberapa lokasi dimunculkan di sini. Saharaim tinggal di Moab (ayat 8). Lalu, keturunan Elpaal membangun Ono dan Lod. Penyebutan kesuksesan pembangunan kota menyatakan berkat Allah bagi yang mendirikannya. Kemudian, disebutkan Gat yang telah direbut oleh Beria dan Sema. Penyebutan 4 nama tempat ini mensahkan kepemilikan suku Benyamin atas wilayah-wilayah tersebut.

Ketiga, yang tinggal di Yerusalem (ayat 14-28). Kalimat "Itulah para kepala puak . . . ." bisa mencakup semua nama dalam ayat 14-27. Namun, dalam 9:3-9 hanya nama Yeroham yang muncul (ayat 9:8). Dengan demikian, kemungkinan hanya nama-nama dalam ayat 26-27 yang dimaksud. Sebagian dari suku Benyamin telah kembali ke Yerusalem, dan mereka diharapkan memiliki peranan besar dalam pemulihan umat Allah. Keempat, yang berhubungan dengan Yerusalem. Yeiel adalah bapa (baca: pendiri) Gibeon. Daftar ini juga menyebutkan Kisy dan Saul, raja pertama Israel. Lalu, disebutkan pula Yonatan, sahabat karib Daud, dan Meribaal (Mefiboset) yang dikasihi Daud (ayat 2Sam. 9:6-13). Ayat 35-40 mendaftarkan banyak orang perkasa serta banyak keturunan. Di sini ditunjukkan sumbangan militer mereka dan tanda berkat Allah. Penyebutan para leluhur yang terhormat membuat suku Benyamin harus dihormati.

Renungkan: Generasi kini akan berdampak sangat besar kepada generasi-generasi yang akan datang. Berbuatlah sesuatu agar generasi Anda istimewa karena kesetiaan mutlak pada Allah!

Pembacaan 1 TAWARIKH 9 (hari ke 347)

Tafsiran :

Perikop ini terdiri dari dua bagian: ayat 1 merupakan penutup dari pasal 1-8, sedangkan ayat 2-34 mendaftarkan orang-orang Israel yang kembali dari pembuangan di Babel, khususnya mereka yang menetap di Yerusalem. Ayat 1b sekali lagi menggarisbawai kondisi Israel sebagai akibat dari ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan (ayat 1Taw. 2:7; 5:25). 

Penekanan pada "seluruh orang Israel" (ayat 1a) berkaitan dengan ayat 3, yang menyebutkan "bani Yehuda, Benyamin, Efraim, dan Manasye." Ketika kerajaan Israel terpecah dua setelah Salomo wafat (ayat 1Raj. 11), suku Yehuda dan Benyamin termasukkerajaan Yehuda di Selatan, sedangkan Efraim dan Manasye termasuk sepuluh suku dari kerajaan Israel di Utara. Dengan menyebutkan keempat suku ini bersama-sama, mewakili seluruh Israel, penulis Tawarikh menekankan pentingnya keutuhan Israel sebagai satu bangsa. Komunitas pascapembuangan harus menjadi satu umat pilihan Allah yang beribadah kepada-Nya dalam bait-Nya di Yerusalem. 

Selanjutnya, fokus penulis Tawarikh adalah kepada mereka yang diam di Yerusalem. Selain rakyat awam keturunan Yehuda dan Benyamin (ayat 3-9), dirinci nama kepala-kepala keluarga para imam (ayat 10-13), orang Lewi (ayat 14-16), dan para penunggu pintu gerbang di Bait Allah (ayat 17-34). Enam kepala keluarga para imam yang disebutkan termasuk dalam rombongan yang pertama kembali dari Babel (Ezr. 2:36-39; Neh. 7:39-42). Azarya (ayat 11), keturunan Zadok dan "pemuka rumah Allah", bisa dipastikan adalah imam besar. Dari antara orang Lewi yang disebutkan namanya adalah keturunan Asaf (ayat 15) dan Yedutun (ayat 16). Dapat dipastikan mereka adalah para penyanyi di Bait Allah (bdk. Neh. 11). Para penunggu pintu gerbang adalah orang Lewi juga. Sebagian dari mereka juga memegang tugas logistik (ayat 26-30), mengolah roti (ayat 31-32), dan menjadi penyanyi (ayat 33) 

Jelas di sini focus utama penulis adalah ibadah kepada Allah sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Allah. Ibadah tersebut telah dicemarkan dan dinajiskan sebelum pembuangan. Kini umat Allah harus berjalan dalam ketaatan kepada-Nya. 

Renungkan: Ibadah kepada Allah hendaknya menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan pengikut Kristus (Kol. 3:12-17)

Pembacaan 1 TAWARIKH 10 (hari ke 348)

Tafsiran :

Dalam 1 Samuel, kisah hidup Saul dibandingkan dengan kisah hidup Daud. Kisah Saul mengungkapkan tragisnya hidup orang yang diberi anugerah oleh Tuhan, tetapi ketidaktaatannya membuat ia ditolak Tuhan. Sementara Daud yang dipilih menggantikan Saul, menunjukkan sikap bersandar pada Tuhan. Ketaatan Daud membawa anugerah yang lebih besar, yaitu keturunannya akan menjadi pewaris takhta kerajaan Israel. 

Rupanya penulis 1 Tawarikh memakai sumber dari 1Sam. 31 untuk mengisahkan peristiwa kematian Saul dalam peperangan melawan Filistin sebagai latar belakang naiknya Daud ke takhta Israel. Kisah ini penting untuk menunjukkan beberapa hal. Pertama, kematian Saul merupakan hukuman Tuhan atas dia. Ia telah berdosa karena menolak untuk taat pada Tuhan (ayat 13-14a). Kedua, kematian Saul bukan disebabkan oleh tangan Daud. Memang Daud telah diurapi untuk menjadi raja menggantikan Saul, jauh sebelum Saul mati. Namun Daud tidak melakukan tindakan apapun untuk merebut takhta Saul. Daud setia menantikan tibanya waktu Tuhan. Kisah kematian Saul ditutup dengan kesimpulan tegas bahwa Tuhan sendiri yang membunuh Saul dan yang menyerakkan jabatan raja kepada Daud (ayat 14b). Ketiga, kisah kematian Saul dan kekalahan Israel bisa dilihat sebagai gambaran situasi pembuangan. Dalam konteks ini, Daud digambarkan (ps. 11) sebagai 'juruselamat' yang membawa pulang Israel dari pembuangan. Dengan demikian tujuan penulis Tawarikh, untuk membangkitkan kembali pengharapan umat pascapembuangan pada pemerintahan mesianik, tercapai. 

Saul gagal, tetapi Tuhan membangkitkan Daud untuk meneruskan misi-Nya memimpin dan menjadikan umat-Nya sesuai dengan rencana-Nya. Tuhan berkarya lewat cara-Nya yang ajaib, tak terselami, tetapi tak pernah keliru. Di dalam kedaulatan-Nya, Ia bisa memakai dan juga bisa menolak orang seturut respons mereka kepada Dia. Rencana-Nya tidak pernah gagal.

Belajar 1 Tawarikh 10
"Ketiadaan Allah menjadi peluang Iblis"

1 Tawarikh 10:13 (TB)  Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah,

Ada beberapa hal yang penting dalam bacaan Alkitab hari ini.

▪︎Pertama, ketiadaan Allah membuat Iblis dengan mudah masuk dan menetap ke dalam hati seseorang. Ketika menjadi pemimpin bangsa Israel, Saul tidak setia kepada Allah, ia tidak pernah meminta petunjuk dari Allah, tetapi justru meminta petunjuk kepada arwah, hingga akhirnya ia binasa oleh kesalahannya sendiri.

▪︎Kedua, ketiadaan Allah membuat Iblis dengan mudah mengacaubalaukan hati anak-anak Tuhan, ia mencuri damai sejahtera dan membuat anak-anak Tuhan hidup penuh rasa takut.

▪︎Ketiga, ketiadaan Allah membuat anak-anak Tuhan pada akhirnya ke luar dari rencana Allah yang indah atas hidup kita.

Hal yang menjadi pertanyaan bagi kita saat ini adalah bagaimana kita memprioritaskan Allah dalam hidup kita ? Adakah Allah menjadi tempat yang utama yang menjadi pengharapan kita ? Sudahkah kita meminta petunjuk Tuhan atas semua keputusan yang telah kita tentukan. Jangan sampai ketiadaan Tuhan dalam kehidupan kita membuat Iblis dengan mudah masuk dan menetap dalam hidup kita. Jangan sampai ketiadaan Tuhan, membuat Iblis mengacaubalaukan hati dan pikiran kita. Dan terpenting, jangan sampai ketiadaan Tuhan ini membuat rencana dan tujuan Allah atas hidup kita tidak tergenapi.

Selamat berkarya dan berjuang, tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 11
"Bentuk Kehadiran Allah"
 
1 Tawarikh 11:26 (TB)  Pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa ialah juga Asael, saudara Yoab, selanjutnya Elhanan bin Dodo, dari Betlehem;

Dalam firman Tuhan hari ini kita melihat bahwa Tuhan memberikan rekan-rekan yang penuh dedikasi, para pahlawan yang gagah perkasa yang berjuang supaya Daud menjadi raja seperti yang telah dijanjikan oleh Tuhan. Pahlawan-pahlawan Daud tidak hanya berani dan ahli berperang, namun mereka pun menunjukkan kesetiaan dan kasih yang rela berkorban. Tanpa pengabdian dan perjuangan semua orang ini, tidak mungkin Daud berhasil dan rencana Allah atas Daud tidak akan pernah terwujud.

Dalam kehidupan sehari-hari, Tuhan pun mengirimkan orang-orang yang menolong kita meraih kesuksesan. Pahlawan atau orang tersebut bisa saja orang tua, pasangan hidup, saudara, rekan kerja ataupun keluarga di dalam Kristus. Mereka adalah orang-orang yang Tuhan berikan untuk menolong kita mencapai janji dan kehendak Tuhan. Mereka adalah bentuk pernyataan kasih Kristus yang dinyatakan atas hidup kita. Oleh karena itu, mari menghargai kesetiaan dan ketulusan kasih mereka dengan lebih lagi mengasihi mereka dengan kasih Kristus. Sekalipun ada gesekan-gesekan (Ams 27:17), tidak selalu sependapat dan hal-hal lainnya, tapi dengan merekalah karakter kita terbentuk dan kita bisa mencapai janji Allah.

Selamat berkarya, tetap semangat, jangan lupa untuk selalu bersyukur. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar 1 Tawarikh 12
"Hidup yang Berkemenangan"

1 Tawarikh 12:32 (TB)  Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka. 

Setiap orang atau suku yang dipilih Allah menolong Daud untuk meraih keberhasilannya memiliki keahlian dan kelebihannya masing-masing.

Dari firman Tuhan hari ini, setidaknya ada tiga suku yang memiliki peran yang sangat penting untuk menang dalam peperangan tersebut.

▪︎Pertama, suku Isakhar, mereka disebut secara khusus di dalam Alkitab karena di antara ke dua belas suku Israel, merekalah yang memahami saat-saat yang baik dan mengetahui apa yang sedang dilaksanakan Allah ketika menetapkan Daud di atas takhta sebagai orang yang diurapi oleh-Nya.

▪︎Kedua, orang Zebulon. Orang Zebulon tidak hanya disebut sebagai orang yang sanggup berperang, tetapi juga disebut sebagai orang yang pintar berperang dengan berbagai-bagai senjata. Suku ini mempunyai reputasi tinggi di Israel karena patriotismenya (Hak 5:14, 18; 6:35; 1 Taw. 12:33).

▪︎Ketiga, orang Naftali. Dalam kitab Ulangan 33:23, Musa melepaskan berkat atas suku Naftali yang berbunyi, "Naftali kenyang dengan perkenanan dan penuh dengan berkat Tuhan, ..." Salah satu alasan Daud menang dalam peperangan karena ada berkat perkenanan di salah satu dari kedua belas suku Israel. Ya, perkenanan Tuhanlah yang membuat kita bisa menang dalam segala perkara. Oleh karena itu, melalui renungan hari ini mari kita sama-sama belajar untuk mengerti waktu dan masanya Tuhan. 

Selamat bekerja dan berkarya terus. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 13
"Gara-gara Sapi ?"

1Tawarikh 13:7 -BIS Setibanya di Baala, mereka mengambil Peti Perjanjian itu dari rumah Abinadab, lalu menaikkannya ke atas sebuah pedati yang baru, Uza dan Ahyo mengiringi pedati itu.

Uza yang sebenarnya bermaksud baik ( yakni mencegah Tabut Perjanjian agar tidak jatuh ke tanah ) justru mati seketika karena ia menyentuh Tabut Perjanjian yang seharusnya hanya boleh diurus oleh para imam Lewi.

Lantas, apakah sumber masalah untuk peristiwa ini adalah sapi yang tersandung ? Tentu bukan, jika dirunut lagi ke belakang, maka letak kesalahannya ada pada cara mereka membawa Tabut Perjanjian tersebut. Bukankah Allah pernah memerintahkan agar Tabut Perjanjian hanya diusung oleh kaum Lewi dan desainnya pun memang dibuat agar Tabut Perjanjian tersebut dapat diusung (Kej, 25:13-14) ? Tapi mengapa Daud  justru menaruhnya di atas pedati dan secara tidak langsung membuatnya seperti sedang "diusung" oleh sapi ? Bukannya ingat pada perintah Tuhan tentang bagaimana caranya membawa Tabut Perjanjian itu, Daud justru -- entah disadari atau tidak -- meniru cara Filistin dalam membawanya (1 Sam. 6:8).

Keadaan yang sama sering kali terjadi dalam kehidupan keseharian dan pelayanan kita. Ketika kita melakukan sesuatu bukan dengan cara Tuhan, tapi dengan cara Filistin (dunia) maka jangan heran jika kita menemui banyak masalah ke depannya. Seperti Daud, maksudnya kita mungkin baik dan nampak rohani, namun jika maksud baik itu dilakukan dengan cara dunia, maka Tuhan rasanya tidak akan memberikan perkenanan-Nya. Karenanya mari kita periksa hidup kita masing-masing. Tidak seperti Daud yang cuma merundingkan masalah pengembalian Tabut Perjanjian ini dengan orang-orang kepercayaannya saja (ay. 1-2), mari kita belajar merundingkan segala sesuatu yang hendak kita lakukan dengan Tuhan terlebih dahulu. Sehingga apa yang kita lakukan benar-benar mendapatkan restu dan perkenanan-Nya.

Selamat beraktifitas bersama keluarga dan mensyukuri anugerah-Nya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan 1 TAWARIKH 11 (hari ke 349)

Tafsiran :

Ada berbagai sistem pemerintahan dalam dunia ini: sistem teokrasi, monarki, dll. Masing-masing teori melihat dirinya paling benar dan baik, namun praktiknya tak satu pun yang sempurna. Sistem teokrasi sering diperalat oleh sistem monarki karena banyak raja tidak saja menganggap dirinya utusan Allah, malah cenderung menganggap dirinya adalah jelmaan allah. 

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menegaskan senada bahwa bagaimanapun sistem yang dipakai, prinsip yang harus dihayati adalah kekuasaan berasal dari Allah dan penguasa selalu harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah. Pilihan Allah tidak boleh dilihat sekadar pembenaran bagi kekuasaan, tetapi juga sebagai tuntutan untuk bertindak benar. Pilihan Allah juga tidak begitu saja meminta dukungan bulat dan keterlibatan rakyat, tetapi justru membangkitkan persatuan. Di dalam pimpinan Allah, terjadilah hubungan saling dukung dan saling cek antara nabi, rakyat dan raja, karena, demi, dan untuk Allah. 

Prinsip-prinsip ini tampil dengan indah dalam bagian ini. Sebenarnya sejak akhir masa kepemimpinan Saul, Daud sudah berperanan sebagai pemimpin. Tetapi, baru sesudah sekitar 20 tahun sejak ia diurapi Samuel, pengokohan datang dari inisiatif rakyat sendiri. Daud adalah raja karena keputusan Allah yang datang dalam firman-Nya (ayat 2). Itu sebabnya rakyat Israel seluruhnya mengaku Daud sebagai saudaranya (ayat 1), dan pemilihan Allah itu telah terbukti dalam kenyataan kemampuan Daud memimpin menjadi raja-gembala (ayat 2). Pengokohan dari rakyat lalu diikuti oleh kemenangan Daud menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota. 

Renungkan: Hakikat kepemimpinan bukanlah pemusatan kuasa, tetapi pembagian kuasa dari Allah melalui umat kepada pemimpin, agar pemimpin menjadi gembala dari Allah untuk umat-Nya.

Pembacaan 1 TAWARIKH 12 (hari ke 350)

Tafsiran :

Kita sering mendengar slogan: TNI lahir dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Tanpa dukungan rakyat, para anggota militer yang profesional seperti apapun tidak akan banyak gunanya dalam menjalankan fungsi pembelaan negara. Demikian juga halnya bagi seorang pemimpin bangsa. Tanpa rakyat yang dengan bulat hati mendukungnya, pemerintahannya tidak mungkin kuat. 

Daud memang beruntung karena mendapat dukungan dari pasukan-pasukan semua suku. Semua wakil-wakil suku datang ke Hebron untuk mengangkat Daud menjadi raja atas seluruh Israel" (ayat 38). Yang unik dan berharga, masing-masing pasukan dari berbagai suku memiliki keahlian militer yang beragam. Ada yang ahli strategi perang, seperti suku Isakhar (ayat 32). Ada yang ahli dalam menggunakan berbagai senjata, seperti suku Zebulon, Ruben, Gad, dan Manasye (ayat 33a, 37). Ada yang spesialisasinya menggunakan tombak dan perisai, seperti suku Yehuda dan Naftali (ayat 24, 34). Suku-suku lain disebut gagah berani dan sanggup berperang (ayat 25, 28, 30, 36). Yang lebih penting dari semua keahlian tersebut adalah ketulusan hati mereka (ayat 33b, 38). Motivasi mereka tidak perlu diragukan lagi. 

Namun apakah gunanya dukungan militer yang handal dan tulus, kalau rakyat tidak ikut mendukung Daud? Puji Tuhan, di ayat 38 kita membaca, "Memang juga seluruh orang Israel yang lain dengan bulat hati hendak mengangkat Daud menjadi raja." Ini berarti dukungan bulat rakyat. Rakyat mengenali Daud sebagai urapan Allah, bukan hanya untuk menggantikan Saul yang sudah ditolak, tetapi untuk memimpin mereka menjadi bangsa yang besar. 

Dukungan rakyat memang tidak otomatis membuat seorang pemimpin berkenan kepada Tuhan. Namun seorang pemimpin yang takut akan Tuhan dan peduli kepada orang-orang dipimpinnya pasti mendapat dukungan. Wibawa seorang pemimpin memang didapatkan dari Tuhan, tetapi dikenali serta diakui oleh umat-Nya.

Pembacaan 1 TAWARIKH 13 (hari ke 351)

Tafsiran 

Bagian ini berfungsi ganda menunjukkan sentralitas hadirat Allah dalam kehidupan umatNya. Dalam zaman ketika Israel menuju tanah perjanjian, tabut perjanjian selalu diusung di depan umat, baik saat mereka berjalan maupun ketika mereka maju berperang (Kel. 25:10-22). Ketika mereka berkemah, tabut itu ditempatkan di tengah-tengah perkemahan Israel (Bil. 11:33-36). Hal ini melambangkan bahwa Allah perjanjian tidak saja menyertai mereka, tetapi juga selalu membuka jalan menggenapi janji-janji baik-Nya bagi umat-Nya. Kegagalan Israel yang membuat mereka dibuang adalah karena mereka tidak mengedepankan hukum-hukum Allah. Kegagalan menjadi-jadi karena para raja mereka menyalahgunakan kekuasaan politis dan mencemarkan kehidupan ibadah. Dalam bagian ini, semua penyebab kegagalan itu dirombak dan ditata ulang dengan mengacu pada contoh Daud. 

Untuk umat yang kembali dari pembuangan dan sedang menata kembali kehidupan mereka, prinsip yang benar perlu ditegakkan kembali. Itu sebabnya dalam kisah ini kita melihat beberapa unsur penting ditekankan. Pertama, catatan tentang keputusan tentang pemindahan tabut itu beda dari yang dicatat dalam 2Sam. 6:1-11. Dalam bagian ini Daud tidak bertindak sendiri, tetapi berunding dengan para pemimpin pasukan dan seluruh jemaah. Pemimpin umat pascapembuangan harus belajar untuk tidak bertindak sendiri dan tidak memiliki wewenang tanpa batas. Kedua, selama zaman kepemimpinan Saul, tabut perjanjian itu sempat terlupakan. Kini sentralitas Allah dalam kehidupan umat ditegaskan ulang dengan menempatkan tabut perjanjian itu di pusat kehidupan mereka. Ketiga, pengakuan kembali umat akan sentralitas Allah tidak merupakan beban, melainkan menciptakan kesukaan yang besar. Ketika Allah di pusat kehidupan, kehidupan pasti mengalami kesukaan yang besar. Keempat, di dalam latar belakang inilah perlu kita melihat mengapa Uza dihukum mati. Allah bukan Allah yang kejam atau yang tidak tahu menghargai niat baik orang. Allah sedang mengajar umat-Nya agar tahu menempatkan Dia dengan segala hormat dan kemuliaan karena Dia kudus adanya (bdk. 10 dan 14). 

Renungkan: Jika ingin menempatkan Tuhan sentral dalam hidup, lakukanlah dengan sikap dan cara yang benar, dengan sepenuh hati.

Pembacaan 1 TAWARIKH 14 (hari ke 352)

Tafsiran :

Tanda apa yang menunjukkan bahwa Tuhan berkenan atau memberkati pelayanan seseorang? Kepemimpinan Daud semakin kokoh karena Tuhan sendiri yang memberkatinya (ayat 17). Bagaimana Tuhan memberkati Daud? 

Pertama, melalui raja Hiram dari Tirus yang mengirimkan Daud berbagai hadiah untuk digunakan membangun istananya. Sikap Hiram ini bisa diartikan pernyataan hormat atau bahkan tunduk (semacam upeti) terhadap pemerintahan Daud. Bagi Daud sendiri ini merupakan tanda penyertaan Tuhan atas dirinya sebagai Raja Israel. Penulis Tawarikh mencatatkan hal kedua yang merupakan bukti berkat Tuhan atas Daud, yaitu anak-anak Daud yang dilahirkan baginya oleh istri-istrinya. Memang tindakan Daud mengambil banyak istri adalah sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan (band. Ul. 14:17). Namun, memiliki banyak anak merupakan tanda perkenan Tuhan atas seseorang (lih. Mzm. 127:3). 

Ketiga, penyertaan Tuhan atas Daud nyata dari pertolongan-Nya ketika orang Filistin berupaya menangkap Daud. Daud, belajar dari kesalahan pertama, yaitu gagal memindahkan Tabut Perjanjian karena tidak meminta petunjuk Tuhan. Maka saat itu ia meminta berkonsultasi pada Tuhan. Tuhan menjawab bahkan memberikan strategi jitu (ayat 14-15) yang berhasil mematahkan kekuatan pasukan Filistin sampai dua kali (ayat 11-12, 16). Kekalahan Filistin meneguhkan Daud bahwa Tuhan berpihak kepada dia. Pada saat yang sama, Daud dan umat Israel juga semakin yakin bahwa Tuhan mereka adalah Tuhan sejati, terbukti dengan ketidakberdayaan ilah-ilah sesembahan Filistin (ayat 12). 

Penyertaan Tuhan semakin nyata pada saat kita semakin bersandar dan berserah kepada Dia. Namun bila kita melupakan anugerah, dan berjuang sendirian dengan daya dan pikiran sendiri, maka kita akan mendapati diri kita tidak disertai Tuhan. Tak heran bila kita kalah saat menghadapi cobaan hidup! Mari kita belajar seperti Daud, makin melihat pemeliharaan Tuhan, makin kita taat pada firman-Nya.

Pembacaan 1 TAWARIKH 15 (hari ke 353)

Tafsiran :

Sikap apa yang diperlukan oleh seorang pemimpin agar kepemimpinannya kokoh? Salah satunya adalah kerendahan hati mengenali batas-batas kepemimpinannya. 

Daud bukan hanya ahli dalam pemerintahan dan peperangan. Dia juga membangun beberapa gedung. Dan salah satu kerinduannya adalah menyediakan tempat bagi tabut Allah. Keberhasilan Daud, termasuk upaya berbagai pembangunan fisik, tidak membuat Daud mabuk kekuasaan dan kehormatan. Daud memang pernah mengalami hal yang sangat pahit dan tidak menyenangkan dengan kematian Uza (lih. 1Taw. 13:9-13). Walau sempat marah, Daud segera menyadari kekeliruannya setelah ia berkonsultasi dengan Tuhan. Itu sebabnya dalam upaya kedua kali memindahkan Tabut Perjanjian, ia mempersilakan para imam dan orang Lewi, sebagai orang-orang yang dipercaya Tuhan atas kemah suci dan perabotannya (ayat 2, 15; Bil 3-4), untuk mengatur kegiatan tersebut. Walau Daud paham mengenai siapa yang berhak untuk berurusan dengan Tabut Perjanjian, itu tidak mengurangi tekadnya untuk merayakan Tuhan dengan musik, pujian, dan tarian (ayat 16-28). Bahkan Daud sendiri melepaskan gengsi seorang raja, dan tanpa malu ia menari-nari memuji Tuhan (ayat 29). 

Sikap Daud adalah sikap yang tulus. Walaupun menimbulkan keberatan Mikhal, putri Saul yang menjadi istrinya. Daud menunjukkan diri sebagai pemimpin yang berjiwa besar. Ia mengenali batas-batas kepemimpinannya dan tidak mau melanggarnya. Tuhan mengangkat dia untuk menjadi pemimpin secara politik, bukan secara keagamaan. Urusan keagamaan adalah urusan para imam dan orang Lewi. 

Belajar dari teladan Daud, kiranya kita pun menyadari batas otoritas dan kemampuan kita. Kesadaran itu bisa kita miliki bila kita mempunyai sikap rendah hati yang ditunjukkan dengan kesediaan untuk menerima tegoran dan koreksi. 

Renungkan: Siapa pun kita masih dapat melakukan kesalahan. Apakah kita cukup rendah hati untuk menerima koreksi?

Belajar 1 Tawarikh 14
"Pengalaman atau Tuhan ?"

1 Tawarikh 14:14 (TB)  maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: "Janganlah maju di belakang mereka, tetapi buatlah gerakan lingkaran terhadap mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau. 

Ketika pertama kali menghadapi orang Filistin yang sedang merampoki Lembah Refaim, maka Daud dan pasukannya menyerang orang-orang Filistin itu di Baal-Perasim dan berhasil mengalahkan mereka. Tapi rupanya, orang Filistin tidak juga kapok. Untuk kali kedua, mereka kembali merampoki Lembah Refaim. Tapi apakah Daud melakukan hal yang sama untuk mengalahkan orang Filistin itu ? Apa yang Alkitab katakan menyiratkan cara yang berbeda, bahwa Daud menyerang dari seberang -- bukan dari tempat mereka berada saat itu -- di bawah pohon Murbai; menunggu Tuhan memberikan tanda-Nya

Masalahnya sama, yakni orang Filistin, dan tempatnya pun sama, yakni Lembah Refaim. Tapi mengapa Daud menerapkan strategi yang berbeda pada pertempuran kedua ? Bukankah strategi yang pertama sudah terbukti berhasil ? Jawabannya tentu adalah karena ia bertanya pada Tuhan terlebih dahulu sebelum melakoni kedua pertempuran tersebut. Ia lebih menggantungkan dirinya pada Tuhan, dan bukan pada pengalaman masa lalu.

Pengalaman adalah guru yang baik. Ini benar kita pun setuju dengan pernyataan tersebut. Namun jangan sampai kita hanya memakai pengalaman masa lalu sebagai dasar untuk mengambil sebuah tindakan tanpa pernah melibatkan Tuhan.

Hendaknya, hari ini kita dapat benar-benar meresapi apa yang Daud sudah lakukan. Kita percaya Daud punya segudang strategi perang dalam benaknya (yang semuanya dapat menjadi pengalaman yang baik untuk menjadi dasarnya dalam mengambil tindakan), tapi alih-alih mengandalkan pengalaman masa, ia tetap menunjukkan diri berpaut hanya pada pikiran dan perkataan Tuhan.

Selamat berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 15
"Tak Harus Semuanya"
1 Tawarikh 15:2 (TB)  Ketika itu berkatalah Daud: "Janganlah ada yang mengangkat tabut Allah selain dari orang Lewi, sebab merekalah yang dipilih TUHAN untuk mengangkat tabut TUHAN dan untuk menyelenggarakannya sampai selama-lamanya." 

Meski sempat marah karena meninggalnya Uza, Daud pada akhirnya mau menyadari kesalahannya dan yang terpenting belajar dari kesalahannya. Jika sebelumnya ia tidak menugaskan orang yang seharusnya mengurus Tabut, ia pun kini mempersilahkan kaum Lewi -- kaum yang dipercaya Tuhan atas kemah suci dan segala perabotnya (ay 2, 15; Bil.3-4) -- untuk mengurus kepulangan Tabut tersebut dengan cara yang benar.

Jika Daud yang dikenal sebagai raja terbesar Israel saja memiliki batas otoritas kemampuan apalagi kita yang mungkin levelnya belum sejajar dengannya. Setinggi apapun posisi kita, entah dalam pekerjaan dan pelayanan, mari belajar menyadari bahwa tak semuanya -- bahkan yang besar sekalipun -- patut menjadi bagian kita. Ada kalanya kita dapat terlibat langsung, tapi ada kalanya juga kita lebih cocok untuk "hanya" menjadi penasehat, menonton, serta ikut bersukacita dengan orang lain yang pantas terlibat langsung dalam momen besar tersebut.

Selamat berkarya dan berjuang, tetap semangat serta terus bersyukur. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 16
 "Mensyukuri Hukuman ?"

1 Tawarikh 16:12 (TB)  Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya,

Tuhan memang berkali-kali menghukum Israel, tapi jangan lupa juga bahwa Tuhan senantiasa kembali memulihkannya. Sama halnya, hukuman-Nya kadang memang diberikan kepada kita, tapi itu sama sekali bukan tanda kasih-Nya kepada kita berkurang atau bahkan Ia meninggalkan kita. Ia memberikan hukuman-Nya semata agar kita berkesempatan mengalami pergumulan yang berat dan kemudian menyadari apa yang Ia ingin lakukan. Persis seperti ketika hukuman-Nya atas Uza kemudian mendatangkan kesadaran dan pertobatan Daud dalam memperlakukan Tabut Perjanjian. Ya, jika mau diruntui ke belakang, bangsa Israel bisa mensyukuri berkat-Nya sekarang karena Tabut Perjanjian sudah ada di Yerusalem, juga sebenarnya diawali dari hukuman yang Ia berikan terlebih dahulu atas Uza. Jika tidak ada hukuman itu, maka rasanya Tabut Perjanjian tidak akan dapat kembali ke Yerusalem dengan lancar dan karenanya tidak ada ucapan syukur atasnya. Merasa sedang dihukum-Nya? Bersyukurlah !! Karena jika dapat merespon hukuman itu dengan baik, maka itu akan menjadi langkah awal dari hal-hal baik yang akan kita terima setelahnya.

Syukur tidak hanya berkat-Nya, tapi juga hukum-Nya

Selamat beraktifitas, tetap semangat dalam menjalani kehidupan ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan 1 TAWARIKH 16 (hari ke 354)

Tafsiran :

Sesudah menegaskan pengkhususan tugas penyelenggaraan ibadah hanya kepada orang Lewi, Daud sendiri memimpin arak-arakan dan puji-pujian tersebut lalu memberikan berkat. Kini kita membaca mazmur yang ditujukan kepada Yahwe yang isinya jelas didasarkan atas Mazmur 105, 95, dan 106. Secara samar terlihat kesatuan fungsi raja dan imam bahkan juga nabi yang akan digenapi secara sempurna oleh Yesus Kristus. 

Mazmur Daud ini mengajar kita beberapa prinsip penting dalam ibadah yang menyenangkan hati Tuhan. Kala beribadah, memang kita bersyukur, berdoa, bernyanyi, dan bermazmur sebagaimana diungkapkan dalam panggilan untuk beribadah (ayat 8-13). Tetapi, inti dari ibadah adalah keyakinan bahwa Allah ada dan hadir dan berkenan didapati oleh mereka yang mencari dan meninggikan Dia. 

Allah adalah Allah perjanjian yang setia kepada janji-janji-Nya. Tema utama mazmur ini adalah penggenapan janji Allah menjadikan Israel umat-Nya, memberi mereka tanah perjanjian, membuat mereka suatu umat yang di dalam dirinya tanda-tanda kehadiran Allah terbaca dengan jelas (ayat 14-27). Kedatangan tabut perjanjian adalah salah satu penggenapan puncak dari janji Allah. Adalah kewajiban umat Allah untuk tidak melupakan hal tersebut. Mengingat-ingat kesetiaan Allah dan penggenapan janji-janji-Nya adalah inti dari penyembahan. 

Ibadah yang benar akan melahirkan semangat kesaksian. Umat yang menyembah Tuhan dan menyadari bahwa kemuliaan Allah tidak terbatas akan terdorong oleh kerinduan untuk mengajak segenap bangsa, bahasa, dan ciptaan untuk mengakui kemuliaan Allah itu (ayat 28-34). 

Renungkan: Kita seringkali gagal menyembah Tuhan dengan benar dan bersaksi bagi-Nya. Namun, Ia hadir dan akan mengerjakan maksud-maksud-Nya sampai kita sungguh menjadi penyembah dan saksi bagi-Nya.

Belajar 1 Tawarikh 17
"Memuliakan, Dimuliakan" 

1 Tawarikh 17:1 (TB)  Setelah Daud menetap di rumahnya, berkatalah ia kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda."

Di perikop ini, kita dapat melihat bagaimana Daud begitu mengucap syukur kepada Allah, sehingga bahkan separoh dari perikop ini (ay. 16-27) dikhususkan hanya berisi ucapan doa syukur Daud; tentang betapa herannya ia terhadap perlakuan Allah yang begitu memuliakannya, keluarganya dan keturunannya. Meski bukan Daud yang mendapatkan hak istimewa membangun Bait Allah, tapi nyatanya Allah berjanji memberkati kerajaannya dan keturunannya dengan luar biasa. Salomo, anaknyalah yang akan membangun Bait Allah, dan kerajaannya kokoh sampai selamanya; demikian Tuhan telah berjanji.
Tapi, jika kita menilik pada konteks ini, rasanya sulit untuk tidak mengaitkan keinginan Daud memuliakan Allah dan janji Allah memuliakan Daud. Menyadari ia berada di istana dan Tabut Perjanjian hanya ada dalam sebuah kemah. Daud merasa tidak pantas. Karenanya, ia ingin membangun sebuah rumah yang megah untuk Tabut itu berdiam, sebab Allah pantas dimuliakan, bukan dirinya. 

Lebih dari apa yang nampak di luar (cara kita beribadah dan perbuatan baik, misalnya) hidup yang memuliakan-Nya berbicara soal manusia rohani kita. Jika hubungan pribadi kita dengan-Nya beres (seperti halnya Daud selalu mengutamakan-Nya dan menjaga hubungan dekat dengan-Nya), maka apa yang keluar dari hidup kita lewat tindakan dan perkataan pun pada akhirnya juga akan memuliakan-Nya. Ingin seperti Daud yang hidupnya begitu memuliakan Allah ? Mari belajar memuliakan-Nya terlebih dahulu.

_Selamat beraktifitas dan terus semangat.
Muliakan Dia dalam hidup kita_

Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 18
"Cara Memakan Gajah"

1 Tawarikh 18:3 (TB)  Selanjutnya Daud memukul kalah Hadadezer, raja Zoba, dekat Hamat, ketika ia pergi menegakkan kekuasaannya pada sungai Efrat.

Ketika membaca perikop ini, Daud terkesan gampang sekali menaklukkan musuh-musuhnya yang sedemikian banyak. Memang benar tidak dimungkiri bahwa kenyataannya tentu tidak semudah yang diceritakan dalam perikop ini ( banyak proses perjuangan yang tidak diceritakan), tapi memang Daud memang kalau boleh dikatakan -- ekstremnya -- sudah berhasil "menyantap satu ekor gajah" !

Jika ditanya, bagaimana memakan satu ekor gajah, apa jawaban kita ? Kalau kita memikirkan bahwa pertanyaan itu adalah pertanyaan yang tricky kita memikirkan dengan keras, maka kita salah, karena sebenarnya jawabannya sangat sederhana, yakni gigit demi gigit ! Maka lama kelamaan gajah itu akan habis. Sedang menghadapi masalah, tugas, schedule yang begitu padat dan banyak hari ini ? Jangan lihat banyaknya dan rumitnya, tapi mulailah lakukan/selesaikan satu demi satu hingga tuntas. Memulai sesuatu -- apalagi yang menggunung dan rumit -- memang kadang sangat sulit, tapi begitu kita berhasil memulainya, maka sebenarnya kita sudah memenangkan separuh dari peperangan kita.

Dengan penyertaan Tuhan, Daud dapat mengalahkan musuh-musuhnya; demikian kita dengan penyertaan Tuhan dapat menuntaskan tiap masalah yang ada di depan mata kita.

Selamat beraktifitas, bekerja dan berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 19
"Keberanian dalam Relasi"
 
1 Tawarikh 19:6 (TB)  Setelah dilihat bani Amon, bahwa mereka telah membuat dirinya dibenci oleh Daud, maka Hanun dan bani Amon itu mengirim seribu talenta perak untuk menyewa kereta dan orang-orang berkuda dari Aram-Mesopotamia, dari Aram-Maakha dan dari Aram-Zoba.

Kisah ini sedikit banyak menggambarkan apa yang kita temui dan alami dalam keseharian. Bukankah sudah terlalu sering kita temui (dan bahkan mengalami) berbagai perpecahan hanya karena asumsi dan keengganan untuk mengakui kesalahan ?? Mengenai asumsi, sebuah kutipan berkata : "Asumsi yang salah merupakan sebab dari semua kegagalan. Milikilah keberanian untuk menguji asumsi kita." Sedang mengenai minta maaf, kutipan lain berkata: " Orang yang paling berani adalah orang yang minta maaf terlebih dahulu". Ya, salah satu dasar utama harmonis dan langgengnya sebuah relasi sebenarnya adalah keberanian, yakni keberanian untuk bertanya dan keberanian untuk mengakui kesalahan serta minta maaf. Saat dua keberanian itu dilibatkan, maka peluang munculnya kebencian dan kehancuran dalam satu relasi akan makin terkikis.

Selamat bekerja dan berkarya, tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan 1 TAWARIKH 17 (hari ke 355)

Tafsiran :

Pangeran Zinzendorf suatu waktu berdiri di depan lukisan terkenal, yang berjudul "The Crucifixion" (penyaliban), di kota Stenburg, Jerman. Di bawah lukisan itu ada tulisan, "Inilah yang Kulakukan untukmu, apa yang kau lakukan untuk-Ku?" Lukisan dan tulisan itu menyentuh hatinya. Sejak saat itu, ia menyerahkan semua kekayaannya, bahkan dirinya sendiri kepada Tuhan. Ia menjadi pelayan Tuhan. 

Daud juga telah merasakan kebaikan Tuhan. Dari gembala domba menjadi Raja Israel. Keturunannya pun akan diberkati (ayat 7-11). Tak heran ia merasa terganggu saat menyaksikan suatu hal yang mencolok: ia tinggal di istana megah, sedangkan Tabut Perjanjian, yang merupakan simbol kehadiran Tuhan, diletakkan di dalam kemah (ayat 1). Maka muncullah kerinduan untuk membangun rumah bagi Tuhan. Namun Tuhan ternyata tak mengizinkan Daud mewujudkan kerinduannya (ayat 3-4). Mengapa? Salahkah Daud? Kerinduan Daud tak salah, tetapi ada hal yang harus dipahami oleh Daud. Tuhan tak pernah meminta Daud untuk membangun sebuah rumah, sebagai tempat untuk meletakkan Tabut Perjanjian (ayat 4-6). Tuhan juga tidak pernah meminta Daud membalas segala sesuatu yang telah Dia lakukan bagi Daud (ayat 7-10). Daud pun harus menyadari bahwa pembangunan rumah bagi Allah seharusnya bukan membangkitkan kemuliaan bagi Daud, melainkan bagi Tuhan. Lagi pula tangan Daud telah pernah berlumuran darah karena keterlibatannya di medan perang (1Taw. 22:8; 28:3). Sebab itu, Tuhan menyerahkan tugas pembangunan Bait-Nya kepada Salomo, anak Daud sendiri. 

Bukan hanya Daud, kita pun terkadang ingin melakukan sesuatu bagi Tuhan. Namun kita telah belajar bahwa apa yang ingin kita lakukan belum tentu sesuai dengan hati Tuhan. Bukan selalu karena Tuhan tidak berkenan, melainkan karena memang Tuhan tidak menghendaki demikian, atau bisa juga karena belum waktunya menurut Tuhan. Maka carilah kehendak Tuhan saat akan melakukan apa pun bagi Dia. Sebab semuanya harus diarahkan bagi kemuliaan-Nya.

Pembacaan 1 TAWARIKH 18 (hari ke 356)

Tafsiran :

Pasal ini menunjukkan karya dan penyertaan Tuhan dalam peluasan kerajaan Daud. Tuhan memberikan kemenangan demi kemenangan ke dalam tangan Daud. Bila kita melihat peta Palestina zaman itu, bagian ini memetakan kemenangan Daud ke segala penjuru sekitar Israel. Daud berhasil memperlebar sayap kekuasaannya, ke Barat Daya, Tenggara, Timur, bahkan jauh sampai ke Utara, dengan menaklukkan Gat (Filistin), Amalek, Moab, Amon, Aram. Kemenangan-kemenangan itu memaksa juga Zoba untuk mengakui kekuasaan Daud. Momen ini sedemikian penting dalam sejarah Israel, sebab saat itu, bangsa itu benar-benar berhasil menaklukkan musuh-musuhnya. Kemenangan-kemenangan tersebut menyatakan bahwa di bawah seorang pemimpin yang sungguh memuliakan Tuhan dan bertindak dalam pimpinan Tuhan, bangsa itu dengan mudah meraih janji-janji Tuhan. 

Apakah prinsip sederhana: memuliakan dan menaati Tuhan membawa keberhasilan, lalu membuat Daud mengabaikan hal-hal seperti strategi perang, administrasi negara, dan berbagai prinsip ketatanegaraan lainnya? Tidak. Dia tidak saja maju memerangi dan menaklukkan, tetapi sesudah itu Daud menempatkan pasukan-pasukan pendudukan (ayat 6,13) dan mengambil tindakan yang melumpuhkan kekuatan militer musuh-musuhnya (ayat 4). Daud tidak saja berkonsentrasi pada peluasan wilayah kekuasaannya, tetapi juga memperhatikan dua hal prinsip dalam pengaturan kekuasaan itu. Pertama, tujuan kekuasaan itu, dan kedua bagaimana menata kekuasaan tersebut. Tujuan kekuasaan bagi Daud bukanlah memperkaya diri sendiri. Tetapi, menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah. Daud mempersembahkan kekayaannya untuk kelak membangun Bait Allah, dan Daud menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya. Kekuasaan Daud berlangsung dalam pengaturan negara secara baik (ayat 14-17). Kerajaannya ditata ke dalam tiga departemen dengan dua panglima militer, dua staf administrasi dan empat orang imam. 

Renungkan: Pernahkah Anda mendaftarkan keberhasilan-kegagalan Anda dalam kaitan dengan ketaatan Anda kepada Tuhan dan bagaimana Anda mengatur relasi-relasi Anda dengan sesama dan gaya hidup Anda?

Pembacaan 1 TAWARIKH 19 (hari ke 357)

Tafsiran 

Kisah penaklukan Daud atas bani Amon ini diawali oleh kisah yang seharusnya menciptakan kerukunan. Daud yang sebelumnya memiliki hubungan baik dengan ayah Hanun, raja Nahas, mengirimkan pesan belasungkawa atas kematian Nahas. Namun, kehadiran utusan Daud ini tidak disambut baik, melainkan dicurigai bahkan dihina. Meskipun kemudian Hanun menyadari bahwa tindakannya itu sesuatu yang "busuk" (arti harfiah dari ay. 6), ia tidak merendahkan hati dan meminta maaf. Sebaliknya ia malah menggalang kekuatan perang dengan menyewa kekuatan militer orang Aram seharga seribu talenta perak. 

Kepemimpinan Daud tampak lagi cemerlang dalam kisah ini. Pertama, Daud dengan bijak sebagai "bapak" bangsanya memulihkan kembali kehormatan para pegawainya yang telah menerima penghinaan Hanun. Kedua, Daud mengerahkan pasukan di bawah pimpinan panglima perangnya Yoab, untuk melawan kekuatan sekutu musuhnya itu. Ungkapan "uang dapat mengatur segalanya" ternyata tidak berlaku di dalam peristiwa ini. Pasukan bayaran tersebut tidak dapat mengatasi keberanian tentara Israel yang bukan bermodalkan kepentingan materi, tetapi bersemangat pengabdian rohani yang berapi-api. "Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita," menjadi semboyan Yoab dan Abisai mengobarkan keberanian dan menghasilkan keunggulan tentara mereka. 

Melalui peristiwa ini, kekalahan mutlak Amon dan Aram terjadi seiring dengan semakin mantapnya kekuasaan Daud. Kedua bangsa itu selalu menjadi rongrongan bagi Israel. Namun, kini melalui tindakan sombong Hanun sendiri, Allah membalik dan memantapkan rencana-Nya atas umat pilihan-Nya. 

Renungkan: Bahaya disintegrasi masih mengancam Indonesia. Banyak kekuatan terselubung berusaha meruntuhkan keutuhan bangsa. Kristen perlu bersikap bijak dan bertindak tepat berdasarkan semboyan yang sama: kuatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kepentingan Allah. Kita berjuang secara rohani demi mengupayakan kesatuan bangsa kita di dalam mana Gereja berperan nyata.

Pembacaan 1 TAWARIKH 20 (hari ke 358)

Tafsiran 

Bila kita bandingkan bagian ini dengan paralelnya dalam II Samuel 11-12, tampak suatu kejanggalan. Dikatakan bahwa kini kemenangan diraih bukan karena prakarsa Daud sebagai raja, tetapi karena prakarsa Yoab (ayat 1-2). Tetapi, dikatakan bahwa "pada waktu raja-raja biasanya maju berperang," justru Daud tinggal sendiri di Yerusalem dan Yoab yang maju berperang. Dari II Samuel 11-12 kita mengerti bahwa saat itulah terjadi peristiwa tragis kejatuhan Daud dalam dosa zinah dengan Batsyeba. Meskipun tidak dinyatakan secara langsung, bagian ini hendak menyampaikan suatu kebenaran rohani yang penting bagi kita. Sesudah melalui pedihnya proses keinsyafan dan pertobatan, seseorang yang telah jatuh masih dipulihkan dan dianugerahi Tuhan kesempatan untuk melanjutkan perannya. Anugerah Allah sangat besar sehingga kegagalan tidak membuat orang itu tersingkir dari rencana Allah. Daud belajar bukan saja tentang jahatnya dosa dan yang diakibatkannya, tetapi juga tentang keajaiban anugerah Allah dan tentang kenyataan bahwa ia memerlukan orang lain, rekan yang dengannya ia dapat membangun kemenangan. 

Anugerah Allah justru dinyatakan dalam kondisi sesudah jatuh dalam dosa. Puncak kejayaan Daud dinyatakan secara simbolis, yaitu dengan mengenakan mahkota raja Amon. Itu bukan hasil kemenangannya sendiri, tetapi akibat anugerah Allah yang telah memberikan Yoab sebagai panglima yang piawai dan rekan seperjuangan yang andal. Sesudah itu menyusul pula sebuah kemenangan fantastis, yakni kesuksesan mereka menggulingkan jagoan bangsa Filistin. Para sepupu Goliat yang berpostur besar dan kuat bukan lawan tanding Israel yang maju dalam nama Tuhan. Lawan boleh memiliki kekuatan hebat, namun ketika berhadapan dengan iman, robohlah kekuatan raksasa-raksasa Filistin. Iman memungkinkan setiap sendi otot pahlawan Allah mengalami kejadian-kejadian yang hanya dapat dijelaskan dari sudut pandang supranatural. Dengan iman pula, kita disanggupkan untuk menghidupi kekristenan kita. 

Renungkan: Ada mahkota kemuliaan dari Allah tersedia bagi orang yang akhirnya menang dalam perjuangan rohaninya dan bukan hanya untuk mereka yang tak pernah kalah (ayat 2 Tim. 4:8).

Hari ke 359 pembacaan 1 TAWARIKH 21

Tafsiran :

Sebelum kapal Titanik berangkat, Nyonya Albert Caldnel seorang penumpang, bercakap-cakap dengan salah seorang awak kapal. Nyonya Caldnel menanyakan, apakah kapal sebesar Titanik dapat tenggelam? Awak kapal menjawab dengan pongah, bahwa Titanik adalah sebuah keberhasilan di bidang perkapalan. Jadi Titanik tidak mungkin tenggelam. Bahkan katanya, Tuhan sendiri tak mungkin menenggelamkan kapal itu. Namun apa yang terjadi? 20 menit sebelum jam 12 malam pada tanggal 14 April 1912, kapal itu tenggelam karena menabrak gunung es. Sungguh ironis! 

Serangkaian keberhasilan yang diterima Daud, membuat dia terbujuk oleh Iblis untuk mensensus orang Israel (ayat 1). Apakah mengadakan sensus adalah salah? Menurut pandangan pada masa itu, seseorang hanya berhak menghitung apa yang menjadi miliknya. Israel sama sekali bukan milik Daud, melainkan milik Allah. Jadi sensus hanya terjadi bila diperintahkan oleh Tuhan. Tuhan sendiri telah menetapkan aturan mengenai sensus, yang tidak ditaati oleh Daud pada saat itu (Kel. 30:12). Pelanggaran itu memperlihatkan kesombongan akibat kebanggaan atas keberhasilan yang telah dicapai. Di sisi lain, kurangnya kepercayaan Daud pada Allah untuk menyelamatkan bangsa itu membuat dia mengadakan sensus untuk mengetahui jumlah orang yang bisa dilibatkan dalam peperangan. Padahal keamanan Israel hanya terletak di dalam iman kepada Allah, bukan pada jumlah prajurit. Memang Daud kemudian sadar dan mengakui dosanya, tetapi konsekwensi atas dosa itu tak bisa dihindari. 

Disadari atau tidak, keputusan dan tindakan kita pun sering dilandasi keraguan kepada Allah. Meski sudah berdoa, kita masih memikirkan cara untuk "membantu" Dia agar lebih mudah mengabulkan doa kita. Berupaya mengatasi masalah bukan merupakan suatu hal yang salah, tetapi bila itu dilakukan karena kita ragu kepada Allah tentu akan menjadi suatu kesalahan. Periksalah hati dan pikiran kita agar tindakan kita bukan dilandasi oleh ketidakpercayaan.

Belajar 1 Tawarikh 20
"Fisik atau Spirit"

1 Tawarikh 20:8 (TB)  Orang-orang ini termasuk keturunan raksasa di Gat; mereka tewas oleh tangan Daud dan oleh tangan orang-orangnya.

Dalem peperangan melawan Moab, Daud justru tinggal di Yerusalem. Panglima perangnyalah, yang bernama Yoab, yang menjadi perwakilannya dan berhasil menaklukkan Moab. Meski tidak dinyatakan secara langsung, namun ditengarai hal ini karena pada saat itu Daud sedang jatuh dalam dosa perzinahan dengan Betsyeba dan pembunuhan berencana (2 Sam.11-12). Namun meski secara fisik Daud tidak bersama orang-orang kepercayaan, "spirit"  yang ada dalam diri Daud ternyata tetap menyertai mereka. Alhasil, mereka tidak hanya mampu mengalahkan Moab, tapi tiga orang bernama Sibkai, Elhanan, dan Yonatan juga berhasil mengalahkan tiga raksasa yang disebut sebagai sepupu dari Goliat -- raksasa yang Daud kalahkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Tanpa mengesampingkan penyertaan Tuhan, kunci keberhasilan Daud dalam mengalahkan Goliat adalah sikapnya. Saat orang lain berfikir, "Habis sudah, badan sebesar itu mana bisa dijatuhkan!!" Daud justru berfikir, "Habislah kau, badan sebesar itu mana bisa luput dari umbanku !!" Nah sudahkah kita memiliki "spirit" yang sama ? Yakni optimis, positif serta dapat menjadi inspirasi bagi orang-orang lain disekitar kita ? Mari di tahun baru 2023 kita memiliki "spirit" seperti Daud

Selamat menikmati libur akhir pekan, dan tetaplah terus optimis dan semangat untuk berkarya & bekerja. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 21
"Memegahkan Diri"

Dalam 1 Korintus 1:29 (TB)  supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. 

Kemenangan demi kemenangan yang Daud serta pasukannya raih ternyata membuat Daud terbuai dalam kemegahan diri. Tak, ayal dengan sedikit bujukan Iblis saja, Daud sudah terjebak melakukan dosa.

Mengapa Daud berdosa ? 

▪︎Pertama, dalam pandangan masa lalu, seorang hanya berhak menghitung apa yang menjadi miliknya. Dengan mengadakan sensus, secara tidak langsung ia mengklaim bangsa Israel sebagai miliknya, bukan milik Tuhan seperti sebagaimana seharusnya.

▪︎Kedua, dengan mengadakan sensus, Daud seolah hendak membanggakan diri. Ia ingin tahu seberapa besar pasukan dan rakyat yang ada di bawah kekuasaannya.

▪︎Ketiga, dengan mengadakan sensus, disisi lain Daud juga seolah tidak lagi mempercayai penyertaan Tuhan yang memberinya kesempatan, namun lebih bergantung pada jumlah pasukan yang ia miliki.

Tanpa disadari, kita pun sering kali bersikap sama seperti ketika mengecap keberhasilan. Awalnya, kita memang mengakui murni sebagai anugerah Tuhan, namun seiring berjalannya waktu, kita pun jatuh dalam jebakan kemegahan diri. Lupa mengakui campur tangan Tuhan, lupa mengakui campur tangan Tuhan, kita merasa mendapatkan segala keberhasilan itu murni karena kecerdasan dan kepandaian kita sendiri. Lalu yang terakhir, kita pun lebih mengutamakan apa yang ada di tangan kita daripada masih atau tidaknya Tuhan di hati kita.

Kita mengandalkan segala yang kita miliki untuk menyelesaikan masalah, dan tidak lagi datang kepada Tuhan serta mengandalkannya.

Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga tercinta. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 1 Tawarikh 22
"Turun Tangan"

1 Tawarikh 22:5 (TB) Karena pikir Daud: "Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan persediaan baginya!" Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia mati.

Daud sebenarnya bisa cuma urun angan (memberikan ide membangun Bait Suci) dan memilih lepas tangan, sebab toh Allah sendiri memberikan tugas membangun Bait Suci itu kepada putranya. Dengan demikian ia tak perlu repot mempersiapkan segala sesuatu yang sudah barang tentu menguras tenaga, waktu, dan juga hartanya. Tapi Daud menunjukkan sikap yang patut kita teladani. Alih-alih cuma urun angan, ia juga ingin turun tangan. Ia mau repot dan berkorban waktu, tenaga, dan harta.

Harus diakui, banyak orang, bahkan termasuk saya atau kita ternyata lebih suka urun angan dari pada turun tangan dalam banyak kesempatan. Dimana dalam banyak hal dengan senang hati mengkritik, mendikte, dan memberikan masukan, namun memilih angkat tangan jika harus memberikan tenaga, waktu, dan sebagian harta kita untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan kebaikan, baik itu di tempat kerja, lingkungan tempat tinggal, atau lingkungan pelayanan, "Toh saya sudah memberikan kontribusi dalam bentuk ide," demikian mungkin kita berfikir. Ya, urun angan memang baik (daripada diam saja), tapi akan lebih baik lagi jika kita bisa urun tangan bersam sama dengan yang lain.

Selamat beraktifitas, tetaplah semangat dan jangan lupa untuk selalu bersyukur. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan 1 TAWARIKH 22 (hari ke 360)

Tafsiran

Ketika merasa dirinya sudah berada di akhir usia, orang tua biasanya akan menyampaikan wasiat kepada anak-anaknya. Dan biasanya pula, wasiat itu berkenaan dengan harta yang diwariskan kepada anak-anaknya. 

Berbeda dengan Daud. Karena tak memenuhi syarat untuk membangun Bait Suci, Daud mewariskan kerinduan dan tugas mulia itu kepada anaknya, Salomo. Meski tugas sudah diwariskan, Daud tidak tinggal diam. Ia ikut mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pembangunan (ayat 3-5). Bahan-bahan dari kualitas terbaik dan jumlah yang tak terhitung: besi (ayat 3), kayu aras (ayat 4), emas, perak, tembaga, besi, dan batu (ayat 14). Daud juga mempersiapkan tukang-tukang untuk mengerjakan Bait Allah itu (ayat 1, 15-16). Tak cukup hanya itu, Daud meminta para pembesar Israel untuk memberikan dukungan kepada Salomo dalam pekerjaan besar itu (ayat 17-19). Namun ada hal yang lebih penting. Bagi Daud, pekerjaan suci itu hanya bisa dilakukan bila Salomo hidup dekat Allah (ayat 13). Tanpa Allah, Salomo tak akan memiliki kekuatan untuk membangun Bait Suci sesuai keinginan Allah. 

Meski ide untuk membangun Bait Allah itu datang dari Daud, dan Salomo yang kelak akan dipuji karena keberhasilan membangun Bait Suci, Daud tidak peduli. Bagi dia, mendapat nama karena pekerjaan besar itu bukanlah tujuannya (ayat 5). Daud adalah contoh orang yang bekerja di belakang layar. Meski tak terlihat, orang seperti ini melaksanakan bagiannya dengan sungguh-sungguh. Ia memang tidak menerima penghargaan atas hasil kerjanya, tetapi pekerjaan itu tidak akan terlaksana tanpa campur tangannya. 

Apakah Anda termasuk orang yang bekerja di balik layar? Jangan kecil hati! Walau hanya sedikit orang yang tahu kiprah Anda, bukan berarti Tuhan tidak memerhatikan Anda. Meski terlihat bernilai kecil, bisa saja pekerjaan Anda justru mempersiapkan sebuah pekerjaan yang punya dampak besar di kemudian hari. Sebab itu, lakukanlah dengan sungguh-sungguh semua yang telah dipercayakan Tuhan pada Anda.

Pembacaan 1 TAWARIKH 23 (hari ke 361)

Tafsiran :

Kita perlu merenungkan bahwa bahwa kitab ini ditulis agar menjadi pedoman bagi umat yang kembali dari pembuangan dan mulai berencana membangun kembali Bait Allah yang telah runtuh. Kepemimpinan Daud tidak saja menjadi contoh tentang seorang pemimpin sejati yang sepenuh hati mengabdikan diri di dalam tugas-tugasnya. Sikap dan tindakan ini dilandasi atas konsep bahwa Allah di dalam kedaulatan-Nya, telah memilih dan menetapkan pribadi lepas pribadi untuk pelayanan kudus. Daud tahu tempat dan perannya, demikian juga tempat dan peran Salomo, serta para Lewi yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah tersebut. Selain itu, tindakan-tindakan Daud menjadi pola prinsip bagi pengaturan ibadah seputar Bait Allah untuk generasi pembangun yang kembali dari pembuangan tersebut. 

Daud mengadakan sensus lagi, tetapi kali ini tidak dengan motif dan tujuan yang salah. Daud menghitung orang Lewi yang siap diikutsertakan bagi tugas pembangunan Bait Allah dan penyelenggaraan ibadah di dalamnya. Sebagian ditugaskan untuk memikul tanggungjawab pengawasan dan pengorganisasian, sebagian lagi dibagi-bagi dalam tugas penyelenggaraan ibadah. Pembagian tugas tersebut diatur menurut kelompok asal dari keturunan Lewi, yaitu Gerson, Kehat, dan Merari. Ayat 13 memaparkan sangat rindi tugas-tugas imam, yaitu mengurus apa yang kudus, membakar kurban di hadapan Allah, melayani Allah, dan memberikan berkat demi nama-Nya. 

Indah sekali bagian ini memadukan pemimpin dan yang dipimpin dalam suatu orkestra penyembahan yang serasi. Semua dan setiap unsur pada intinya adalah para pelayan Tuhan. Entah memimpin atau dipimpin, setiap kita dipanggil sama sebagai hamba Allah, dan karena itu wajib mengerjakan bagian kita sebagai bagian dari suatu kesatuan pengabdian bagi Allah sendiri. Kristen bukannya terpanggil untuk suatu posisi atau jabatan tertentu, tetapi untuk tugas dan tanggung jawab sebagai hamba Allah. 

Renungkan: Penyembahan yang benar dan berkenan kepada Allah adalah pelayanan yang serasi dan teratur di dalam pimpinan Roh dan di dalam semangat kebenaran.

Pembacaan 1 TAWARIKH 24 (hari ke 362)

Tafsiran 

Dalam setiap pribadi Tuhan telah memberi karunia-karunia khusus dan unik sebagai perlengkapan untuk tugas-tugas yang akan diberikan kepada mereka di kemudian hari. Tetapi yang membuat kualitas diri mereka berada di atas teman dan saudaranya yang lain adalah taraf di mana mereka telah mengembangkan karunia-karunia dan rahmat Allah melalui ibadah dan disiplin terhadap diri sendiri. 

Selain membagi tugas menurut keturunan, Daud mengatur pembagian kelompok penatalayanan tersebut juga sesuai dengan jumlah yang ada dalam keturunan Eleazar dan Itamar. Dengan demikian, Daud menjalankan prinsip keadilan yang Tuhan ajarkan di dalam kitab Musa juga ke dalam pembagian tugas. Di samping untuk menghindari kecemburuan sosial atau rohani, pembagian tugas yang adil ini juga membuat setiap kelompok mendapatkan beban tanggung jawab yang sesuai dengan keberadaan dan kemampuan mereka. 

Bagian ini membangkitkan beberapa pertanyaan prinsip penting tentang ibadah. Dalam sudut pandang Perjanjian Baru kita paham bahwa ibadah terjadi tidak saja dalam kegiatan rohani tetapi di dalam seluruh segi kehidupan kita. Demikian pula ibadah yang kita laksanakan di gereja tidak saja tugas segelintir orang yaitu para pejabat gereja tetapi adalah hak dari setiap orang beriman karena masing-masing kita adalah imamat yang rajani. Ini mungkin dilambangkan oleh kegiatan ibadah 24 jam di Bait Allah waktu itu (ayat 23:30-31; Mzm. 134:2). Apabila zaman itu penugasan dilakukan dengan juga menggunakan undian, kini kita melakukan pemilihan secara "demokratis." Jika contoh pembagian tugas pelayanan ibadah dalam bagian ini kita gabungkan dengan contoh dan ajaran Perjanjian Baru, kita perlu terus memeriksa dan membina bahwa kelangsungan penataan pelayanan gerejani kita melalui para pendeta, penginjil, majelis, diaken, guru sekolah Minggu, dlsb., sungguh menerapkan prinsip pimpinan Allah, kesesuaian dengan karunia, kesalehan hidup dan keterpaduan melayani. 

Renungkan: Seorang pemimpin yang benar dan dapat dipercaya mungkin sekali adalah orang yang tidak ingin memimpin, tetapi dipimpin dan didorong Roh Kudus dari dalam dan melalui kondisi luar. Orang-orang seperti itu adalah Musa dan Daud serta beberapa nabi PL dan mungkin juga termasuk Anda.

Hari ke 363 : pembacaan 1 TAWARIKH 25

Tafsiran :

Penjelasan yang panjang-lebar tentang para penyanyi menunjukkan minat penulis Tawarikh terhadap musik. Perikop ini memiliki 2 bagian: [1] Keluarga penyanyi (ayat 1-8) dan [2] Pembagian tugas-tugas (ayat 9-31). Memuji Allah telah merupakan bagian ibadah sejak Israel kuno. Dalam rangkaian pengaturan ibadah di bait Allah, Daud dan para panglimanya menunjuk tiga keluarga sebagai penyanyi. Mereka bertugas menyanyikan firman Tuhan (bernubuat) dengan diiringi alat musik: ceracap, gambus, dan kecapi. Di sini dengan jelas dinyatakan bahwa musik kaum Lewi dipakai baik untuk ibadah maupun untuk peperangan. 

Ketiga keluarga itu adalah Asaf (ayat 2), Yedutun (ayat 3), dan Heman (ayat 4-5). Ketiganya kita kenal juga lewat mazmur-mazmur yang mereka nyanyikan. Asaf: Mazmur 50, 73-83. Yedutun: Mazmur 39. Heman: Mazmur 88. Yang menarik ialah menurut 1Raj. 4:31, Heman bukan orang Israel melainkan orang Kanaan. Ketiga keluarga ini dibagi menurut anak-anak mereka masing-masing menjadi dua puluh empat kelompok. Setiap kelompok dua belas orang. Dengan undian setiap kelompok mendapatkan gilirannya. 

Apa tugas mereka? Setiap kelompok bagaikan suatu paduan suara kecil untuk mengiringi ibadah. 

Mereka akan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi TUHAN. Pada saat yang sama mereka akan bernubuat. Bernubuat bisa dimengerti sebagai menyampaikan firman Tuhan. Itu berarti mereka tidak sembarangan menyanyi, mempertunjukkan keindahan musik atau suara mereka, tetapi di dalamnya ada berita yang hendak disampaikan. Demikian kita melihat mazmur-mazmur ditulis untuk menyampaikan suatu berita kepada umat. Dengan demikian, pujian dan syukur akan dipanjatkan oleh umat dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Inilah pola ibadah untuk menuju pemulihan setelah periode pembuangan. 

Renungkan: Seharusnya kita pada masa kini juga menunjukkan keseriusan ibadah seperti Israel kuno. Ibadah adalah sikap hidup di hadapan Allah. Dari mutu lagu, musik, pemusik, dan penyanyi yang terlibat dalam ibadah kita, akan terlihat juga bagaimana sebenarnya ibadah kita. Seluruh unsur ibadah perlu memiliki esensi kehadiran Roh dan kebenaran (Yoh. 4:24) dan bukan sekadar mengutamakan unsur keindahan musik atau kenikmatan berkumpul beracara.

[15.12, 19/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 1 TAWARIKH 26 (hari ke 364)

Tafsiran :

Pengaturan berikut ini ada dalam tiga bidang. Pertama, penjagaan pintu gerbang bait Allah (ayat 1-19). Pintu-pintu gerbang dijaga oleh tiga keluarga. Kedua keluarga pertama adalah dari suku Lewi, dan Obed-Edom adalah seorang Gat (ayat 2Sam. 6:10-11). Selain menjaga pintu-pintu gerbang Bait Allah, para penjaga pintu gerbang juga menjaga gudang perlengkapan dan peralatan (ayat 9:23,26), mengurus perkakas ibadah (ayat 9:28), dan tugas-tugas lainnya yang berkenaan dengan ibadah, bahkan mencakup urusan musik (ayat 9:33). 

Para penjaga pintu adalah orang gagah perkasa (ayat 7,9), karena tugas mereka amat penting. Mereka harus memastikan bahwa tidak ada orang yang luput masuk ke dalam Bait Allah dengan keadaan tid…
[09.28, 21/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 23
"Persiapan Ibadah"
 
1 Tawarikh 23:2 (TB)  Ia mengumpulkan segala pembesar Israel, juga para imam dan orang-orang Lewi. 

Apakah Ibadah kepada Tuhan itu sesuatu yang penting bagi Daud ? Jelas !! Hal itu tergambar dengan jelas pasal 23 ini. Bait Suci belum dibangun. Bait Suci bahkan masih dalam perencanaan. Namun lihatlah bagaimana Daud mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadah dan penyembahan  kepada Allah secara detail. Daud tidak hanya menggagas dibangunnya Bait Suci yang megah untuk Allah, tapi Daud juga mengatur orang-orang Lewi yang akan bertugas dalam rumah Allah nantinya. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya Daud jika sudah menyangkut soal Tuhan. Tak heran kalau Tuhan sangat berkenan kepada Daud, karena hatinya …
[09.33, 21/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 24 
"Dengan Cara Diundi"
 
1 Tawarikh 24:5 (TB)  Dan orang membagi-bagi mereka dengan membuang undi tanpa mengadakan perbedaan, sebab ada "pemimpin-pemimpin kudus" dan "pemimpin-pemimpin Allah", baik di antara keturunan Eleazar maupun di antara keturunan Itamar.

Mungkin kita bertanya-tanya mengapa untuk menentukan siapa yang bertugas, harus dengan cara diundi ? Apakah tidak ada cara lain yang lebih baik daripada sekedar "faktor keberuntungan" saja. Meski pembagian tugas imam dilakukan dengan cara diundi tapi tidak setiap orang bisa melayani di rumah Tuhan secara sembarangan. Hanya orang Lewi yang boleh melayani, itu pun sebelumnya mereka harus menjalani serangkaian aturan yang cukup ketat.

Hasil undian sebenarnya merupakan keputusan dari…
[09.39, 21/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 25
"Faktor Hati dan Faktor Skill"

1 Tawarikh 25:7 (TB)  Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk TUHAN — mereka sekalian adalah ahli seni — ada dua ratus delapan puluh delapan orang. 

Mengapa yang ditunjuk Daud hanyalah keluarga Asaf, Heman, dan Yedutun ? Sebab ketiga keluarga itu adalah keluarga seniman (ayat 7). Tidak cukup asal bisa menyanyi, asal bernubuat, dan asal bisa memainkan musik, tapi untuk melayani Tuhan harus orang yang benar-benar merupakan ahli seni ! Bagaimana dengan Firman Tuhan ini jika ditarik di gereja masa kini ? Apakah itu berarti hanya orang-orang yang ahli seni saja yang boleh melayani Tuhan ? Bagaimana jika suara kita tidak begitu merdu, skill bermain musik ala kadarny…
[20.17, 23/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 1 TAWARIKH 27 (hari ke 365)

Tafsiran 

Daud tidak hanya membagi tugas untuk pelaksanaan ibadah di bait Allah, untuk pemerintahan daerah, tetapi juga untuk lingkungan istananya sendiri. Sistem pembagian tugas dalam pemerintahan Daud rapi dan teratur. 

Ada 4 bagian besar. Pertama, pembagian pasukan yang bertugas menjaga dan melayani raja per bulan (ayat 1-15). Setiap bulan ada satu pasukan berjumlah dua puluh empat ribu orang dengan satu pemimpinnya bertugas. Bulan berikutnya pasukan lain yang menggantikan tugas. Demikianlah selama setahun satu pasukan hanya bertugas satu bulan. Ini mungkin bukan sistem yang lazim dalam dunia modern. Tetapi, harus diingat bahwa ini bukan pasukan tentara seperti zaman modern, namun tenaga bakti yang melayani untuk k…
[20.27, 23/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 1 TAWARIKH 28 (hari ke 366).

Tafsiran :

Salomo ditunjuk sebagai penerus Daud untuk membangun Bait Suci. Hal ini menegaskan kembali janji Allah kepada Daud (ayat 1Taw. 17; lih. juga 2Sam. 7). Pertama, takhta Daud akan tetap selama-lamanya (ayat 17:14), kerajaan Daud akan kokoh seterusnya (ayat 28:7a). Kedua, Salomo menjadi anak perjanjian. "Aku telah memilih dia menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi bapanya." Bahasa yang mirip dipakai dalam perjanjian yang diadakan antara Yahweh dengan Israel (lihat Yer. 31:33; Yeh.l 36:28). Syarat yang diberikan adalah ". jika ia bertekun melakukan segala perintah dan peraturan-Ku .." (ayat 28:7b). Ketiga, Salomolah yang akan membangun rumah bagi Tuhan. 

Bagaimana tindakan Daud dalam penugasan Salomo ini? Pertama…
[21.07, 23/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 1 TAWARIKH 29 ( hari ke 367)

Tafsiran :

Kini Daud mengarahkan perhatiannya pada Allah yang telah menyukseskan persiapan pembangunan Bait Suci. Di depan seluruh jemaah, Daud memuji Allah karena segala hal yang telah diberikan-Nya bagi Daud. Daud juga meminta berkat Ilahi bagi generasi-generasi selanjutnya. Ada 3 bagian di dalam puji-pujian ini. 

Pertama, Daud memulainya dengan rangkaian pujian bagi Allah (ayat 10b-13). Allah harus dipuji dari kekal sampai kekal (ayat 10b) karena Ia begitu baik kepada Daud. Lalu, Daud juga menjelaskan mengapa Allah layak dipuji. Allah adalah Allah yang memiliki kejayaan, kehormatan, dst. (ayat 11). Pengungkapan ini menunjukkan antusiasme Daud mengingat apa yang telah Allah lakukan di langit dan di bumi (ayat 11a-c…
[15.34, 26/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 1 (hari ke 368) Raja yang istimewa.
Penulis Tawarikh mulai mengisahkan Salomo, pengganti Daud. Salomo digambarkan sebagai raja ideal yang akan menjadi teladan bagi komunitas pascapembuangan. Bagian ini menunjukkan kekuasaan Salomo yang luar biasa hebatnya dan diperkenan oleh Allah (ayat 1,13b). Penyertaan Allah, bukan dirinya sendiri, yang telah membuatnya menjadi besar.

Selanjutnya Salomo dikisahkan pergi ke Gibeon untuk beribadah, ke satu bukit pengurbanan yang bukan merupakan tempat beribadah yang seharusnya (ayat 2-6). Tindakan Salomo ini didukung oleh seluruh Israel, baik dari pihak sipil, militer, maupun agama (ayat 2-3). Namun, penulis Tawarikh segera menjelaskan tindakan Salomo, menambahkan bahwa Kemah Pertemuan yang didirikan M…
[14.23, 28/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 2 (hari ke 369)

Tafsiran 

Siapakah yang layak membangun tempat bagi Tuhan?"(6). Pertanyaan ini disampaikan Salomo sebagai ungkapan yang lahir dari kesadaran bahwa sesungguhnya tak seorang pun layak mendirikan rumah bagi Dia. Padahal kita tahu persis bagaimana Salomo merencanakan dan menyediakan bahan-bahan untuk membangun bait Allah tersebut. Ia merencanakan pembangunan tersebut dengan matang (4-5). Ia menginventarisir semua potensi yang ada, baik itu sumber daya manusia, alam, maupun benda-benda lain yang dibutuhkan untuk membangun bait Allah (2, 7, 8, 13, 14, 17). Bait Allah itu akan dibangun dengan megah (5). Namun mengapa Salomo masih merasa tidak layak untuk membangun tempat bagi Tuhan?

Bagi Salomo, sekalipun rancangannya sangat …
[14.29, 28/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 3 (hari ke 370)

Tafsiran 

Pembangunan Bait Allah di Gunung Moria, di Yerusalem telah dimulai. Ukurannya sangat besar, panjang 27 meter, lebar 9 meter, dan tinggi 54 meter (1-4). Ruang maha kudus dilapisi emas seberat 20 ton (ayat 8). Paku-pakunya terbuat dari emas (9). Permata-permata mahal dipakai sebagai perhiasan. Kayu yang dipergunakan adalah kayu terbaik (5). Pembangunan pun dikerjakan dengan bersungguh-sungguh.

Kesungguhan Salomo membangun Bait Allah tak hanya terlihat dari upayanya menyediakan bahan bangunan yang terbaik dan orang-orang yang ahli membangun. Ia juga serius mengikuti aturan-aturan yang terdapat dalam Kel. 26:33-34 (bdk. 2Taw. 3:8) tentang pembuatan ruang maha kudus, Kel. 25:18-20 (bdk. 2Taw 3; 10-13) tentang pemb…
[18.33, 28/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 26 
"Kasta Dalam Pelayanan ??"

1 Tawarikh 26:9 (TB)  Dan Meselemya mempunyai delapan belas orang anak dan saudara, orang-orang yang gagah perkasa.

Jika kita membaca dalam 1 Tawarikh 26 ini, nyata jelas bahwa tidak boleh ada kasta dalam pelayanan. Semua tugas pelayanan adalah penting. Entah itu pelayanan ibadah ataukah pelayanan pendukung ibadah.

Ini menunjukkan bahwa di mata Tuhan tidak ada pelayanan yang tidak penting, tidak ada pelayanan remeh. Tidak ada pelayan Tuhan kelas VVIP, tidak ada pelayan Tuhan kelas ekonomi. Semua pelayanan penting di mata Tuhan. Karena itu pelayanan Kristen tidak terbatas pelayanan ibadah saja, tetapi juga pelayanan yang beraneka ragam. Tidak perlu berebut memilih pelayanan mimbar, sebab pelayanan pendukung…
[18.57, 28/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 27

"Iman Tak Boleh Membabi Buta"
 
1 Tawarikh 27:33 (TB)  Ahitofel adalah penasihat raja; Husai, orang Arki, adalah sahabat raja. 

Iman harus disertai dengan hikmat Tuhan. Bukan membabi buta. Ada waktunya kita mengalami hal yang supranatural bersama Tuhan, tapi ada waktunya juga Tuhan melakukan hal-hal yang natural dalam hidup kita. Hal-hal yang natural pun, itu juga bentuk campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Karena itu kita tidak boleh mengatasnamakan iman lalu bertindak sembrono. Tanpa visi, mengalir saja. Tanpa perencanaan yang baik. Tanpa persiapan yang matang. Tanpa pengaturan, tanpa pengorganisasian, tanpa management yang baik. Daud yang sedemikian beriman saja tetap melakukan pengaturan, perencanaan, dan pengorganisasian, bukank…
[15.04, 29/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 28
"Berpaut Pada Tuhan"
 
1 Tawarikh 28:9 (TB)  Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.

Pesan terakhir selalu hal yang sangat penting. Demikian pula pesan terakhir Daud kepada Salomo yang akan menggantikannya sebagai raja Israel.

Inilah pesan terakhir Daud kepada Salomo, " Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti sega…
[15.14, 29/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 29
"Digerakkan Cinta"
 
1 Tawarikh 29:3 (TB)  Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri

Salah satu kerinduan Daud yang terbesar adalah membangun Bait Suci sebagai tempat kediaman Allah di bumi ini. Meski Tuhan menyetujui, namun yang melaksanakan pembangunan Bait Suci itu adalah Salomo, anaknya. Daud mempersembahkan harta pribadinya 102 ton emas (3000 talenta) dan perak 238 ton (7000 talenta). Ada tiga hal menarik yang bisa kita pelajari dari pasal ini.

▪︎Satu, semuanya digerakkan karena cinta ( ay.3). Apa yang mendorong Daud melakukan semua itu? Daud berkata, "Karena cin…
[07.33, 30/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 1
"Permintaan yang Tidak Egois"

2 Tawarikh 1:11 (TB)  Berfirmanlah Allah kepada Salomo: "Oleh karena itu yang kauingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau,

Tuhan mengabulkan permohonan Salomo yang meminta hikmat dan pengertian supaya bisa memimpin bangsa Israel dengan bijak. Tak hanya memberikan apa yang diminta Salomo, Tuhan juga memberikan bonus kepada Salomo berupa kekayaan, harta benda, kemuliaan, dan kejayaan (ay. 12). Mengapa Salomo tak hanya mendapat satu, tetapi mendapatkan banyak hal dari Tuhan ?? Karena permintaan S…
[07.38, 30/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 2
"Haruskah Fanatik?"

2 Tawarikh 2:3 (TB)  Lalu Salomo mengutus orang kepada Huram, raja negeri Tirus, dengan pesan: "Perbuatlah terhadap aku seperti yang kauperbuat terhadap ayahku Daud, ketika engkau mengirim kayu aras kepadanya, sehingga ia dapat mendirikan baginya suatu istana untuk tinggal di situ. 

Pasal ini ingin menunjukkan bagaimana harusnya orang Kristen bersikap di tengah-tengah masyarakat plural. Jangan sampai iman kita luntur karena pandangan kepercayaan orang lain, tapi disisi lain kita tidak boleh eksklusif hingga kita tidak mau hidup berdampingan dengan mereka. Jika Salomo saja bisa bekerja sama dan berdampingan dengan Huram untuk membangun Bait Suci, bukankah seharusnya kita memiliki pikiran seperti Salomo yang terbuka s…
[07.45, 30/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 3
"Yang Terbaik"
 
Dalam Roma 12:1 (TB)  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Jika kita mempertimbangkan kerumitan desainnya, ukuran-ukuran yang ditetapkan Tuhan, bahan-bahan yang digunakan, serta kesederhanaan peralatan yang dipakai pada zaman itu, kita bisa memahami bahwa pekerjaan membangun Bait Suci ini benar-benar sebuah pekerjaan besar. Begitu besarnya proyek ini, sehingga pembangunan itu memerlukan waktu tujuh tahun (Lihat Raja-raja 6:37-38). Setelah jadi, hasil pembangunan Bait Allah ini memang luar biasa.

Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini ?Untuk…
[20.48, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 4 (hari ke 371)

Tafsiran 

Penulis Tawarikh melanjutkan dengan menggambarkan balai depan rumah (ayat 3:15-17). Dua tiang yang didekorasi dengan buah delima dan untaian rantai menjadi fokus. Tiang di sebelah kanan dinamai Yakhin yang berarti “Allah meneguhkan”. Tiang di sebelah kiri dinamai Boas yang berarti “Kekuatan ada di dalam Dia (Allah)”. Tiang-tiang ini adalah semacam tampilan luar untuk apa yang ada di dalam rumah itu, tampilan kemuliaan. Bangsa Israel, komunitas pascapembuangan, harus mengingat bahwa kehadiran Allah saja yang dapat menjadi kekuatan, keamanan, pengharapan, dan kemenangan mereka.

Penulis melanjutkan penjabarannya dengan menunjukkan bagaimana rumah itu diselesaikan. Pertama, di dalam ruang imam di dalam bait suci …
[20.54, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 5 ( hari ke 372)

Tafsiran 

Salomo memulai tahap dedikasi bait Allah (ayat 5:2-7:10). Ia mengumpulkan para pemimpin Israel yang akan membawa tabut perjanjian Allah ke Yerusalem. Mereka mewakili seluruh Israel (ayat 5:3). Tabut ini sangat penting untuk mengingatkan hak dan tanggung jawab sebagai umat Allah, serta tanda kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Ada 3 bagian dalam pasal 5:4-6:2. Pertama, jemaah menuju ruang mahakudus (ayat 5:4-6). Prosesi mencakup para tua-tua, orang-orang Lewi, para imam, Salomo, dan seluruh Israel. Fokusnya adalah para imam (ayat 5:5). Mereka membawa tabut, kemah pertemuan, dan semua barang kudus yang tertinggal di Gibeon. Tak ada lagi pemisahan antara penyembahan di Yerusalem dan Gibeon.

Kedua, penempatan t…
[21.06, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 6 (hari ke 373)

Tafsiran

Banyak orang justru menghindari gereja ketika sedang menghadapi masalah. Mengapa demikian? Kebanyakan mengatakan bahwa gereja tidak relevan dengan persoalan yang mereka dihadapi. Seperti itulah gambaran gereja dewasa ini, yakni dianggap sebagai tempat kebaktian dan tempat berlangsungnya aktivitas religi. Anggapan ini muncul bisa disebabkan oleh dua faktor: pertama, adanya pemahaman atau cara pandang yang keliru tentang gereja dan kedua, karena gereja sendiri membatasi perannya di dunia ini. Jika yang terjadi adalah hal yang terakhir maka, baik gereja maupun anggotanya perlu belajar dari doa Salomo yang terdapat dalam perikop ini.

Doa Salomo menyiratkan visinya tentang bait Allah, yaitu tempat seluruh umat manu…
[21.12, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 7 (374)

Tafsiran

Karena kesungguhan dan maksud yang baik, Allah menjawab doa Salomo dan bangsa Israel. Allah menerima persembahan Salomo dan bersedia hadir (1) serta mengabulkan semua permohonan Salomo atas bait Allah yang telah selesai dibangun (13-16). Dalam perjumpaannya dengan Salomo, Allah menyampaikan apa yang menjadi kehendak-Nya agar Salomo dan bangsa Israel tetap taat dan setia pada-Nya. Selama Salomo dan bangsa Israel tetap menunjukkan ketaatan dan kesetiaan maka Allah akan senantiasa hadir, mendengar, dan mengabulkan permohonan mereka (17-18). Sebaliknya, jika mereka berpaling meninggalkan Allah, maka Allah juga akan meninggalkan mereka (19-22).

Sebenarnya, tidak banyak yang diminta Tuhan Allah dari Salomo dan bangsa Israel…
[21.17, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 8 (hari ke 375)

Tafsiran

"Pencapaian" dalam dunia kerja begitu penting karena memperlihatkan keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Maka meraih "pencapaian" setinggi-tingginya dapat menjadi motor yang mendorong seorang pekerja untuk maju.

Dapat kita katakan bahwa "pencapaian" Salomo sebagai seorang raja nyaris sempurna. Orang biasanya berhasil bila menangani satu bidang saja, tetapi Salomo berhasil mengorganisir banyak bidang. Mari kita perhatikan.

Bidang politik (1-11). Tuhan memberkati Salomo dengan menganugerahkan hubungan yang baik dengan Huram (2, Alk. Terj. Lama dan BIS: Hiram). Salomo mengembangkan kota-kota pemberian Huram (bnd. 1Raj. 9:10-14) dan melakukan ekspansi (3-6). Selain itu, Salomo juga tidak melepaskan kendali …
[21.34, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 9 (hari ke 376)

Tafsiran

Apabila Tuhan menyertai hidup seseorang atau suatu komunitas, penyertaan dan kehadiran-Nya itu dapat dirasakan pihak lain. Kesan adanya kekudusan, kasih, kewibawaan, dlsb. timbul dalam hati orang-orang yang pernah berjumpa dengan mereka yang dalam hidupnya Allah hadir secara kuat. Sebutlah contoh hidup orang-orang seperti John Sung, Ibu Teresa, atau para pengkhotbah berwibawa masa kini.Hal yang sama dialami Ratu Syeba dari Arab Selatan. Tujuan utamanya adalah berdagang. Pada waktu itu negerinya terkenal secara luas dalam perdagangan rempah-rempah. Tertarik oleh berita tentang hikmat yang Salomo miliki, Ratu Syeba sendiri langsung memimpin delegasi dagang itu. Akibatnya, bukan saja transaksi dagang yang terjadi,…
[09.32, 31/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 4 
"Gereja Harus Mewah ?"

2 Tawarikh 4:18 (TB)  Salomo membuat segala perlengkapan itu dalam jumlah yang amat besar, sehingga berat tembaga itu tidaklah terhitung.

Pengerjaan Bait Suci ini adalah sesuatu yang sangat serius. Tapi, sekali lagi, mengapa Salomo dan juga Daud membuat Bait Suci yang sedemikian hebat dan sangat mewah ? Sejenak kita ingat kembali alasan Daud (yang diikuti Salomo). Itu semua berasal dari kerinduan untuk memuliakan Tuhan ( 2 Sam. 7). Ya, bukan alasan lain. Itulah sebabnya Allah berkenan dengan pembangunan Bait Allah yang super mewah tersebut. Tujuan pembangunan Bait Allah adalah untuk Tuhan saja.

Maka dari itu, kembali ke pertanyaan di awal tadi, apakah gedung gereja harus megah dan mewah ? Yang harus menjadi per…
[09.42, 31/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 5 
"Pengorbanan dan Kekudusan"

Dalam Roma 12:1 (TB)  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 

Segala kemewahan dan kehebatan bangunan Bait Allah dan perkakas-perkakasnya tidak serta merta membuat Allah bersedia datang ke Bait yang dibangun Salomo itu. Lalu, apa yang membuat Allah berkenan datang ? Ada dua hal yang dilakukan Salomo, segenap umat Tuhan, dan para imam orang Lewi itu.

▪︎Pertama, mereka mempersembahkan korban yang sampai tak terhitung banyaknya (ay. 6).
 
▪︎Kedua para imam sudah mengkuduskan diri sebelumnya (ay. 11). Mereka ini kemudian memuji Tuhan d…
[10.49, 31/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 6
"Jauh Lebih Megah"
 
2 Tawarikh 6:18 (TB)  Tetapi benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi ? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.

Bait Allah yang didirikan Salomo adalah bangunan yang sangat megah dan sangat mahal. Sepanjang sejarah, mungkin inilah bangunan termewah yang pernah dibuat manusia. Berkali-kali bangunan ini disebut sebagai Rumah Allah. Namun, Salomo sadar bahwa -- seperti yang sudah Tuhan nyatakan kepada Daud -- bagi Tuhan, bangun semegah apapun tidak setara dengan kebesaran-Nya. Bahkan langit pun tak cukup menampung kemuliaan-Nya. Meski demikian, jika Allah berkenan dengan apa yang Salomo buat, itu sema…
[16.02, 2/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 7
"3 Perikop, 3 Pesan"
2 Tawarikh 7:1 (TB)  Setelah Salomo mengakhiri doanya, api pun turun dari langit memakan habis korban bakaran dan korban-korban sembelihan itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi rumah itu. 

Pasal 7 ini dibagi dalam 3 Perikop.

Perikop pertama tentang api dan langit yang turun membakar segala korban sembelihan yang dipersembahkan para imam,
 
Perikop kedua berbicara tentang prosesi persembahan korban yang diikuti dengan perayaan.
 
Perikop ketiga mengisahkan bagaimana Tuhan kembali menampakkan diri pada Salomo dan menyatakan janji berkat serta peringatan Tuhan kepada Salomo.

Jika kita perhatikan, tiap perikop ini mencakup hal-hal yang sepintas saling kontradiktif.

▪︎Pertama kemuliaan dan ada api. Kemuliaan berbicara …
[16.08, 2/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 8
"Benih Kegagalan Salomo"

2 Tawarikh 8:11 (TB)  Dan Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang didirikannya baginya, karena katanya: "Tidak boleh seorang isteriku tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah dimasuki tabut TUHAN adalah kudus." 

Yang disebut benih selalu berbicara tentang hal kecil yang bahkan tidak kelihatan atau tersembunyi. Tapi, syarat untuk sebuah benih bisa bertumbuh menjadi sesuatu yang besar adalah jika ia jatuh ke tanah yang subur. Demikian pula dengan benih dosa. Adalah suatu masalah jika kita tahu ada benih dosa dan ketidakkudusan yang ada dalam hidup kita, tapi kita tetap membiarkannya, seperti Salomo. Bisa jadi, pengaruh putri Firaun pada saat itu sama sekali bukan…
[16.17, 2/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 9
"Haus akan Hikmat"
 
Dalam Lukas 11:31 (TB)  Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!

Ratu Syeba bukanlah orang sembarangan. Pakar sejarah memperkirakan ia berasal dari Etiopia atau satu daerah di Afrika. Berbeda dengan Afrika saat ini, daerah asal Ratu Syeba adalah daerah yang amat kaya. Tujuan sang ratu jelas dicatat di Alkitab, yaitu ingin menguji Salomo dengan teka-tekinya. Ia penasaran dengan hikmat Salomo yang tersohor itu. Ketika sang ratu benar-benar menyaksikan hikmat Salomo yang luar biasa itu, ia pun tak segan untuk men…
[16.21, 2/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 10
"Hancur dalam Satu Generasi"

1 Samuel 2:3 (TB)  Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji. 

Memang pecahnya kerajaan Israel adalah bagian dari rencana Tuhan yang sudah dibuatkan. Tapi pesan firman Tuhan ini jelas, kesombongan hanya membawa pada kehancuran. Ego yang tinggi hanya akan menjerumuskan kepada keputusan yang salah. Baru sebelumnya Salomo membawa Israel pada kejayaan, Rehabeam sudah membawa kerajaan itu pada perang saudara. Semua berawal dari kesombongan dan perasaan menganggap dirinya sebagai yang terhebat. Semua berawal dari kesombongan dan perasaan dirinya sebagai yang terhebat, bahkan dengan tanpa segan meren…
[09.03, 3/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 11
"Ketiadaan Allah"

2 Tawarikh 11:4 (TB)  Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi." Maka mereka mendengarkan firman TUHAN dan pulang dengan tidak pergi menyerang Yerobeam. 

Di dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin kita sering tidak memahami apa yang telah Allah kerjakan atas hidup kita; menurut pikiran dan cara pandang kita mungkin seharusnya ini atau itu yang akan dikerjakan Allah, tetapi kadang Allah melakukan tidak seperti yang kita pikirkan. Melalui firman Tuhan hari ini marilah kita semakin percaya bahwa apapun yang telah Tuhan kerjakan atas hidup kita pasti memiliki maksud dan tujuan ya…
[09.13, 3/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 12
"Ketaatan dan Kerendahan Hati"
 
2 Tawarikh 12:6 (TB)  Maka pemimpin-pemimpin Israel dan raja merendahkan diri dan berkata: "TUHANlah yang benar!" 

Setelah kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh, raja Rehabeam meninggalkan hukum Tuhan. Kata meninggalkan di sini berarti ia melupakan Tuhan, keluar dari hukum dan perintah yang ditetapkan Tuhan. Meninggalkan berarti ia tidak sepakat lagi dengan rencana Tuhan, ia tidak mau berjalan sesuai dengan jalan Tuhan. Akibat keputusannya, Allah pun menyuruh Semata menyampaikan sebuah pesan kepada Rehabeam dan pemimpin-pemimpin yaitu bahwa Ia akan meninggalkan mereka akibat kedegilan mereka meninggalkan hukum Allah (ay. 5) . Mendengar keputusan Allah yang disampaikan oleh Semaya, mak…
[08.08, 4/11/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 10 (hari ke 377)

Tafsiran 

Hilanglah sudah gambaran kesuksesan pemerintahan Salomo di tangan Rehabeam. Karena ingin menunjukkan kekuasaan dan kehebatan yang melebihi ayahnya, Rehabeam justru kehilangan wibawa di mata rakyatnya. Ia tidak berhasil menampilkan sosok pemimpin yang berhikmat dan bijaksana.

Ketika menghadapi rakyat yang mengajukan keluhan (1), sebenarnya Rehabeam mempunyai dua alternatif pertimbangan. Ia juga punya kesempatan untuk memilah-milah masukan mana yang patut diperhatikan. Sayangnya bukan kepentingan rakyat yang mendasari Rehabeam dalam mengambil keputusan. Seolah bagi Rehabeam, nasihat dari orang-orang tua merendahkan dirinya dan membuat dia berada dalam posisi sebagai orang yang melayani rakyat. Padahal dirinyal…

Pembacaan 2 TAWARIKH 11 (hari ke 378)

Tafsiran 

Satu-satunya cara yang terpikir oleh Rehabeam untuk menyelesaikan pemberontakan Yerobeam adalah dengan cara kekerasan militer. Seratus delapan puluh ribu pasukan khusus hendak ia kerahkan untuk memadamkan pemberontakan Yerobeam. Tetapi, intervensi kenabian mencegah perpecahan menjadi pertumpahan darah. Nabi Semaya menyampaikan firman yang datang dari Allah. Pertama, larangan kepada Rehabeam agar tidak melanjutkan rencananya mengerahkan kekuatan militer tersebut (ayat 4a). Kedua, penjelasan bahwa perpecahan yang dipimpin oleh Yerobeam adalah bagian dari kehendak Tuhan sendiri, yaitu seperti yang memang telah dinubuatkan sebelumnya terhadap Salomo.Keberpihakan Tawarikh pada garis keturunan Daud kembali terlihat…

Pembacaan 2 TAWARIKH 12 (hari ke 379)

Tafsiran

Ada yang ironis terjadi dalam masa pemerintahan Rehabeam: ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya semakin teguh, Rehabeam justru meninggalkan Tuhan (1). Akibatnya, Tuhan pun memberikan hukuman. Di tahun kelima pemerintahannya, Sisak, raja Mesir menyerang Yerusalem (2). 

Penyerangan ini menimbulkan efek yang dahsyat bagi Rehabeam dan penduduk Yerusalem. Perbendaharaan dalam rumah Tuhan dan juga perisai-perisai yang dibuat Salomo dirampas (9). Kekalahan demi kekalahan dialami oleh Yehuda. Tentu saja ini menjadi pukulan telak yang menyakitkan bagi Rehabeam. Semua terjadi karena Tuhan murka atas ketidaksetiaan mereka. Murka Tuhan barulah surut ketika Rehabeam merendahkan diri dan ketika Tuhan melihat ad…

Pembacaan 2 TAWARIKH 13 (hari ke 380)

Tafsiran :

Yehuda yang dipimpin raja Abia jelas tidak sebanding dengan Israel yang dipimpin raja Yerobeam. Selain jumlah tentara Abia hanya separuh tentara Yerobeam, tentara Yehuda itu adalah orang “pilihan” karena keberanian, bukan pasukan elit gagah perkasa seperti yang dimiliki Israel (ayat 4). Karena itu ketika memutuskan untuk berperang, Abia tidak mengandalkan kekuatan militernya melainkan kekuatan iman.Strategi penentu kemenangan Abia atas Israel tepat bila disebut sebagai strategi iman, atau lebih tepat strategi iman kepada firman perjanjian Allah. Kata-kata yang ditujukannya kepada Yerobeam bukan saja menantang Israel untuk serius tunduk kepada firman Allah tetapi juga merupakan ungkapan keyakinan iman Abia at…

Pembacaan 2 TAWARIKH 14 (hari ke 381)

Tafsiran

Setelah Abia meninggal, maka Asa anaknya menggantikan dia menjadi raja. Dalam perikop ini ditunjukkan bahwa Asa melakukan apa yang benar di mata Tuhan (2). Ia melakukan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan bangsa Yehuda. Ia menjauhkan semua penyembahan berhala secara total (5-6) dan menyuruh rakyat Yehuda untuk menunjukkan ketaatan dan kesetiaan pada Tuhan. Buah dari ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan segera mereka nikmati. Da-lam situasi yang kondusif mereka berhasil membangun benteng-benteng pertahanan kota dan hidup dengan damai. Tidak ada perang selama sepuluh tahun lamanya.

Pada ayat 8-15, penulis Tawarikh kembali menceritakan bagaimana keberhasilan dan kemenangan diraih bukan karena kekuatan atau …

Hari ke 382 pembacaan 2 TAWARIKH 15

Tafsiran

Diperlukan kesungguhan dan keseriusan untuk mengadakan pembaruan atau reformasi. Reformasi akan berhasil apabila dilakukan tidak setengah-setengah dan didukung sepenuhnya oleh berbagai pihak. Itulah pesan utama dari bacaan kita hari ini. 

Sekali pun dalam kondisi yang damai dan diberkati, rupanya bangsa Yehuda belum sepenuhnya menjauhkan diri dari penyembahan berhala. Ternyata masih banyak tempat yang dipakai untuk menyembah berhala-berhala. Karena itu Tuhan Allah melalui Azarya, mengingatkan Asa tentang betapa pentingnya ketaatan dan kesetiaan kepada Allah (2-7). Mendengar perkataan Azarya, dengan semangat Asa mengadakan reformasi dalam bidang keagamaan. Ia menyingkirkan semua berhala di Yehuda dan Benyamin, m…





2 Tawarikh 15:1-19. done 🙏
Belajar 2 Tawarikh 13
"Keputusan dan Iman Abia"

2 Tawarikh 13:10 (TB)  Tetapi kami ini, TUHANlah Allah kami, dan kami tidak meninggalkan-Nya. Dan anak-anak Harunlah yang melayani TUHAN sebagai imam, sedang orang Lewi menunaikan tugasnya, 

Lagi-lagi Allah mengingatkan kita bagaimana pentingnya sebuah ketaatan. Ketaatan yang ditunjukkan Abia adalah bukti iman dan kepercayaan mereka kepada Allah. Iman dan keputusan mereka untuk mempercayai dan mentaati inilah yang membuat hati Allah tersentuh dan segera menolong mereka, sehingga mereka berkemenangan ! Namun di saat Abia tidak sepenuh hati berpaut kepada Tuhan (1 Raj. 15:3), maka kerajaannya pun tidak bertahan lama.

Mungkin hari-hari ini kita dihadapkan dengan pergumulan, masalah, dan berbagai macam tekanan h…

Belajar 2 Tawarikh 14 
"Masalahku Masalah-Nya"

2 Tawarikh 14:11 (TB)  Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: "Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!" 

Asa mengawali pemerintahannya dengan baik. Ia menghancurkan segala macam bentuk wahana penyembahan berhala dan meminta rakyat -Nya untuk berpaling kepada Tuhan. Karenanya, damai pun menyelimuti masa pemerintahannya. Meski demikian, bukan berarti pemerintahnya bebas masalah. Pada masa damai itu, ada seorang …

Belajar 2 Tawarikh 15
"Semangat"
 
2 Tawarikh 15:7 (TB)  Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"

Menjaga semangat dan antusiasme dalam kesetiaan kepada Tuhan nyatanya memang sangat penting. Semangat ini ibarat bahan bakar yang memungkinkan kita untuk terus berjalan bersama-Nya dan melakukan hal-hal yang berkenan di hadapan-Nya. Meski demikian, harus diakui bahwa memang semangat ini bisa luntur dan memudar, entah karena itu rutinitas, kesusahan, dan bahkan kenyamanan dalam mengikut-Nya dan melayani-Nya.

Inikah yang mungkin sedang kita alami ? Tidak perlu kuatir, sebab Alkitab memberikan banyak cara bagaimana kita dapat menjaga semangat kita di dalam-Nya.

▪︎Pertama, kita bisa mendapatkan semangat dari tela…

Belajar 2 Tawarikh 16
"Saat Kebobolan" 

2 Tawarikh 16:10 (TB)  Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.

Pengandalan manusia oleh Asa itu memang patut disayangkan, tapi ada yang lebih disayangkan, yakni kekerasan hatinya dalam menerima teguran dari nabi Hanani. Bukannya rendah hati menerima teguran, ia justru menghukum nabi tersebut. Hal inilah yang kemudian membuatnya benar-benar terjatuh dan tak lagi memenangkan pertandingannya. Sehingga saat kakinya sakit pun, raja yang pada awalnya meminta rakyatnya menggantungkan diri pada Allah ini justru lagi-lagi mengandaikan manusia dari…

"Pentingnya Menjangkau" 

2 Tawarikh 17:9 (TB)  Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat.

Yosafat tidak hanya menuntut rakyatnya untuk menyembah Allah, tapi juga mengirim dua tim pengajar untuk memberikan penyuluhan terpadu mengenai hal-hal moral serta kehidupan berbangsa dalam perspektif prinsip-prinsip firman perjanjian Allah.

Gereja yang hidup memang menyenangkan. Gereja yang senantiasa melakukan perubahan dan melahirkan program-program baru. Kaum mudanya juga sangat kreatif dalam membuat sebuah acara. Meski demikian, gereja tidak boleh lupa bahwa tugasnya yang utama adalah untuk melaksanakan Amanat Agung, yakni mewartakan Injil sampai k…

Belajar 2 Tawarikh 18
"Taat kepada kehendak Tuhan atau mendengar kehendak sendiri ?"
 
2 Tawarikh 18:33 (TB)  Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja, dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: "Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka." 

Raja Israel yang bernama Ahab ini sungguh keterlaluan. Bukannya mendengarkan perkataan nabi Mikha yang berani mengatakan kebenaran karena benar-benar mendengar suara Allah, ia justru mendengarkan perkataan 400 nabi palsu yang sepakat mengatakan bahwa Allah menyetujui rencana untuk menyerang Ramot Gilead hanya takut dihukum. Tapi sikap keterlaluan ini akhirnya juga mendapatkan balasan yang "keterlaluan". Beta…

Pembacaan 2 TAWARIKH 16 (hari ke 383)

Tafsiran

Kembali Yehuda menghadapi ancaman dari Israel di bawah pimpinan raja Baesa (ayat 1). Strategi pertama Baesa adalah memblokade Yehuda dengan memperkuat Rama yang terletak sekitar 15 km sebelah utara Yerusalem. Tujuannya mungkin ingin mencegah perdagangan dan perjalanan umat yang ingin berziarah ke Yerusalem. Karena bukan termasuk teritorial Yehuda, Asa merasa tidak mampu untuk membuyarkan blokade tersebut. Sayang bahwa hikmat dan kekuatan yang didapatnya dari komitmen iman kepada Allah tidak lagi terlihat. Asa mencari bantuan Benhadad dari Aram dengan memberi imbalan emas dan perak (ayat 3). Yang lebih parah adalah ia tidak lagi berpegang pada janji setia Allah dan lebih mengandalkan ikatan perjanjian antarmanu…

Pembacaan 2 TAWARIKH 17 (hari ke 384)

Tafsiran 

Bagian ini kini memaparkan langkah-langkah Yosafat yang meningkatkan mutu pembaruan yang telah dimulai para pendahulunya. Pertama-tama, ia berkonsentrasi pada konsolidasi kehidupan sosial-ekonomi-politik Yehuda. Hal itu dilakukannya dengan menempatkan tentara di kota-kota berbenteng, pasukan-pasukan pelindung (garnisun) di seluruh wilayah Yehuda, termasuk di Efraim, yaitu wilayah Israel yang telah direbut oleh Asa, ayahnya (ayat 2). Tetapi, sebagai umat Allah, pembangunan kekuatan sosial-ekonomi-politik saja tidak cukup. Dia belajar dari sejarah para pendahulunya bahwa kesejahteraan, keamanan, kedaulatan berbangsa hanya tercipta ketika hubungan umat dengan Allah selaras dengan perjanjian kekal Allah. Dia tentu juga telah belajar bahwa ketika hal tersebut dilaksanakan kepalang tanggung atau tanpa fondasi penopang yang kokoh, maka pembaruan tidak mungkin sinambung. Ata s das ar fakta-fakta inilah Yosafat mengambil langkah kedua yang sangat penting yang kini oleh penulis Tawarikh dijadikan model pula bagi pembangunan ulang umat pascapembuangan. Langkah kedua itu adalah membangun kembali komitmen ibadah kepada Allah.Perbedaan antara pembangunan rohani yang telah dilakukannya dengan raja-raja sebelumnya adalah bahwa Yosafat tidak saja membuang tempat-tempat ibadah berhala, tidak juga berhenti pada pelaksanaan ulang tradisi ibadah. Kini ia membangun fondasi yang sifatnya lebih dalam daripada membangun tradisi yaitu mengerahkan tim pengajar. Ada dua tim yang diutusnya mengajar seluruh umat Tuhan. Pertama tim yang terdiri dari para pembesar: Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel, dan Mikha. Kedua, tim yang terdiri dari orang-orang Lewi: Semaya, Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia bersama Elisama dan Yoram para imam (ayat 7). Dapat dipastikan bahwa kedua tim itu bergabung memberikan penyuluhan terpadu hal-hal moral, keh idupan berbangsa dalam perspektif prinsip-prinsip firman perjanjian Allah.

Renungkan: Perhatikan bahwa tindakan pembaruan Yosafat ini melahirkan keinsyafan rohani (ayat 10), pengakuan bangsa asing (ayat 11), peningkatan kesejahteraan dan kedaulatan (ayat 12-19).

Belajar 2 Tawarikh 19 
"Kerja untuk Tuhan" 

2 Tawarikh 19:7 (TB)  Sebab itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah dengan seksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada TUHAN, Allah kita." 

Dari sikap Yosafat kita diajar untuk memandang pekerjaan dengan sikap yang benar, bahwa sesungguhnya semua itu kita lakukan untuk Tuhan. Dan karena kita melakukan untuk Tuhan, maka idealnya juga melakukan itu berdasarkan takut akan Tuhan. Dengan demikian, kita akan menjauhi segala macam perbuatan curang, tidak adil, suap, dan lainnya ketika kita mengerjakan pekerjaan kita, apapun bidang dan jabatannya.

Selamat bekerja & berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

 Belajar 2 Tawarikh 20
"Takut atau Panik ?"

2 Tawarikh 20:3 (TB)  Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. 

Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam bereaksi terhadap masalah. Beberapa diantaranya ada yang tetap tenang, tapi tidak sedikit juga yang takut dan bahkan mengalami kepanikan, sehingga akhirnya stres, depresi akut hingga jatuh sakit parah. Meski demikian, sebagai orang yang teguh keyakinan pada Tuhan, tidak seharusnya kita diserang kepanikan saat menghadapi masalah. Takut boleh saja (sebab kalau tidak takut, mungkin tidak akan pernah mengandalkan Tuhan), tapi jangan sampai kita panik dan kehilangan kemampuan untuk berfikir sehat. Ketika menghadapi masalah, sebesar apa pun itu, hendaknya kita seperti Yosafat, yang menghadapi masalahnya dengan keyakinan bahwa segala sesuatu ada di dalam kendali tangan Allah. Bahwa saat kita mau dengan rendah hati mengakui ketakutan kita pada-Nya dan minta pertolongan-Nya, maka Ia akan memberikan jalan keluar.

Selamat berkarya dan berjuang, tetaplah terus hadirkan Tuhan dalam kehidupan kita hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan 2 TAWARIKH 18 (hari ke 385)

Tafsiran

Kecenderungan hati manusia yang mendua antara salah dan benar tergambar jelas dalam diri raja Yosafat. Ia harus memilih antara ajakan raja Ahab yang didukung oleh dukungan empat ratus orang nabi-nabinya sendiri yang adalah para nabi palsu, dan nubuat serta peringatan dari Mikha yang memaparkan secara gamblang akibat-akibat fatal bila mereka maju memerangi Ramot-Gilead.

Mengawinkan putranya dengan putri Raja Ahab adalah tindakan salah pertama yang Yosafat buat. Sebenarnya tidak perlu ia mengatur perkawinan politis tersebut sebab Allah telah cukup memberkatinya. Kesalahan kedua adalah mendengarkan ajakan Ahab untuk menyerbu Ramot-Gilead yang dikuasai oleh orang-orang Aram. Meskipun Yosafat mendesak untuk menanyakan kehendak Tuhan, namun reaksi pertamanya yang kelak memang akan dilakukannya juga adalah segera menyambut ajakan itu dengan antusias (ayat 3b). Berpikir menurut hikmat duniawi tampaknya telah sedemikian mempengaruhi Yosafat, apalagi ajakan Ahab itu kemudian didukung oleh dukungan suara terpadu empat ratus nabi palsu Ahab. Kesalahan ketiga adalah puncaknya ketika ia pergi maju berperang bersama Ahab meskipun Mikha, nabi Allah sejati itu telah menyindir (ayat 14) dan memberi peringatan gamblang tentang akibat fatal yang akan terjadi (ayat 15-22). Akibat mendengarkan nubuat palsu mengerikan sekali. Ahab mati terbunuh meski sudah men yamar sebelumnya, hanya Yosafat selamat sebab Allah mengintervensi karena rencana-Nya untuk Yehuda.

Kata kerja "mengajak" (ayat 2) dan "membujuk" (ayat 30) dalam bahasa Ibraninya adalah sama. Ajakan salah menyeret orang pada kesesatan dan kehancuran, sedangkan ajakan benar berasal dari Tuhan sumber keselamatan. Sayang bahwa Yosafat tidak tegas dan konsisten mencari kebenaran. Syukurlah bahwa rencana Tuhan meluputkan dia dari jalan salah yang telah dipilihnya.

Renungkan: Untuk tetap dalam jalan Tuhan tidak cukup hanya menguji setiap tawaran dan pilihan dengan saksama. Tindakan itu harus diiringi dengan kebulatan hati menolak semua yang salah dan menaati suara Tuhan meski tidak populer sekalipun.

Pembacaan 2 TAWARIKH 19 (hari ke 386)

Tafsiran

Orang yang hidup mengasihi Tuhan biasanya akan mendorong orang-orang lain di sekitarnya untuk juga hidup mengasihi Tuhan. Hal ini jugalah yang terjadi pada Yosafat.

Sebagai raja, ia bukan hanya memperhatikan rakyat yang berdomisili di pusat kerajaan. Ia juga mengunjungi rakyatnya di daerah-daerah, bahkan yang berada di wilayah pegunungan (4). Dan sebagai raja yang mengasihi Tuhan, ia mendorong rakyatnya untuk hidup benar.

Menyadari bahwa ia perlu kaki-tangan untuk menjalankan pemerintahan yang benar, ia mengangkat hakim-hakim (5) dengan disertai instruksi bahwa mereka harus melakukan pekerjaan dengan mengingat bahwa mereka bekerja bagi Allah, bukan bagi manusia. Sebab itu mereka tidak boleh curang atau mener…

Pembacaan 2 TAWARIKH 20 (hari ke 387)

Tafsiran

Bicara soal iman, seolah kita sedang membicarakan sebuah bentuk kekuatan yang kokoh teguh, tak tergoyahkan. Namun kalau kita perhatikan kehidupan raja-raja Yehuda, iman seolah benang tipis yang begitu rapuh. Benarkah demikian, ataukah manusianya yang rapuh?

Firman Tuhan yang disampaikan oleh Yahaziel kepada Yosafat dan rakyatnya membangkitkan semangat dan iman mereka. Maka meski masih pagi mereka sudah siap berangkat menuju medan perang (20). Lalu mereka melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh pasukan perang, yang mungkin malah merugikan pasukan bila dilakukan dalam kondisi biasa, yaitu bernyanyi. Ya, orang-orang yang dipilih menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan (21). Lalu secara ajaib Tuhan sendiri yang berperang melawan Amon dan Moab, sehingga ketika Yosafat dan bala tentaranya tiba di medan perang, mereka hanya menemukan mayat-mayat berhamparan (24). Ajaib bukan? Ketika Yosafat dan rakyat Yehuda menyadari ketidakmampuan mereka dan menyerahkan masalah mereka kepada Allah, pada saat itulah Allah bertindak!

Sayangnya ada kisah yang menodai perjalanan iman Yosafat. Entah karena alasan apa, Yosafat bersekutu dengan Ahazia, yang fasik perbuatannya (35). Apakah mungkin Yosafat menganggap hal ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan imannya sehingga dia tidak mempertimbangkan kehendak Allah? Yosafat rupanya tidak belajar dari pengalaman sebelumnya pada waktu firman Tuhan menegur dia ketika bersekutu dengan Ahab (1-3). Akibatnya Tuhan pun mengacaukan apa yang mereka kerjakan (37).

Hidup beriman adalah hidup yang melibatkan Tuhan dalam seluruh aspeknya. Kita membutuhkan Tuhan bukan hanya ketika kita terdesak, tertindas, terancam, dan butuh pertolongan. Dalam pekerjaan kita sehari-hari pun, kita perlu melibatkan Dia. Ingatlah juga bahwa segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan memungkinkan kita beralih dari Tuhan, tidak diperkenan Tuhan.

Pembacaan 2 TAWARIKH 21 (hari ke 388)

Tafsiran 

Allah adalah Allah yang tidak pernah ingkar janji. Apa yang Dia janjikan akan selalu ditepati dan digenapi. Dia juga adalah Allah yang penuh anugerah bagi setiap orang yang taat dan setia kepada-Nya. Namun bukan berarti Allah akan bertoleransi dan bersikap permisif untuk setiap kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh umat-Nya. Kekudusan Allah menentang setiap kefasikan dan murka-Nya memusnahkan mereka yang memberontak dan memilih untuk tidak setia kepada-Nya. Tuhan tidak pernah bersikap kompromi dengan segala perbuatan jahat yang dilakukan oleh seseorang.

Bacaan hari ini adalah tentang Yoram, anak sulung Yosafat, yang naik takhta menggantikan ayahnya yang telah wafat. Tidak seperti ayahnya yang hidup dengan melakukan hal yang benar dimata Tuhan (32), Yoram justru sebaliknya, melakukan hal-hal yang jahat (6). Sebagai upah kejahatannya itu, Yoram sesungguhnya layak untuk dimusnahkan. Namun penulis kitab Tawarikh memberikan sebuah catatan penting di ayat 11:36). Tindakan Yoram yang jahat sepatutnya dihukum, tetapi bukan berarti menggagalkan rencana kekal Allah atas keturunan Daud. Tuhan memiliki rencana besar atas Daud dan keturunannya. Sayang bagi Yoram, ia tidak mendapat bagian di dalamnya. Yoram justru harus berhadapan dengan murka dan penghukuman dari Tuhan (12-20).

Sebagai orang percaya, kita harus bersyukur untuk setiap anugerah dan kemurahan yang diberikan oleh Tuhan. Janji-Nya akan selalu Dia genapi dalam hidup kita. Berilah respons sungguh-sungguh terhadap setiap anugerah Tuhan, dengan ketaatan dan tidak mau berkompromi dengan dosa.

Pembacaan 2 TAWARIKH 22 (hari ke 389)

Tafsiran 

Apakah Anda memiliki banyak sahabat dan orang-orang dekat dalam kehidupan Anda? Seberapa banyak di antara mereka yang Anda izinkan memberikan pengaruh dalam setiap keputusan yang Anda ambil setiap harinya? Sadar atau tidak sadar, sebenarnya setiap hari kita selalu mendapat pengaruh dari orang-orang yang dekat dengan kita. Entah itu keluarga maupun sahabat-sahabat kita. Keberadaan mereka acapkali memengaruhi baik keputusan maupun tindakan yang akan kita ambil.

Bacaan hari ini adalah tentang Ahazia, yang diangkat sebagai raja Yehuda menggantikan Yoram, ayahnya yang meninggal akibat penyakit usus yang parah (18). Ahazia merupakan anak Yoram satu-satunya yang selamat dari pembunuhan sehingga dialah yang diangkat sebagai raja untuk menggantikan ayahnya (1). Dan, sebagaimana Yoram ayahnya, Ahazia pun melakukan segala hal yang jahat di mata Tuhan. Penulis kitab 2 Tawarikh jelas memberitahukan keadaan ini disebabkan oleh karena "ibunya menasihatinya untuk melakukan hal yang jahat" (3) dan karena keluarga besar Ahab, yaitu para saudara ibunya dibiarkan menjadi "penasihat-penasihatnya yang mencelakakannya" (4). Ahazia menjadi begitu permisif dengan segala bentuk keja-hatan akibat intervensi orang-orang dekatnya. Ahazia telah salah memercayai orang-orang, sekalipun mereka adalah ibu dan orang-orang dekatnya sendiri. Pengaruh yang mereka berikan kepada Ahazia bukanlah pengaruh yang baik, menyebabkan Ahazia kemudian dimurkai oleh Tuhan dan menemui kematiannya di tangan Yehu, cucu Nimsi (7).

Kita lihat yang terjadi bila memercayai orang-orang yang salah. Pengaruh buruk yang diberikan akan merugikan diri kita sendiri. Miliki kepekaan untuk membedakan siapakah orang-orang yang tepat untuk dipercayai dan mana yang tidak, supaya kita tidak dimurkai oleh Tuhan akibat pengaruh buruk yang diberikan mereka kepada kita. Mintalah hikmat kepada Tuhan agar tidak salah memilih orang kepercayaan.

Pembacaan 2 TAWARIKH 23 (hari ke 390)

Tafsiran :

Kapan Anda terakhir kali melakukan hal yang benar, yang membutuhkan keberanian besar melakukannya, dengan risiko yang Anda sadari akan sedemikian besar berdampak bagi diri Anda sendiri? Dalam hidup, seringkali Tuhan mengizinkan kita berada dalam situasi-situasi tertentu, di mana keberanian untuk bertindak, sangat dibutuhkan.

Ahazia yang jahat telah menemui kematiannya di tangan Yehu, cucu Nimsi (22:9). Sepeninggalnya, tidak ada dari anak-anaknya yang sanggup memerintah sehingga membuat ibunya, Atalya, mengambil alih pemerintahan setelah membinasakan seluruh keturunan raja dari kaum Yehuda (22:9-10). Akan tetapi Yoas, anak bungsu raja Ahazia, berhasil lolos dari tragedi tersebut berkat pertolongan saudara perempuannya. Oleh Yosabat, sang kakak, Yoas disembunyikan di rumah Allah selama enam tahun lamanya di bawah pengawasan imam Yoyada.

Adapun Yoyada, paham apa yang tengah terjadi dalam kerajaan Yehuda, yakni bahwasanya Atalya, nenek dari Yoas tersebut, tidak berhak sama sekali atas tampuk pemerintahan yang ada. Yoyada menunggu saat yang tepat untuk melakukan sesuatu hal yang benar, yakni melantik Yoas menjadi raja atas Yehuda. Ini tentu saja bukan tanpa risiko, mengingat Atalya adalah seorang yang bengis dan kejam. Ia menghadapi risiko dicopot dari jabatannya sebagai imam, hingga risiko kehilangan nyawanya dan seluruh anggota keluarganya. Sungguh mengerikan.

Dinamika kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Pada waktu semuanya baik dan lancar, kita tidak pernah akan menemukan kesulitan untuk mengambil keputusan-keputusan yang baik dan benar. Namun apabila sesuatu kemudian terjadi dan kita dihadapkan pada kondisi dan situasi yang sulit, saat itulah ketangguhan iman dan keberanian kita diuji. Mari meneladani imam Yoyada. Bertindaklah apabila Anda yakin apa yang Anda lakukan adalah benar. Tuhan pasti menyertai Anda.

Pembacaan 2 TAWARIKH 24 (hari ke 391)

Tafsiran

Sebuah ungkapan bijak berkata: "Lebih mudah meraih daripada mempertahankan". Ini ternyata bukan sekadar ungkapan, melainkan sebuah fakta yang acapkali kita alami dalam hidup. Hanya sedikit orang yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan sesuatu yang didapatkannya dengan susah payah, sebaik kemampuan yang dimilikinya pada waktu hal itu diraihnya pertama kali. Yoas, raja Yehuda, kali ini menjadi bukti kebenaran dari ungkapan bijak ini.

Yoas telah menjadi raja Yehuda sejak umur 7 tahun. Dilantik oleh imam Yoyada, Yoas memerintah di Yehuda sebagai raja selama 40 tahun lamanya. Saat itu imam Yoyada mempertaruhkan nyawanya sendiri dan keluarganya untuk melantik Yoas sebagai raja (2). Yoas bahkan penuh semangat dalam melakukan usaha-usaha perbaikan untuk rumah Tuhan (4-14).

Akan tetapi, mari kita lihat bagaimana pekerjaan yang baik itu diakhiri oleh Yoas dengan begitu buruk. Setelah kematian imam Yoyada, Yoas pun berubah. Pengaruh buruk mulai menguasai dirinya dan mulailah Yoas hidup secara jahat di mata Tuhan (18). Yoas bahkan membunuh Zakharia, anak imam Yoyada, karena begitu berani dan keras menyampaikan teguran Tuhan kepadanya. Atas sikapnya ini, Tuhan pun menjatuhkan hukuman: Yoas mati terbunuh oleh para pegawainya sendiri (24-25).

Sungguh ironis kisah raja Yoas ini. Mengawali pemerintahan dengan dramatis, tetapi mengakhirinya dengan begitu tragis. Mari belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Jangan mengakhiri hal yang dimulai secara baik dengan sesuatu hal yang buruk. Itu akan merusak seluruh integritas hidup kita. Oleh karena itu, biarlah dari awal hingga akhir pekerjaan kita, nama Allah tetap dipermuliakan.

Pembacaan 2 TAWARIKH 25 (hari ke 392)

Tafsiran

Seperti halnya orang Yehuda zaman itu, kita merasakan bangkitnya harapan dan kesukaan menyaksikan tindakan Amazia di bagian awal pemerintahannya. Tampak oleh kita keinginannya untuk menaati taurat Tuhan. Misalnya, ketika ia tidak pukul rata membalas dendam dengan menghabisi semua keluarga orang-orang yang membunuh ayahnya karena menaati firman yang mengatakan bahwa tanggung gugat atas dosa tidak diberlakukan kepada pihak-pihak yang masih berhubungan keluarga (ayat 4). Juga ketika ia mendengar nasihat seorang hamba Allah agar tidak membangun kekuatan dengan mengandalkan uang kepada pasukan sewaan dari Israel (ayat 7-8). Nasihat selanjutnya dari hamba Allah itu pun terus didengarkan dan dilaksanakan oleh Amazia (ayat 9-10). Ia bersedia kehilangan uang yang telah dibayarkannya kepada pasukan sewaan itu meski tidak lagi memakai mereka karena keyakinan bahwa Allah sumber kuasa dan harta.

Tetapi, kebijakan-kebijakannya selanjutnya sungguh membuat kita menjadi cemas bahkan kecewa. Kebijaksanaan yang pernah ditunjukkannya tadi tidak berlanjut. Ketaatannya pada firman Allah di bagian awal masa pemerintahannya segera sirna dengan makin jayanya Amazia dalam berbagai medan peperangan. Seusai mengalahkan Edom dengan tindakan bodoh yang tidak masuk akal sehat, Amazia menjadikan dewa-dewa Edom, bangsa yang telah dikalahkannya itu, menjadi objek penyembahannya (ayat 14). Kemerosotan dan kemunduran akibat dosa kini berproses dengan cepatnya. Tindakan Allah menghukum Amazia berlangsung seiring dengan keputusan-keputusan Amazia sendiri yang kini lebih dipengaruhi oleh sifat cepat panas, berpikir pendek, sombong, dan keras kepala (ayat 15-17). Permulaan yang baik terpaksa harus berakhir dengan cara menyedihkan. Amazia akhirnya kalah dan mati di tangan Yoas, raja Israel yang juga merampasi kekayaan Yehuda dan bait Allah (ayat 20-24). Sayang bahwa kebaikan dan kesetiaan Al lah b egitu besar tidak dihayati dengan serius.

Renungkan: Hanya dengan berkesinambungan menaati Allah dan firman-Nya dari momen ke momen, kita dapat luput dari pengaruh dosa yang merusak seluruh aspek kehidupan pribadi dan sosial.

Pembacaan 2 TAWARIKH 26 (hari ke 393)

Tafsiran

Uzia dipilih bangsa Yehuda menggantikan Amazia ayahnya sejak usia enam belas tahun dan memerintah sampai lima puluh dua tahun lamanya. Satu hal yang langka. Pada awal masa pemerintahannya ia sangat memperhatikan Tuhan -- peranan nabi Zakharia yang menjadi pendamping besar sekali di sini. Berkat Tuhan melimpah ke atasnya. Mulai dari penaklukan bangsa-bangsa Filistin, Amon, dan Arab, bahkan nama Uzia tersohor sampai ke Mesir -- salah satu negara raksasa pada zamannya (ayat 8). Tuhan memberinya kesempatan untuk menambahkan beberapa bangunan dan memperkuat tembok kota Yerusalem, memberkati ekonomi rakyat terutama dalam bidang pertanian dan peternakan (ayat 10). Juga dalam bidang militer, Yehuda menjadi negara yang kuat karena mempunyai pasukan elite yang hebat dan berhasil mengembangkan teknologi militer yang canggih pada zamannya (ayat 11-15).

Sayang berkat tidak disambut dengan rendah hati. Uzia lupa diri, ngelunjak, takabur, arogan, meremehkan Tuhan. Ketetapan Tuhan yang membagi kuasa pemerintahan dari penyelenggaraan ibadah tak ia hiraukan. Ia lancang membakar sendiri ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan di tempat kudus (ayat 17), melecehkan Azarya yang seharusnya bertugas dan marah besar ketika diperingatkan. Akibatnya, Tuhan membuatnya mendadak terkena kusta di dahi yang memaksanya keluar dari rumah Tuhan karena najis. Ia dikarantina karena penyakit itu. Ironis bahwa seorang raja yang tersohor harus mati dalam kesepian dan kesendirian dengan tanda kutuk hadir seterusnya di tubuhnya.

Renungkan: Kesombongan bukan saja akar segala dosa, tetapi juga awal segala celaka.

Pembacaan 2 TAWARIKH 28 (hari ke 395)

Tafsiran 

Ahas membalikkan segala hal baik yang telah dilakukan oleh Yotam, ayahnya. Untuk semua tindakan tersebut hanya penilaian terburuk yang bisa diberikan penulis Tawarikh. Kehidupan Ahas, yang menghidupkan kembali pengurbanan manusia dan anak ala bangsa Kanaan (ayat 3), dipersamakan dengan "kelakuan raja-raja Israel" (ayat 2). Akibatnya, berturut-turut dan bergantian, Allah menyerahkan Yehuda ke tangan Aram (ayat 5a), Israel utara (ayat 5b), Edom dan Filistin (ayat 17-19). Bahkan Asyur yang dimintai bantuan pun malah "menyesakkan" Ahas (ayat 20). Bagi penulis Tawarikh, semua yang terjadi jelas merupakan akibat dari dosa Ahas dan Yehuda (ayat 6, juga 19). Pada masa inilah untuk pertama kali sebagian penduduk Yehuda harus mengalami pembuangan ke negeri lain (ayat 17-19). Para pembaca pertama kitab Tawarikh mengerti bahwa peristiwa pembuangan yang mereka alami bermula dari keadaan bangsa dan kerohanian yang seperti ini. 

Semua penghukuman itu tidak juga menyebabkan Ahas berbalik dari kesalahan-kesalahannya. Ahas justru "malah semakin berubah setia kepada TUHAN" (ayat 22). Ahas mencari dewa sembahan baru (ayat 23), dan makin kehilangan rasa hormat terhadap Allah dan bait-Nya. Penghukuman yang dialami Ahas tidak membuatnya bertobat. Ahas malah makin menenggelamkan dirinya ke dalam dosa yang lebih keji dan konyol. 

Kebejatan Ahas makin menonjol dengan ironi yang muncul pada pasal 28 ini. Tindakannya dipersamakan dengan kebejatan raja-raja Israel utara (ayat 2a). Namun, pada ayat 9-15, justru orang Israel Utara yang mau mendengar peringatan seorang nabi TUHAN (ayat 9), dan memberi respons yang tepat dengan mengakui keberdosaan mereka dan melakukan kehendak Allah. Mereka tidak seperti Ahas, anak Yotam, keturunan Daud "bapa leluhurnya" (ayat 1b), yang justru "menyakiti hati TUHAN, Allah nenek moyangnya" (ayat 25). 

Renungkan: Orang yang berkeras hati tetap tinggal teguh di dalam dosa, menolak jauh-jauh ketetapan Allah, berarti juga menjauhi Allah. Padahal Allah sajalah satu-satunya sumber pertolongan terpercaya untuk hidup.

Hari ke 396 pembacaan 2 TAWARIKH 29

Tafsiran

Sekali lagi terlihat betapa pentingnya pertobatan Yehuda di mata raja Hizkia. Raja tidak menunda-nunda; pagi-pagi keesokan harinya ia mengumpulkan para pemimpin kota bersama dengan para jemaat (ayat 20). Tujuan mereka adalah untuk mempersembahkan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus, dan untuk Yehuda (ayat 21), bahkan bagi seluruh Israel (ayat 24). Sekali lagi terlihat betapa Hizkia berusaha mengikuti ketetapan firman Allah. Seperti dalam Imamat 16, percikan darah menandai penahiran dan pengudusan mezbah bagi pendamaian, sementara penumpangan tangan pada kambing-kambing jantan merupakan simbol dalam konsep keselamatan dalam PL (sebelum inkarnasi Yesus Kristus) yang menyatakan bahwa hewan-hewan itu mati karena dosa pembawa kurban sebagai ganti diri pembawa kurban itu sendiri. 

Selanjutnya Hizkia juga mengatur para pemusik dan penyanyi yang mengiringi ibadah di bait Allah, mulai dari alat musik yang dipakai (ayat 25-26) sampai lagu puji-pujian yang dinyanyikan (ayat 30). Dalam hal ini pun Hizkia melakukannya tidak berdasarkan selera pribadinya, tetapi sesuai dengan perintah Tuhan melalui perantaraan Daud, Gad dan para nabi-Nya (ayat 25). Pengaturan ibadah yang seperti ini membuat para jemaat menyanyikan puji-pujian dengan sukaria (ayat 30). 

Kemudian Hizkia menyatakan bahwa Israel telah menahbiskan diri mereka untuk Allah (ayat 31). Sebagaimana para imam dan orang Lewi telah menguduskan diri agar kembali dapat melayani Allah di bait-Nya, demikian juga Israel kini telah menahbiskan diri agar kembali berada dalam perjanjian dengan Allah. Sebagai ungkapan sukacita atas apa yang telah dikerjakan Allah, umat dengan rela hati membawa kurban syukur kepada Allah (ayat 31b-36). 

Renungkan: Di hadapan Allah, Kristen tidak hanya bertanggung jawab untuk menjaga kekudusan pribadi, tetapi juga kekudusan dari komunitas iman di mana ia hidup dan bertumbuh. Karena itu, seorang Kristen harus memberi perhatian dan terus menggumuli bagaimana komunitas di mana ia menjadi bagian dapat hidup dalam kekudusan di hadapan Allah.

Pembacaan 2 TAWARIKH 30

Tafsiran

Masih segar di ingatan kita tentang bagaimana tentara Pekah memorak-porandakan dan menghancurkan tentara Ahas, ayah Hizkia (ps. 28). Tetapi sekarang, dalam perikop ini, kita melihat bagaimana Hizkia menempuh satu langkah kontroversial dengan mengundang seluruh Israel, termasuk Israel Utara, bersama-sama merayakan "Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem" (ayat 1b). Orang-orang Israel Utara ini adalah mereka yang tertinggal setelah penghancuran Samaria oleh tentara Asyur (lihay ayat 7b). 

Biasanya perayaan Paskah mencakup perayaan Roti Tidak Beragi yang dirayakan selama tujuh hari berikutnya. Keduanya menjadi rangkaian perayaan yang mengingatkan Israel tentang karya besar Allah dalam kehidupan mereka, ketika Allah menyelamatkan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Keputusan Hizkia untuk memundurkan waktu perayaan satu bulan mencerminkan kesadaran Hizkia tentang ketidaksiapan Israel untuk melaksanakan Paskah sesuai dengan peraturan di Bil. 9:9-11 pada waktunya. Kesiapan di sini adalah sikap hati seperti yang tercermin dalam perkataan yang disampaikan oleh utusan-utusan Hizkia kepada segenap orang Israel, yang menghimbau mereka agar segera bertobat (ayat 6b-7) dan taat pada firman Allah untuk bersama-sama merayakan Paskah (ayat 8-11). 


Belajar 2 Tawarikh 21
"Sakit Karena Dosa ?"

Dalam Yohanes 9:2-3 (TB) Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

Pada pasal ini, Yoram yang tabiatnya sungguh berbeda dari Yosafat, ayahnya, memang pantas mendapatkan hukuman.  Ia membunuh saudara-saudaranya sendiri, menyembah berhala, dan hidup jauh dari pimpinan Tuhan. Karena inilah kemudian Tuhan menghukumnya, yakni dengan penyakit usus yang tidak bisa sembuh. Kira-kira dua tahun setelah sakit, iapun meninggal dengan penderitaan hebat. Ia meninggal sebagai orang yang tidak dicintai. Kuburannya pun tidak di dalam area pekuburan raja-raja.

Membaca kemiripan peristiwa di atas tentu membuat kita sedikit berfikir. "Apa Tuhan hingga kini masih menulahi umat-Nya yang berdosa dengan penyakit ?".
 
Bagi kita yang kini sudah tinggal pada masa kasih karunia karena sudah menerima Yesus sebagai Juru Selamat yang telah menebus kita dari dosa, pikiran-pikiran tersebut seharusnya tidak lagi kita pusingkan. Tidak tepat bila kita berfikir bahwa penyakit adalah hukuman dari Tuhan, apalagi kalau sampai menghakimi dan menyalahkan Tuhan karenanya. 

Sering kali, penyakit hanyalah sebuah akibat. Pada masa muda banyak merokok, misalnya, makanya pada masa tuanya terkena penyakit yang sering kali ditimbulkan oleh rokok. Atau kalaupun kita merasa sudah menjaga pola hidup sehat, tapi masih sakit juga, maka sebenarnya itu ada dalam kerangka hikmat Tuhan yang tidak bisa kita selami. Tuhan mengizinkan kita sakit ? Ya, tapi Ia tidak pernah menulahi kita dengan penyakit. Tidak ada alasan untuk-Nya memberikan penyakit kepada kita yang sudah Ia selamatkan dari maut melalui korban Anak-Nya yang Tunggal yang mati di kayu salib.

Selamat berkarya dan berjuang tetaplah semangat dan terus jaga kesehatan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar 2 Tawarikh 22
"Pilihan" 

2 Tawarikh 22:9 (TB)  Lalu ia mencari Ahazia; Ahazia tertangkap ketika ia bersembunyi di Samaria. Ia dibawa kepada Yehu, lalu dibunuh, tetapi dikuburkan juga, karena kata orang: "Dia ini cucu Yosafat, yang mencari TUHAN dengan segenap hatinya." Dari keluarga Ahazia tidak ada lagi yang sanggup memerintah. 

Ahazia, putra Yoram melakukan hal yang sama jahatnya dengan sang ayah. Meski tidak dijelaskan terlalu rinci apa perbuatan dosanya, tapi kata-kata "hidup menurut kelakuan keluarga Ahab" rasanya sudah menggambarkan dengan jelas bagaimana kelakuannya. Dan ibunya apalagi juga membujuknya melakukan hal-hal yang tidak berkenan di mata Tuhan. Jadilah Ahazia salah satu raja yang paling buruk yang pernah memerintah Yehuda. 

Tapi apa ia benar-benar tidak mempunyai pilihan?  Apakah tinggal dalam keluarga dari lingkungan seperti itu lantas membenarkannya untuk memiliki sikap yang sama ? Tuhan tak sependapat. Sebab pada akhirnya Ia pun juga menjatuhkan hukuman kepada Ahazia (ay.9). Ingat bahwa ketika menjadi raja,  Ahazia sebenarnya sudah menginjak usia yang sangat matang, yakni 42 tahun. Ia sudah sangat dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri. 

Banyak dari kita terperangkap dalam jebakan yang sama. Bukannya mengintrospeksi diri menyadari kesalahan, kita justru mengkambinghitamkan keadaan keluarga yang kita anggap tidak sempurna. Ingat bahwa kita sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan. Seperti apa kita sekarang dan kelak ditentukan oleh bagaimana kita akan memilih menjalani kehidupan kita. Berhenti menyalahkan keadaan keluarga yang "membentuk" kita, dan buatlah pilihan hidup yang berkenan di hadapan-Nya.

Selamat berkarya dan berjuang untuk memenangkan pertandingan di hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 2 Tawarikh 23
"Ambisi yang Kudus"
 
Dalam Matius 23:12 (TB)  Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Tidak salah memiliki ambisi. Ini adalah sesuatu yang baik, yang akan menentukan arah hidup kita. Tapi jangan sampai ambisi kita tersebut membuat kita menjadi orang yang ambisius. Mau tahu seperti apa ambisius? Janda Yoram yang bernama Atalya adalah contoh yang paling pas untuk menggambarkannya. Tidak puas mendominasi kehidupan Yoram, sang suami, ia juga menyetir kehidupan Ahazia yang kemudian menggantikan Yoram menjadi raja. Setelah mereka tewas, ia pun duduk di pucuk pimpinan. Di pucuk ambisinya semakin menggila. Ia memerintahkan pembunuhan semua keturunan raja Yehuda, dan termasuk cucu-cucunya sendiri juga (ay. 10). 

Untunglah ada ambisi yang baik yang mampu memeranginya pada saat yang sama. Ambisi itu adalah ambisi yang baik yang dimiliki oleh Yoyada. 

Jangan sampai dalam niat mengejar kebesaran, justru menjadi kerdil. Maka, memiliki ambisi yang kudus, yang berkenan di hadapan-Nya dan diusahakan dengan cara-cara yang berkenan di hadapan-Nya.

Selamat bekerja & berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 2 Tawarikh 24
"Setia Sampai Akhir"

2 Tawarikh 24:20 (TB)  Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: "Beginilah firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Ia pun meninggalkan kamu!"  

Apa yang dilakukan Zakharia semasa hidupnya inilah yang membuat ia berkenan di mata Tuhan. Di saat semua orang meninggalkan Tuhan, di saat orang memilih untuk tidak setia, Zakharia tetap menyembah dan menyatakan kesetiaannya kepada Allah Israel. Tidak mudah untuk mempertahankan iman di saat orang-orang di sekeliling kita meninggalkan kita. Butuh keteguhan sekaligus keyakinan yang kuat. Sebagaimana Zakharia mempertahankan kebenaran sampai akhir, demikian juga hendaknya kita setia kepada Kristus hingga akhir hayat. Dalam Wahyu 2:10 dikatakan" Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita ! ... Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan mahkota kehidupan.

Selamat berjuang dan tetaplah setia pikul Salib Yesus Kristus. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 2 Tawarikh 25 "Memprioritaskan Tuhan"
 
2 Tawarikh 25:9 (TB)  Lalu kata Amazia kepada abdi Allah itu: "Bagaimana dengan seratus talenta yang telah kuberikan kepada pasukan-pasukan Israel itu?" Jawab abdi Allah itu: "TUHAN dapat memberikan lebih dari pada itu kepadamu!" 

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa abdi Allah datang pada saat Amazia sudah membayar seratus talenta perak tersebut kepada nabi Efraim? Bukankah Allah yang mengutusnya tahu apa yang akan terjadi ke depan, bukankah seharusnya Allah memberi perintah ketika semua belum terjadi ?

Dengan demikian, bukankah bangsa Yehuda rugi karena kehilangan seratus talenta perak dengan percuma? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mungkin saja berseliweran di benak kita. Tetapi hari ini ketika kita membaca lagi dengan seksama, sesungguhnya ada pesan yang dahsyat yang ingin disampaikan oleh penulis kitab Tawarikh, yaitu Allah ingin melihat seberapa besar Amazia mengutamakan perintah Allah.

Jika melihat harga yang dibayar Amazia kepada bani Efraim, ia memang benar-benar mengalami kerugian yang cukup besar. Namun bagaimanapun juga mendengar dan mentaati perintah Allah adalah jauh lebih berharga dibandingkan seratus talenta perak tersebut. Bahkan ketika Amazia ragu dengan pesan yang disampaikan oleh abdi Allah kepadanya, abdi Allah mengatakan bahwa Allah dapat menggantikan jauh lebih banyak dari harga yang ia bayar. Artinya, ketika kita memprioritaskan Tuhan, maka Allah sanggup menggantikan apa yang telah hilang dari hidup kita. Bahkan Ia berjanji memberi lebih dari apapun yang kita perlukan dan inginkan. Mari utamakan Tuhan lebih dari apapun yang ada pada kita.

Selamat bekerja dan berjuang bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

 "Belajar 2 Tawarikh 26
"Menjaga Hati"
 
2 Tawarikh 26:16 (TB)  Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.

Alkitab menulis Uzia melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan membuat hidupnya berhasil. Tidak hanya itu, selama Uzia mencari Tuhan dan mengikuti jalan-jalan -Nya yang benar, ia diberikan kasih karunia, kekuatan, dan pertolongan untuk memerintah sebagai raja Yehuda. Bahkan Allah membuat namanya masyhur, oleh karena itu ia tidak hanya dikenal oleh Tuhan tetapi juga manusia. Kerajaannya menjadi sedemikian kuat dan Tahan membuatnya sangat berhasil.

Tetapi ironisnya, ketika posisinya kuat dan namanya semakin masyhur, ia menjadi pribadi yang tinggi hati, dan bahkan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Dengan sembrono ia memasuki bait Allah dan membakar ukupan yang semestinya hanya boleh dilakukan oleh imam.

Hati adalah bagian yang terpenting dalam hidup yang perlu kita jaga. Dalam Amsal 4:23 dikatakan "Jaga hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Menjaga hati memang bukan hal yang mudah. Apalagi di saat kita berhasil dan berada di puncak kejayaan. Kesombongan dan keangkuhan bisa mengubah hati kita. Tidak lagi terpaut kepada Tuhan, tetapi justru mulai mengandalkan diri sendiri. Karena itu waspadalah dan jaga hati sedemikian rupa.

Selamat berkarya dan bekerja. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻
Melalui perikop ini, kita bisa melihat bahwa hal terpenting yang ingin dicapai oleh Hizkia dalam momen ini adalah agar Israel dapat kembali kepada Allah (ayat 9). Ia berdoa supaya Allah mengadakan pendamaian bagi semua orang "yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah … walaupun ketahiran mereka tidak sesuai dengan tempat kudus" (ayat 19). Permohonan Hizkia tidak sia-sia karena Allah mendengar doanya (ayat 29) dan memberikan sukacita besar bagi mereka (ayat 21-22). 

Renungkan: Anugerah Allah yang memperdamaikan itu tidak hanya berkuasa untuk mempersatukan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, tetapi juga memberikan sukacita besar bagi mereka

Belajar 2 Tawarikh 27
"Usia Pendek"

2 Tawarikh 27:6 (TB)  Yotam menjadi kuat, karena ia mengarahkan hidupnya kepada TUHAN, Allahnya. 

Luar biasa !! Hidup Yotam memang tidak lama. Masa berkuasa juga tidak lama. Namun, ia memiliki karakter yang berkualitas dan setia hingga akhir. Demikian juga dengan hidup kita. Sesungguhnya kualitas hidup tidak ditentukan oleh beberapa lama kita hidup tapi oleh bagaimana kita hidup.

Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan dan jika harus hidup, itu berarti bekerja memberi buah ! ( FLP.1:21-22). Itulah motto hidup anak Tuhan yang mesti kita pegang. Amin ?

Selamat berkarya, tetaplah semangat dan terus jaga kesehatan jasmani dan rohani kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 2 Tawarikh 28
"Ironi Raja Ahas"

2 Tawarikh 28:13 (TB)  dan berkata kepada mereka: "Jangan bawa tawanan-tawanan itu ke mari, sebab maksudmu itu menjadikan kita bersalah terhadap TUHAN dan menambah dosa dan kesalahan kita! Sudah cukup besar kesalahan kita, dan murka yang menyala-nyala telah menimpa Israel."

Sebagai anak Yoram, keturunan Daud, dan Yehuda, Ahas justru aktif melakukan penyembahan berhala dan membawa bangsa itu melakukan dosa yang dipandang keji oleh Allah. Ahas adalah tipikal orang yang bebal. Meski ia lahir di keluarga yang baik dan sudah belajar dari kisah para pendahulunya yang gagal karena berbuat jahat dan jaya karena berbuat yang benar, Ahas masih melakukan praktik-praktik penyembahan berhala yang sudah dilarang sejak zaman Musa.

Saat ia semakin terdesak, Alkitab mencatat bahwa Ahas semakin berbuat dosa dan tidak setia pada Tuhan (ay. 22) dengan menutup Rumah Tuhan dan menghancurkan perkakas-perkakas di dalamnya (ay. 24)

Uniknya, di zaman Ahas ini pula terjadi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada ayat 9-15 dicatat bagaimana setelah diingatkan oleh nabi bernama Oded, bangsa Israel Utara alias Samaria justru bertobat. Mereka melihat bagaimana Tuhan menghukum Ahas dan Yehuda lalu menjadi takut lalu bertobat. Sungguh ironis ! Tentu saja kita tidak bisa mengatakan Ahas telah bertobat seperti orang Samaria bertobat. Tapi, secara tidak langsung inilah yang terjadi.

Saat ini, yang terjadi pada Ahas ini ada. Memang ironis tapi nyata. Ini terjadi ketika orang di luar gereja menolak kemunafikan karena orang di gereja bersikap munafik. Ini terjadi ketika orang-orang di luar sana mendirikan organisasi yang menolong orang lain tanpa memandang status karena gereja justru bersikap eklusif, bahkan terkesan cuek dengan penderitaan orang di sekitarnya. Jangan biarkan hal seperti itu terjadi ! Jadilah dan hiduplah sesuai dengan panggilan yang Tuhan berikan pada kita. Jangan sampai orang bertobat justru karena melihat dosa kita.

Selamat berkarya dan berjuang, jadilah pemenang. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 2 Tawarikh 29
"Pengudusan Bait Allah"

2 Tawarikh 29:7 (TB)  Bahkan mereka menutup pintu-pintu balai rumah TUHAN dan memadamkan segala pelita. Mereka tidak membakar korban ukupan dan tidak mempersembahkan korban bakaran bagi Allah orang Israel di tempat kudus,

Alkitab mencatat, di bulan pertama pemerintahannya, Hizkia melakukan perbaikan rumah Tuhan ( ay. 3 ). Dengan kata lain, di pemerintahan Hizkia, visi dan fokus utama mereka adalah pembaharuan rohani. Keadaan rumah Tuhan sendiri pada waktu itu memprihatinkan. Pintunya tertutup, pelitanya padam, dan tidak ada korban ukupan di mezbah.

Lebih dari tanda-tanda jasmani, hal ini juga lambang dari kematian rohani. Pintu yang tertutup melambangkan hati yang tertutup dari Tuhan, yang berupa sikap keras hati, egois, merasa lebih tahu, dan enggan membuka diri pada firman-Nya.

Pelita yang padam melambangkan tidak adanya kesaksian (di Perjanjian Baru, Yesus melambangkan kesaksian sebagai terang yang dipancarkan pelita).

Sedangkan tidak adanya ukupan melambangkan tak adanya doa dinaikkan kepada Tuhan. Hal inilah yang direstorasi Hizkia dan menjadi fokus pemerintahannya. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan pemerintahan Hizkia. 

Sudahkah kita menjadikan pembaharuan rohani sebagai prioritas dalam hidup kita ? Ketika hari-hari ini kita sering mendengar dan berbicara tentang pentingnya perubahan, bahkan kita berkata kita harus berubah atau punah, dari mana kita memulainya ?

Belajar dari keteladanan Hizkia, sesungguhnya perubahan rohanilah yang paling penting. Ketika hidup kita tanpa sadar telah tertutup, padam, atau alpha dari hubungan pribadi yang benar dengan Tuhan, alamilah perubahan hidup dengan membuka hati, menyalakan kembali terang, dan mengisi kembali doa dan persembahan pada Tuhan.

Selamat berjuang dalam proses pembentukan sebagai hamba-Nya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan 2 Tawarikh 31 (hari ke 398)  
   Melayani sambil mencari Allah.

Sekarang, penulis Tawarikh mencatat tindakan Hizkia yang sama penting, walaupun bagi kita tidak terlihat seingar-bingar kedua peristiwa sebelumnya. Bagian ini menjelaskan bagaimana Hizkia mengusahakan suatu pengaturan agar kegiatan ibadah di Bait Allah dapat berlangsung permanen. Ada dua hal pokok yang menjadi perhatiannya. Pertama, tentang pengaturan tentang tugas dan sumbangan bagi para imam dan orang Lewi (ayat 2-8). Kedua, pengaturan yang permanen bagi penanganan berbagai jenis persembahan (ayat 9-21).

Hizkia tidak hanya mengatur, tetapi juga memberi teladan. Dari harta miliknya sendiri, raja memberikan sumbangan bagi kurban bakaran (ayat 3). Setelah itu, ia memerintahkan rakyat untuk membawa persembahan. Rakyat menyambut perintah ini dengan antusias, bahkan berlimpah-limpah (ayat 4-10). Kelimpahan ini adalah bukti dari berkat Allah kepada umat (ayat 10). Hizkia juga memperhatikan dengan saksama penyimpanan, pengaturan, dan pembagian persembahan-persembahan yang masuk ke Bait Allah. Ia mengaturnya dengan memperhatikan catatan silsilah (ayat 17). Penulis melakukan ini untuk memberikan contoh kepada orang-orang yang baru kembali dari pembuangan mengenai pengaturan Bait Allah yang baru mereka bangun. Hizkia telah membuktikan dirinya terus mencari Allah dengan segenap hati di dalam segala usahanya yang mulia itu. Tuhan pun memberkati segala tindakannya.

Renungkan: Kadang Kristen tergoda untuk melakukan panggilan pelayanan yang memang dari Tuhan dengan caranya sendiri. Teladan dari Hizkia adalah konsisten melayani Allah dengan terus mencari ketetapan dan kehendak Allah.

Pembacaan 2 Tawarikh 32 (hari ke 399)     
Allah menghukum keangkuhan.

Dengan singkat penulis Tawarikh menyebutkan bahwa raja Hizkia dan nabi Yesaya berdoa. Melalui bagian ini penulis Tawarikh ingin menunjukkan bahwa harapan-harapan Salomo kepada bait Allah dipenuhi. Ketika Israel terdesak, maka raja (dan pemimpin lainnya) berseru kepada Allah atas nama umat dari Yerusalem (bait Allah), dan Allah menyelamatkan Israel. Untuk kesekian kalinya, penulis Tawarikh menggunakan sejarah Israel untuk memberi contoh, bahwa Allah mendengar dan menjawab doa. Bahkan Allah tidak hanya menghancurkan bala tentara Sanherib, tetapi juga mengaruniakan kepada Hizkia keamanan bagi bangsa itu.

Contoh kedua adalah raja Hizkia sendiri. Pada saat Allah menyembuhkan Hizkia dari penyakitnya, ia malah menjadi angkuh dan tidak berterima kasih (ayat 25a). Akibatnya, baik Hizkia maupun Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka Allah (ayat 25b). Tidak dijelaskan pada ayat ini apa yang terjadi. Namun, berbeda dengan Sanherib, Hizkia bersama-sama dengan penduduk Yerusalem mau bertobat dan merendahkan diri mengakui dosa-dosa mereka di hadapan Allah, sehingga "murka Tuhan tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia" (ayat 26).

Pada akhirnya, penulis Tawarikh menyimpulkan raja Hizkia sebagai raja yang perbuatan-perbuatannya setia (ayat 32). Kesetiaannya ini berbuahkan berkat yang besar dari Allah (ayat 27-31). Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa berkat Allah itu secara khusus ditujukan kepada seluruh Israel. Kesetiaan Hizkia kepada Allah mencerminkan juga kesetiaan umat. Berkat bagi Hizkia dan kejayaan Hizkia berarti kejayaan Yehuda juga. Penulis Tawarikh sekali lagi ingin menampilkan gambaran bangsa yang ideal, yang sesuai dengan kriteria Allah untuk diteladani orang-orang Yehuda yang baru kembali dari pembuangan, bangsa yang rajanya setia, dan kerajaannya diberkati oleh Allah.

Renungkan: Seperti pemaparan Wahyu, semua kesombongan para penguasa dunia akan dihancurkan, dan Allah pasti akan menghukum mereka. Pengharapan Kristen adalah supaya dirinya terus setia dan berharap kepada Tuhannya.

Pembacaan 2 Tawarikh 33 (hari ke 400)
     Belajar dari masa lalu.

Dapat dikatakan bahwa judul ini meringkaskan tujuan yang ingin dicapai penulis Tawarikh bagi para pembacanya, komunitas Yehuda pascapembuangan. Penulis Tawarikh menggunakan kesejajaran-kesejajaran yang tampak antara sejarah beberapa tokoh raja tertentu dengan pengalaman mereka.

Kesejajaran ini juga tampak pada catatan tentang raja Manasye. Raja Manasye telah berdosa dan "melakukan apa yang jahat di mata TUHAN" (ayat 2). Kemudian, sebagai penghukuman Tuhan, Manasye dibuang dan dibawa tentara Asyur ke Babel (ibu kota taklukkan Asyur lainnya waktu itu) dalam cara yang sangat mempermalukan Manasye, dengan hidung ditusuk kaitan yang disambungkan ke rantai dan kaki serta tangan terbelenggu (ayat 11). Penghukuman ini membuat Manasye merendahkan diri di hadapan Allah dan berdoa kepada-Nya (ayat 12). Pertobatan Manasye itu pun mewujud secara nyata melalui tindakan penyingkiran ibadah-ibadah penyembahan berhala (ayat 14-17). Allah pun menjawab dengan memulangkan Manasye, dan memulihkan kedudukan Manasye (ayat 13).

Rangkaian peristiwa dosa, penghukuman melalui pembuangan, pertobatan, pemulangan/pemulihan ini juga telah dialami oleh orang-orang Yehuda pascapembuangan. Melalui kisah raja Manasye, tampil janji Tuhan bahwa jika mereka mau bertobat dan tetap setia seperti Manasye, maka Tuhan akan memberkati kehidupan bangsa mereka. Tetapi, pelajaran sebaliknya hadir dalam kisah raja Amon (ayat 21-25). Walaupun Yehuda telah bertobat pada zaman Manasye, tetapi kemurtadan Amon membuat Allah kembali menghukum Yehuda. Dari sudut pandang penulis Tawarikh, penghukuman ini terlihat dalam peristiwa pembunuhan Amon yang menyebabkan singkatnya masa pemerintahannya (ayat 21,24-25). Pelajaran bagi orang Yehuda adalah, walaupun mereka sudah dikembalikan ke tanah perjanjian dan dipulihkan, penghukuman tetap akan datang bila mereka kembali berbuat dosa di hadapan Tuhan.

Renungkan: Hukuman Allah atas dosa umat-Nya bertujuan agar umat bertobat, dan kembali hidup dalam kekudusan, sukacita dan damai sejahtera Allah. Kebenaran ini adalah peringatan sekaligus janji bagi tiap-tiap kita orang percaya.

Pembacaan 2 Tawarikh 34 (hari ke 401)  
Pembaruan perjanjian berdasarkan firman.

Pada zaman Yosia, Taurat Musa belum terkumpul secara utuh seperti yang kita miliki sekarang. Penemuan kembali bagian ini, yang memberi perhatian kepada segala potensi dari perjanjian Allah dengan Israel - berkat jika Israel setia, dan kutuk jika Israel berubah setia - membawa dampak besar bagi reformasi Yosia yang sedang berjalan.

Respons Yosia setelah mendengarkan pembacaan kitab tersebut perlu menjadi perhatian kita. Pertama, apa yang didengarnya ternyata tidak membuat Yosia berpuas diri karena merasa mendapat peneguhan atas segala tindakannya yang baik. Sebaliknya, ia justru makin disadarkan tentang betapa seriusnya dosa-dosa yang telah dilakukan bangsanya terhadap Allah. Ia lalu mengoyakkan pakaiannya (ayat 19), sebagai tanda khas bagi orang yang berkabung dan menyesal. Yosia menyesal dan merendahkan diri di hadapan Allah (ayat 27). Respons kedua, Yosia mengambil langkah untuk meminta petunjuk TUHAN (ayat 21).

Firman Tuhan yang disampaikan kepada Yosia melalui nabiah Hulda itu meneguhkan dua hal. Pertama, bahwa Yosia telah melakukan hal yang benar ketika ia bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kedua, tentang betapa dahsyatnya penghukuman Allah atas Israel dan Yerusalem karena meninggalkan Tuhan, sehingga penghukuman Allah hanya ditunda tidak akan terjadi pada masa Yosia. Respons ketiga Yosia, yang disebabkan oleh semua hal di atas, adalah pergi bersama-sama seluruh rakyat ke bait Allah, dan membacakan kitab perjanjian yang baru ditemukan itu di hadapan seluruh rakyat (ayat 30).

Melalui sikap Yosia ini, kita belajar banyak hal tentang seorang pemimpin sejati. Pertama, seorang pemimpin harus menjadi teladan spiritual bagi rakyatnya. Kedua, seorang pemimpin mengutamakan persatuan rakyatnya. Ketiga, seorang pemimpin harus mampu mengarahkan rakyatnya untuk melakukan yang berkenan di hadapan Tuhan.

Renungkan: Gumulkan dan doakan terus agar bangsa dan para pemimpin kita bertobat dan bertekad untuk hidup mengikuti Tuhan dan menuruti perintah-perintah-Nya.

Belajar 2 Tawarikh 30
"Itikad Baik & Penolakan"
 
2 Tawarikh 30:10 (TB)  Ketika pesuruh-pesuruh cepat itu pergi dari kota ke kota, melintasi tanah Efraim dan Manasye sampai ke Zebulon, mereka ditertawakan dan diolok-olok

Pernahkah Anda mengalami apa yang dialami raja Hizkia ? Anda sudah memberikan banyak, berkorban, dengan itikad dan motivasi yang tulus dan murni, melayani serta memuliakan Tuhan.

Namun respon yang anda dapatkan ternyata negatif, bahkan ejekan dan olok-oloklah yang Anda terima. Jangan putus asa. Bukan penerimaan manusia yang menjadi tujuan utama kita dalam melakukan kebaikan dan melayani Tuhan, melainkan perkenanan Tuhan. Ini bukan berarti kita lalu tidak peduli dengan etika dan sopan santun, atau bertindak tanpa hikmat saat melakukan kebenaran. Namun, ketika kita sudah melakukan hal baik dengan motivasi dan cara yang baik, tapi tanggapan orang lain tetap buruk, jangan jadikan hal itu sebagai alasan berhenti berbuat baik. Biarlah Roh Kudus yang berurusan dengan mereka. Tugas kita adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan.

Selamat berjuang, tetaplah semangat dan semua yang kita lakukan untuk Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar 2 Tawarikh 31 
"Semangat & Strategi"
 
Dàlam 1 Korintus 14:40 (TB)  Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur. 


Di pasal ini kita membaca tentang bagaimana Hizkia mengatur dan menetapkan para suku Lewi sebagai petugas yang akan bertanggung jawab terhadap pelayanan di Bait Allah. Tidak hanya itu, Hizkia juga mengatur sumbangan dari rakyat untuk para imam dan suku Lewi agar mereka bisa bekerja dengan baik (ay. 4)

Untuk membuat sebuah pembaharuan dan perubahan bisa berjalan dengan baik, kita harus memastikan hal itu terjadi secara kontinyu. Di sinilah pentingnya pengaturan, koordinasi, dan strategi, atau yang dalam istilah modernnya disebut manajemen.

Pertobatan pribadi pun perlu strategi, rencana, dan pengaturan agar perubahan dan semangat yang membara itu tidak sekedar menyala di awal dan redup di akhir, bahkan lenyap saat tantangan dan masalah terjadi. 

Namun, hal ini kadang masih diabaikan. Sebagai orang Kristen pun ada yang menganggap aturan dan sistem manajemen yang profesional (tertata, teratur, juga ada sanksi jika melanggar). Namun, berulang kali kita lihat di Alkitab, termasuk pasal ini, bahwa aturan dan manajemen adalah hal yang penting dan baik. Itulah yang membuat pekerjaan Tuhan bisa berjalan dengan kontinyu dan lancar. Ingat, Tuhan mau kita hidup dengan tertib. (1 Tes. 15:14) dan teratur  (1 Kor.14:40)

Selamat berkarya dan berjuang tetap semangat. Jadilah pemenang dalam kehidupan kita hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 2 Tawarikh 32
"Kegagalan Hizkia"
 
2 Tawarikh 32:31 (TB)  Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya. 

Pasal 32 ini di buka dengan catatan, "Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, yang menyerbu Yehuda. " Ya, setelah melakukan kehendak Tuhan, Hizkia justru harus menghadapi masalah! Orang yang melakukan kehendak Tuhan pun akan masih tetap menghadapi masalah.

Ancaman dan penyakit adalah hal-hal yang sering kita sebut sebagai pencobaan. Dalam konteks saat ini, kita menganggap saat usaha bangkrut, seorang menipu kita, penyakit parah menyerang kita, seseorang melakukan perbuatan jahat pada kita, itu adalah pencobaan.

Tapi, pencobaan ternyata tidak hanya terpaku pada hal-hal seperti itu. Pencobaan ketiga yang dialami Hizkia justru berupa kenyamanan. Di sini Hizkia gagal. Setelah ia disembuhkan dan kerajaannya jaya, Hizkia justru melakukan kesalahan. Selain lupa berterima kasih pada Tuhan yang menolongnya ia juga sombong. Berapa banyak kita sadar bahwa kenyamanan, kekayaan, dan kedudukan yang tinggi adalah salah satu ujian bagi iman kita ? Bukankah sering kali justru menganggap saat semua kenyamanan itu kita dapat, maka itu berarti kita sudah bisa lebih santai. Tuhan pasti berkenan pada kita, dst ? Bukan berarti kita menolak kenyamanan dan berkat, tapi ingatlah untuk selalu menjaga hati, karena ujian bisa datang dalam bentuk apapun.

Selamat menikmati libur akhir pekan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 2 Tawarikh 30
"Itikad Baik & Penolakan"
 
2 Tawarikh 30:10 (TB)  Ketika pesuruh-pesuruh cepat itu pergi dari kota ke kota, melintasi tanah Efraim dan Manasye sampai ke Zebulon, mereka ditertawakan dan diolok-olok

Pernahkah Anda mengalami apa yang dialami raja Hizkia ? Anda sudah memberikan banyak, berkorban, dengan itikad dan motivasi yang tulus dan murni, melayani serta memuliakan Tuhan.

Namun respon yang anda dapatkan ternyata negatif, bahkan ejekan dan olok-oloklah yang Anda terima. Jangan putus asa. Bukan penerimaan manusia yang menjadi tujuan utama kita dalam melakukan kebaikan dan melayani Tuhan, melainkan perkenanan Tuhan. Ini bukan berarti kita lalu tidak peduli dengan etika dan sopan santun, atau bertindak tanpa hikmat saat melakukan kebenaran. Namun, ketika kita sudah melakukan hal baik dengan motivasi dan cara yang baik, tapi tanggapan orang lain tetap buruk, jangan jadikan hal itu sebagai alasan berhenti berbuat baik. Biarlah Roh Kudus yang berurusan dengan mereka. Tugas kita adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan.

Selamat berjuang, tetaplah semangat dan semua yang kita lakukan untuk Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Belajar 2 Tawarikh 31 
"Semangat & Strategi"
 
Dàlam 1 Korintus 14:40 (TB)  Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur. 


Di pasal ini kita membaca tentang bagaimana Hizkia mengatur dan menetapkan para suku Lewi sebagai petugas yang akan bertanggung jawab terhadap pelayanan di Bait Allah. Tidak hanya itu, Hizkia juga mengatur sumbangan dari rakyat untuk para imam dan suku Lewi agar mereka bisa bekerja dengan baik (ay. 4)

Untuk membuat sebuah pembaharuan dan perubahan bisa berjalan dengan baik, kita harus memastikan hal itu terjadi secara kontinyu. Di sinilah pentingnya pengaturan, koordinasi, dan strategi, atau yang dalam istilah modernnya disebut manajemen.

Pertobatan pribadi pun perlu strategi, rencana, dan pengaturan agar perubaha…

Belajar 2 Tawarikh 32
"Kegagalan Hizkia"
 
2 Tawarikh 32:31 (TB)  Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya. 

Pasal 32 ini di buka dengan catatan, "Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, yang menyerbu Yehuda. " Ya, setelah melakukan kehendak Tuhan, Hizkia justru harus menghadapi masalah! Orang yang melakukan kehendak Tuhan pun akan masih tetap menghadapi masalah.

Ancaman dan penyakit adalah hal-hal yang sering kita sebut sebagai pencobaan. Dalam konteks saat ini, kita menganggap saat usaha bangkrut, seorang menipu kita, penyak…


Pembacaan 2 TAWARIKH 35 (hari ke 402)

Tafsiran 

Suatu kisah sedih menutup catatan penulis Tawarikh tentang Yosia. Syair-syair ratapan mengenai kematian Yosia bahkan masih dinyanyikan hingga zaman setelah pembuangan (ayat 25). Raja yang diingat karena perbuatan-perbuatannya yang saleh itu (ayat 26) harus mati karena sekali saja gagal menaati kehendak Tuhan. Dosa raja-raja Israel adalah dosa bersandar kepada kekuatan negara lain demi kelangsungan negara dan bangsanya, dan bukan bersandar kepada Allah dan rencana-Nya bagi Israel. Dosa ini Yosia buat pula. 

Sukar bagi kita untuk mengerti motivasi Yosia berperang melawan Firaun Nekho tanpa menyadari hal berikut: Nekho berangkat untuk membantu Asyur yang sedang melemah melawan kekuatan Babel yang terus menanjak, sementara Yosia melihat Babel sebagai negara yang berpotensi untuk menolongnya menghadapi Asyur. Maka, majulah Yosia menghadang agar Nekho tidak membantu Asyur. 

Langkah ini tidak hanya menunjukkan kegagalan Yosia bersandar kepada kekuatan Tuhan karena terlalu mengandalkan kekuatan manusia, tetapi juga kegagalannya untuk taat. Kata-kata dari Nekho adalah pesan Allah (ayat 21-22). Akibatnya, Yosia terluka parah, walaupun ia telah menyamar pada saat berperang melawan Mesir. Kematiannya menyebabkan Yerusalem dan Yehuda, bahkan nabi Yeremia, berkabung (ayat 24-25). Tragis, karena justru pada saat-saat seperti ini Yehuda membutuhkan pemimpin seperti Yosia. 

Renungkan: "Prestasi" rohani yang pernah dicapai seseorang Kristen patut membuat orang agar lebih hati-hati karena ia tidak kebal dari dosa pengandalan diri sendiri dan mengabaikan kehendak Tuhan.

Belajar 2 Tawarikh 33
"Ayah Baik, Anak Jahat"

2 Tawarikh 33:12 (TB)  Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya, 

Seperti kita baca, Hizkia yang baik adalah anak Ahas yang jahat. Dan Ahas yang jahat adalah anak Yoram yang baik. Namun Hizkia yang baik, ternyata memperanakkan Manasye yang bukan hanya jahat, tapi lebih jahat dari bangsa-bangsa yang pernah dipunahkan Tuhan karena begitu jahatnya (ay. 9).

Mengapa bisa terjadi ? Inilah yang patut menjadi pertanyaan bagi kita. Mengapa Hizkia, raja yang karena sikapnya yang berkenan di mata Tuhan menjadi raja Yehuda yang porsi pembahasannya paling banyak di Alkitab, bisa memiliki anak sejahat Manasye ? Mengapa Hizkia yang melakukan restorasi rohani besar-besaran dan menjadikannya preoritas utama bisa memiliki putra yang justru menjadikan penyembahan berhala sebagai Bu yang paling utama? Perlu kita ingat Manasye yang menjadi raja di usia belia, 12 tahun, adalah anak yang lahir di masa 15 tahun ekstra usia Hizkia. Dan justru di 15 tahun itu, Hizkia berubah. Kita bahkan bisa melihat karakter Hizkia di usia tuanya justru menjadi egois dan hanya memikirkan diri sendiri (2 Raja-raja 20:19). Mungkin oleh sebab itulah, Hizkia kurang melakukan persiapan yang benar, khususnya dalam hal rohani. 

Meski demikian, ada satu catatan penting tentang hidup Manasye, yaitu bahwa diakhir hidupnya raja yang jahat ini bertobat (ay. 12). Tuhan mengampuninya. Sayang kerusakan yang ia buat terlanjur sulit diperbaiki. Inilah pentingnya tetap setia melakukan yang benar

Selamat berkarya dan tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar 2 Tawarikh 34
"Kedewasaan Rohani"
 
2 Tawarikh 34:2 (TB)  Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. 

Yang menarik pada pembelajaran firman Tuhan hari ini adalah sesuatu Yosia melakukan pembaruan besar-besaran pada usia 16 tahun dan ia menjadi raja pada saat berusia delapan tahun.

Masih remaja, tapi gebrakannya untuk mencari Allah sungguh luar biasa ! Hal ini menunjukkan bahwa kedewasaan rohani tidak ditentukan dari usia. Kedewasaan rohani tidak ditentukan dari umur rohani. Ada yang sudah puluhan tahun jadi orang Kristen tapi tetap di saja jadi bayi rohani. Sikap, cara berfikir, perkataan, bahkan tingkah lakunya kekanak-kanakan. Sebaliknya, anak muda seperti Yosia, Daud, atau Timotius justru mampu menunjukkan sebuah kehidupan yang layak untuk diteladani.

Bagaimana dengan kita? Apakah usia rohani kita berbanding lurus dengan kedewasaan rohani kita? Apakah seiring waktu berjalan kita makin dewasa dalam Kristus dan memiliki kehidupan yang terus diperbarui ?

Selamat berkarya tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkat. Amin 

Belajar 2 Tawarikh 35
"Tuhan Memakai Orang Asing"

2 Tawarikh 35:22 (TB)  Tetapi Yosia tidak berpaling dari padanya, melainkan menyamar untuk berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido.

Allah bisa memakai siapa saja, termasuk orang asing, untuk melaksanakan kehendak-Nya. Tuhan ternyata memakai raja Koresh untuk membangun kembali bait Allah di Yerusalem. Inipun kenyataan yang tak kalah mengherankan. Apa tidak ada umat Tuhan yang layak, sehingga Tuhan memakai orang asing ? Jalan pikiran Tuhan tak terselami. Justru disinilah kita perlu percaya bahwa jalan Tuhan ajaib adanya. Melalui Firman Tuhan hari ini kita diingatkan kembali bahwa Tuhan berbicara kepada kita melalui banyak cara, termasuk cara-cara sulit kita cerna. Di sinilah dibutuhkan kepekaan untuk benar-benar bisa memahami kehendak Tuhan, khususnya pada saat Tuhan berbicara melalui cara-cara yang tidak lazim. Kematian Yosia memang menyedihkan. Ini menunjukkan bahwa bagaimanapun juga Yosia adalah manusia biasa yang punya kelemahan.

Selamat berjuang dan berkarya tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Pembacaan 2 TAWARIKH 36 (hari ke 403)

Tafsiran 

Ada dua hal yang dapat dijadikan bahan kemenungan bagi para pembaca kisah ini. Pertama, dosa telah merasuki kehidupan Israel secara menyeluruh pada zaman raja Zedekia (yang juga mencerminkan zaman-zaman dari para raja sebelumnya). Dalam hal kepemimpinan, raja Zedekia telah berdosa karena melakukan yang jahat, tidak merendahkan diri di hadapan Allah (ayat 12), mengeraskan hati, dan tidak berbalik kepada Tuhan (ayat 13). Dalam hal keagamaan, para pemimpin, termasuk para imam, bersama-sama dengan rakyat juga berdosa menyembah berhala dan menajiskan bait Allah (ayat 14). Para pemimpin bersama rakyat juga meremehkan peringatan, himbauan, dan firman Tuhan melalui para nabinya (ayat 12b,15-16). Bahkan juga dalam hal lingkungan hidup, karena rupanya seluruh bangsa Yehuda tidak menaati perintah untuk membiarkan tanah tidak ditanami satu tahun setiap tahun ketujuh (tahun sabat), demi menjaga kesuburan tanah tersebut (ayat 21). 

Akibat dosa-dosa ini adalah penghukuman dari Allah. Inilah hal kedua yang perlu kita perhatikan, yaitu bagaimana Tuhan bertindak. Penulis Tawarikh jelas menunjukkan bahwa Tuhan telah "berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusanNya, karena Ia sayang kepada umat-Nya" (ayat 15). Allah juga yang menggerakkan raja Kasdim/Babel untuk menjadi instrumen penghukuman Allah (ayat 16-17). Namun, karya Allah tidak hanya sampai pada memperingatkan lalu menghukum saja. Allah juga memulihkan umat-Nya setelah masa hukuman itu selesai. Catatan penulis Tawarikh mengenai tahun sabat bagi tanah menyiratkan satu hal, bahwa tanah Israel beristirahat selama pembuangan, demi persiapan bagi kedatangan para penghuni baru, orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan (ayat 21). Tuhan jugalah yang menggerakkan raja Persia, Koresy, untuk mengeluarkan dekritnya yang terkenal, yang memungkinkan pemulangan orang Yehuda ke tanah mereka (ayat 22-23). 

Renungkan: Mengakui bahwa Allah adalah Allah yang mahakasih dan mahaadil, berarti menerima bahwa Allah menghukum dan mendisiplinkan mereka yang dikasihinya.

Belajar 2 Tawarikh 36
"Besar Setia Tuhan"

2 Tawarikh 36:23 (TB)  "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!"  

Kuasa Allah sesungguhnya tidak pernah berubah. Jika mau, Allah bisa saja melindungi umat-Nya tidak membiarkan Bait Allah terbakar dan Yerusalem mengalami keruntuhan. Bukan Allah tidak mampu, tapi karena Allah memang sedang menghukum umat yang dikasihi-Nya. Umat yang terus menerus hidup dalam dosa dan tidak lagi mau taat kepada-Nya. Berulang kali Tuhan mengirim nabi-nabi untuk memperingatkan mereka, namun Firman Tuhan yang disampaikan justru dihina dan diremehkan. 

Apa yang terjadi atas bangsa Yehuda, bisa saja terjadi dalam hidup kita, yaitu pada saat kita berpaling dari Tuhan dan tidak lagi hidup dalam kehendak-Nya. 

Selamat berkarya, Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Related Posts:

Pengikut

YOUTUBE PENDETA GKI LIPPO CIKARANG

About Me
"CERAMAH PENDETA GKI LIPPO CIKARANG"KLIK DISINI →