VISI : MENJADI GEREJA YANG BERSAHABAT, MEMBERDAYAKAN UMAT, SERTA MENJADI BERKAT >>> MISI : (1) Membangun umat yang bersahabat, peduli dan ramah terhadap gereja dan lingkungan sekitar (2) Mengembangkan wadah pelayanan yang partisipatif, kreatif dan inspiratif (3)Pengembangan wilayah pelayanan gereja dan masyarakat
About Me
BACAAN LEKSIONARI PADA MINGGU KU1,KU2,KU3 oleh FMS KLIK DISINI →

TAFSIR KITAB ESRA

 BUNGA MELATI 

1 PASAL SEHARI
1. Nama : Rachmat Yulianto--- Tafsiran
+62 813-8454-4246

2.Nama : P.Wisnu Budiwijaya ---Judul
+62  812-9661-4411

3. Nama : Cahyo EN
  +62 858-1029-0085

4. Nama : Herlina (HSH)
  +62 817-6567-432

5. Nama : Lieingwong
 +62 812-9262-800

6. Nama : Wiwik Kristanto
 +62 852-8454-4246

7. Nama : Iman
 +62 813-1593-4466

Pembacaan EZRA 1 (hari ke 404)

Tafsiran

Kitab Ezra menceritakan suatu permulaan baru bagi umat Israel. Setelah 70 tahun lamanya tertawan di negeri asing, mereka dibebaskan dan diperbolehkan kembali ke Yerusalem. Bahkan raja Koresy - raja Persia saat itu - mencukupi dan merestui persiapan, persediaan, dan perjalanan mereka. Darimanakah kebaikan raja itu? Dari dan karena kedaulatan Allah! Sekalipun raja Koresy tidak mengenal Allah dan tidak mengetahui rencana-rencana-Nya; namun demikian Allah memakai Koresy untuk membebaskan umat-Nya. Allah berdaulat penuh memerintah dunia dengan jalan memberikan pengaruh-Nya kepada manusia dan meletakkan "pemikiran" itu dalam diri manusia. 

Tuhan penggerak hati umat-Nya. Allah sanggup mengubah sejarah dunia sendirian. Namun demikian, Ia campur tangan di dunia justru untuk kepentingan umat-Nya, agar bangsa Israel dikembalikan bukan saja ke tanah milik mereka, tetapi kepada Tuhan sendiri. Untuk itu, hati mereka pun digerakkan Allah, semata-mata supaya mereka dapat mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya (6, Hag. 1:8). 

Renungkan: Tuhan rindu supaya Kristen dapat memahami, menghayati, dan hidup di dalam kehendak dan rencana Allah yang indah bagi kita.

Pembacaan EZRA 2 (hari ke 405)

Tafsiran

Orang Yahudi mau tetap tinggal karena sudah berhasil dalam perdagangan dan usaha mereka. Dengan kata lain, "buat apa kembali ke Yerusalem, negeri yang membutuhkan waktu lama untuk dibangun kembali, bila sudah memiliki kehidupan yang mapan di negeri orang?" Karena itu hanya orang-orang yang digerakkan hatinya oleh Allah yang berkomitmen untuk kembali. Mungkin yang tinggal, menganggap keputusan yang mereka ambil adalah tepat, karena faktor kenyamanan; tetapi nama mereka tidak dicantumkan dalam firman Allah. Sebaliknya, mereka yang kembali ke Yerusalem mendapatkan berkat yang tidak dapat dinilai dengan uang dan harta, yaitu nama mereka tercantum dalam firman Allah dan menyaksikan pembangunan kembali Bait Allah. Manakah yang kita pilih? 

Hati yang terbuka. Mengapa mereka memilih untuk tetap tinggal di Babilonia? Kenikmatan dan kemapanan sering menutup hati dan mata terhadap pimpinan Tuhan. Biarlah hati kita selalu terbuka terhadap pimpinan Tuhan, sehingga apabila Ia memanggil dan menggerakkan hati untuk melakukan pekerjaan dan kehendak-Nya, maka dengan penuh kerelaan kita meresponinya. 

Renungkan: Bukalah hati dan persilakan Tuhan menggenapkan rencana-Nya melalui kita.

Pembacaan EZRA 3 (Hari ke 406)

Tafsiran

Walaupun ingatan akan Tuhan dan kesetiaan manusia pasang surut, kasih setia Tuhan tak pernah berubah. Itulah kebenaran yang diakui seluruh umat Israel dengan menyanyikan nyanyian pujian dan syukur untuk merayakan pembangunan dasar rumah Tuhan (11). Dalam penderitaan dan dukacita yang telah mereka alami selama 70 tahun, membuat mereka sulit mempercayai bahwa situasi mereka dapat pulih lagi. Bukankah Tuhan yang membuang mereka dari tanah perjanjian itu? Namun saat ini mereka menyadari bahwa kasih setia-Nya tetap sama. Perasaan kita pun cenderung pasang-surut tergantung situasi. Apa yang dapat kita pelajari dari firman ini agar tidak diombang-ambingkan pada saat ditimpa kesulitan? 

Ungkapan syukur umat. Peletakan fondasi Bait Allah dirayakan bangsa Yehuda yang pulang. "Seluruh umat bersorak-sorai dengan suara nyaring" merefleksikan gegap gempita yang biasa dilakukan untuk menyatakan kesedihan atau sukacita di negara Timur Tengah. Generasi tua menangis karena mengingat kemegahan Bait Allah yang sama. Sedangkan generasi muda begitu bergembira melihat prospek yang ada di depan mereka. Marilah kita tanamkan sikap menatap ke depan, mengharapkan apa yang akan Allah lakukan di hari mendatang, janganlah tenggelam dalam masa lalu betapa pun gemilangnya.

Pembacaan EZRA 4 (hari ke 407)

Tafsiran

Umat Tuhan yang telah mengalami pemulihan kadang-kadang terlampau besar sukacitanya sehingga mengira bahwa segala hambatan dan kesulitan telah berakhir semua. Ternyata tidak demikian, justru mereka menghadapi yang sebaliknya ketika sedang akan memulai membangun Bait Suci. Ada sekelompok orang yang menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam pembangunan Bait Suci itu. Namun Zerubabel dan kawan-kawannya menolak tawaran itu. Akibatnya orang-orang itu menjadi marah dan mengganggu jalannya pembangunan. 

Memang dalam sejarah umat manusia, tidak pernah ada pekerjaan bagi Tuhan yang tidak diganggu oleh Iblis. Perlawanan itu biasanya mulai dengan tipu daya yang halus, tetapi bila tidak berhasil lalu berubah menjadi secara terang-terangan. Bahkan dengan menggunakan segala cara yang jahat. Demikian pula yang terjadi dalam masa itu. Musuh-musuh itu datang untuk merintangi pembangunan Bait Suci. Mereka berusaha menghalangi pekerjaan itu melalui tiga cara. Pertama, dengan cara membujuk orang Yahudi untuk bersekutu. "Biarlah kami turut membangun bersama-sama dengan kamu" (ayat 2). Kedua, merintangi secara terang-terangan dengan melemahkan semangat dan membuat orang Yahudi ketakutan (ayat 4). Ketiga, membuat surat pengaduan palsu. Mereka menyogok para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu (ayat 5). Akibatnya pekerjaan mereka tertunda, bahkan terhenti dan umat jadi kurang berani. 

Selaku umat Tuhan, kita punya tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan-Nya. Bila kita telah melakukannya dengan setia, kita harus tetap waspada terhadap segala kemungkinan. Terutama menghadapi keadaan dunia dewasa ini, banyak ujian hidup yang bisa saja menumbuhkan iman kita. Namun bila tidak hati-hati, akan menjadi pencobaan yang meruntuhkan iman. Kita harus berpegang teguh pada semboyan: "Tidak ada kompromi". Maka jangan takut dan tetaplah semangat melakukan pekerjaan Tuhan.

Belajar Ezra 1

"Tuhan Memakai Siapa Saja"

Ezra 1:2 (TB)  "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. 

Apa yang tidak mungkin bagi manusia, sangat mungkin bagi Allah kita. Tuhan menggerakkan dan memakai raja Koresy untuk memulihkan bangsa Israel. Lagi-lagi, Tuhan memakai orang asing untuk melakukan kehendak-Nya. Sebenarnya kita bisa melihat kisah ini sebuah "tamparan keras" bagi kita. Jika raja Koresy, yang notabene orang asing, bersedia dipakai Tuhan untuk menjadi alat-Nya dan mau melakukan kehendak-Nya, bagaimana dengan kita yang mengaku sebagai umat pilihan Allah ? Apakah kita bersedia dipakai Tuhan untuk menyatakan kasih dan kemurahan hati-Nya dengan sikap yang murah yang kita bagikan kepada sesama? Apakah kita bersedia melakukan kehendak Tuhan, bahkan bayar harga dalam ketaatan ? Jika raja Koresh bisa, sudah seharusnya kita juga bisa melakukannya.

Selamat berkarya dan tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Ezra 2

"Ambil Bagian"

Ezra 2:68 (TB)  Beberapa kepala kaum keluarga, tatkala datang ke rumah TUHAN yang di Yerusalem, mempersembahkan persembahan sukarela guna pembangunan rumah Allah pada tempatnya semula.

Bersyukurlah bahwa umat Israel tidak diam saja karena berfikir bahwa toh raja Koresh sudah berjanji akan membangun kembali Bait Allah. Lakukan bagian kita dan biarlah Tuhan melakukan bagian-Nya. Dalam sebuah pekerjaan Tuhan, mungkin andil, kontribusi, dan persembahan kita sangatlah sedikit. Asal itu adalah yang terbaik yang kita persembahkan, Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran. Apa artinya duit dua peser yang dipersembahkan seorang janda miskin di rumah Tuhan? Itu bagai menebar garam di lautan. Namun demikian Yesus malah memuji apa yang dilakukan janda miskin itu (Mrk. 12:41-44). Intinya, persembahkanlah yang terbaik kepada masyarakat. Apa yang kita miliki, apa yang kita bisa, apa yang kita persembahkan, berikanlah semua itu untuk Tuhan.

Bukan soal besar kecilnya, tapi soal kesediaan hati kita untuk ambil bagian dalam proyek Tuhan.

Selamat bekerja dan berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Ezra 3

"Pemulihan Dimulai"

Ezra 3:13 (TB)  Orang tidak dapat lagi membedakan mana bunyi sorak-sorai kegirangan dan mana bunyi tangis rakyat, karena rakyat bersorak-sorai dengan suara yang nyaring, sehingga bunyinya kedengaran sampai jauh.

Dengan dibangunnya mezbah dan Bait Allah, maka umat Israel bisa mengalami perjumpaan dengan Allah, seperti yang pernah dilakukan oleh leluhur mereka. Mereka menyakini bahwa pemulihan dengan Allah menjadi titik awal bagi pemulihan segala sesuatu. Untuk mengalami pemulihan dengan Tuhan melalui pembangunan mezbah dan Bait Allah, bukan berarti mereka tidak mengalami tantangan. Umat Tuhan mendapat tekanan dan ancaman dari penduduk setempat, sungguhpun demikian mereka tetap melakukannya untuk Tuhan (ay.3).

Tidak ada yang lebih indah dibandingkan melihat bahwa hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan. Karena  hendaknya Tuhan menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Ketika kita mulai fokus kepada perkara-perkara rohani, bukan berarti kita bebas dari tantangan. Ada saja yang berusaha menggagalkan relasi kita dengan Tuhan. Ada banyak hal yang berusaha menjauhkan kita dari kasih Kristus. Kita pun harus meneguhkan hati dan membulatkan tekad untuk tetap mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dunia tidak akan bisa menjauhkan kita dari kasih Kristus !!.

Selamat berkarya tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Ezra 4

"Jalan Yang Tidak Mudah

swald Chambers, seorang hamba Tuhan yang luar biasa, mengalami kehidupan yang penuh tantangan. Beliau berkata, tak perlu takut selama kita berada di dalam batas-batas moral Tuhan. Kita dapat dengan berani mengatakan, "Tuhan itu Penolongku."

Selamat berkarya saudara2ku dalam Damai & Kasih Kristus. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan EZRA 5 (hari ke 408)

Tafsiran

Di tengah perlawanan banyak pihak terhadap rencana umat untuk membangun rumah Tuhan, Tuhan berfirman melalui nabi Hagai dan Zakharia, bahwa apa pun perlawanan yang dihadapi, pembangunan itu harus diteruskan (lih. Hag. 1:8; Za. 4:6-10). Ketika para pejabat pemerintah setempat tetap melakukan usaha perlawanan (3, 4), Allah memperhatikan mereka, sehingga rencana umat untuk meneruskan pembangunan rumah Tuhan tetap terlaksana karena perlindungan Allah. Konsekuensi ketaatan umat kepada Allah dan firman-Nya adalah perlindungan Allah. Orang beriman meyakini hal ini dengan melihat bahwa janji penyertaan Tuhan tidak pernah berkesudahan dalam berita Alkitab - "Aku akan menyertai engkau". Karena itu tidak ada alasan bagi orang beriman yang telah menyaksikan, menikmati, dan terlibat dalam karya besar Allah untuk meragukan Dia serta kekuasaan-Nya atas kita. 

Yang dilindungi menjadi saksi. Keyakinan bahwa Tuhan yang Mahakuasa menyertai dan melindungi kita seharusnya menjadikan kita berani dan tidak gentar untuk bersaksi demi nama-Nya. Pada surat yang dikirim Tatnai kepada raja Darius, kita melihat bahwa perkataan orang Yahudi bukan hanya merupakan pembelaan diri atas tindakan mereka, tetapi juga merupakan kesaksian tentang karya Tuhan di tengah-tengah umat Israel. Mereka meninggikan nama Tuhan sebagai Allah semesta langit dan bumi, dan menyebut diri mereka sendiri sebagai hamba-hamba-Nya (11). Mereka tidak malu mengakui dosa nenek moyang mereka yang membangkitkan murka Allah dan mengakibatkan pembuangan mereka (12). Mereka menyebut Bait Suci sebagai rumah Allah. Pengakuan-pengakuan ini disertai dengan kebenaran perkara mereka merupakan kesaksian yang benar dan indah. 

Renungkan: Penyertaan Tuhan telah dinyatakan melalui kedatangan Yesus Kristus. Dialah "Imanuel", yang berarti 'Allah menyertai kita' (Mat. 1:24). Apakah kita sungguh menghayati firman Tuhan ini? Bagaimana dengan kesaksian hidup kita?

Pembacaan EZRA 6 (hari ke 409)

Tafsiran

Kuasa Allah sungguh nyata! Meski ada orang-orang yang bermaksud menggagalkan upaya pembangunan kembali Bait Allah, Tuhan tidak tinggal diam. Pembangunan kembali Bait Allah memang sangat penting bagi Israel sebab Allah dan ibadah kepada-Nya adalah poros kehidupan bangsa Israel, selaku umat Allah. 

Dokumen kuno yang dibuat pada zaman Raja Koresy ditemukan di benteng Ahmeta (ayat 2). Dokumen itu berisi keputusan Koresy untuk membebaskan Israel membangun kembali Bait Allah (ayat 3-5). Dokumen itu tersimpan begitu lama, tetapi saat ditemukan merupakan saat penggenapan nubuat pemulihan dari Allah (Yes. 61). Dokumen itu menjadi dasar bagi Raja Darius untuk membuat surat perintah bagi Bupati Tatnai agar mendukung pembangunan tersebut. Bukan hanya dalam perizinan, melainkan juga dalam pembiayaan, seperti yang telah dilakukan juga oleh Raja Koresy. Walau Raja Darius bertujuan agar orang Israel mempunyai tempat untuk mendoakan dirinya dan anak-anaknya (ayat 10), Tuhan memakai dia untuk maksud mulia seiring rencana-Nya. Ajaib bukan? 

Bukankah ini menjadi penghiburan bagi kita, bahwa dalam pelayanan bagi Tuhan, kita tidak perlu memiliki rasa khawatir yang terlalu berlebihan? Jangan sampai kekhawatiran malah membuat kita berhenti melayani! Perhatikanlah bagaimana Allah bekerja di belakang layar dan memakai Darius, musuh yang memiliki kuasa, untuk menggenapkan rancangan-Nya. Bukan hanya perlawanan terhadap pembangunan Bait Suci dihentikan, tetapi Raja Darius malah jadi mengimbau orang lain untuk ikut mendukung umat Allah. 

Allah memang memakai segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya. Ia memelihara pelayanan, Ia juga memelihara orang yang melayani Dia. Meski senantiasa rindu untuk tetap setia pada-Nya, tak hentinya kita bergumul dengan masalah. Namun ingatlah bahwa sebenarnya Tuhan sedang melatih iman kita agar taat kepada Dia saja.

Hari ke 410 pembacaan EZRA 7 

Tafsiran

Hidup kita selalu diwarnai oleh berbagai macam masalah dan pergumulan. Namun ada saat kita merasa bahwa pertolongan Tuhan seakan-akan tidak ada. Dalam situasi demikian, kita jadi mempertanyakan kebaikan Tuhan. Namun apakah benar bahwa Tuhan tidak menolong? 

Bacaan hari ini dua kali menyebutkan bahwa tangan Tuhan melindungi Ezra (ayat 6, 9). Tuhan menolong Ezra karena ia setia kepada Tuhan. Dalam hal apa Ezra menyatakan kesetiaannya kepada Tuhan? Pertama, Ezra percaya bahwa Hukum Taurat diberikan melalui Musa oleh Allah sendiri. Karena itu Hukum Taurat menempati otoritas tertinggi dalam kehidupan umat Allah (ayat 6, band. Neh. 8:14). Kedua, Ezra mengabdikan dirinya di dunia ini untuk meneliti firman Tuhan (ayat 10a). Ia berusaha untuk mengetahui kebenaran yang Allah firmankan untuk diketahui dan dijalani dalam kehidupan. Ia ingin agar umat tahu maksud Allah. Ketiga, Ezra mengabdikan dirinya untuk menaati ketetapan-ketetapan Allah dan hukum-hukum Allah dengan benar. Apa yang firman Allah ajarkan, ia praktekkan dalam hidupnya (ayat 10a). Keempat, Ezra mengabdikan dirinya untuk mengajarkan firman Allah, supaya kebenaran, keadilan, dan kemurnian di antara umat Allah terpelihara (ayat 10b). 

Kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan inilah yang membawa Ezra mengalami pertolongan Tuhan saat ia pulang dari Babel dan tiba di Yerusalem (ayat 1-9). Raja malah memberi segala yang diinginkan Ezra (ayat 6b). Raja memberi kuasa kepada Ezra untuk mengatur kebaktian di dalam Rumah Allah. Bahkan seluruh keperluannya didukung oleh perbendaharaan kerajaan (ayat 15-26). 

Kehidupan Ezra menjadi contoh bagi kita untuk tetap memelihara kesetiaan kita dalam pelayanan kepada Tuhan, bahkan saat ketiadaan pengharapan. Karena akan ada saat Tuhan menyatakan uluran tangan-Nya. Sebab itu ingatlah bahwa pertolongan Tuhan akan nyata menyertai umat-Nya yang menunjukkan kesetiaan kepada Dia.

Belajar Ezra 5

"Fatalisme"

Dalam Hagai 1:2 (TB)  "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!" 

Fatalisme adalah sebuah paham yang beranggapan bahwa segala peristiwa yang terjadi sesungguhnya berada di luar kuasa manusia untuk mengubahnya. Manusia tidak kuasa mengubah nasib. Dalam fatalisme, satu-satunya sikap yang diambil adalah pasrah dan menerima segala sesuatunya begitu saja. Yang terjadi ya terjadilah.

Itulah yang terjadi pada umat Tuhan saat melihat pembangunan rumah Allah berhenti. Mereka menganggap bahwa itu sudah nasib dan kehendak Tuhan. Padahal Tuhan ingin mereka tetap memperjuangkan pembangunan rumah Allah itu. Itulah yang membuat nabi Hagai dan Zakaria menyatakan nubuatan dan pesan Tuhan kepada umat Tuhan. Mendengar suara Tuhan yang begitu keras, mereka akhirnya bangkit dan melanjutkan lagi pembangunan rumah Allah itu (ay. 1).

Kita harus bedakan antara berserah dan menyerah kalah. Berserah artinya kita tetap berusaha namun mengizinkan kedaulatan Allah terjadi. Sedangkan menyerah kalah berarti kita tidak mau melakukan apa-apa dan berdalih bahwa semua itu sudah digariskan Tuhan. Sebaliknya orang yang tetap memperjuangkan imannya akan melihat kemuliaan Allah pada akhirnya.

Selamat berkarya dan berjuang dalam kehidupan seharian kita. Tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Belajar Ezra 6

"Di Balik Masalah"

Ezra 6:7 (TB)  Biarkanlah pekerjaan membangun rumah Allah itu. Bupati dan para tua-tua orang Yahudi boleh membangun rumah Allah itu di tempatnya yang semula.

Dalam pasal 6 kita melihat "skenario Tuhan" di balik Dia mengizinkan masalah demi masalah datang dalam pembangunan rumah Allah. Apa yang dilakukan Darius memberi izin untuk melanjutkan pembangunan rumah Allah, bahkan memerintahkan bupati daerah untuk menyediakan apa yang diperlukan dalam pembangunan rumah Allah itu. Masih ditambah lembu jantan muda, domba jantan, anak domba, gandum, anggur, minyak dsb sebagai korban bakaran bagi Allah yang harus disediakan setiap hari (ay.9). Pembangunan pun akhirnya selesai !!

Ada berkat di balik masalah. Seandainya umat Tuhan tetap berdiam dan tidak berani menghadapi masalah, maka mereka tidak menemukan berkat di balik masalah itu. Demikian juga dengan kehidupan kita. Ketika Tuhan mengijinkan masalah, sesungguhnya Dia sedang menyediakan berkat di balik masalah itu. Hadapi masalah dan temukan berkat-Nya. Jangan kita mudah putus asa, tawar hati, apalagi menyerah kalah ketika diperhadapkan dengan kesulitan. Ingatlah bahwa skenario Tuhan itu indah. Kita saja yang kadangkala belum memahami cara Tuhan yang penuh kejutan.

Selamat berkarya dan tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 


Belajar Ezra 7

Ezra 7:10 (TB)  Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel. 

Alkitab mencatat hal yang penting tentang Ezra. "Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel" (ay.10). Inilah tiga kunci keberhasilan Ezra.

▪︎Pertama, Ezra punya tekad yang kuat untuk merenungkan Firman Tuhan. Firman Tuhan berisi petunjuk dan hikmat dalam kehidupan.

▪︎Kedua, Ezra melakukan Firman Tuhan.

▪︎Ketiga, Ezra mengajar Firman Tuhan kepada umat Israel.

Dengan membagikan Firman Tuhan, bukan hikmat manusia, Ezra membawa pemulihan dalam kehidupan umat Tuhan.

Dengar, lakukan dan ajarkan Firman Tuhan !! Inilah kunci mengalami keberhasilan dalam hidup. Berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan ? Apakah kita juga melakukan Firman Tuhan yang kita baca itu ? Ingatlah, bukan soal seberapa banyak Firman Tuhan yang kita ketahui, tapi seberapa banyak Firman Tuhan yang kita ketahui kita lakukan. Yang tak kalah pentingnya, kita harus membagikan Firman Tuhan kepada orang-orang di sekeliling kita, khususnya keluarga kita. Dengan mengajarkan Firman Tuhan maka secara otomatis kita akan terpacu untuk hidup dalam Firman Tuhan.

Pakailah waktu yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kita untuk memuliakan Tuhan. Selamat berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

 Belajar Ezra 8

"Imam Ezra" 

Ezra 8:22 (TB)  Karena aku malu meminta tentara dan orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di jalan; sebab kami telah berkata kepada raja, demikian: "Tangan Allah kami melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia." 

Ketika kita membaca statement Ezra di ayat 22. Ezra harus memimpin perjalanan yang sangat berbahaya untuk kembali ke Yerusalem. Berbahaya karena selain itu memakan waktu berhari-hari, mereka juga membawa anak-anak serta harta benda termasuk emas dan perak untuk perlengkapan Bait Suci. Secara normal, meminta bantuan kawalan dari pasukan Koresh adalah yang paling masuk akal. Tampaknya Koresy pun sudah menawarkan hal itu. Tapi, Ezra dan umat Israel sudah berkata pada Koresh jika mereka percaya tangan Allahlah yang akan melindungi asal mereka mau mencari Dia. Maka,  ia pun memaklumkan puasa agar Tuhan melindungi perjalanan itu. 

Namun jika kita perhatikan yang disampaikan Ezra justru menunjukkan iman yang benar. Orang yang beriman bukan berarti kebal terhadap rasa takut atau tidak memperhitungkan tantangan yang ada. Tapi, Ezra tidak lalu memakai caranya sendiri. Ia tak lantas berpaling kepada manusia, tapi ia berpuasa sebagai tanda berserah kepada Allah. Ya, saat kita menghadapi tantangan, seperti apa doa kita ?? Kita akan meminta Dia yang mengarahkan dan menuntun kita dan kita yang mengikuti Dia, seperti Ezra.

Selamat berjuang dan terus berkarya. Tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 

Pembacaan EZRA 8 (hari ke 411)

Tafsiran

Bagaimanakah hubungan antara pertolongan Tuhan dan upaya hamba-Nya untuk menguatkan hati? Apakah saling bertolak belakang atau saling mendukung? 

Teks firman Tuhan hari ini mengisahkan bagaimana Tuhan menolong umat-Nya. Pertama, Allah melindungi Ezra. Karena fakta ini maka Ezra menguatkan hatinya dan mengambil beberapa langkah kepemimpinan yang tepat (ayat 28b). Pertolongan Tuhan dan tindakan umat menguatkan hati sama sekali tidak bertentangan. Mengobarkan semangat dan meningkatkan daya juang adalah manifestasi orang mengimani janji dan pertolongan Tuhan. Kedua, memberi hikmat untuk bertindak (ayat 7:28b-8:20, 24-30). Hikmat adalah kepintaran mencapai hasil, yakni menyusun rencana yang benar untuk memperoleh hasil yang benar. Hikmat Allah adalah mutlak milik Allah, tetapi ditempatkan di hati orang percaya. Hikmat Allah memampukan Ezra untuk memilih orang-orang yang tepat untuk berangkat bersama dia ke Yerusalem. Ketiga, menghindarkan kita dari bahaya (ayat 8:31). Umat Allah tidak perlu takut dengan segala tantangan, karena kita dilindungi oleh tangan-Nya yang kuat dan penuh kuasa. 

Perlindungan kita hanyalah Allah. Oleh karena itu, rendahkanlah diri kita di hadapan Allah (ayat 8:21, 23). Doa dan berpuasa merupakan salah satu cara merendahkan diri ketika tertekan oleh kesusahan yang berat, berhadapan dengan bahaya dan persiapan untuk suatu pelayanan. Berdoa memohon bimbingan Allah dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan penuh keyakinan (ayat 8:21-22), bahwa Dialah tempat perlindungan yang aman. Saat kita mengalami pertolongan Tuhan, mengucap syukurlah, berikan persembahan terbaik (ayat 8:35). Orang Israel yang kembali dari pembuangan memberikan kurban bakaran yaitu kurban penghapus dosa, sebagai tanda ucapan syukur dan penyerahan diri mereka pada Tuhan. Demikian halnya dengan kita, persembahkanlah tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (band. Rm 12:1).

Pembacaan EZRA 9 (hari ke 412)

Tafsiran

Bagaimana reaksi kita ketika melihat orang lain melakukan dosa? Maklum karena berpendapat bahwa tiap manusia punya kelemahan? Atau marah sekaligus berduka karena kesalahan yang dia perbuat? 

Teks hari ini memperlihatkan reaksi Ezra terhadap dosa yang dilakukan oleh orang-orang buangan yang kembali ke Yerusalem dari Babel. Setelah beberapa bulan tinggal di Yerusalem, Ezra menerima laporan bahwa orang Israel menikah dengan orang kafir. Bahkan para imam, orang-orang Lewi, para pemuka, dan penguasa juga melakukan hal itu (ayat 1-2). Tragis bukan? Dapat dimengerti bila Ezra sungguh-sungguh berduka sehingga ia sampai merobek pakaiannya dan mencabut janggut serta rambut di kepalanya (ayat 3). Walaupun Ezra tidak ikut melakukan dosa itu, tetapi ia datang kepada Allah untuk mengakui segala kesalahan yang dilakukan bangsanya. 

Kondisi spiritual komunitas pascapembuangan itu memang memprihatinkan. Inilah bukti kegagalan mereka dalam memisahkan diri dari para penyembah berhala yang mendiami tempat itu. Begitu parahkah akibat kawin campur hingga Ezra menunjukkan rasa prihatin yang luar biasa? Ya! Kawin campur mengakibatkan tidak ada lagi area dalam kehidupan umat Allah yang tidak dicampuri oleh para penyembah berhala ini: perdagangan, pemerintahan, kehidupan sosial, bahkan kehidupan keagamaan. Membiarkan kawin campur berarti membiarkan adanya kompromi di berbagai bidang. Ini bahaya! Dosa itulah yang menyebabkan Israel dibuang ke Babel! Itu sebabnya Ezra prihatin. Bagaimana mungkin mereka jatuh ke dalam kesalahan yang sama sampai dua kali? 

Dosa kawin campur masih juga dilakukan oleh orang-orang yang mengaku Kristen sampai saat ini. Coba perhatikan apa yang terjadi pada diri mereka kemudian. Banyak dari antara mereka yang kemudian beralih iman. Namun yang pasti mereka tidak dapat hidup sebagai pelaku firman yang sejati. Tugas kita adalah tetap teguh di dalam iman dan ingatkan mereka yang menyimpang dari iman yang benar.

Pembacaan EZRA 9 (hari ke 412)

Tafsiran

Bagaimana reaksi kita ketika melihat orang lain melakukan dosa? Maklum karena berpendapat bahwa tiap manusia punya kelemahan? Atau marah sekaligus berduka karena kesalahan yang dia perbuat? 

Teks hari ini memperlihatkan reaksi Ezra terhadap dosa yang dilakukan oleh orang-orang buangan yang kembali ke Yerusalem dari Babel. Setelah beberapa bulan tinggal di Yerusalem, Ezra menerima laporan bahwa orang Israel menikah dengan orang kafir. Bahkan para imam, orang-orang Lewi, para pemuka, dan penguasa juga melakukan hal itu (ayat 1-2). Tragis bukan? Dapat dimengerti bila Ezra sungguh-sungguh berduka sehingga ia sampai merobek pakaiannya dan mencabut janggut serta rambut di kepalanya (ayat 3). Walaupun Ezra tidak ikut melakukan dosa itu, tetapi ia datang kepada Allah untuk mengakui segala kesalahan yang dilakukan bangsanya. 

Kondisi spiritual komunitas pascapembuangan itu memang memprihatinkan. Inilah bukti kegagalan mereka dalam memisahkan diri dari para penyembah berhala yang mendiami tempat itu. Begitu parahkah akibat kawin campur hingga Ezra menunjukkan rasa prihatin yang luar biasa? Ya! Kawin campur mengakibatkan tidak ada lagi area dalam kehidupan umat Allah yang tidak dicampuri oleh para penyembah berhala ini: perdagangan, pemerintahan, kehidupan sosial, bahkan kehidupan keagamaan. Membiarkan kawin campur berarti membiarkan adanya kompromi di berbagai bidang. Ini bahaya! Dosa itulah yang menyebabkan Israel dibuang ke Babel! Itu sebabnya Ezra prihatin. Bagaimana mungkin mereka jatuh ke dalam kesalahan yang sama sampai dua kali? 

Dosa kawin campur masih juga dilakukan oleh orang-orang yang mengaku Kristen sampai saat ini. Coba perhatikan apa yang terjadi pada diri mereka kemudian. Banyak dari antara mereka yang kemudian beralih iman. Namun yang pasti mereka tidak dapat hidup sebagai pelaku firman yang sejati. Tugas kita adalah tetap teguh di dalam iman dan ingatkan mereka yang menyimpang dari iman yang benar.

Pembacaan EZRA 10 (hari ke 413)

Tafsiran

Pemimpin rohani dipanggil oleh Allah untuk menyatakan kebenaran Allah. Namun mengapa banyak pemimpin rohani yang takut atau ragu untuk menyatakan kebenaran? Bahkan ada juga yang tawar hati ketika menghadapi berbagai pergumulan. Bagaimana seharusnya persiapan seorang pemimpin rohani agar ia mampu dan layak memimpin? 

Ezra adalah seorang pemimpin rohani yang baik. Ia teguh, berani, serta mampu bertindak tegas dalam menentang ketidakbenaran. Saat itu Ezra harus menghadapi umat Israel yang tidak setia pada Tuhan. Mereka menikahi wanita Kanaan yang tidak percaya Tuhan. Akibatnya umat Allah terbawa ke dalam penyembahan berhala. Meski berduka atas kenyataan itu, Ezra tidak putus asa. Ini terbukti melalui tindakannya yang dapat kita teladani. Ia menyerahkan segala persoalan dan pergumulan kepada Tuhan (ayat 1, 6). Ia berdoa, mewakili umat-Nya untuk mengakui dosa. Ia menangis dan sujud di depan Allah, bahkan berpuasa untuk memohon belas kasihan Allah atas umat-Nya. Sikap Ezra membawa dampak. Sekhanya dari bani Elam mengakui kesalahan mereka dan mengusulkan pertobatan dengan cara menceraikan wanita asing (ayat 3), serta berkomitmen untuk mendukung Ezra (ayat 4). Ezra menuntun umat-Nya sampai pada pertobatan (ayat 5-11). Ia memerintahkan supaya seluruh imam dan segenap orang Israel melakukan apa yang berkenan kepada Allah: memisahkan diri dari perkawinan dengan wanita asing yang menajiskan dan hidup kudus, menyenangkan hati Tuhan. 

Keteguhan hati, keberanian, dan ketegasan seorang pemimpin rohani dalam menyatakan kehendak Allah adalah sikap yang memuliakan Allah. Sikap ini dapat memotivasi jemaat untuk mengalami pembaharuan hidup serta bertumbuh dewasa di dalam Dia. Kita perlu berdoa untuk para pemimpin rohani. Kiranya Tuhan menguatkan mereka untuk tegas bersikap meski menghadapi orang-orang yang kaya dan berkedudukan tinggi. Kita sendiri sebagai jemaat, hendaknya memiliki tegas dalam bersikap terhadap dosa.

Belajar Ezra 9

"Pertobatan Sejati"

Ezra 9:6 (TB)  dan kataku: "Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu, ya Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit. 

Ezra berkabung dan sangat sedih melihat pelanggaran dan dosa yang dilakukan bangsanya. Tentang kawin dengan orang-orang dari bangsa lain (yang tidak kenal Allah), khususnya. Ironisnya, para pemimpin, bahkan para imamlah yang justru pertama-tama melakukan hal itu. Bisa dibayangkan jika untuk urusan paling pribadi seperti perkawinan saja, bangsa itu sudah tidak peduli dengan hukum Tuhan, apalagi dalam urusan lain. Menariknya meski Ezra tidak ikut melakukannya, perhatikan bagaimana reaksi Ezra. Tidak, ia tidak menyalahkan umat Israel, marah dan menuding mereka sebagai penyebab kemalangan bangsa Israel, atau semacamnya. Tapi, ia berkabung dan memohon ampun. Ezra tidak melakukan kesalahan, tapi ia ikut memohon ampun pada Tuhan. Dan yang lebih penting, Ezra menyerukan perubahan.

Inilah inti dari pertobatan sejati. Pertobatan harus diawali dari rasa penyesalan dan bukan pembelaan diri. Jika ingin pertobatan terjadi pada bangsa kita, itu bukan dilakukan dengan sikap menuding seolah semua salah si A atau si B. Diperlukan kerendahan hati untuk bertobat. Pertobatan juga berarti kita harus melihat situasi tersebut dengan cara pandang Allah. Tanpa memiliki cara pandang Allah kita akan mudah berkompromi dengan dosa, menganggap dosa hal yang biasa, dll. Dan yang utama, pertobatan harus ditindaklanjuti dengan perubahan, bukan sekedar menyesal. Tidak, hanya diam, tapi aktif melakukan kehendak Allah. AMIN. ??

Selamat bekerja dan berkarya, teruslah semangat berjuang utk selalu setia dan waspada menghadapi hari Kristus Yesus. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻

Belajar Ezra 10

"Perceraian Masal"

Dalam Yakobus 4:4 (TB)  Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah ? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Mengapa hal itu diizinkan ?? Inilah mungkin pertanyaan yang mungkin kita ajukan. Namun kita perlu perhatikan beberapa hal di sini. Pertama, perceraian itu bukanlah ide Allah. Itu adalah ide Sekhanya. Tapi, di sini kita bisa melihat bagaimana ide itu dilontarkan sebagai wujud dari kesungguhan hati untuk bertobat. Tuhan pun menghargai hal tersebut. Pernikahan campur ini bukanlah semata soal perkawinan tapi juga erat kaitannya dengan penyembahan berhala yang dilakukan orang Israel akibat pengaruh istri mereka. Fakta bahwa hal ini dilakukan di zaman Perjanjian Lama sebagai cara untuk mentaati hukum Musa juga membuat kita yang hidup di zaman Perjanjian Baru tidak bisa menjadikan peristiwa ini sebagai alasan untuk bercerai, meski pasangan kita adalah orang yang tidak percaya sekalipun.

Jika ada hal yang perlu kita teladani, maka itu adalah semangat pertobatan bangsa Israel itu sendiri yang adalah tema dan inti perikop ini. Berapa banyak kita yang selama ini telah "menikah" dengan kebiasaan dan pemikiran-pemikiran dunia dan membiarkan hal-hal itu mempengaruhi sikap serta cara hidup kita ??. Jika kita berkata bahwa kita mau berbalik pada Dia, maukah kita bercerai dengan kebiasaan dosa kita ?? Bersediakah kita mengusir sifat-sifat buruk yang selama ini  telah membuat kita jauh dari mentaati firman Tuhan ??

Perceraian yang disukai Tuhan adalah perceraian kita dengan kebiasaan-kebiasaan dosa.* 

Selamat berkarya dan berjuang. Tetaplah semangat dalam menjalani kehidupan hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin


Related Posts:

Pengikut

YOUTUBE PENDETA GKI LIPPO CIKARANG

About Me
"CERAMAH PENDETA GKI LIPPO CIKARANG"KLIK DISINI →