Ketika merasa dirinya sudah berada di akhir usia, orang tua biasanya akan menyampaikan wasiat kepada anak-anaknya. Dan biasanya pula, wasiat itu berkenaan dengan harta yang diwariskan kepada anak-anaknya.
Berbeda dengan Daud. Karena tak memenuhi syarat untuk membangun Bait Suci, Daud mewariskan kerinduan dan tugas mulia itu kepada anaknya, Salomo. Meski tugas sudah diwariskan, Daud tidak tinggal diam. Ia ikut mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pembangunan (ayat 3-5). Bahan-bahan dari kualitas terbaik dan jumlah yang tak terhitung: besi (ayat 3), kayu aras (ayat 4), emas, perak, tembaga, besi, dan batu (ayat 14). Daud juga mempersiapkan tukang-tukang untuk mengerjakan Bait Allah itu (ayat 1, 15-16). Tak cukup hanya itu, Daud meminta para pembesar Israel untuk memberikan dukungan kepada Salomo dalam pekerjaan besar itu (ayat 17-19). Namun ada hal yang lebih penting. Bagi Daud, pekerjaan suci itu hanya bisa dilakukan bila Salomo hidup dekat Allah (ayat 13). Tanpa Allah, Salomo tak akan memiliki kekuatan untuk membangun Bait Suci sesuai keinginan Allah.
Meski ide untuk membangun Bait Allah itu datang dari Daud, dan Salomo yang kelak akan dipuji karena keberhasilan membangun Bait Suci, Daud tidak peduli. Bagi dia, mendapat nama karena pekerjaan besar itu bukanlah tujuannya (ayat 5). Daud adalah contoh orang yang bekerja di belakang layar. Meski tak terlihat, orang seperti ini melaksanakan bagiannya dengan sungguh-sungguh. Ia memang tidak menerima penghargaan atas hasil kerjanya, tetapi pekerjaan itu tidak akan terlaksana tanpa campur tangannya.
Apakah Anda termasuk orang yang bekerja di balik layar? Jangan kecil hati! Walau hanya sedikit orang yang tahu kiprah Anda, bukan berarti Tuhan tidak memerhatikan Anda. Meski terlihat bernilai kecil, bisa saja pekerjaan Anda justru mempersiapkan sebuah pekerjaan yang punya dampak besar di kemudian hari. Sebab itu, lakukanlah dengan sungguh-sungguh semua yang telah dipercayakan Tuhan pada Anda.
Kita perlu merenungkan bahwa bahwa kitab ini ditulis agar menjadi pedoman bagi umat yang kembali dari pembuangan dan mulai berencana membangun kembali Bait Allah yang telah runtuh. Kepemimpinan Daud tidak saja menjadi contoh tentang seorang pemimpin sejati yang sepenuh hati mengabdikan diri di dalam tugas-tugasnya. Sikap dan tindakan ini dilandasi atas konsep bahwa Allah di dalam kedaulatan-Nya, telah memilih dan menetapkan pribadi lepas pribadi untuk pelayanan kudus. Daud tahu tempat dan perannya, demikian juga tempat dan peran Salomo, serta para Lewi yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah tersebut. Selain itu, tindakan-tindakan Daud menjadi pola prinsip bagi pengaturan ibadah seputar Bait Allah untuk generasi pembangun yang kembali dari pembuangan tersebut.
Daud mengadakan sensus lagi, tetapi kali ini tidak dengan motif dan tujuan yang salah. Daud menghitung orang Lewi yang siap diikutsertakan bagi tugas pembangunan Bait Allah dan penyelenggaraan ibadah di dalamnya. Sebagian ditugaskan untuk memikul tanggungjawab pengawasan dan pengorganisasian, sebagian lagi dibagi-bagi dalam tugas penyelenggaraan ibadah. Pembagian tugas tersebut diatur menurut kelompok asal dari keturunan Lewi, yaitu Gerson, Kehat, dan Merari. Ayat 13 memaparkan sangat rindi tugas-tugas imam, yaitu mengurus apa yang kudus, membakar kurban di hadapan Allah, melayani Allah, dan memberikan berkat demi nama-Nya.
Indah sekali bagian ini memadukan pemimpin dan yang dipimpin dalam suatu orkestra penyembahan yang serasi. Semua dan setiap unsur pada intinya adalah para pelayan Tuhan. Entah memimpin atau dipimpin, setiap kita dipanggil sama sebagai hamba Allah, dan karena itu wajib mengerjakan bagian kita sebagai bagian dari suatu kesatuan pengabdian bagi Allah sendiri. Kristen bukannya terpanggil untuk suatu posisi atau jabatan tertentu, tetapi untuk tugas dan tanggung jawab sebagai hamba Allah.
Renungkan: Penyembahan yang benar dan berkenan kepada Allah adalah pelayanan yang serasi dan teratur di dalam pimpinan Roh dan di dalam semangat kebenaran.
Dalam setiap pribadi Tuhan telah memberi karunia-karunia khusus dan unik sebagai perlengkapan untuk tugas-tugas yang akan diberikan kepada mereka di kemudian hari. Tetapi yang membuat kualitas diri mereka berada di atas teman dan saudaranya yang lain adalah taraf di mana mereka telah mengembangkan karunia-karunia dan rahmat Allah melalui ibadah dan disiplin terhadap diri sendiri.
Selain membagi tugas menurut keturunan, Daud mengatur pembagian kelompok penatalayanan tersebut juga sesuai dengan jumlah yang ada dalam keturunan Eleazar dan Itamar. Dengan demikian, Daud menjalankan prinsip keadilan yang Tuhan ajarkan di dalam kitab Musa juga ke dalam pembagian tugas. Di samping untuk menghindari kecemburuan sosial atau rohani, pembagian tugas yang adil ini juga membuat setiap kelompok mendapatkan beban tanggung jawab yang sesuai dengan keberadaan dan kemampuan mereka.
Bagian ini membangkitkan beberapa pertanyaan prinsip penting tentang ibadah. Dalam sudut pandang Perjanjian Baru kita paham bahwa ibadah terjadi tidak saja dalam kegiatan rohani tetapi di dalam seluruh segi kehidupan kita. Demikian pula ibadah yang kita laksanakan di gereja tidak saja tugas segelintir orang yaitu para pejabat gereja tetapi adalah hak dari setiap orang beriman karena masing-masing kita adalah imamat yang rajani. Ini mungkin dilambangkan oleh kegiatan ibadah 24 jam di Bait Allah waktu itu (ayat 23:30-31; Mzm. 134:2). Apabila zaman itu penugasan dilakukan dengan juga menggunakan undian, kini kita melakukan pemilihan secara "demokratis." Jika contoh pembagian tugas pelayanan ibadah dalam bagian ini kita gabungkan dengan contoh dan ajaran Perjanjian Baru, kita perlu terus memeriksa dan membina bahwa kelangsungan penataan pelayanan gerejani kita melalui para pendeta, penginjil, majelis, diaken, guru sekolah Minggu, dlsb., sungguh menerapkan prinsip pimpinan Allah, kesesuaian dengan karunia, kesalehan hidup dan keterpaduan melayani.
Renungkan: Seorang pemimpin yang benar dan dapat dipercaya mungkin sekali adalah orang yang tidak ingin memimpin, tetapi dipimpin dan didorong Roh Kudus dari dalam dan melalui kondisi luar. Orang-orang seperti itu adalah Musa dan Daud serta beberapa nabi PL dan mungkin juga termasuk Anda.
Penjelasan yang panjang-lebar tentang para penyanyi menunjukkan minat penulis Tawarikh terhadap musik. Perikop ini memiliki 2 bagian: [1] Keluarga penyanyi (ayat 1-8) dan [2] Pembagian tugas-tugas (ayat 9-31). Memuji Allah telah merupakan bagian ibadah sejak Israel kuno. Dalam rangkaian pengaturan ibadah di bait Allah, Daud dan para panglimanya menunjuk tiga keluarga sebagai penyanyi. Mereka bertugas menyanyikan firman Tuhan (bernubuat) dengan diiringi alat musik: ceracap, gambus, dan kecapi. Di sini dengan jelas dinyatakan bahwa musik kaum Lewi dipakai baik untuk ibadah maupun untuk peperangan.
Ketiga keluarga itu adalah Asaf (ayat 2), Yedutun (ayat 3), dan Heman (ayat 4-5). Ketiganya kita kenal juga lewat mazmur-mazmur yang mereka nyanyikan. Asaf: Mazmur 50, 73-83. Yedutun: Mazmur 39. Heman: Mazmur 88. Yang menarik ialah menurut 1Raj. 4:31, Heman bukan orang Israel melainkan orang Kanaan. Ketiga keluarga ini dibagi menurut anak-anak mereka masing-masing menjadi dua puluh empat kelompok. Setiap kelompok dua belas orang. Dengan undian setiap kelompok mendapatkan gilirannya.
Apa tugas mereka? Setiap kelompok bagaikan suatu paduan suara kecil untuk mengiringi ibadah.
Mereka akan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi TUHAN. Pada saat yang sama mereka akan bernubuat. Bernubuat bisa dimengerti sebagai menyampaikan firman Tuhan. Itu berarti mereka tidak sembarangan menyanyi, mempertunjukkan keindahan musik atau suara mereka, tetapi di dalamnya ada berita yang hendak disampaikan. Demikian kita melihat mazmur-mazmur ditulis untuk menyampaikan suatu berita kepada umat. Dengan demikian, pujian dan syukur akan dipanjatkan oleh umat dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Inilah pola ibadah untuk menuju pemulihan setelah periode pembuangan.
Renungkan: Seharusnya kita pada masa kini juga menunjukkan keseriusan ibadah seperti Israel kuno. Ibadah adalah sikap hidup di hadapan Allah. Dari mutu lagu, musik, pemusik, dan penyanyi yang terlibat dalam ibadah kita, akan terlihat juga bagaimana sebenarnya ibadah kita. Seluruh unsur ibadah perlu memiliki esensi kehadiran Roh dan kebenaran (Yoh. 4:24) dan bukan sekadar mengutamakan unsur keindahan musik atau kenikmatan berkumpul beracara.
[15.12, 19/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 1 TAWARIKH 26 (hari ke 364)
Tafsiran :
Pengaturan berikut ini ada dalam tiga bidang. Pertama, penjagaan pintu gerbang bait Allah (ayat 1-19). Pintu-pintu gerbang dijaga oleh tiga keluarga. Kedua keluarga pertama adalah dari suku Lewi, dan Obed-Edom adalah seorang Gat (ayat 2Sam. 6:10-11). Selain menjaga pintu-pintu gerbang Bait Allah, para penjaga pintu gerbang juga menjaga gudang perlengkapan dan peralatan (ayat 9:23,26), mengurus perkakas ibadah (ayat 9:28), dan tugas-tugas lainnya yang berkenaan dengan ibadah, bahkan mencakup urusan musik (ayat 9:33).
Para penjaga pintu adalah orang gagah perkasa (ayat 7,9), karena tugas mereka amat penting. Mereka harus memastikan bahwa tidak ada orang yang luput masuk ke dalam Bait Allah dengan keadaan tid…
[09.28, 21/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 23
"Persiapan Ibadah"
1 Tawarikh 23:2 (TB) Ia mengumpulkan segala pembesar Israel, juga para imam dan orang-orang Lewi.
Apakah Ibadah kepada Tuhan itu sesuatu yang penting bagi Daud ? Jelas !! Hal itu tergambar dengan jelas pasal 23 ini. Bait Suci belum dibangun. Bait Suci bahkan masih dalam perencanaan. Namun lihatlah bagaimana Daud mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadah dan penyembahan kepada Allah secara detail. Daud tidak hanya menggagas dibangunnya Bait Suci yang megah untuk Allah, tapi Daud juga mengatur orang-orang Lewi yang akan bertugas dalam rumah Allah nantinya. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya Daud jika sudah menyangkut soal Tuhan. Tak heran kalau Tuhan sangat berkenan kepada Daud, karena hatinya …
[09.33, 21/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 24
"Dengan Cara Diundi"
1 Tawarikh 24:5 (TB) Dan orang membagi-bagi mereka dengan membuang undi tanpa mengadakan perbedaan, sebab ada "pemimpin-pemimpin kudus" dan "pemimpin-pemimpin Allah", baik di antara keturunan Eleazar maupun di antara keturunan Itamar.
Mungkin kita bertanya-tanya mengapa untuk menentukan siapa yang bertugas, harus dengan cara diundi ? Apakah tidak ada cara lain yang lebih baik daripada sekedar "faktor keberuntungan" saja. Meski pembagian tugas imam dilakukan dengan cara diundi tapi tidak setiap orang bisa melayani di rumah Tuhan secara sembarangan. Hanya orang Lewi yang boleh melayani, itu pun sebelumnya mereka harus menjalani serangkaian aturan yang cukup ketat.
Hasil undian sebenarnya merupakan keputusan dari…
[09.39, 21/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 25
"Faktor Hati dan Faktor Skill"
1 Tawarikh 25:7 (TB) Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk TUHAN — mereka sekalian adalah ahli seni — ada dua ratus delapan puluh delapan orang.
Mengapa yang ditunjuk Daud hanyalah keluarga Asaf, Heman, dan Yedutun ? Sebab ketiga keluarga itu adalah keluarga seniman (ayat 7). Tidak cukup asal bisa menyanyi, asal bernubuat, dan asal bisa memainkan musik, tapi untuk melayani Tuhan harus orang yang benar-benar merupakan ahli seni ! Bagaimana dengan Firman Tuhan ini jika ditarik di gereja masa kini ? Apakah itu berarti hanya orang-orang yang ahli seni saja yang boleh melayani Tuhan ? Bagaimana jika suara kita tidak begitu merdu, skill bermain musik ala kadarny…
[20.17, 23/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 1 TAWARIKH 27 (hari ke 365)
Tafsiran
Daud tidak hanya membagi tugas untuk pelaksanaan ibadah di bait Allah, untuk pemerintahan daerah, tetapi juga untuk lingkungan istananya sendiri. Sistem pembagian tugas dalam pemerintahan Daud rapi dan teratur.
Ada 4 bagian besar. Pertama, pembagian pasukan yang bertugas menjaga dan melayani raja per bulan (ayat 1-15). Setiap bulan ada satu pasukan berjumlah dua puluh empat ribu orang dengan satu pemimpinnya bertugas. Bulan berikutnya pasukan lain yang menggantikan tugas. Demikianlah selama setahun satu pasukan hanya bertugas satu bulan. Ini mungkin bukan sistem yang lazim dalam dunia modern. Tetapi, harus diingat bahwa ini bukan pasukan tentara seperti zaman modern, namun tenaga bakti yang melayani untuk k…
[20.27, 23/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 1 TAWARIKH 28 (hari ke 366).
Tafsiran :
Salomo ditunjuk sebagai penerus Daud untuk membangun Bait Suci. Hal ini menegaskan kembali janji Allah kepada Daud (ayat 1Taw. 17; lih. juga 2Sam. 7). Pertama, takhta Daud akan tetap selama-lamanya (ayat 17:14), kerajaan Daud akan kokoh seterusnya (ayat 28:7a). Kedua, Salomo menjadi anak perjanjian. "Aku telah memilih dia menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi bapanya." Bahasa yang mirip dipakai dalam perjanjian yang diadakan antara Yahweh dengan Israel (lihat Yer. 31:33; Yeh.l 36:28). Syarat yang diberikan adalah ". jika ia bertekun melakukan segala perintah dan peraturan-Ku .." (ayat 28:7b). Ketiga, Salomolah yang akan membangun rumah bagi Tuhan.
Bagaimana tindakan Daud dalam penugasan Salomo ini? Pertama…
[21.07, 23/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 1 TAWARIKH 29 ( hari ke 367)
Tafsiran :
Kini Daud mengarahkan perhatiannya pada Allah yang telah menyukseskan persiapan pembangunan Bait Suci. Di depan seluruh jemaah, Daud memuji Allah karena segala hal yang telah diberikan-Nya bagi Daud. Daud juga meminta berkat Ilahi bagi generasi-generasi selanjutnya. Ada 3 bagian di dalam puji-pujian ini.
Pertama, Daud memulainya dengan rangkaian pujian bagi Allah (ayat 10b-13). Allah harus dipuji dari kekal sampai kekal (ayat 10b) karena Ia begitu baik kepada Daud. Lalu, Daud juga menjelaskan mengapa Allah layak dipuji. Allah adalah Allah yang memiliki kejayaan, kehormatan, dst. (ayat 11). Pengungkapan ini menunjukkan antusiasme Daud mengingat apa yang telah Allah lakukan di langit dan di bumi (ayat 11a-c…
[15.34, 26/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 1 (hari ke 368) Raja yang istimewa.
Penulis Tawarikh mulai mengisahkan Salomo, pengganti Daud. Salomo digambarkan sebagai raja ideal yang akan menjadi teladan bagi komunitas pascapembuangan. Bagian ini menunjukkan kekuasaan Salomo yang luar biasa hebatnya dan diperkenan oleh Allah (ayat 1,13b). Penyertaan Allah, bukan dirinya sendiri, yang telah membuatnya menjadi besar.
Selanjutnya Salomo dikisahkan pergi ke Gibeon untuk beribadah, ke satu bukit pengurbanan yang bukan merupakan tempat beribadah yang seharusnya (ayat 2-6). Tindakan Salomo ini didukung oleh seluruh Israel, baik dari pihak sipil, militer, maupun agama (ayat 2-3). Namun, penulis Tawarikh segera menjelaskan tindakan Salomo, menambahkan bahwa Kemah Pertemuan yang didirikan M…
[14.23, 28/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 2 (hari ke 369)
Tafsiran
Siapakah yang layak membangun tempat bagi Tuhan?"(6). Pertanyaan ini disampaikan Salomo sebagai ungkapan yang lahir dari kesadaran bahwa sesungguhnya tak seorang pun layak mendirikan rumah bagi Dia. Padahal kita tahu persis bagaimana Salomo merencanakan dan menyediakan bahan-bahan untuk membangun bait Allah tersebut. Ia merencanakan pembangunan tersebut dengan matang (4-5). Ia menginventarisir semua potensi yang ada, baik itu sumber daya manusia, alam, maupun benda-benda lain yang dibutuhkan untuk membangun bait Allah (2, 7, 8, 13, 14, 17). Bait Allah itu akan dibangun dengan megah (5). Namun mengapa Salomo masih merasa tidak layak untuk membangun tempat bagi Tuhan?
Bagi Salomo, sekalipun rancangannya sangat …
[14.29, 28/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 3 (hari ke 370)
Tafsiran
Pembangunan Bait Allah di Gunung Moria, di Yerusalem telah dimulai. Ukurannya sangat besar, panjang 27 meter, lebar 9 meter, dan tinggi 54 meter (1-4). Ruang maha kudus dilapisi emas seberat 20 ton (ayat 8). Paku-pakunya terbuat dari emas (9). Permata-permata mahal dipakai sebagai perhiasan. Kayu yang dipergunakan adalah kayu terbaik (5). Pembangunan pun dikerjakan dengan bersungguh-sungguh.
Kesungguhan Salomo membangun Bait Allah tak hanya terlihat dari upayanya menyediakan bahan bangunan yang terbaik dan orang-orang yang ahli membangun. Ia juga serius mengikuti aturan-aturan yang terdapat dalam Kel. 26:33-34 (bdk. 2Taw. 3:8) tentang pembuatan ruang maha kudus, Kel. 25:18-20 (bdk. 2Taw 3; 10-13) tentang pemb…
[18.33, 28/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 26
"Kasta Dalam Pelayanan ??"
1 Tawarikh 26:9 (TB) Dan Meselemya mempunyai delapan belas orang anak dan saudara, orang-orang yang gagah perkasa.
Jika kita membaca dalam 1 Tawarikh 26 ini, nyata jelas bahwa tidak boleh ada kasta dalam pelayanan. Semua tugas pelayanan adalah penting. Entah itu pelayanan ibadah ataukah pelayanan pendukung ibadah.
Ini menunjukkan bahwa di mata Tuhan tidak ada pelayanan yang tidak penting, tidak ada pelayanan remeh. Tidak ada pelayan Tuhan kelas VVIP, tidak ada pelayan Tuhan kelas ekonomi. Semua pelayanan penting di mata Tuhan. Karena itu pelayanan Kristen tidak terbatas pelayanan ibadah saja, tetapi juga pelayanan yang beraneka ragam. Tidak perlu berebut memilih pelayanan mimbar, sebab pelayanan pendukung…
[18.57, 28/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 27
"Iman Tak Boleh Membabi Buta"
1 Tawarikh 27:33 (TB) Ahitofel adalah penasihat raja; Husai, orang Arki, adalah sahabat raja.
Iman harus disertai dengan hikmat Tuhan. Bukan membabi buta. Ada waktunya kita mengalami hal yang supranatural bersama Tuhan, tapi ada waktunya juga Tuhan melakukan hal-hal yang natural dalam hidup kita. Hal-hal yang natural pun, itu juga bentuk campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Karena itu kita tidak boleh mengatasnamakan iman lalu bertindak sembrono. Tanpa visi, mengalir saja. Tanpa perencanaan yang baik. Tanpa persiapan yang matang. Tanpa pengaturan, tanpa pengorganisasian, tanpa management yang baik. Daud yang sedemikian beriman saja tetap melakukan pengaturan, perencanaan, dan pengorganisasian, bukank…
[15.04, 29/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 28
"Berpaut Pada Tuhan"
1 Tawarikh 28:9 (TB) Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.
Pesan terakhir selalu hal yang sangat penting. Demikian pula pesan terakhir Daud kepada Salomo yang akan menggantikannya sebagai raja Israel.
Inilah pesan terakhir Daud kepada Salomo, " Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti sega…
[15.14, 29/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 1 Tawarikh 29
"Digerakkan Cinta"
1 Tawarikh 29:3 (TB) Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri
Salah satu kerinduan Daud yang terbesar adalah membangun Bait Suci sebagai tempat kediaman Allah di bumi ini. Meski Tuhan menyetujui, namun yang melaksanakan pembangunan Bait Suci itu adalah Salomo, anaknya. Daud mempersembahkan harta pribadinya 102 ton emas (3000 talenta) dan perak 238 ton (7000 talenta). Ada tiga hal menarik yang bisa kita pelajari dari pasal ini.
▪︎Satu, semuanya digerakkan karena cinta ( ay.3). Apa yang mendorong Daud melakukan semua itu? Daud berkata, "Karena cin…
[07.33, 30/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 1
"Permintaan yang Tidak Egois"
2 Tawarikh 1:11 (TB) Berfirmanlah Allah kepada Salomo: "Oleh karena itu yang kauingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau,
Tuhan mengabulkan permohonan Salomo yang meminta hikmat dan pengertian supaya bisa memimpin bangsa Israel dengan bijak. Tak hanya memberikan apa yang diminta Salomo, Tuhan juga memberikan bonus kepada Salomo berupa kekayaan, harta benda, kemuliaan, dan kejayaan (ay. 12). Mengapa Salomo tak hanya mendapat satu, tetapi mendapatkan banyak hal dari Tuhan ?? Karena permintaan S…
[07.38, 30/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 2
"Haruskah Fanatik?"
2 Tawarikh 2:3 (TB) Lalu Salomo mengutus orang kepada Huram, raja negeri Tirus, dengan pesan: "Perbuatlah terhadap aku seperti yang kauperbuat terhadap ayahku Daud, ketika engkau mengirim kayu aras kepadanya, sehingga ia dapat mendirikan baginya suatu istana untuk tinggal di situ.
Pasal ini ingin menunjukkan bagaimana harusnya orang Kristen bersikap di tengah-tengah masyarakat plural. Jangan sampai iman kita luntur karena pandangan kepercayaan orang lain, tapi disisi lain kita tidak boleh eksklusif hingga kita tidak mau hidup berdampingan dengan mereka. Jika Salomo saja bisa bekerja sama dan berdampingan dengan Huram untuk membangun Bait Suci, bukankah seharusnya kita memiliki pikiran seperti Salomo yang terbuka s…
[07.45, 30/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 3
"Yang Terbaik"
Dalam Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Jika kita mempertimbangkan kerumitan desainnya, ukuran-ukuran yang ditetapkan Tuhan, bahan-bahan yang digunakan, serta kesederhanaan peralatan yang dipakai pada zaman itu, kita bisa memahami bahwa pekerjaan membangun Bait Suci ini benar-benar sebuah pekerjaan besar. Begitu besarnya proyek ini, sehingga pembangunan itu memerlukan waktu tujuh tahun (Lihat Raja-raja 6:37-38). Setelah jadi, hasil pembangunan Bait Allah ini memang luar biasa.
Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini ?Untuk…
[20.48, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 4 (hari ke 371)
Tafsiran
Penulis Tawarikh melanjutkan dengan menggambarkan balai depan rumah (ayat 3:15-17). Dua tiang yang didekorasi dengan buah delima dan untaian rantai menjadi fokus. Tiang di sebelah kanan dinamai Yakhin yang berarti “Allah meneguhkan”. Tiang di sebelah kiri dinamai Boas yang berarti “Kekuatan ada di dalam Dia (Allah)”. Tiang-tiang ini adalah semacam tampilan luar untuk apa yang ada di dalam rumah itu, tampilan kemuliaan. Bangsa Israel, komunitas pascapembuangan, harus mengingat bahwa kehadiran Allah saja yang dapat menjadi kekuatan, keamanan, pengharapan, dan kemenangan mereka.
Penulis melanjutkan penjabarannya dengan menunjukkan bagaimana rumah itu diselesaikan. Pertama, di dalam ruang imam di dalam bait suci …
[20.54, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 5 ( hari ke 372)
Tafsiran
Salomo memulai tahap dedikasi bait Allah (ayat 5:2-7:10). Ia mengumpulkan para pemimpin Israel yang akan membawa tabut perjanjian Allah ke Yerusalem. Mereka mewakili seluruh Israel (ayat 5:3). Tabut ini sangat penting untuk mengingatkan hak dan tanggung jawab sebagai umat Allah, serta tanda kehadiran Allah di tengah umat-Nya.
Ada 3 bagian dalam pasal 5:4-6:2. Pertama, jemaah menuju ruang mahakudus (ayat 5:4-6). Prosesi mencakup para tua-tua, orang-orang Lewi, para imam, Salomo, dan seluruh Israel. Fokusnya adalah para imam (ayat 5:5). Mereka membawa tabut, kemah pertemuan, dan semua barang kudus yang tertinggal di Gibeon. Tak ada lagi pemisahan antara penyembahan di Yerusalem dan Gibeon.
Kedua, penempatan t…
[21.06, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 6 (hari ke 373)
Tafsiran
Banyak orang justru menghindari gereja ketika sedang menghadapi masalah. Mengapa demikian? Kebanyakan mengatakan bahwa gereja tidak relevan dengan persoalan yang mereka dihadapi. Seperti itulah gambaran gereja dewasa ini, yakni dianggap sebagai tempat kebaktian dan tempat berlangsungnya aktivitas religi. Anggapan ini muncul bisa disebabkan oleh dua faktor: pertama, adanya pemahaman atau cara pandang yang keliru tentang gereja dan kedua, karena gereja sendiri membatasi perannya di dunia ini. Jika yang terjadi adalah hal yang terakhir maka, baik gereja maupun anggotanya perlu belajar dari doa Salomo yang terdapat dalam perikop ini.
Doa Salomo menyiratkan visinya tentang bait Allah, yaitu tempat seluruh umat manu…
[21.12, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 7 (374)
Tafsiran
Karena kesungguhan dan maksud yang baik, Allah menjawab doa Salomo dan bangsa Israel. Allah menerima persembahan Salomo dan bersedia hadir (1) serta mengabulkan semua permohonan Salomo atas bait Allah yang telah selesai dibangun (13-16). Dalam perjumpaannya dengan Salomo, Allah menyampaikan apa yang menjadi kehendak-Nya agar Salomo dan bangsa Israel tetap taat dan setia pada-Nya. Selama Salomo dan bangsa Israel tetap menunjukkan ketaatan dan kesetiaan maka Allah akan senantiasa hadir, mendengar, dan mengabulkan permohonan mereka (17-18). Sebaliknya, jika mereka berpaling meninggalkan Allah, maka Allah juga akan meninggalkan mereka (19-22).
Sebenarnya, tidak banyak yang diminta Tuhan Allah dari Salomo dan bangsa Israel…
[21.17, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 8 (hari ke 375)
Tafsiran
"Pencapaian" dalam dunia kerja begitu penting karena memperlihatkan keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Maka meraih "pencapaian" setinggi-tingginya dapat menjadi motor yang mendorong seorang pekerja untuk maju.
Dapat kita katakan bahwa "pencapaian" Salomo sebagai seorang raja nyaris sempurna. Orang biasanya berhasil bila menangani satu bidang saja, tetapi Salomo berhasil mengorganisir banyak bidang. Mari kita perhatikan.
Bidang politik (1-11). Tuhan memberkati Salomo dengan menganugerahkan hubungan yang baik dengan Huram (2, Alk. Terj. Lama dan BIS: Hiram). Salomo mengembangkan kota-kota pemberian Huram (bnd. 1Raj. 9:10-14) dan melakukan ekspansi (3-6). Selain itu, Salomo juga tidak melepaskan kendali …
[21.34, 30/10/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 9 (hari ke 376)
Tafsiran
Apabila Tuhan menyertai hidup seseorang atau suatu komunitas, penyertaan dan kehadiran-Nya itu dapat dirasakan pihak lain. Kesan adanya kekudusan, kasih, kewibawaan, dlsb. timbul dalam hati orang-orang yang pernah berjumpa dengan mereka yang dalam hidupnya Allah hadir secara kuat. Sebutlah contoh hidup orang-orang seperti John Sung, Ibu Teresa, atau para pengkhotbah berwibawa masa kini.Hal yang sama dialami Ratu Syeba dari Arab Selatan. Tujuan utamanya adalah berdagang. Pada waktu itu negerinya terkenal secara luas dalam perdagangan rempah-rempah. Tertarik oleh berita tentang hikmat yang Salomo miliki, Ratu Syeba sendiri langsung memimpin delegasi dagang itu. Akibatnya, bukan saja transaksi dagang yang terjadi,…
[09.32, 31/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 4
"Gereja Harus Mewah ?"
2 Tawarikh 4:18 (TB) Salomo membuat segala perlengkapan itu dalam jumlah yang amat besar, sehingga berat tembaga itu tidaklah terhitung.
Pengerjaan Bait Suci ini adalah sesuatu yang sangat serius. Tapi, sekali lagi, mengapa Salomo dan juga Daud membuat Bait Suci yang sedemikian hebat dan sangat mewah ? Sejenak kita ingat kembali alasan Daud (yang diikuti Salomo). Itu semua berasal dari kerinduan untuk memuliakan Tuhan ( 2 Sam. 7). Ya, bukan alasan lain. Itulah sebabnya Allah berkenan dengan pembangunan Bait Allah yang super mewah tersebut. Tujuan pembangunan Bait Allah adalah untuk Tuhan saja.
Maka dari itu, kembali ke pertanyaan di awal tadi, apakah gedung gereja harus megah dan mewah ? Yang harus menjadi per…
[09.42, 31/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 5
"Pengorbanan dan Kekudusan"
Dalam Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Segala kemewahan dan kehebatan bangunan Bait Allah dan perkakas-perkakasnya tidak serta merta membuat Allah bersedia datang ke Bait yang dibangun Salomo itu. Lalu, apa yang membuat Allah berkenan datang ? Ada dua hal yang dilakukan Salomo, segenap umat Tuhan, dan para imam orang Lewi itu.
▪︎Pertama, mereka mempersembahkan korban yang sampai tak terhitung banyaknya (ay. 6).
▪︎Kedua para imam sudah mengkuduskan diri sebelumnya (ay. 11). Mereka ini kemudian memuji Tuhan d…
[10.49, 31/10/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 6
"Jauh Lebih Megah"
2 Tawarikh 6:18 (TB) Tetapi benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi ? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.
Bait Allah yang didirikan Salomo adalah bangunan yang sangat megah dan sangat mahal. Sepanjang sejarah, mungkin inilah bangunan termewah yang pernah dibuat manusia. Berkali-kali bangunan ini disebut sebagai Rumah Allah. Namun, Salomo sadar bahwa -- seperti yang sudah Tuhan nyatakan kepada Daud -- bagi Tuhan, bangun semegah apapun tidak setara dengan kebesaran-Nya. Bahkan langit pun tak cukup menampung kemuliaan-Nya. Meski demikian, jika Allah berkenan dengan apa yang Salomo buat, itu sema…
[16.02, 2/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 7
"3 Perikop, 3 Pesan"
_
2 Tawarikh 7:1 (TB) Setelah Salomo mengakhiri doanya, api pun turun dari langit memakan habis korban bakaran dan korban-korban sembelihan itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi rumah itu.
Pasal 7 ini dibagi dalam 3 Perikop.
Perikop pertama tentang api dan langit yang turun membakar segala korban sembelihan yang dipersembahkan para imam,
Perikop kedua berbicara tentang prosesi persembahan korban yang diikuti dengan perayaan.
Perikop ketiga mengisahkan bagaimana Tuhan kembali menampakkan diri pada Salomo dan menyatakan janji berkat serta peringatan Tuhan kepada Salomo.
Jika kita perhatikan, tiap perikop ini mencakup hal-hal yang sepintas saling kontradiktif.
▪︎Pertama kemuliaan dan ada api. Kemuliaan berbicara …
[16.08, 2/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 8
"Benih Kegagalan Salomo"
2 Tawarikh 8:11 (TB) Dan Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang didirikannya baginya, karena katanya: "Tidak boleh seorang isteriku tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah dimasuki tabut TUHAN adalah kudus."
Yang disebut benih selalu berbicara tentang hal kecil yang bahkan tidak kelihatan atau tersembunyi. Tapi, syarat untuk sebuah benih bisa bertumbuh menjadi sesuatu yang besar adalah jika ia jatuh ke tanah yang subur. Demikian pula dengan benih dosa. Adalah suatu masalah jika kita tahu ada benih dosa dan ketidakkudusan yang ada dalam hidup kita, tapi kita tetap membiarkannya, seperti Salomo. Bisa jadi, pengaruh putri Firaun pada saat itu sama sekali bukan…
[16.17, 2/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 9
"Haus akan Hikmat"
Dalam Lukas 11:31 (TB) Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!
Ratu Syeba bukanlah orang sembarangan. Pakar sejarah memperkirakan ia berasal dari Etiopia atau satu daerah di Afrika. Berbeda dengan Afrika saat ini, daerah asal Ratu Syeba adalah daerah yang amat kaya. Tujuan sang ratu jelas dicatat di Alkitab, yaitu ingin menguji Salomo dengan teka-tekinya. Ia penasaran dengan hikmat Salomo yang tersohor itu. Ketika sang ratu benar-benar menyaksikan hikmat Salomo yang luar biasa itu, ia pun tak segan untuk men…
[16.21, 2/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 10
"Hancur dalam Satu Generasi"
1 Samuel 2:3 (TB) Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.
Memang pecahnya kerajaan Israel adalah bagian dari rencana Tuhan yang sudah dibuatkan. Tapi pesan firman Tuhan ini jelas, kesombongan hanya membawa pada kehancuran. Ego yang tinggi hanya akan menjerumuskan kepada keputusan yang salah. Baru sebelumnya Salomo membawa Israel pada kejayaan, Rehabeam sudah membawa kerajaan itu pada perang saudara. Semua berawal dari kesombongan dan perasaan menganggap dirinya sebagai yang terhebat. Semua berawal dari kesombongan dan perasaan dirinya sebagai yang terhebat, bahkan dengan tanpa segan meren…
[09.03, 3/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 11
"Ketiadaan Allah"
2 Tawarikh 11:4 (TB) Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi." Maka mereka mendengarkan firman TUHAN dan pulang dengan tidak pergi menyerang Yerobeam.
Di dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin kita sering tidak memahami apa yang telah Allah kerjakan atas hidup kita; menurut pikiran dan cara pandang kita mungkin seharusnya ini atau itu yang akan dikerjakan Allah, tetapi kadang Allah melakukan tidak seperti yang kita pikirkan. Melalui firman Tuhan hari ini marilah kita semakin percaya bahwa apapun yang telah Tuhan kerjakan atas hidup kita pasti memiliki maksud dan tujuan ya…
[09.13, 3/11/2023] +62 812-9661-4441: Belajar 2 Tawarikh 12
"Ketaatan dan Kerendahan Hati"
2 Tawarikh 12:6 (TB) Maka pemimpin-pemimpin Israel dan raja merendahkan diri dan berkata: "TUHANlah yang benar!"
Setelah kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh, raja Rehabeam meninggalkan hukum Tuhan. Kata meninggalkan di sini berarti ia melupakan Tuhan, keluar dari hukum dan perintah yang ditetapkan Tuhan. Meninggalkan berarti ia tidak sepakat lagi dengan rencana Tuhan, ia tidak mau berjalan sesuai dengan jalan Tuhan. Akibat keputusannya, Allah pun menyuruh Semata menyampaikan sebuah pesan kepada Rehabeam dan pemimpin-pemimpin yaitu bahwa Ia akan meninggalkan mereka akibat kedegilan mereka meninggalkan hukum Allah (ay. 5) . Mendengar keputusan Allah yang disampaikan oleh Semaya, mak…
[08.08, 4/11/2023] +62 813-8362-7491: Pembacaan 2 TAWARIKH 10 (hari ke 377)
Tafsiran
Hilanglah sudah gambaran kesuksesan pemerintahan Salomo di tangan Rehabeam. Karena ingin menunjukkan kekuasaan dan kehebatan yang melebihi ayahnya, Rehabeam justru kehilangan wibawa di mata rakyatnya. Ia tidak berhasil menampilkan sosok pemimpin yang berhikmat dan bijaksana.
Ketika menghadapi rakyat yang mengajukan keluhan (1), sebenarnya Rehabeam mempunyai dua alternatif pertimbangan. Ia juga punya kesempatan untuk memilah-milah masukan mana yang patut diperhatikan. Sayangnya bukan kepentingan rakyat yang mendasari Rehabeam dalam mengambil keputusan. Seolah bagi Rehabeam, nasihat dari orang-orang tua merendahkan dirinya dan membuat dia berada dalam posisi sebagai orang yang melayani rakyat. Padahal dirinyal…
Pembacaan 2 TAWARIKH 11 (hari ke 378)
Tafsiran
Satu-satunya cara yang terpikir oleh Rehabeam untuk menyelesaikan pemberontakan Yerobeam adalah dengan cara kekerasan militer. Seratus delapan puluh ribu pasukan khusus hendak ia kerahkan untuk memadamkan pemberontakan Yerobeam. Tetapi, intervensi kenabian mencegah perpecahan menjadi pertumpahan darah. Nabi Semaya menyampaikan firman yang datang dari Allah. Pertama, larangan kepada Rehabeam agar tidak melanjutkan rencananya mengerahkan kekuatan militer tersebut (ayat 4a). Kedua, penjelasan bahwa perpecahan yang dipimpin oleh Yerobeam adalah bagian dari kehendak Tuhan sendiri, yaitu seperti yang memang telah dinubuatkan sebelumnya terhadap Salomo.Keberpihakan Tawarikh pada garis keturunan Daud kembali terlihat…
Pembacaan 2 TAWARIKH 12 (hari ke 379)
Tafsiran
Ada yang ironis terjadi dalam masa pemerintahan Rehabeam: ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya semakin teguh, Rehabeam justru meninggalkan Tuhan (1). Akibatnya, Tuhan pun memberikan hukuman. Di tahun kelima pemerintahannya, Sisak, raja Mesir menyerang Yerusalem (2).
Penyerangan ini menimbulkan efek yang dahsyat bagi Rehabeam dan penduduk Yerusalem. Perbendaharaan dalam rumah Tuhan dan juga perisai-perisai yang dibuat Salomo dirampas (9). Kekalahan demi kekalahan dialami oleh Yehuda. Tentu saja ini menjadi pukulan telak yang menyakitkan bagi Rehabeam. Semua terjadi karena Tuhan murka atas ketidaksetiaan mereka. Murka Tuhan barulah surut ketika Rehabeam merendahkan diri dan ketika Tuhan melihat ad…
Pembacaan 2 TAWARIKH 13 (hari ke 380)
Tafsiran :
Yehuda yang dipimpin raja Abia jelas tidak sebanding dengan Israel yang dipimpin raja Yerobeam. Selain jumlah tentara Abia hanya separuh tentara Yerobeam, tentara Yehuda itu adalah orang “pilihan” karena keberanian, bukan pasukan elit gagah perkasa seperti yang dimiliki Israel (ayat 4). Karena itu ketika memutuskan untuk berperang, Abia tidak mengandalkan kekuatan militernya melainkan kekuatan iman.Strategi penentu kemenangan Abia atas Israel tepat bila disebut sebagai strategi iman, atau lebih tepat strategi iman kepada firman perjanjian Allah. Kata-kata yang ditujukannya kepada Yerobeam bukan saja menantang Israel untuk serius tunduk kepada firman Allah tetapi juga merupakan ungkapan keyakinan iman Abia at…
Pembacaan 2 TAWARIKH 14 (hari ke 381)
Tafsiran
Setelah Abia meninggal, maka Asa anaknya menggantikan dia menjadi raja. Dalam perikop ini ditunjukkan bahwa Asa melakukan apa yang benar di mata Tuhan (2). Ia melakukan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan bangsa Yehuda. Ia menjauhkan semua penyembahan berhala secara total (5-6) dan menyuruh rakyat Yehuda untuk menunjukkan ketaatan dan kesetiaan pada Tuhan. Buah dari ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan segera mereka nikmati. Da-lam situasi yang kondusif mereka berhasil membangun benteng-benteng pertahanan kota dan hidup dengan damai. Tidak ada perang selama sepuluh tahun lamanya.
Pada ayat 8-15, penulis Tawarikh kembali menceritakan bagaimana keberhasilan dan kemenangan diraih bukan karena kekuatan atau …
Hari ke 382 pembacaan 2 TAWARIKH 15
Tafsiran
Diperlukan kesungguhan dan keseriusan untuk mengadakan pembaruan atau reformasi. Reformasi akan berhasil apabila dilakukan tidak setengah-setengah dan didukung sepenuhnya oleh berbagai pihak. Itulah pesan utama dari bacaan kita hari ini.
Sekali pun dalam kondisi yang damai dan diberkati, rupanya bangsa Yehuda belum sepenuhnya menjauhkan diri dari penyembahan berhala. Ternyata masih banyak tempat yang dipakai untuk menyembah berhala-berhala. Karena itu Tuhan Allah melalui Azarya, mengingatkan Asa tentang betapa pentingnya ketaatan dan kesetiaan kepada Allah (2-7). Mendengar perkataan Azarya, dengan semangat Asa mengadakan reformasi dalam bidang keagamaan. Ia menyingkirkan semua berhala di Yehuda dan Benyamin, m…
2 Tawarikh 15:1-19. done 🙏
Belajar 2 Tawarikh 13
"Keputusan dan Iman Abia"
2 Tawarikh 13:10 (TB) Tetapi kami ini, TUHANlah Allah kami, dan kami tidak meninggalkan-Nya. Dan anak-anak Harunlah yang melayani TUHAN sebagai imam, sedang orang Lewi menunaikan tugasnya,
Lagi-lagi Allah mengingatkan kita bagaimana pentingnya sebuah ketaatan. Ketaatan yang ditunjukkan Abia adalah bukti iman dan kepercayaan mereka kepada Allah. Iman dan keputusan mereka untuk mempercayai dan mentaati inilah yang membuat hati Allah tersentuh dan segera menolong mereka, sehingga mereka berkemenangan ! Namun di saat Abia tidak sepenuh hati berpaut kepada Tuhan (1 Raj. 15:3), maka kerajaannya pun tidak bertahan lama.
Mungkin hari-hari ini kita dihadapkan dengan pergumulan, masalah, dan berbagai macam tekanan h…
Belajar 2 Tawarikh 14
"Masalahku Masalah-Nya"
2 Tawarikh 14:11 (TB) Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: "Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!"
Asa mengawali pemerintahannya dengan baik. Ia menghancurkan segala macam bentuk wahana penyembahan berhala dan meminta rakyat -Nya untuk berpaling kepada Tuhan. Karenanya, damai pun menyelimuti masa pemerintahannya. Meski demikian, bukan berarti pemerintahnya bebas masalah. Pada masa damai itu, ada seorang …
Belajar 2 Tawarikh 15
"Semangat"
2 Tawarikh 15:7 (TB) Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"
Menjaga semangat dan antusiasme dalam kesetiaan kepada Tuhan nyatanya memang sangat penting. Semangat ini ibarat bahan bakar yang memungkinkan kita untuk terus berjalan bersama-Nya dan melakukan hal-hal yang berkenan di hadapan-Nya. Meski demikian, harus diakui bahwa memang semangat ini bisa luntur dan memudar, entah karena itu rutinitas, kesusahan, dan bahkan kenyamanan dalam mengikut-Nya dan melayani-Nya.
Inikah yang mungkin sedang kita alami ? Tidak perlu kuatir, sebab Alkitab memberikan banyak cara bagaimana kita dapat menjaga semangat kita di dalam-Nya.
▪︎Pertama, kita bisa mendapatkan semangat dari tela…
Belajar 2 Tawarikh 16
"Saat Kebobolan"
2 Tawarikh 16:10 (TB) Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.
Pengandalan manusia oleh Asa itu memang patut disayangkan, tapi ada yang lebih disayangkan, yakni kekerasan hatinya dalam menerima teguran dari nabi Hanani. Bukannya rendah hati menerima teguran, ia justru menghukum nabi tersebut. Hal inilah yang kemudian membuatnya benar-benar terjatuh dan tak lagi memenangkan pertandingannya. Sehingga saat kakinya sakit pun, raja yang pada awalnya meminta rakyatnya menggantungkan diri pada Allah ini justru lagi-lagi mengandaikan manusia dari…
"Pentingnya Menjangkau"
2 Tawarikh 17:9 (TB) Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat.
Yosafat tidak hanya menuntut rakyatnya untuk menyembah Allah, tapi juga mengirim dua tim pengajar untuk memberikan penyuluhan terpadu mengenai hal-hal moral serta kehidupan berbangsa dalam perspektif prinsip-prinsip firman perjanjian Allah.
Gereja yang hidup memang menyenangkan. Gereja yang senantiasa melakukan perubahan dan melahirkan program-program baru. Kaum mudanya juga sangat kreatif dalam membuat sebuah acara. Meski demikian, gereja tidak boleh lupa bahwa tugasnya yang utama adalah untuk melaksanakan Amanat Agung, yakni mewartakan Injil sampai k…
Belajar 2 Tawarikh 18
"Taat kepada kehendak Tuhan atau mendengar kehendak sendiri ?"
2 Tawarikh 18:33 (TB) Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja, dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: "Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka."
Raja Israel yang bernama Ahab ini sungguh keterlaluan. Bukannya mendengarkan perkataan nabi Mikha yang berani mengatakan kebenaran karena benar-benar mendengar suara Allah, ia justru mendengarkan perkataan 400 nabi palsu yang sepakat mengatakan bahwa Allah menyetujui rencana untuk menyerang Ramot Gilead hanya takut dihukum. Tapi sikap keterlaluan ini akhirnya juga mendapatkan balasan yang "keterlaluan". Beta…
Pembacaan 2 TAWARIKH 16 (hari ke 383)
Tafsiran
Kembali Yehuda menghadapi ancaman dari Israel di bawah pimpinan raja Baesa (ayat 1). Strategi pertama Baesa adalah memblokade Yehuda dengan memperkuat Rama yang terletak sekitar 15 km sebelah utara Yerusalem. Tujuannya mungkin ingin mencegah perdagangan dan perjalanan umat yang ingin berziarah ke Yerusalem. Karena bukan termasuk teritorial Yehuda, Asa merasa tidak mampu untuk membuyarkan blokade tersebut. Sayang bahwa hikmat dan kekuatan yang didapatnya dari komitmen iman kepada Allah tidak lagi terlihat. Asa mencari bantuan Benhadad dari Aram dengan memberi imbalan emas dan perak (ayat 3). Yang lebih parah adalah ia tidak lagi berpegang pada janji setia Allah dan lebih mengandalkan ikatan perjanjian antarmanu…
Pembacaan 2 TAWARIKH 17 (hari ke 384)
Tafsiran
Bagian ini kini memaparkan langkah-langkah Yosafat yang meningkatkan mutu pembaruan yang telah dimulai para pendahulunya. Pertama-tama, ia berkonsentrasi pada konsolidasi kehidupan sosial-ekonomi-politik Yehuda. Hal itu dilakukannya dengan menempatkan tentara di kota-kota berbenteng, pasukan-pasukan pelindung (garnisun) di seluruh wilayah Yehuda, termasuk di Efraim, yaitu wilayah Israel yang telah direbut oleh Asa, ayahnya (ayat 2). Tetapi, sebagai umat Allah, pembangunan kekuatan sosial-ekonomi-politik saja tidak cukup. Dia belajar dari sejarah para pendahulunya bahwa kesejahteraan, keamanan, kedaulatan berbangsa hanya tercipta ketika hubungan umat dengan Allah selaras dengan perjanjian kekal Allah. Dia tentu juga telah belajar bahwa ketika hal tersebut dilaksanakan kepalang tanggung atau tanpa fondasi penopang yang kokoh, maka pembaruan tidak mungkin sinambung. Ata s das ar fakta-fakta inilah Yosafat mengambil langkah kedua yang sangat penting yang kini oleh penulis Tawarikh dijadikan model pula bagi pembangunan ulang umat pascapembuangan. Langkah kedua itu adalah membangun kembali komitmen ibadah kepada Allah.Perbedaan antara pembangunan rohani yang telah dilakukannya dengan raja-raja sebelumnya adalah bahwa Yosafat tidak saja membuang tempat-tempat ibadah berhala, tidak juga berhenti pada pelaksanaan ulang tradisi ibadah. Kini ia membangun fondasi yang sifatnya lebih dalam daripada membangun tradisi yaitu mengerahkan tim pengajar. Ada dua tim yang diutusnya mengajar seluruh umat Tuhan. Pertama tim yang terdiri dari para pembesar: Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel, dan Mikha. Kedua, tim yang terdiri dari orang-orang Lewi: Semaya, Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia bersama Elisama dan Yoram para imam (ayat 7). Dapat dipastikan bahwa kedua tim itu bergabung memberikan penyuluhan terpadu hal-hal moral, keh idupan berbangsa dalam perspektif prinsip-prinsip firman perjanjian Allah.
Renungkan: Perhatikan bahwa tindakan pembaruan Yosafat ini melahirkan keinsyafan rohani (ayat 10), pengakuan bangsa asing (ayat 11), peningkatan kesejahteraan dan kedaulatan (ayat 12-19).
Belajar 2 Tawarikh 19
"Kerja untuk Tuhan"
2 Tawarikh 19:7 (TB) Sebab itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah dengan seksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada TUHAN, Allah kita."
Dari sikap Yosafat kita diajar untuk memandang pekerjaan dengan sikap yang benar, bahwa sesungguhnya semua itu kita lakukan untuk Tuhan. Dan karena kita melakukan untuk Tuhan, maka idealnya juga melakukan itu berdasarkan takut akan Tuhan. Dengan demikian, kita akan menjauhi segala macam perbuatan curang, tidak adil, suap, dan lainnya ketika kita mengerjakan pekerjaan kita, apapun bidang dan jabatannya.
Selamat bekerja & berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 20
"Takut atau Panik ?"
2 Tawarikh 20:3 (TB) Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam bereaksi terhadap masalah. Beberapa diantaranya ada yang tetap tenang, tapi tidak sedikit juga yang takut dan bahkan mengalami kepanikan, sehingga akhirnya stres, depresi akut hingga jatuh sakit parah. Meski demikian, sebagai orang yang teguh keyakinan pada Tuhan, tidak seharusnya kita diserang kepanikan saat menghadapi masalah. Takut boleh saja (sebab kalau tidak takut, mungkin tidak akan pernah mengandalkan Tuhan), tapi jangan sampai kita panik dan kehilangan kemampuan untuk berfikir sehat. Ketika menghadapi masalah, sebesar apa pun itu, hendaknya kita seperti Yosafat, yang menghadapi masalahnya dengan keyakinan bahwa segala sesuatu ada di dalam kendali tangan Allah. Bahwa saat kita mau dengan rendah hati mengakui ketakutan kita pada-Nya dan minta pertolongan-Nya, maka Ia akan memberikan jalan keluar.
Selamat berkarya dan berjuang, tetaplah terus hadirkan Tuhan dalam kehidupan kita hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan 2 TAWARIKH 18 (hari ke 385)
Tafsiran
Kecenderungan hati manusia yang mendua antara salah dan benar tergambar jelas dalam diri raja Yosafat. Ia harus memilih antara ajakan raja Ahab yang didukung oleh dukungan empat ratus orang nabi-nabinya sendiri yang adalah para nabi palsu, dan nubuat serta peringatan dari Mikha yang memaparkan secara gamblang akibat-akibat fatal bila mereka maju memerangi Ramot-Gilead.
Mengawinkan putranya dengan putri Raja Ahab adalah tindakan salah pertama yang Yosafat buat. Sebenarnya tidak perlu ia mengatur perkawinan politis tersebut sebab Allah telah cukup memberkatinya. Kesalahan kedua adalah mendengarkan ajakan Ahab untuk menyerbu Ramot-Gilead yang dikuasai oleh orang-orang Aram. Meskipun Yosafat mendesak untuk menanyakan kehendak Tuhan, namun reaksi pertamanya yang kelak memang akan dilakukannya juga adalah segera menyambut ajakan itu dengan antusias (ayat 3b). Berpikir menurut hikmat duniawi tampaknya telah sedemikian mempengaruhi Yosafat, apalagi ajakan Ahab itu kemudian didukung oleh dukungan suara terpadu empat ratus nabi palsu Ahab. Kesalahan ketiga adalah puncaknya ketika ia pergi maju berperang bersama Ahab meskipun Mikha, nabi Allah sejati itu telah menyindir (ayat 14) dan memberi peringatan gamblang tentang akibat fatal yang akan terjadi (ayat 15-22). Akibat mendengarkan nubuat palsu mengerikan sekali. Ahab mati terbunuh meski sudah men yamar sebelumnya, hanya Yosafat selamat sebab Allah mengintervensi karena rencana-Nya untuk Yehuda.
Kata kerja "mengajak" (ayat 2) dan "membujuk" (ayat 30) dalam bahasa Ibraninya adalah sama. Ajakan salah menyeret orang pada kesesatan dan kehancuran, sedangkan ajakan benar berasal dari Tuhan sumber keselamatan. Sayang bahwa Yosafat tidak tegas dan konsisten mencari kebenaran. Syukurlah bahwa rencana Tuhan meluputkan dia dari jalan salah yang telah dipilihnya.
Renungkan: Untuk tetap dalam jalan Tuhan tidak cukup hanya menguji setiap tawaran dan pilihan dengan saksama. Tindakan itu harus diiringi dengan kebulatan hati menolak semua yang salah dan menaati suara Tuhan meski tidak populer sekalipun.
Pembacaan 2 TAWARIKH 19 (hari ke 386)
Tafsiran
Orang yang hidup mengasihi Tuhan biasanya akan mendorong orang-orang lain di sekitarnya untuk juga hidup mengasihi Tuhan. Hal ini jugalah yang terjadi pada Yosafat.
Sebagai raja, ia bukan hanya memperhatikan rakyat yang berdomisili di pusat kerajaan. Ia juga mengunjungi rakyatnya di daerah-daerah, bahkan yang berada di wilayah pegunungan (4). Dan sebagai raja yang mengasihi Tuhan, ia mendorong rakyatnya untuk hidup benar.
Menyadari bahwa ia perlu kaki-tangan untuk menjalankan pemerintahan yang benar, ia mengangkat hakim-hakim (5) dengan disertai instruksi bahwa mereka harus melakukan pekerjaan dengan mengingat bahwa mereka bekerja bagi Allah, bukan bagi manusia. Sebab itu mereka tidak boleh curang atau mener…
Pembacaan 2 TAWARIKH 20 (hari ke 387)
Tafsiran
Bicara soal iman, seolah kita sedang membicarakan sebuah bentuk kekuatan yang kokoh teguh, tak tergoyahkan. Namun kalau kita perhatikan kehidupan raja-raja Yehuda, iman seolah benang tipis yang begitu rapuh. Benarkah demikian, ataukah manusianya yang rapuh?
Firman Tuhan yang disampaikan oleh Yahaziel kepada Yosafat dan rakyatnya membangkitkan semangat dan iman mereka. Maka meski masih pagi mereka sudah siap berangkat menuju medan perang (20). Lalu mereka melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh pasukan perang, yang mungkin malah merugikan pasukan bila dilakukan dalam kondisi biasa, yaitu bernyanyi. Ya, orang-orang yang dipilih menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan (21). Lalu secara ajaib Tuhan sendiri yang berperang melawan Amon dan Moab, sehingga ketika Yosafat dan bala tentaranya tiba di medan perang, mereka hanya menemukan mayat-mayat berhamparan (24). Ajaib bukan? Ketika Yosafat dan rakyat Yehuda menyadari ketidakmampuan mereka dan menyerahkan masalah mereka kepada Allah, pada saat itulah Allah bertindak!
Sayangnya ada kisah yang menodai perjalanan iman Yosafat. Entah karena alasan apa, Yosafat bersekutu dengan Ahazia, yang fasik perbuatannya (35). Apakah mungkin Yosafat menganggap hal ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan imannya sehingga dia tidak mempertimbangkan kehendak Allah? Yosafat rupanya tidak belajar dari pengalaman sebelumnya pada waktu firman Tuhan menegur dia ketika bersekutu dengan Ahab (1-3). Akibatnya Tuhan pun mengacaukan apa yang mereka kerjakan (37).
Hidup beriman adalah hidup yang melibatkan Tuhan dalam seluruh aspeknya. Kita membutuhkan Tuhan bukan hanya ketika kita terdesak, tertindas, terancam, dan butuh pertolongan. Dalam pekerjaan kita sehari-hari pun, kita perlu melibatkan Dia. Ingatlah juga bahwa segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan memungkinkan kita beralih dari Tuhan, tidak diperkenan Tuhan.
Pembacaan 2 TAWARIKH 21 (hari ke 388)
Tafsiran
Allah adalah Allah yang tidak pernah ingkar janji. Apa yang Dia janjikan akan selalu ditepati dan digenapi. Dia juga adalah Allah yang penuh anugerah bagi setiap orang yang taat dan setia kepada-Nya. Namun bukan berarti Allah akan bertoleransi dan bersikap permisif untuk setiap kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh umat-Nya. Kekudusan Allah menentang setiap kefasikan dan murka-Nya memusnahkan mereka yang memberontak dan memilih untuk tidak setia kepada-Nya. Tuhan tidak pernah bersikap kompromi dengan segala perbuatan jahat yang dilakukan oleh seseorang.
Bacaan hari ini adalah tentang Yoram, anak sulung Yosafat, yang naik takhta menggantikan ayahnya yang telah wafat. Tidak seperti ayahnya yang hidup dengan melakukan hal yang benar dimata Tuhan (32), Yoram justru sebaliknya, melakukan hal-hal yang jahat (6). Sebagai upah kejahatannya itu, Yoram sesungguhnya layak untuk dimusnahkan. Namun penulis kitab Tawarikh memberikan sebuah catatan penting di ayat 11:36). Tindakan Yoram yang jahat sepatutnya dihukum, tetapi bukan berarti menggagalkan rencana kekal Allah atas keturunan Daud. Tuhan memiliki rencana besar atas Daud dan keturunannya. Sayang bagi Yoram, ia tidak mendapat bagian di dalamnya. Yoram justru harus berhadapan dengan murka dan penghukuman dari Tuhan (12-20).
Sebagai orang percaya, kita harus bersyukur untuk setiap anugerah dan kemurahan yang diberikan oleh Tuhan. Janji-Nya akan selalu Dia genapi dalam hidup kita. Berilah respons sungguh-sungguh terhadap setiap anugerah Tuhan, dengan ketaatan dan tidak mau berkompromi dengan dosa.
Pembacaan 2 TAWARIKH 22 (hari ke 389)
Tafsiran
Apakah Anda memiliki banyak sahabat dan orang-orang dekat dalam kehidupan Anda? Seberapa banyak di antara mereka yang Anda izinkan memberikan pengaruh dalam setiap keputusan yang Anda ambil setiap harinya? Sadar atau tidak sadar, sebenarnya setiap hari kita selalu mendapat pengaruh dari orang-orang yang dekat dengan kita. Entah itu keluarga maupun sahabat-sahabat kita. Keberadaan mereka acapkali memengaruhi baik keputusan maupun tindakan yang akan kita ambil.
Bacaan hari ini adalah tentang Ahazia, yang diangkat sebagai raja Yehuda menggantikan Yoram, ayahnya yang meninggal akibat penyakit usus yang parah (18). Ahazia merupakan anak Yoram satu-satunya yang selamat dari pembunuhan sehingga dialah yang diangkat sebagai raja untuk menggantikan ayahnya (1). Dan, sebagaimana Yoram ayahnya, Ahazia pun melakukan segala hal yang jahat di mata Tuhan. Penulis kitab 2 Tawarikh jelas memberitahukan keadaan ini disebabkan oleh karena "ibunya menasihatinya untuk melakukan hal yang jahat" (3) dan karena keluarga besar Ahab, yaitu para saudara ibunya dibiarkan menjadi "penasihat-penasihatnya yang mencelakakannya" (4). Ahazia menjadi begitu permisif dengan segala bentuk keja-hatan akibat intervensi orang-orang dekatnya. Ahazia telah salah memercayai orang-orang, sekalipun mereka adalah ibu dan orang-orang dekatnya sendiri. Pengaruh yang mereka berikan kepada Ahazia bukanlah pengaruh yang baik, menyebabkan Ahazia kemudian dimurkai oleh Tuhan dan menemui kematiannya di tangan Yehu, cucu Nimsi (7).
Kita lihat yang terjadi bila memercayai orang-orang yang salah. Pengaruh buruk yang diberikan akan merugikan diri kita sendiri. Miliki kepekaan untuk membedakan siapakah orang-orang yang tepat untuk dipercayai dan mana yang tidak, supaya kita tidak dimurkai oleh Tuhan akibat pengaruh buruk yang diberikan mereka kepada kita. Mintalah hikmat kepada Tuhan agar tidak salah memilih orang kepercayaan.
Pembacaan 2 TAWARIKH 23 (hari ke 390)
Tafsiran :
Kapan Anda terakhir kali melakukan hal yang benar, yang membutuhkan keberanian besar melakukannya, dengan risiko yang Anda sadari akan sedemikian besar berdampak bagi diri Anda sendiri? Dalam hidup, seringkali Tuhan mengizinkan kita berada dalam situasi-situasi tertentu, di mana keberanian untuk bertindak, sangat dibutuhkan.
Ahazia yang jahat telah menemui kematiannya di tangan Yehu, cucu Nimsi (22:9). Sepeninggalnya, tidak ada dari anak-anaknya yang sanggup memerintah sehingga membuat ibunya, Atalya, mengambil alih pemerintahan setelah membinasakan seluruh keturunan raja dari kaum Yehuda (22:9-10). Akan tetapi Yoas, anak bungsu raja Ahazia, berhasil lolos dari tragedi tersebut berkat pertolongan saudara perempuannya. Oleh Yosabat, sang kakak, Yoas disembunyikan di rumah Allah selama enam tahun lamanya di bawah pengawasan imam Yoyada.
Adapun Yoyada, paham apa yang tengah terjadi dalam kerajaan Yehuda, yakni bahwasanya Atalya, nenek dari Yoas tersebut, tidak berhak sama sekali atas tampuk pemerintahan yang ada. Yoyada menunggu saat yang tepat untuk melakukan sesuatu hal yang benar, yakni melantik Yoas menjadi raja atas Yehuda. Ini tentu saja bukan tanpa risiko, mengingat Atalya adalah seorang yang bengis dan kejam. Ia menghadapi risiko dicopot dari jabatannya sebagai imam, hingga risiko kehilangan nyawanya dan seluruh anggota keluarganya. Sungguh mengerikan.
Dinamika kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Pada waktu semuanya baik dan lancar, kita tidak pernah akan menemukan kesulitan untuk mengambil keputusan-keputusan yang baik dan benar. Namun apabila sesuatu kemudian terjadi dan kita dihadapkan pada kondisi dan situasi yang sulit, saat itulah ketangguhan iman dan keberanian kita diuji. Mari meneladani imam Yoyada. Bertindaklah apabila Anda yakin apa yang Anda lakukan adalah benar. Tuhan pasti menyertai Anda.
Pembacaan 2 TAWARIKH 24 (hari ke 391)
Tafsiran
Sebuah ungkapan bijak berkata: "Lebih mudah meraih daripada mempertahankan". Ini ternyata bukan sekadar ungkapan, melainkan sebuah fakta yang acapkali kita alami dalam hidup. Hanya sedikit orang yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan sesuatu yang didapatkannya dengan susah payah, sebaik kemampuan yang dimilikinya pada waktu hal itu diraihnya pertama kali. Yoas, raja Yehuda, kali ini menjadi bukti kebenaran dari ungkapan bijak ini.
Yoas telah menjadi raja Yehuda sejak umur 7 tahun. Dilantik oleh imam Yoyada, Yoas memerintah di Yehuda sebagai raja selama 40 tahun lamanya. Saat itu imam Yoyada mempertaruhkan nyawanya sendiri dan keluarganya untuk melantik Yoas sebagai raja (2). Yoas bahkan penuh semangat dalam melakukan usaha-usaha perbaikan untuk rumah Tuhan (4-14).
Akan tetapi, mari kita lihat bagaimana pekerjaan yang baik itu diakhiri oleh Yoas dengan begitu buruk. Setelah kematian imam Yoyada, Yoas pun berubah. Pengaruh buruk mulai menguasai dirinya dan mulailah Yoas hidup secara jahat di mata Tuhan (18). Yoas bahkan membunuh Zakharia, anak imam Yoyada, karena begitu berani dan keras menyampaikan teguran Tuhan kepadanya. Atas sikapnya ini, Tuhan pun menjatuhkan hukuman: Yoas mati terbunuh oleh para pegawainya sendiri (24-25).
Sungguh ironis kisah raja Yoas ini. Mengawali pemerintahan dengan dramatis, tetapi mengakhirinya dengan begitu tragis. Mari belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Jangan mengakhiri hal yang dimulai secara baik dengan sesuatu hal yang buruk. Itu akan merusak seluruh integritas hidup kita. Oleh karena itu, biarlah dari awal hingga akhir pekerjaan kita, nama Allah tetap dipermuliakan.
Pembacaan 2 TAWARIKH 25 (hari ke 392)
Tafsiran
Seperti halnya orang Yehuda zaman itu, kita merasakan bangkitnya harapan dan kesukaan menyaksikan tindakan Amazia di bagian awal pemerintahannya. Tampak oleh kita keinginannya untuk menaati taurat Tuhan. Misalnya, ketika ia tidak pukul rata membalas dendam dengan menghabisi semua keluarga orang-orang yang membunuh ayahnya karena menaati firman yang mengatakan bahwa tanggung gugat atas dosa tidak diberlakukan kepada pihak-pihak yang masih berhubungan keluarga (ayat 4). Juga ketika ia mendengar nasihat seorang hamba Allah agar tidak membangun kekuatan dengan mengandalkan uang kepada pasukan sewaan dari Israel (ayat 7-8). Nasihat selanjutnya dari hamba Allah itu pun terus didengarkan dan dilaksanakan oleh Amazia (ayat 9-10). Ia bersedia kehilangan uang yang telah dibayarkannya kepada pasukan sewaan itu meski tidak lagi memakai mereka karena keyakinan bahwa Allah sumber kuasa dan harta.
Tetapi, kebijakan-kebijakannya selanjutnya sungguh membuat kita menjadi cemas bahkan kecewa. Kebijaksanaan yang pernah ditunjukkannya tadi tidak berlanjut. Ketaatannya pada firman Allah di bagian awal masa pemerintahannya segera sirna dengan makin jayanya Amazia dalam berbagai medan peperangan. Seusai mengalahkan Edom dengan tindakan bodoh yang tidak masuk akal sehat, Amazia menjadikan dewa-dewa Edom, bangsa yang telah dikalahkannya itu, menjadi objek penyembahannya (ayat 14). Kemerosotan dan kemunduran akibat dosa kini berproses dengan cepatnya. Tindakan Allah menghukum Amazia berlangsung seiring dengan keputusan-keputusan Amazia sendiri yang kini lebih dipengaruhi oleh sifat cepat panas, berpikir pendek, sombong, dan keras kepala (ayat 15-17). Permulaan yang baik terpaksa harus berakhir dengan cara menyedihkan. Amazia akhirnya kalah dan mati di tangan Yoas, raja Israel yang juga merampasi kekayaan Yehuda dan bait Allah (ayat 20-24). Sayang bahwa kebaikan dan kesetiaan Al lah b egitu besar tidak dihayati dengan serius.
Renungkan: Hanya dengan berkesinambungan menaati Allah dan firman-Nya dari momen ke momen, kita dapat luput dari pengaruh dosa yang merusak seluruh aspek kehidupan pribadi dan sosial.
Pembacaan 2 TAWARIKH 26 (hari ke 393)
Tafsiran
Uzia dipilih bangsa Yehuda menggantikan Amazia ayahnya sejak usia enam belas tahun dan memerintah sampai lima puluh dua tahun lamanya. Satu hal yang langka. Pada awal masa pemerintahannya ia sangat memperhatikan Tuhan -- peranan nabi Zakharia yang menjadi pendamping besar sekali di sini. Berkat Tuhan melimpah ke atasnya. Mulai dari penaklukan bangsa-bangsa Filistin, Amon, dan Arab, bahkan nama Uzia tersohor sampai ke Mesir -- salah satu negara raksasa pada zamannya (ayat 8). Tuhan memberinya kesempatan untuk menambahkan beberapa bangunan dan memperkuat tembok kota Yerusalem, memberkati ekonomi rakyat terutama dalam bidang pertanian dan peternakan (ayat 10). Juga dalam bidang militer, Yehuda menjadi negara yang kuat karena mempunyai pasukan elite yang hebat dan berhasil mengembangkan teknologi militer yang canggih pada zamannya (ayat 11-15).
Sayang berkat tidak disambut dengan rendah hati. Uzia lupa diri, ngelunjak, takabur, arogan, meremehkan Tuhan. Ketetapan Tuhan yang membagi kuasa pemerintahan dari penyelenggaraan ibadah tak ia hiraukan. Ia lancang membakar sendiri ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan di tempat kudus (ayat 17), melecehkan Azarya yang seharusnya bertugas dan marah besar ketika diperingatkan. Akibatnya, Tuhan membuatnya mendadak terkena kusta di dahi yang memaksanya keluar dari rumah Tuhan karena najis. Ia dikarantina karena penyakit itu. Ironis bahwa seorang raja yang tersohor harus mati dalam kesepian dan kesendirian dengan tanda kutuk hadir seterusnya di tubuhnya.
Renungkan: Kesombongan bukan saja akar segala dosa, tetapi juga awal segala celaka.
Pembacaan 2 TAWARIKH 28 (hari ke 395)
Tafsiran
Ahas membalikkan segala hal baik yang telah dilakukan oleh Yotam, ayahnya. Untuk semua tindakan tersebut hanya penilaian terburuk yang bisa diberikan penulis Tawarikh. Kehidupan Ahas, yang menghidupkan kembali pengurbanan manusia dan anak ala bangsa Kanaan (ayat 3), dipersamakan dengan "kelakuan raja-raja Israel" (ayat 2). Akibatnya, berturut-turut dan bergantian, Allah menyerahkan Yehuda ke tangan Aram (ayat 5a), Israel utara (ayat 5b), Edom dan Filistin (ayat 17-19). Bahkan Asyur yang dimintai bantuan pun malah "menyesakkan" Ahas (ayat 20). Bagi penulis Tawarikh, semua yang terjadi jelas merupakan akibat dari dosa Ahas dan Yehuda (ayat 6, juga 19). Pada masa inilah untuk pertama kali sebagian penduduk Yehuda harus mengalami pembuangan ke negeri lain (ayat 17-19). Para pembaca pertama kitab Tawarikh mengerti bahwa peristiwa pembuangan yang mereka alami bermula dari keadaan bangsa dan kerohanian yang seperti ini.
Semua penghukuman itu tidak juga menyebabkan Ahas berbalik dari kesalahan-kesalahannya. Ahas justru "malah semakin berubah setia kepada TUHAN" (ayat 22). Ahas mencari dewa sembahan baru (ayat 23), dan makin kehilangan rasa hormat terhadap Allah dan bait-Nya. Penghukuman yang dialami Ahas tidak membuatnya bertobat. Ahas malah makin menenggelamkan dirinya ke dalam dosa yang lebih keji dan konyol.
Kebejatan Ahas makin menonjol dengan ironi yang muncul pada pasal 28 ini. Tindakannya dipersamakan dengan kebejatan raja-raja Israel utara (ayat 2a). Namun, pada ayat 9-15, justru orang Israel Utara yang mau mendengar peringatan seorang nabi TUHAN (ayat 9), dan memberi respons yang tepat dengan mengakui keberdosaan mereka dan melakukan kehendak Allah. Mereka tidak seperti Ahas, anak Yotam, keturunan Daud "bapa leluhurnya" (ayat 1b), yang justru "menyakiti hati TUHAN, Allah nenek moyangnya" (ayat 25).
Renungkan: Orang yang berkeras hati tetap tinggal teguh di dalam dosa, menolak jauh-jauh ketetapan Allah, berarti juga menjauhi Allah. Padahal Allah sajalah satu-satunya sumber pertolongan terpercaya untuk hidup.
Hari ke 396 pembacaan 2 TAWARIKH 29
Tafsiran
Sekali lagi terlihat betapa pentingnya pertobatan Yehuda di mata raja Hizkia. Raja tidak menunda-nunda; pagi-pagi keesokan harinya ia mengumpulkan para pemimpin kota bersama dengan para jemaat (ayat 20). Tujuan mereka adalah untuk mempersembahkan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus, dan untuk Yehuda (ayat 21), bahkan bagi seluruh Israel (ayat 24). Sekali lagi terlihat betapa Hizkia berusaha mengikuti ketetapan firman Allah. Seperti dalam Imamat 16, percikan darah menandai penahiran dan pengudusan mezbah bagi pendamaian, sementara penumpangan tangan pada kambing-kambing jantan merupakan simbol dalam konsep keselamatan dalam PL (sebelum inkarnasi Yesus Kristus) yang menyatakan bahwa hewan-hewan itu mati karena dosa pembawa kurban sebagai ganti diri pembawa kurban itu sendiri.
Selanjutnya Hizkia juga mengatur para pemusik dan penyanyi yang mengiringi ibadah di bait Allah, mulai dari alat musik yang dipakai (ayat 25-26) sampai lagu puji-pujian yang dinyanyikan (ayat 30). Dalam hal ini pun Hizkia melakukannya tidak berdasarkan selera pribadinya, tetapi sesuai dengan perintah Tuhan melalui perantaraan Daud, Gad dan para nabi-Nya (ayat 25). Pengaturan ibadah yang seperti ini membuat para jemaat menyanyikan puji-pujian dengan sukaria (ayat 30).
Kemudian Hizkia menyatakan bahwa Israel telah menahbiskan diri mereka untuk Allah (ayat 31). Sebagaimana para imam dan orang Lewi telah menguduskan diri agar kembali dapat melayani Allah di bait-Nya, demikian juga Israel kini telah menahbiskan diri agar kembali berada dalam perjanjian dengan Allah. Sebagai ungkapan sukacita atas apa yang telah dikerjakan Allah, umat dengan rela hati membawa kurban syukur kepada Allah (ayat 31b-36).
Renungkan: Di hadapan Allah, Kristen tidak hanya bertanggung jawab untuk menjaga kekudusan pribadi, tetapi juga kekudusan dari komunitas iman di mana ia hidup dan bertumbuh. Karena itu, seorang Kristen harus memberi perhatian dan terus menggumuli bagaimana komunitas di mana ia menjadi bagian dapat hidup dalam kekudusan di hadapan Allah.
Pembacaan 2 TAWARIKH 30
Tafsiran
Masih segar di ingatan kita tentang bagaimana tentara Pekah memorak-porandakan dan menghancurkan tentara Ahas, ayah Hizkia (ps. 28). Tetapi sekarang, dalam perikop ini, kita melihat bagaimana Hizkia menempuh satu langkah kontroversial dengan mengundang seluruh Israel, termasuk Israel Utara, bersama-sama merayakan "Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem" (ayat 1b). Orang-orang Israel Utara ini adalah mereka yang tertinggal setelah penghancuran Samaria oleh tentara Asyur (lihay ayat 7b).
Biasanya perayaan Paskah mencakup perayaan Roti Tidak Beragi yang dirayakan selama tujuh hari berikutnya. Keduanya menjadi rangkaian perayaan yang mengingatkan Israel tentang karya besar Allah dalam kehidupan mereka, ketika Allah menyelamatkan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Keputusan Hizkia untuk memundurkan waktu perayaan satu bulan mencerminkan kesadaran Hizkia tentang ketidaksiapan Israel untuk melaksanakan Paskah sesuai dengan peraturan di Bil. 9:9-11 pada waktunya. Kesiapan di sini adalah sikap hati seperti yang tercermin dalam perkataan yang disampaikan oleh utusan-utusan Hizkia kepada segenap orang Israel, yang menghimbau mereka agar segera bertobat (ayat 6b-7) dan taat pada firman Allah untuk bersama-sama merayakan Paskah (ayat 8-11).
Belajar 2 Tawarikh 21
"Sakit Karena Dosa ?"
Dalam Yohanes 9:2-3 (TB) Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Pada pasal ini, Yoram yang tabiatnya sungguh berbeda dari Yosafat, ayahnya, memang pantas mendapatkan hukuman. Ia membunuh saudara-saudaranya sendiri, menyembah berhala, dan hidup jauh dari pimpinan Tuhan. Karena inilah kemudian Tuhan menghukumnya, yakni dengan penyakit usus yang tidak bisa sembuh. Kira-kira dua tahun setelah sakit, iapun meninggal dengan penderitaan hebat. Ia meninggal sebagai orang yang tidak dicintai. Kuburannya pun tidak di dalam area pekuburan raja-raja.
Membaca kemiripan peristiwa di atas tentu membuat kita sedikit berfikir. "Apa Tuhan hingga kini masih menulahi umat-Nya yang berdosa dengan penyakit ?".
Bagi kita yang kini sudah tinggal pada masa kasih karunia karena sudah menerima Yesus sebagai Juru Selamat yang telah menebus kita dari dosa, pikiran-pikiran tersebut seharusnya tidak lagi kita pusingkan. Tidak tepat bila kita berfikir bahwa penyakit adalah hukuman dari Tuhan, apalagi kalau sampai menghakimi dan menyalahkan Tuhan karenanya.
Sering kali, penyakit hanyalah sebuah akibat. Pada masa muda banyak merokok, misalnya, makanya pada masa tuanya terkena penyakit yang sering kali ditimbulkan oleh rokok. Atau kalaupun kita merasa sudah menjaga pola hidup sehat, tapi masih sakit juga, maka sebenarnya itu ada dalam kerangka hikmat Tuhan yang tidak bisa kita selami. Tuhan mengizinkan kita sakit ? Ya, tapi Ia tidak pernah menulahi kita dengan penyakit. Tidak ada alasan untuk-Nya memberikan penyakit kepada kita yang sudah Ia selamatkan dari maut melalui korban Anak-Nya yang Tunggal yang mati di kayu salib.
Selamat berkarya dan berjuang tetaplah semangat dan terus jaga kesehatan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 22
"Pilihan"
2 Tawarikh 22:9 (TB) Lalu ia mencari Ahazia; Ahazia tertangkap ketika ia bersembunyi di Samaria. Ia dibawa kepada Yehu, lalu dibunuh, tetapi dikuburkan juga, karena kata orang: "Dia ini cucu Yosafat, yang mencari TUHAN dengan segenap hatinya." Dari keluarga Ahazia tidak ada lagi yang sanggup memerintah.
Ahazia, putra Yoram melakukan hal yang sama jahatnya dengan sang ayah. Meski tidak dijelaskan terlalu rinci apa perbuatan dosanya, tapi kata-kata "hidup menurut kelakuan keluarga Ahab" rasanya sudah menggambarkan dengan jelas bagaimana kelakuannya. Dan ibunya apalagi juga membujuknya melakukan hal-hal yang tidak berkenan di mata Tuhan. Jadilah Ahazia salah satu raja yang paling buruk yang pernah memerintah Yehuda.
Tapi apa ia benar-benar tidak mempunyai pilihan? Apakah tinggal dalam keluarga dari lingkungan seperti itu lantas membenarkannya untuk memiliki sikap yang sama ? Tuhan tak sependapat. Sebab pada akhirnya Ia pun juga menjatuhkan hukuman kepada Ahazia (ay.9). Ingat bahwa ketika menjadi raja, Ahazia sebenarnya sudah menginjak usia yang sangat matang, yakni 42 tahun. Ia sudah sangat dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri.
Banyak dari kita terperangkap dalam jebakan yang sama. Bukannya mengintrospeksi diri menyadari kesalahan, kita justru mengkambinghitamkan keadaan keluarga yang kita anggap tidak sempurna. Ingat bahwa kita sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan. Seperti apa kita sekarang dan kelak ditentukan oleh bagaimana kita akan memilih menjalani kehidupan kita. Berhenti menyalahkan keadaan keluarga yang "membentuk" kita, dan buatlah pilihan hidup yang berkenan di hadapan-Nya.
Selamat berkarya dan berjuang untuk memenangkan pertandingan di hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 23
"Ambisi yang Kudus"
Dalam Matius 23:12 (TB) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Tidak salah memiliki ambisi. Ini adalah sesuatu yang baik, yang akan menentukan arah hidup kita. Tapi jangan sampai ambisi kita tersebut membuat kita menjadi orang yang ambisius. Mau tahu seperti apa ambisius? Janda Yoram yang bernama Atalya adalah contoh yang paling pas untuk menggambarkannya. Tidak puas mendominasi kehidupan Yoram, sang suami, ia juga menyetir kehidupan Ahazia yang kemudian menggantikan Yoram menjadi raja. Setelah mereka tewas, ia pun duduk di pucuk pimpinan. Di pucuk ambisinya semakin menggila. Ia memerintahkan pembunuhan semua keturunan raja Yehuda, dan termasuk cucu-cucunya sendiri juga (ay. 10).
Untunglah ada ambisi yang baik yang mampu memeranginya pada saat yang sama. Ambisi itu adalah ambisi yang baik yang dimiliki oleh Yoyada.
Jangan sampai dalam niat mengejar kebesaran, justru menjadi kerdil. Maka, memiliki ambisi yang kudus, yang berkenan di hadapan-Nya dan diusahakan dengan cara-cara yang berkenan di hadapan-Nya.
Selamat bekerja & berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 24
"Setia Sampai Akhir"
2 Tawarikh 24:20 (TB) Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: "Beginilah firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Ia pun meninggalkan kamu!"
Apa yang dilakukan Zakharia semasa hidupnya inilah yang membuat ia berkenan di mata Tuhan. Di saat semua orang meninggalkan Tuhan, di saat orang memilih untuk tidak setia, Zakharia tetap menyembah dan menyatakan kesetiaannya kepada Allah Israel. Tidak mudah untuk mempertahankan iman di saat orang-orang di sekeliling kita meninggalkan kita. Butuh keteguhan sekaligus keyakinan yang kuat. Sebagaimana Zakharia mempertahankan kebenaran sampai akhir, demikian juga hendaknya kita setia kepada Kristus hingga akhir hayat. Dalam Wahyu 2:10 dikatakan" Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita ! ... Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan mahkota kehidupan.
Selamat berjuang dan tetaplah setia pikul Salib Yesus Kristus. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 25 "Memprioritaskan Tuhan"
2 Tawarikh 25:9 (TB) Lalu kata Amazia kepada abdi Allah itu: "Bagaimana dengan seratus talenta yang telah kuberikan kepada pasukan-pasukan Israel itu?" Jawab abdi Allah itu: "TUHAN dapat memberikan lebih dari pada itu kepadamu!"
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa abdi Allah datang pada saat Amazia sudah membayar seratus talenta perak tersebut kepada nabi Efraim? Bukankah Allah yang mengutusnya tahu apa yang akan terjadi ke depan, bukankah seharusnya Allah memberi perintah ketika semua belum terjadi ?
Dengan demikian, bukankah bangsa Yehuda rugi karena kehilangan seratus talenta perak dengan percuma? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mungkin saja berseliweran di benak kita. Tetapi hari ini ketika kita membaca lagi dengan seksama, sesungguhnya ada pesan yang dahsyat yang ingin disampaikan oleh penulis kitab Tawarikh, yaitu Allah ingin melihat seberapa besar Amazia mengutamakan perintah Allah.
Jika melihat harga yang dibayar Amazia kepada bani Efraim, ia memang benar-benar mengalami kerugian yang cukup besar. Namun bagaimanapun juga mendengar dan mentaati perintah Allah adalah jauh lebih berharga dibandingkan seratus talenta perak tersebut. Bahkan ketika Amazia ragu dengan pesan yang disampaikan oleh abdi Allah kepadanya, abdi Allah mengatakan bahwa Allah dapat menggantikan jauh lebih banyak dari harga yang ia bayar. Artinya, ketika kita memprioritaskan Tuhan, maka Allah sanggup menggantikan apa yang telah hilang dari hidup kita. Bahkan Ia berjanji memberi lebih dari apapun yang kita perlukan dan inginkan. Mari utamakan Tuhan lebih dari apapun yang ada pada kita.
Selamat bekerja dan berjuang bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
"Belajar 2 Tawarikh 26
"Menjaga Hati"
2 Tawarikh 26:16 (TB) Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.
Alkitab menulis Uzia melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan membuat hidupnya berhasil. Tidak hanya itu, selama Uzia mencari Tuhan dan mengikuti jalan-jalan -Nya yang benar, ia diberikan kasih karunia, kekuatan, dan pertolongan untuk memerintah sebagai raja Yehuda. Bahkan Allah membuat namanya masyhur, oleh karena itu ia tidak hanya dikenal oleh Tuhan tetapi juga manusia. Kerajaannya menjadi sedemikian kuat dan Tahan membuatnya sangat berhasil.
Tetapi ironisnya, ketika posisinya kuat dan namanya semakin masyhur, ia menjadi pribadi yang tinggi hati, dan bahkan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Dengan sembrono ia memasuki bait Allah dan membakar ukupan yang semestinya hanya boleh dilakukan oleh imam.
Hati adalah bagian yang terpenting dalam hidup yang perlu kita jaga. Dalam Amsal 4:23 dikatakan "Jaga hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Menjaga hati memang bukan hal yang mudah. Apalagi di saat kita berhasil dan berada di puncak kejayaan. Kesombongan dan keangkuhan bisa mengubah hati kita. Tidak lagi terpaut kepada Tuhan, tetapi justru mulai mengandalkan diri sendiri. Karena itu waspadalah dan jaga hati sedemikian rupa.
Selamat berkarya dan bekerja. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻
Melalui perikop ini, kita bisa melihat bahwa hal terpenting yang ingin dicapai oleh Hizkia dalam momen ini adalah agar Israel dapat kembali kepada Allah (ayat 9). Ia berdoa supaya Allah mengadakan pendamaian bagi semua orang "yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah … walaupun ketahiran mereka tidak sesuai dengan tempat kudus" (ayat 19). Permohonan Hizkia tidak sia-sia karena Allah mendengar doanya (ayat 29) dan memberikan sukacita besar bagi mereka (ayat 21-22).
Renungkan: Anugerah Allah yang memperdamaikan itu tidak hanya berkuasa untuk mempersatukan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, tetapi juga memberikan sukacita besar bagi mereka
Belajar 2 Tawarikh 27
"Usia Pendek"
2 Tawarikh 27:6 (TB) Yotam menjadi kuat, karena ia mengarahkan hidupnya kepada TUHAN, Allahnya.
Luar biasa !! Hidup Yotam memang tidak lama. Masa berkuasa juga tidak lama. Namun, ia memiliki karakter yang berkualitas dan setia hingga akhir. Demikian juga dengan hidup kita. Sesungguhnya kualitas hidup tidak ditentukan oleh beberapa lama kita hidup tapi oleh bagaimana kita hidup.
Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan dan jika harus hidup, itu berarti bekerja memberi buah ! ( FLP.1:21-22). Itulah motto hidup anak Tuhan yang mesti kita pegang. Amin ?
Selamat berkarya, tetaplah semangat dan terus jaga kesehatan jasmani dan rohani kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 28
"Ironi Raja Ahas"
2 Tawarikh 28:13 (TB) dan berkata kepada mereka: "Jangan bawa tawanan-tawanan itu ke mari, sebab maksudmu itu menjadikan kita bersalah terhadap TUHAN dan menambah dosa dan kesalahan kita! Sudah cukup besar kesalahan kita, dan murka yang menyala-nyala telah menimpa Israel."
Sebagai anak Yoram, keturunan Daud, dan Yehuda, Ahas justru aktif melakukan penyembahan berhala dan membawa bangsa itu melakukan dosa yang dipandang keji oleh Allah. Ahas adalah tipikal orang yang bebal. Meski ia lahir di keluarga yang baik dan sudah belajar dari kisah para pendahulunya yang gagal karena berbuat jahat dan jaya karena berbuat yang benar, Ahas masih melakukan praktik-praktik penyembahan berhala yang sudah dilarang sejak zaman Musa.
Saat ia semakin terdesak, Alkitab mencatat bahwa Ahas semakin berbuat dosa dan tidak setia pada Tuhan (ay. 22) dengan menutup Rumah Tuhan dan menghancurkan perkakas-perkakas di dalamnya (ay. 24)
Uniknya, di zaman Ahas ini pula terjadi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada ayat 9-15 dicatat bagaimana setelah diingatkan oleh nabi bernama Oded, bangsa Israel Utara alias Samaria justru bertobat. Mereka melihat bagaimana Tuhan menghukum Ahas dan Yehuda lalu menjadi takut lalu bertobat. Sungguh ironis ! Tentu saja kita tidak bisa mengatakan Ahas telah bertobat seperti orang Samaria bertobat. Tapi, secara tidak langsung inilah yang terjadi.
Saat ini, yang terjadi pada Ahas ini ada. Memang ironis tapi nyata. Ini terjadi ketika orang di luar gereja menolak kemunafikan karena orang di gereja bersikap munafik. Ini terjadi ketika orang-orang di luar sana mendirikan organisasi yang menolong orang lain tanpa memandang status karena gereja justru bersikap eklusif, bahkan terkesan cuek dengan penderitaan orang di sekitarnya. Jangan biarkan hal seperti itu terjadi ! Jadilah dan hiduplah sesuai dengan panggilan yang Tuhan berikan pada kita. Jangan sampai orang bertobat justru karena melihat dosa kita.
Selamat berkarya dan berjuang, jadilah pemenang. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 29
"Pengudusan Bait Allah"
2 Tawarikh 29:7 (TB) Bahkan mereka menutup pintu-pintu balai rumah TUHAN dan memadamkan segala pelita. Mereka tidak membakar korban ukupan dan tidak mempersembahkan korban bakaran bagi Allah orang Israel di tempat kudus,
Alkitab mencatat, di bulan pertama pemerintahannya, Hizkia melakukan perbaikan rumah Tuhan ( ay. 3 ). Dengan kata lain, di pemerintahan Hizkia, visi dan fokus utama mereka adalah pembaharuan rohani. Keadaan rumah Tuhan sendiri pada waktu itu memprihatinkan. Pintunya tertutup, pelitanya padam, dan tidak ada korban ukupan di mezbah.
Lebih dari tanda-tanda jasmani, hal ini juga lambang dari kematian rohani. Pintu yang tertutup melambangkan hati yang tertutup dari Tuhan, yang berupa sikap keras hati, egois, merasa lebih tahu, dan enggan membuka diri pada firman-Nya.
Pelita yang padam melambangkan tidak adanya kesaksian (di Perjanjian Baru, Yesus melambangkan kesaksian sebagai terang yang dipancarkan pelita).
Sedangkan tidak adanya ukupan melambangkan tak adanya doa dinaikkan kepada Tuhan. Hal inilah yang direstorasi Hizkia dan menjadi fokus pemerintahannya. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan pemerintahan Hizkia.
Sudahkah kita menjadikan pembaharuan rohani sebagai prioritas dalam hidup kita ? Ketika hari-hari ini kita sering mendengar dan berbicara tentang pentingnya perubahan, bahkan kita berkata kita harus berubah atau punah, dari mana kita memulainya ?
Belajar dari keteladanan Hizkia, sesungguhnya perubahan rohanilah yang paling penting. Ketika hidup kita tanpa sadar telah tertutup, padam, atau alpha dari hubungan pribadi yang benar dengan Tuhan, alamilah perubahan hidup dengan membuka hati, menyalakan kembali terang, dan mengisi kembali doa dan persembahan pada Tuhan.
Selamat berjuang dalam proses pembentukan sebagai hamba-Nya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan 2 Tawarikh 31 (hari ke 398)
Melayani sambil mencari Allah.
Sekarang, penulis Tawarikh mencatat tindakan Hizkia yang sama penting, walaupun bagi kita tidak terlihat seingar-bingar kedua peristiwa sebelumnya. Bagian ini menjelaskan bagaimana Hizkia mengusahakan suatu pengaturan agar kegiatan ibadah di Bait Allah dapat berlangsung permanen. Ada dua hal pokok yang menjadi perhatiannya. Pertama, tentang pengaturan tentang tugas dan sumbangan bagi para imam dan orang Lewi (ayat 2-8). Kedua, pengaturan yang permanen bagi penanganan berbagai jenis persembahan (ayat 9-21).
Hizkia tidak hanya mengatur, tetapi juga memberi teladan. Dari harta miliknya sendiri, raja memberikan sumbangan bagi kurban bakaran (ayat 3). Setelah itu, ia memerintahkan rakyat untuk membawa persembahan. Rakyat menyambut perintah ini dengan antusias, bahkan berlimpah-limpah (ayat 4-10). Kelimpahan ini adalah bukti dari berkat Allah kepada umat (ayat 10). Hizkia juga memperhatikan dengan saksama penyimpanan, pengaturan, dan pembagian persembahan-persembahan yang masuk ke Bait Allah. Ia mengaturnya dengan memperhatikan catatan silsilah (ayat 17). Penulis melakukan ini untuk memberikan contoh kepada orang-orang yang baru kembali dari pembuangan mengenai pengaturan Bait Allah yang baru mereka bangun. Hizkia telah membuktikan dirinya terus mencari Allah dengan segenap hati di dalam segala usahanya yang mulia itu. Tuhan pun memberkati segala tindakannya.
Renungkan: Kadang Kristen tergoda untuk melakukan panggilan pelayanan yang memang dari Tuhan dengan caranya sendiri. Teladan dari Hizkia adalah konsisten melayani Allah dengan terus mencari ketetapan dan kehendak Allah.
Pembacaan 2 Tawarikh 32 (hari ke 399)
Allah menghukum keangkuhan.
Dengan singkat penulis Tawarikh menyebutkan bahwa raja Hizkia dan nabi Yesaya berdoa. Melalui bagian ini penulis Tawarikh ingin menunjukkan bahwa harapan-harapan Salomo kepada bait Allah dipenuhi. Ketika Israel terdesak, maka raja (dan pemimpin lainnya) berseru kepada Allah atas nama umat dari Yerusalem (bait Allah), dan Allah menyelamatkan Israel. Untuk kesekian kalinya, penulis Tawarikh menggunakan sejarah Israel untuk memberi contoh, bahwa Allah mendengar dan menjawab doa. Bahkan Allah tidak hanya menghancurkan bala tentara Sanherib, tetapi juga mengaruniakan kepada Hizkia keamanan bagi bangsa itu.
Contoh kedua adalah raja Hizkia sendiri. Pada saat Allah menyembuhkan Hizkia dari penyakitnya, ia malah menjadi angkuh dan tidak berterima kasih (ayat 25a). Akibatnya, baik Hizkia maupun Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka Allah (ayat 25b). Tidak dijelaskan pada ayat ini apa yang terjadi. Namun, berbeda dengan Sanherib, Hizkia bersama-sama dengan penduduk Yerusalem mau bertobat dan merendahkan diri mengakui dosa-dosa mereka di hadapan Allah, sehingga "murka Tuhan tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia" (ayat 26).
Pada akhirnya, penulis Tawarikh menyimpulkan raja Hizkia sebagai raja yang perbuatan-perbuatannya setia (ayat 32). Kesetiaannya ini berbuahkan berkat yang besar dari Allah (ayat 27-31). Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa berkat Allah itu secara khusus ditujukan kepada seluruh Israel. Kesetiaan Hizkia kepada Allah mencerminkan juga kesetiaan umat. Berkat bagi Hizkia dan kejayaan Hizkia berarti kejayaan Yehuda juga. Penulis Tawarikh sekali lagi ingin menampilkan gambaran bangsa yang ideal, yang sesuai dengan kriteria Allah untuk diteladani orang-orang Yehuda yang baru kembali dari pembuangan, bangsa yang rajanya setia, dan kerajaannya diberkati oleh Allah.
Renungkan: Seperti pemaparan Wahyu, semua kesombongan para penguasa dunia akan dihancurkan, dan Allah pasti akan menghukum mereka. Pengharapan Kristen adalah supaya dirinya terus setia dan berharap kepada Tuhannya.
Pembacaan 2 Tawarikh 33 (hari ke 400)
Belajar dari masa lalu.
Dapat dikatakan bahwa judul ini meringkaskan tujuan yang ingin dicapai penulis Tawarikh bagi para pembacanya, komunitas Yehuda pascapembuangan. Penulis Tawarikh menggunakan kesejajaran-kesejajaran yang tampak antara sejarah beberapa tokoh raja tertentu dengan pengalaman mereka.
Kesejajaran ini juga tampak pada catatan tentang raja Manasye. Raja Manasye telah berdosa dan "melakukan apa yang jahat di mata TUHAN" (ayat 2). Kemudian, sebagai penghukuman Tuhan, Manasye dibuang dan dibawa tentara Asyur ke Babel (ibu kota taklukkan Asyur lainnya waktu itu) dalam cara yang sangat mempermalukan Manasye, dengan hidung ditusuk kaitan yang disambungkan ke rantai dan kaki serta tangan terbelenggu (ayat 11). Penghukuman ini membuat Manasye merendahkan diri di hadapan Allah dan berdoa kepada-Nya (ayat 12). Pertobatan Manasye itu pun mewujud secara nyata melalui tindakan penyingkiran ibadah-ibadah penyembahan berhala (ayat 14-17). Allah pun menjawab dengan memulangkan Manasye, dan memulihkan kedudukan Manasye (ayat 13).
Rangkaian peristiwa dosa, penghukuman melalui pembuangan, pertobatan, pemulangan/pemulihan ini juga telah dialami oleh orang-orang Yehuda pascapembuangan. Melalui kisah raja Manasye, tampil janji Tuhan bahwa jika mereka mau bertobat dan tetap setia seperti Manasye, maka Tuhan akan memberkati kehidupan bangsa mereka. Tetapi, pelajaran sebaliknya hadir dalam kisah raja Amon (ayat 21-25). Walaupun Yehuda telah bertobat pada zaman Manasye, tetapi kemurtadan Amon membuat Allah kembali menghukum Yehuda. Dari sudut pandang penulis Tawarikh, penghukuman ini terlihat dalam peristiwa pembunuhan Amon yang menyebabkan singkatnya masa pemerintahannya (ayat 21,24-25). Pelajaran bagi orang Yehuda adalah, walaupun mereka sudah dikembalikan ke tanah perjanjian dan dipulihkan, penghukuman tetap akan datang bila mereka kembali berbuat dosa di hadapan Tuhan.
Renungkan: Hukuman Allah atas dosa umat-Nya bertujuan agar umat bertobat, dan kembali hidup dalam kekudusan, sukacita dan damai sejahtera Allah. Kebenaran ini adalah peringatan sekaligus janji bagi tiap-tiap kita orang percaya.
Pembacaan 2 Tawarikh 34 (hari ke 401)
Pembaruan perjanjian berdasarkan firman.
Pada zaman Yosia, Taurat Musa belum terkumpul secara utuh seperti yang kita miliki sekarang. Penemuan kembali bagian ini, yang memberi perhatian kepada segala potensi dari perjanjian Allah dengan Israel - berkat jika Israel setia, dan kutuk jika Israel berubah setia - membawa dampak besar bagi reformasi Yosia yang sedang berjalan.
Respons Yosia setelah mendengarkan pembacaan kitab tersebut perlu menjadi perhatian kita. Pertama, apa yang didengarnya ternyata tidak membuat Yosia berpuas diri karena merasa mendapat peneguhan atas segala tindakannya yang baik. Sebaliknya, ia justru makin disadarkan tentang betapa seriusnya dosa-dosa yang telah dilakukan bangsanya terhadap Allah. Ia lalu mengoyakkan pakaiannya (ayat 19), sebagai tanda khas bagi orang yang berkabung dan menyesal. Yosia menyesal dan merendahkan diri di hadapan Allah (ayat 27). Respons kedua, Yosia mengambil langkah untuk meminta petunjuk TUHAN (ayat 21).
Firman Tuhan yang disampaikan kepada Yosia melalui nabiah Hulda itu meneguhkan dua hal. Pertama, bahwa Yosia telah melakukan hal yang benar ketika ia bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kedua, tentang betapa dahsyatnya penghukuman Allah atas Israel dan Yerusalem karena meninggalkan Tuhan, sehingga penghukuman Allah hanya ditunda tidak akan terjadi pada masa Yosia. Respons ketiga Yosia, yang disebabkan oleh semua hal di atas, adalah pergi bersama-sama seluruh rakyat ke bait Allah, dan membacakan kitab perjanjian yang baru ditemukan itu di hadapan seluruh rakyat (ayat 30).
Melalui sikap Yosia ini, kita belajar banyak hal tentang seorang pemimpin sejati. Pertama, seorang pemimpin harus menjadi teladan spiritual bagi rakyatnya. Kedua, seorang pemimpin mengutamakan persatuan rakyatnya. Ketiga, seorang pemimpin harus mampu mengarahkan rakyatnya untuk melakukan yang berkenan di hadapan Tuhan.
Renungkan: Gumulkan dan doakan terus agar bangsa dan para pemimpin kita bertobat dan bertekad untuk hidup mengikuti Tuhan dan menuruti perintah-perintah-Nya.
Belajar 2 Tawarikh 30
"Itikad Baik & Penolakan"
2 Tawarikh 30:10 (TB) Ketika pesuruh-pesuruh cepat itu pergi dari kota ke kota, melintasi tanah Efraim dan Manasye sampai ke Zebulon, mereka ditertawakan dan diolok-olok
Pernahkah Anda mengalami apa yang dialami raja Hizkia ? Anda sudah memberikan banyak, berkorban, dengan itikad dan motivasi yang tulus dan murni, melayani serta memuliakan Tuhan.
Namun respon yang anda dapatkan ternyata negatif, bahkan ejekan dan olok-oloklah yang Anda terima. Jangan putus asa. Bukan penerimaan manusia yang menjadi tujuan utama kita dalam melakukan kebaikan dan melayani Tuhan, melainkan perkenanan Tuhan. Ini bukan berarti kita lalu tidak peduli dengan etika dan sopan santun, atau bertindak tanpa hikmat saat melakukan kebenaran. Namun, ketika kita sudah melakukan hal baik dengan motivasi dan cara yang baik, tapi tanggapan orang lain tetap buruk, jangan jadikan hal itu sebagai alasan berhenti berbuat baik. Biarlah Roh Kudus yang berurusan dengan mereka. Tugas kita adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
Selamat berjuang, tetaplah semangat dan semua yang kita lakukan untuk Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 31
"Semangat & Strategi"
Dàlam 1 Korintus 14:40 (TB) Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.
Di pasal ini kita membaca tentang bagaimana Hizkia mengatur dan menetapkan para suku Lewi sebagai petugas yang akan bertanggung jawab terhadap pelayanan di Bait Allah. Tidak hanya itu, Hizkia juga mengatur sumbangan dari rakyat untuk para imam dan suku Lewi agar mereka bisa bekerja dengan baik (ay. 4)
Untuk membuat sebuah pembaharuan dan perubahan bisa berjalan dengan baik, kita harus memastikan hal itu terjadi secara kontinyu. Di sinilah pentingnya pengaturan, koordinasi, dan strategi, atau yang dalam istilah modernnya disebut manajemen.
Pertobatan pribadi pun perlu strategi, rencana, dan pengaturan agar perubahan dan semangat yang membara itu tidak sekedar menyala di awal dan redup di akhir, bahkan lenyap saat tantangan dan masalah terjadi.
Namun, hal ini kadang masih diabaikan. Sebagai orang Kristen pun ada yang menganggap aturan dan sistem manajemen yang profesional (tertata, teratur, juga ada sanksi jika melanggar). Namun, berulang kali kita lihat di Alkitab, termasuk pasal ini, bahwa aturan dan manajemen adalah hal yang penting dan baik. Itulah yang membuat pekerjaan Tuhan bisa berjalan dengan kontinyu dan lancar. Ingat, Tuhan mau kita hidup dengan tertib. (1 Tes. 15:14) dan teratur (1 Kor.14:40)
Selamat berkarya dan berjuang tetap semangat. Jadilah pemenang dalam kehidupan kita hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 32
"Kegagalan Hizkia"
2 Tawarikh 32:31 (TB) Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya.
Pasal 32 ini di buka dengan catatan, "Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, yang menyerbu Yehuda. " Ya, setelah melakukan kehendak Tuhan, Hizkia justru harus menghadapi masalah! Orang yang melakukan kehendak Tuhan pun akan masih tetap menghadapi masalah.
Ancaman dan penyakit adalah hal-hal yang sering kita sebut sebagai pencobaan. Dalam konteks saat ini, kita menganggap saat usaha bangkrut, seorang menipu kita, penyakit parah menyerang kita, seseorang melakukan perbuatan jahat pada kita, itu adalah pencobaan.
Tapi, pencobaan ternyata tidak hanya terpaku pada hal-hal seperti itu. Pencobaan ketiga yang dialami Hizkia justru berupa kenyamanan. Di sini Hizkia gagal. Setelah ia disembuhkan dan kerajaannya jaya, Hizkia justru melakukan kesalahan. Selain lupa berterima kasih pada Tuhan yang menolongnya ia juga sombong. Berapa banyak kita sadar bahwa kenyamanan, kekayaan, dan kedudukan yang tinggi adalah salah satu ujian bagi iman kita ? Bukankah sering kali justru menganggap saat semua kenyamanan itu kita dapat, maka itu berarti kita sudah bisa lebih santai. Tuhan pasti berkenan pada kita, dst ? Bukan berarti kita menolak kenyamanan dan berkat, tapi ingatlah untuk selalu menjaga hati, karena ujian bisa datang dalam bentuk apapun.
Selamat menikmati libur akhir pekan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 30
"Itikad Baik & Penolakan"
2 Tawarikh 30:10 (TB) Ketika pesuruh-pesuruh cepat itu pergi dari kota ke kota, melintasi tanah Efraim dan Manasye sampai ke Zebulon, mereka ditertawakan dan diolok-olok
Pernahkah Anda mengalami apa yang dialami raja Hizkia ? Anda sudah memberikan banyak, berkorban, dengan itikad dan motivasi yang tulus dan murni, melayani serta memuliakan Tuhan.
Namun respon yang anda dapatkan ternyata negatif, bahkan ejekan dan olok-oloklah yang Anda terima. Jangan putus asa. Bukan penerimaan manusia yang menjadi tujuan utama kita dalam melakukan kebaikan dan melayani Tuhan, melainkan perkenanan Tuhan. Ini bukan berarti kita lalu tidak peduli dengan etika dan sopan santun, atau bertindak tanpa hikmat saat melakukan kebenaran. Namun, ketika kita sudah melakukan hal baik dengan motivasi dan cara yang baik, tapi tanggapan orang lain tetap buruk, jangan jadikan hal itu sebagai alasan berhenti berbuat baik. Biarlah Roh Kudus yang berurusan dengan mereka. Tugas kita adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
Selamat berjuang, tetaplah semangat dan semua yang kita lakukan untuk Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 31
"Semangat & Strategi"
Dàlam 1 Korintus 14:40 (TB) Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.
Di pasal ini kita membaca tentang bagaimana Hizkia mengatur dan menetapkan para suku Lewi sebagai petugas yang akan bertanggung jawab terhadap pelayanan di Bait Allah. Tidak hanya itu, Hizkia juga mengatur sumbangan dari rakyat untuk para imam dan suku Lewi agar mereka bisa bekerja dengan baik (ay. 4)
Untuk membuat sebuah pembaharuan dan perubahan bisa berjalan dengan baik, kita harus memastikan hal itu terjadi secara kontinyu. Di sinilah pentingnya pengaturan, koordinasi, dan strategi, atau yang dalam istilah modernnya disebut manajemen.
Pertobatan pribadi pun perlu strategi, rencana, dan pengaturan agar perubaha…
Belajar 2 Tawarikh 32
"Kegagalan Hizkia"
2 Tawarikh 32:31 (TB) Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya.
Pasal 32 ini di buka dengan catatan, "Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, yang menyerbu Yehuda. " Ya, setelah melakukan kehendak Tuhan, Hizkia justru harus menghadapi masalah! Orang yang melakukan kehendak Tuhan pun akan masih tetap menghadapi masalah.
Ancaman dan penyakit adalah hal-hal yang sering kita sebut sebagai pencobaan. Dalam konteks saat ini, kita menganggap saat usaha bangkrut, seorang menipu kita, penyak…
Pembacaan 2 TAWARIKH 35 (hari ke 402)
Tafsiran
Suatu kisah sedih menutup catatan penulis Tawarikh tentang Yosia. Syair-syair ratapan mengenai kematian Yosia bahkan masih dinyanyikan hingga zaman setelah pembuangan (ayat 25). Raja yang diingat karena perbuatan-perbuatannya yang saleh itu (ayat 26) harus mati karena sekali saja gagal menaati kehendak Tuhan. Dosa raja-raja Israel adalah dosa bersandar kepada kekuatan negara lain demi kelangsungan negara dan bangsanya, dan bukan bersandar kepada Allah dan rencana-Nya bagi Israel. Dosa ini Yosia buat pula.
Sukar bagi kita untuk mengerti motivasi Yosia berperang melawan Firaun Nekho tanpa menyadari hal berikut: Nekho berangkat untuk membantu Asyur yang sedang melemah melawan kekuatan Babel yang terus menanjak, sementara Yosia melihat Babel sebagai negara yang berpotensi untuk menolongnya menghadapi Asyur. Maka, majulah Yosia menghadang agar Nekho tidak membantu Asyur.
Langkah ini tidak hanya menunjukkan kegagalan Yosia bersandar kepada kekuatan Tuhan karena terlalu mengandalkan kekuatan manusia, tetapi juga kegagalannya untuk taat. Kata-kata dari Nekho adalah pesan Allah (ayat 21-22). Akibatnya, Yosia terluka parah, walaupun ia telah menyamar pada saat berperang melawan Mesir. Kematiannya menyebabkan Yerusalem dan Yehuda, bahkan nabi Yeremia, berkabung (ayat 24-25). Tragis, karena justru pada saat-saat seperti ini Yehuda membutuhkan pemimpin seperti Yosia.
Renungkan: "Prestasi" rohani yang pernah dicapai seseorang Kristen patut membuat orang agar lebih hati-hati karena ia tidak kebal dari dosa pengandalan diri sendiri dan mengabaikan kehendak Tuhan.
Belajar 2 Tawarikh 33
"Ayah Baik, Anak Jahat"
2 Tawarikh 33:12 (TB) Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya,
Seperti kita baca, Hizkia yang baik adalah anak Ahas yang jahat. Dan Ahas yang jahat adalah anak Yoram yang baik. Namun Hizkia yang baik, ternyata memperanakkan Manasye yang bukan hanya jahat, tapi lebih jahat dari bangsa-bangsa yang pernah dipunahkan Tuhan karena begitu jahatnya (ay. 9).
Mengapa bisa terjadi ? Inilah yang patut menjadi pertanyaan bagi kita. Mengapa Hizkia, raja yang karena sikapnya yang berkenan di mata Tuhan menjadi raja Yehuda yang porsi pembahasannya paling banyak di Alkitab, bisa memiliki anak sejahat Manasye ? Mengapa Hizkia yang melakukan restorasi rohani besar-besaran dan menjadikannya preoritas utama bisa memiliki putra yang justru menjadikan penyembahan berhala sebagai Bu yang paling utama? Perlu kita ingat Manasye yang menjadi raja di usia belia, 12 tahun, adalah anak yang lahir di masa 15 tahun ekstra usia Hizkia. Dan justru di 15 tahun itu, Hizkia berubah. Kita bahkan bisa melihat karakter Hizkia di usia tuanya justru menjadi egois dan hanya memikirkan diri sendiri (2 Raja-raja 20:19). Mungkin oleh sebab itulah, Hizkia kurang melakukan persiapan yang benar, khususnya dalam hal rohani.
Meski demikian, ada satu catatan penting tentang hidup Manasye, yaitu bahwa diakhir hidupnya raja yang jahat ini bertobat (ay. 12). Tuhan mengampuninya. Sayang kerusakan yang ia buat terlanjur sulit diperbaiki. Inilah pentingnya tetap setia melakukan yang benar
Selamat berkarya dan tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar 2 Tawarikh 34
"Kedewasaan Rohani"
2 Tawarikh 34:2 (TB) Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Yang menarik pada pembelajaran firman Tuhan hari ini adalah sesuatu Yosia melakukan pembaruan besar-besaran pada usia 16 tahun dan ia menjadi raja pada saat berusia delapan tahun.
Masih remaja, tapi gebrakannya untuk mencari Allah sungguh luar biasa ! Hal ini menunjukkan bahwa kedewasaan rohani tidak ditentukan dari usia. Kedewasaan rohani tidak ditentukan dari umur rohani. Ada yang sudah puluhan tahun jadi orang Kristen tapi tetap di saja jadi bayi rohani. Sikap, cara berfikir, perkataan, bahkan tingkah lakunya kekanak-kanakan. Sebaliknya, anak muda seperti Yosia, Daud, atau Timotius justru mampu menunjukkan sebuah kehidupan yang layak untuk diteladani.
Bagaimana dengan kita? Apakah usia rohani kita berbanding lurus dengan kedewasaan rohani kita? Apakah seiring waktu berjalan kita makin dewasa dalam Kristus dan memiliki kehidupan yang terus diperbarui ?
Selamat berkarya tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkat. Amin
Belajar 2 Tawarikh 35
"Tuhan Memakai Orang Asing"
2 Tawarikh 35:22 (TB) Tetapi Yosia tidak berpaling dari padanya, melainkan menyamar untuk berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido.
Allah bisa memakai siapa saja, termasuk orang asing, untuk melaksanakan kehendak-Nya. Tuhan ternyata memakai raja Koresh untuk membangun kembali bait Allah di Yerusalem. Inipun kenyataan yang tak kalah mengherankan. Apa tidak ada umat Tuhan yang layak, sehingga Tuhan memakai orang asing ? Jalan pikiran Tuhan tak terselami. Justru disinilah kita perlu percaya bahwa jalan Tuhan ajaib adanya. Melalui Firman Tuhan hari ini kita diingatkan kembali bahwa Tuhan berbicara kepada kita melalui banyak cara, termasuk cara-cara sulit kita cerna. Di sinilah dibutuhkan kepekaan untuk benar-benar bisa memahami kehendak Tuhan, khususnya pada saat Tuhan berbicara melalui cara-cara yang tidak lazim. Kematian Yosia memang menyedihkan. Ini menunjukkan bahwa bagaimanapun juga Yosia adalah manusia biasa yang punya kelemahan.
Selamat berjuang dan berkarya tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan 2 TAWARIKH 36 (hari ke 403)
Tafsiran
Ada dua hal yang dapat dijadikan bahan kemenungan bagi para pembaca kisah ini. Pertama, dosa telah merasuki kehidupan Israel secara menyeluruh pada zaman raja Zedekia (yang juga mencerminkan zaman-zaman dari para raja sebelumnya). Dalam hal kepemimpinan, raja Zedekia telah berdosa karena melakukan yang jahat, tidak merendahkan diri di hadapan Allah (ayat 12), mengeraskan hati, dan tidak berbalik kepada Tuhan (ayat 13). Dalam hal keagamaan, para pemimpin, termasuk para imam, bersama-sama dengan rakyat juga berdosa menyembah berhala dan menajiskan bait Allah (ayat 14). Para pemimpin bersama rakyat juga meremehkan peringatan, himbauan, dan firman Tuhan melalui para nabinya (ayat 12b,15-16). Bahkan juga dalam hal lingkungan hidup, karena rupanya seluruh bangsa Yehuda tidak menaati perintah untuk membiarkan tanah tidak ditanami satu tahun setiap tahun ketujuh (tahun sabat), demi menjaga kesuburan tanah tersebut (ayat 21).
Akibat dosa-dosa ini adalah penghukuman dari Allah. Inilah hal kedua yang perlu kita perhatikan, yaitu bagaimana Tuhan bertindak. Penulis Tawarikh jelas menunjukkan bahwa Tuhan telah "berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusanNya, karena Ia sayang kepada umat-Nya" (ayat 15). Allah juga yang menggerakkan raja Kasdim/Babel untuk menjadi instrumen penghukuman Allah (ayat 16-17). Namun, karya Allah tidak hanya sampai pada memperingatkan lalu menghukum saja. Allah juga memulihkan umat-Nya setelah masa hukuman itu selesai. Catatan penulis Tawarikh mengenai tahun sabat bagi tanah menyiratkan satu hal, bahwa tanah Israel beristirahat selama pembuangan, demi persiapan bagi kedatangan para penghuni baru, orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan (ayat 21). Tuhan jugalah yang menggerakkan raja Persia, Koresy, untuk mengeluarkan dekritnya yang terkenal, yang memungkinkan pemulangan orang Yehuda ke tanah mereka (ayat 22-23).
Renungkan: Mengakui bahwa Allah adalah Allah yang mahakasih dan mahaadil, berarti menerima bahwa Allah menghukum dan mendisiplinkan mereka yang dikasihinya.
Belajar 2 Tawarikh 36
"Besar Setia Tuhan"
2 Tawarikh 36:23 (TB) "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!"
Kuasa Allah sesungguhnya tidak pernah berubah. Jika mau, Allah bisa saja melindungi umat-Nya tidak membiarkan Bait Allah terbakar dan Yerusalem mengalami keruntuhan. Bukan Allah tidak mampu, tapi karena Allah memang sedang menghukum umat yang dikasihi-Nya. Umat yang terus menerus hidup dalam dosa dan tidak lagi mau taat kepada-Nya. Berulang kali Tuhan mengirim nabi-nabi untuk memperingatkan mereka, namun Firman Tuhan yang disampaikan justru dihina dan diremehkan.
Apa yang terjadi atas bangsa Yehuda, bisa saja terjadi dalam hidup kita, yaitu pada saat kita berpaling dari Tuhan dan tidak lagi hidup dalam kehendak-Nya.
Selamat berkarya, Tuhan Yesus Memberkati. Amin