BUNGA MELATI
1 PASAL SEHARI
1. Nama : Rachmat Yulianto--- Tafsiran
+62 813-8454-4246
2.Nama : P.Wisnu Budiwijaya ---Judul
+62 812-9661-4411
3. Nama : Cahyo EN
+62 858-1029-0085
4. Nama : Herlina (HSH)
+62 817-6567-432
5. Nama : Lieingwong
+62 812-9262-800
6. Nama : Wiwik Kristanto
+62 852-8454-4246
7. Nama : Iman
+62 813-1593-4466
Merenungkan Mazmur 2
"Tuhan di Pihak Kita"
Mazmur 2:2 (TB) Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya:
Bangsa-bangsa ini rusuh dan bermufakat melawan Israel. Namun yang menarik justru apa yang dikatakan ayat 2, "Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya."
Secara lahiriah memang raja-raja dunia ini bermufakat untuk melawan bangsa Israel, namun secara tidak langsung sebenarnya mereka sedang melawan Allah sendiri ! Itulah keyakinan umat Israel. Melawan mereka sama saja melawan Tuhan yang berada di pihak mereka.
Pemazmur mencoba mengingatkan bangsa-bangsa itu agar mengurungkan niatnya melawan umat Israel, supaya jangan sampai murka Tuhan menyala-nyala atas mereka (ay.12).
Jika Allah ada di pihak kita, siapkah lawan kita (Roma 8:31) ? Mengusik umat Allah sama saja mengusik biji mata Allah sendiri. Keyakinan seperti ini yang perlu kita pegang pada saat kita diperhadapkan dengan berbagai macam tantangan dan pergumulan hidup. Jika kita berada di pihak Allah, maka Tuhan akan memihak kita.
Jika Tuhan memihak kita, tidak ada satupun yang bisa bertahan di hadapan-Nya. Inilah janji kemenangan yang diberikan kepada orang percaya. Pandanglah Kristus dan lihatlah keselamatan yang datang daripada-Nya. Pandanglah Kristus dan lihatlah kemenangan yang diberikan kepada kita. Kita lebih dari pemenang !!
Selamat berkarya, tetaplah semangat dan jangan lupa untuk selalu bersyukur. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 3
"Ketenangan Hidup"
Mazmur 3:3 (TB) (3-4) Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
Semua orang membutuhkan ketenangan di dalam hidupnya. Ketenangan bukan berarti sebuah keadaan tanpa masalah. Daud menghadapi masalah yang sangat gawat. Kerajaannya dikudeta oleh anaknya sendiri. Namun demikian ia berusaha untuk bersikap tenang dan tidak panik. Daud tetap tenang ketika puluhan ribu orang mengepungnya, bahkan Daud bisa membaringkan diri untuk tidur (ay 6-7). Mengapa Daud tidak panik ? Mengapa Daud bisa sedemikian tenang? Karena ia yakin bahwa di tangan Tuhan menopangnya (ay. 6). Karena Daud menjadikan Tuhan sebagai perisai yang melindunginya.
Penting sekali untuk tetap bersikap tenang dalam menghadapi tekanan, pergumulan, dan keadaan yang cukup kritis. Ketika kita panik, bisa-bisa kita mengambil keputusan yang salah. Bukan memperbaiki keadaan, tapi malah memperparahnya.
Dengan bersikap tenang, kita bisa mengambil keputusan yang tepat. Bahkan firman Tuhan mengatakan bahwa dalam tenang dan percaya, terletak kekuatan kita (Yesaya 30:15).
Sumber ketenangan sejati hanya datang dari Tuhan. Uang, harta, dan kekuasaan tidak akan pernah memberikan ketenangan sejati. Jangan pernah menggantungkan hidup dengan apa yang ditawarkan dunia. Itu semua sia-sia saja. Serahkan hidup kita kepada Tuhan. Dialah yang akan menjaga, melindungi, dan menopang kita. Kita akan tetap tenang di tengah badai.
Ketenangan hidup hanya diperoleh di dalam Allah, bukan dari dunia ini.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita. Tetaplah semangat dan jangan lupa untuk selalu menjaga integritas kita sebagai umat pilihan-Nya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 1 (hari ke 479)
Tafsiran
Mana yang Anda pilih: anak belajar dengan tekun, mendapat nilai cukup dan naik kelas; atau anak menyontek, mendapat hasil baik sekali, dan naik kelas? Kedua pilihan sama-sama berpengaruh untuk masa depan anak. Pilihan kedua, sepintas lebih menguntungkan anak. Namun, berdampak membentuk karakter malas dan bergantung pada orang lain. Sementara, pilihan pertama, memacu anak belajar lebih baik, mengembangkan karakter tekun dan jujur.
Jalan orang benar dan jalan orang fasik tidak dapat disatukan, keduanya memiliki perbedaan seperti minyak dan air (5). Karena itu, setiap orang harus bisa membuat pilihan, jalan mana yang diikutinya. Mengikuti jalan orang benar, merupakan pilihan yang benar juga tepat. Standarnya jelas, yakni firman Tuhan, yang direnungkan secara teratur (2). Hasilnya pun teruji, dapat dilihat dari buah yang dihasilkan. Yaitu, buah yang masak pohon, bukan karbitan. Artinya orang yang hidupnya berpaut pada firman Tuhan, akan menghasilkan buah perbuatan yang baik, yang menyenangkan Tuhan dan memberkati sesama (3, 6a).
Sebaliknya memilih mengikuti jalan orang fasik, membawa seseorang pada jalan yang sesat dan menuju kebinasaan (6b). Standar yang digunakan ialah dunia ini (1). Kehidupan yang dikendalikan oleh bujuk rayu dunia ini, hanya menghasilkan kesia-siaan, ibarat kulit padi yang ditiup angin (4). Artinya, di mata Tuhan, kehidupan orang fasik tidak berkenan, bahkan tidak menjadi berkat buat sesama.
Jangan salah memilih cara hidupmu untuk 361 hari ke depan! Anda mau disebut orang benar yang berbahagia dan yang sukses? Atau Anda mau mengakhiri tahun ini dengan kesia-siaan dan bahkan menuju kebinasaan? Pilihan ada di tangan Anda!
Pembacaan MAZMUR 2 (hari ke 480)
Tafsiran
Ingat penggalan lagu ini "Tuhan di pihak kita, siapakah lawan kita? Tidak ada!" Lagu sekolah minggu ini menggambarkan keyakinan iman anak-anak Tuhan bahwa sebagai milik Tuhan hidup kita dijamin oleh Dia.
Pemazmur merasakan keyakinan yang sama saat me-nyaksikan penahbisan raja Israel yang baru. Israel adalah negara kecil dan muda. Ia hadir di tengah-tengah banyak bangsa yang relatif lebih besar dan yang tak sedikit bersikap bermusuhan dan hendak menjajahnya. Bagi pemazmur, sikap bangsa-bangsa musuh yang hendak menjegal raja Israel sama saja dengan memusuhi TUHAN (Yahweh). Sungguh nekat! Siapa yang dapat bertahan melawan Sang Pemilik Israel, yang telah meneguhkan takhta Israel pada pundak Daud dan keturunannya? Hanya raja urapan Tuhanlah yang mewarisi ujung bumi (ayat 8). Oleh karena itu, pemazmur mengimbau bangsa-bangsa untuk menerima pengajaran, takluk kepada Tuhan dan menyembah Dia, Allah yang sejati (ayat 10-11). Jangan sampai murka Tuhan menerpa dan kehancuran menimpa (ayat 12).
Umat Kristen masa kini pun dapat bersorak dan beribadah dengan sukacita tanpa perlu merasa khawatir karena Tuhan Yesuslah yang telah menggenapi penyebutan istimewa Sang Raja sebagai Anak Allah dan Mesias (Kis. 4:25-26). Bapa menundukkan seisi dunia di bawah kaki Mesias. Semua bangsa dan setiap manusia yang tidak mau bertobat akan mendapatkan balasannya. Begitu pula pihak-pihak yang merongrong umat-Nya. Sekali kelak mereka akan dihancurkan dan musnah tak berbekas.
Eealitas hidup umat Tuhan tidak semakin ringan. Justru tantangan semakin kuat untuk menolak ketuhanan Yesus dan kesaksian Kristen terhadap Dia. Namun Dia yang sudah melalui penderitaan dahsyat kini memerintah sebagai Tuhan dan Raja. Kita bukan hanya bisa bertahan bahkan mampu menyuarakan kebenaran tentang Kristus ini kepada semua orang. Dengan nada kemenangan!
Pembacaan MAZMUR 3 (hari ke 481)
Tafsiran
Mengalami kudeta tentu merupakan hal yang menyakitkan bagi seorang raja. Apalagi dikudeta oleh anaknya sendiri, seperti yang dialami oleh Daud (ayat 2Sam. 14-19). Posisi Daud menjadi semakin tersudut setelah Absalom berhasil merebut hati rakyat (ayat 2Sam. 15:6). Akibatnya Daud terpaksa melarikan diri dari istananya (ayat 1, band. 2Sam. 15:14). Mungkin mazmur ini ditulis pada pagi hari setelah ia berhasil melarikan diri.
Di tengah permasalahan berat yang menimpa dirinya, pagi itu Daud "menemui" Allah. Daud mengadukan kesulitan besar yang sedang dia hadapi (ayat 2-3). Nyawanya terancam. Begitu buruknya situasi yang dia hadapi, sampai-sampai orang menganggap tidak ada lagi pertolongan yang bisa dia harapkan dari Allah. Selain menghadapi musuh yang mengancam nyawanya, Daud harus berhadapan juga dengan orang yang berusaha melenyapkan iman dan pengharapannya kepada Allah. Meski demikian, Daud tahu bahwa Allah adalah perisai yang melindungi Dia (ayat 4). Tak ada seorang pun dan tidak ada satu perkataan pun yang dapat mengguncang keyakinan Daud pada kasih dan pertolongan Allah. Allah bukan hanya memberi perlindungan, melainkan juga menganugerahkan kemuliaan kepada dirinya.
Mengingat perlindungan Tuhan yang telah dirasakan sepanjang malam, saat ia tidur (ayat 6), membuat Daud yakin bahwa Allah menyertai dia. Daud yakin bahwa ia tidak perlu takut menghadapi orang-orang yang mengepung dia (ayat 7). Allah beserta dia! Siapa yang dapat melawan? Keyakinan itu mendorong Daud untuk menaikkan permohonan agar Allah menolong dia (ayat 8). Ia meminta Allah melepaskan dia dari musuh-musuhnya.
Situasi pahit semacam ini mungkin tidak asing bagi kita. Kita harus menghadapi orang-orang yang memusuhi kita dan menyerang iman kita. Seperti Daud, kita harus tetap menyandarkan iman kita kepada Allah. Bergantunglah pada Dia saja. Mintalah tangan-Nya yang berkuasa menolong kita.
Hari ke 482 pembacaan MAZMUR 4
Tafsiran
Mazmur ini adalah mazmur ratapan yang lebih tepat disebut mazmur keyakinan iman di dalam kesesakan. Beberapa bagian dari mazmur ini menunjukkan ungkapan bersifat pribadi (ayat 2-4), beberapa lagi seolah menunjukkan ungkapan ajaran imam kepada umat tentang pokok kesesakan (ayat 5-6). Sebagian besar mazmur ini adalah ungkapan orang beriman kepada Allah, sementara bagian lainnya adalah ungkapan yang ditujukan kepada pihak yang menjadi sumber kesesakan itu (ayat 3-4). Di bagian akhir barulah keyakinan iman itu terungkap dari pengalaman kesesakan (ayat 7-9).
Pihak pertama kepada siapa kita harus berbicara adalah Tuhan. Allah saja satu-satunya yang benar yang pasti akan membenarkan dan yang mampu memberikan kelegaan orang yang tersesak demi kebenaran (ayat 2b). Secara teoretis kita tahu ini, sebab Allah saja pertolongan terpercaya. Namun, mazmur ini mengejutkan kita sebab ungkapan di dalamnya terasa sangat mendesak, memakai bentuk perintah kepada Allah. "Tuhan, jawablah aku, benarkan aku, kasihani aku, dengarkan doaku!" Ini bukan sikap kurang ajar, tetapi justru sikap wajar orang yang sungguh serius tentang realitas Tuhan dalam segala pengalaman hidupnya.
Pihak kedua kepada siapa kita harus berbicara adalah orang-orang yang menyebabkan kesesakan. Ungkapan "berapa lama lagi" kini tidak ditujukan kepada Allah, tetapi kepada orang yang menyebabkan penderitaan orang beriman. Ucapan ini diikuti oleh klaim bahwa orang beriman dipilih, dikasihi, dan pasti akan dibela oleh Allah (ayat 4). Dengan demikian, "berapa lama lagi" ini merupakan peringatan keras agar mereka tidak berlama-lama berdosa melawan Allah dan umat-Nya.
Renungkan: Di dalam kesesakan, orang beriman tidak harus merasa terpojok, melainkan sanggup bersikap pemenang di dalam Tuhan.
Merenungkan Mazmur 4
"Tidak Hanya Korban"
Mazmur 4:5 (TB) (4-6) Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.
Jika dalam Perjanjian Lama korban merujuk pada daging sembelihan, maka dalam Perjanjian Baru korban yang benar adalah persembahan yang hidup, kudus, dan yang kepada Allah (Roma 12:1-2).
Bukan korban sembelihan, tapi sebuah kehidupan yang diubahkan dan diperbarui dalam Kristus. Hal ini meliputi roh, jiwa, dan tubuh kita.
Ketika kita mengizinkan Kristus berdaulat penuh atas hidup kita.
Ketika kita menaklukkan pikiran kita di bawah pikiran Kristus.
Ketika kita memutuskan untuk berhenti dari dosa dan menyerahkan tubuh kita untuk memuliakan Kristus. Sesungguhnya itulah korban yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Sebagaimana hewan yang dikorbankan akan mengalami rasa sakit, demikian juga halnya jika kita mempersembahkan hidup kita sebagai korban yang berkenan kepada Kristus. Secara daging, kita akan mengalami kesakitan. "Daging harus tersembelih", kita harus berani mematikan keinginan-keinginan daging kita. Memang bukan hal yang mudah untuk melakukannya. Namun demikian kita bisa minta kekuatan Tuhan agar Dia memampukan kita.
Mempersembahkan hidup adalah korban terbaik bagi Tuhan, melebihi korban sembelihan.
Selamat hari Minggu, Selamat mempersiapkan Ibadah Minggu bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 5
"Doa di Pagi Hari"
Mazmur 5:3 (TB) (5-4) TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
Kapan waktu terbaik untuk bertemu dan berbincang kepada Tuhan? Secara umum jawaban yang sering muncul setiap waktu. Tetapi melalui mazmur Daud yang kita baca hari ini, pagi hari adalah waktu terbaik untuk berdoa dan berbincang kepada Tuhan.
Mengapa pagi hari adalah waktu terbaik untuk berdoa?
▪︎Pertama, pagi adalah waktu pertama kita mulai kehidupan. Artinya untuk memulai segala sesuatu, Allah ingin kita memprioritaskan-Nya lebih dahulu sebelum kita disibukkan dengan berbagai hal di sepanjang hari.
▪︎Kedua, pagi hari energi dan kekuatan kita masih maksimal. Menyapa Tuhan dengan pikiran dan tubuh yang segar tentu jauh lebih baik dibandingkan kita menyapa Tuhan di saat kita sudah ngantuk dan mengalami kelelahan sepanjang hari bekerja.
▪︎Ketiga, ketika kita berdoa di pagi hari, maka ini bukti kita mempercayai Tuhan dalam segala hal yang akan kita lakukan sepanjang hari. Doa di pagi hari adalah ekspresi iman kita kepada Tuhan untuk kehidupan yang akan kita jalani. Kita tidak mau mendahului Tuhan, sebaliknya kita mengizinkan Tuhan berdaulat sepenuhnya atas hidup kita.
Renungan hari ini mengajak kita untuk melakukan introspeksi, apakah kita mengawali hari ini dengan mencari Tuhan, ataukah kita justru mengawali hari ini dengan oleh banyak perkara?
Jangan pernah mulai kehidupan, jika kita belum menyapa Tuhan lebih dulu
Sapalah Tuhan kita sebelum kita awali hidup ini
Selamat berlibur & bersama keluarga di rumah. Jangan pernah lupakan kebaikan-Nya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 6
"Selama Masih Ada Waktu"
Mazmur 6:5 (TB) (6-6) Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?
Penyesalan selalu datang terlambat. Pepatah berkata "nasi sudah jadi bubur", untuk menggambarkan hal itu. Sebagaimana sesuatu yang telah terjadi, tindakan yang sudah kita lakukan, tidak bisa diulang kembali. Itulah sebabnya kita harus selalu berhati-hati dalam menjalani hidup.
Daud dalam mazmurnya kali ini sedang dalam pergumulan hebat karena dilanda oleh penyesalan yang amat sangat. Ia bahkan menggambarkan bagaimana setiap malam tempat tidurnya dibanjiri oleh air matanya (ay. 7). Dosa yang dilakukan Daud sudah terjadi. Ia tidak bisa lagi mengubah akibat dari dosa yang sudah ia lakukan. Namun, selama ia masih hidup, Daud tahu jika ia masih bisa berharap Tuhan mengampuni dan menyelamatkannya.
Menarik jika kita membandingkan hal ini dengan perumpamaan Yesus tentang orang kaya di Lukas 16. Baik Daud maupun orang kaya (keduanya adalah orang yang punya kekuasaan) sama-sama menyesali perbuatannya. Namun, malangnya si orang kaya baru melakukannya saat sudah mati. Daud pun menulis bahwa hal itu adalah hal yang sia-sia, karena saat orang sudah di penghukuman kekal, kita bahkan tidak akan lagi ingat akan kebaikan Tuhan, bersyukur maupun minta pertolongan Tuhan (ay. 6).
Waktu dan kesempatan yang Ia berikan sudah habis. Itulah keadilan Tuhan. Maka kita harus sadar bahwa selama kita masih hidup, itu adalah kemurahan Tuhan bagi kita. Jangan sampai kita menyia-nyiakannya. Karena selama kita masih hidup, kita masih bisa ingat akan Dia dan kita masih bisa berharap akan pertolongan-Nya.
Siapapun kita, jangan kita menyepelekan hal ini sehingga kita baru menyesal saat sudah benar-benar terlambat.
Selama kita hidup, itu adalah kesempatan untuk bertobat dan melayani Dia
Selamat berkarya dan berkaryalah untuk Tuhan.
Jadikan hidup ini sebagai Alkitab terbuka. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 7
"Tuhan Sebagai Hakim"
Mazmur 7:8 (TB) (7-9) TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.
Bagaimana jika Tuhan menjadi hakim? Tentu saja, tidak ada cerita suap menyuap atau ketidakadilan. Namun, benarkah? Nyatanya meski kita percaya bahwa Tuhan adalah Hakim yang pasti Maha Adil, kadang kita menggambarkan Tuhan sebagai Hakim yang bersikap nepotisme. Maksudnya, kita berfikir Tuhan pasti lebih membela kita karena kita umat-Nya. Tentu saja, Tuhan membela umat-Nya. Namun jangan lupa bahwa Tuhan juga hakim yang adil. Lebih dari sekedar membela, Ia mau kita bertumbuh dalam kebenaran. Ia adalah Bapa kita, tapi Ia juga tak segan untuk menghajar orang yang dikasih-Nya dan menyesah kita yang diakui-Nya sebagai anak (Ibr. 12:6).
Maka, pernyataan Daud di ayat 9 ini perlu kita renungkan dan teladani. Daud tidak hanya meminta keadilan Tuhan, tapi ia juga berani diadili oleh Tuhan. Ini karena Daud tahu bahwa ia sama sekali tidak melakukan kesalahan. Beranikah kita mengatakan yang sama saat merasa diperlakukan tidak adil? Kita minta keadilan, tapi apakah kita sudah melakukan keadilan? Kita minta diampuni, tapi apakah kita juga mau mengampuni? Kita minta diberkati, tapi maukah kita memberi ? Kiranya ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua.
Banyak orang berani meminta, tapi berapa banyak yang berani diuji?
Selamat berjuang jadilah pemenang dalam menjalankan kehidupan kita dihari ini.
Tetaplah semangat terus jaga kesehatan jasmani dan rohani kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 8
"Anugrah Besar"
Mazmur 8:4 (TB) (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Mengapa Tuhan yang telah menciptakan alam semesta yang begitu megah dan besar ini bisa begitu mengasihi manusia? Mengapa Ia bahkan mengingat kita? Mengapa Ia membuat manusia hampir sama seperti Allah dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat (ay.6)? Mengapa Ia bahkan rela mati untuk umat manusia yang sejatinya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ciptaan-Nya yang luar biasa hebat itu?.
Apakah karena kita hebat? Jelas bukan, disitulah kita memahami bahwa ini semua murni karena anugerah. Jika demikian sudah selayaknya kita menghargai dan menghormati hubungan kita dengan Tuhan. Betapa keterlaluan jika kita masih merasa Tuhanlah yang butuh kita atau bahwa kita berhak tawar-menawar dengan Dia. Kita dilayakkan menjadi berharga dan mulia semata karena Dia yang Maha Mulia mau datang kepada kita. Amin?
Kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ciptaan Allah yang lain, tapi Ia mengasihi kita lebih dari semuanya
Selamat berkarya tetap semangat dalam perjalanan hidup kita hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 9
"Tuhan sebagai Pembela"
Mazmur 9:4 (TB) (9-5) Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta.
Hakim dan pembela adalah hakekat dari karakter Tuhan. Jika hakim berbicara mengenai keadilan, pembela berbicara mengenai kasih. Ya, kedua karakter itu seolah saling bertentangan. Namun, nyatanya tidak.
Contoh yang paling sempurna tentang hal ini adalah Salib Kristus. Salib adalah wujud keadilan Allah, bahwa upah dosa adalah maut. Bahwa yang salah harus dihukum. Namun, Salib Kristus juga adalah bukti kasih-Nya pada kita. Karena kasih-Nya, Ia rela mati menggantikan posisi kita. Karena kasih-Nya, Ia yang tidak berdosa rela menanggung dosa-dosa kita.
Bagaimana kita merespon hal itu ? Tentu kita saja kita harus bersyukur karena tanpa Dia, kita tak pernah dibenarkan. Namun, ucapan syukur itu tentu saja harus diwujudkan dengan menghargai kasih dan pengorbanan yang telah Ia berikan, yaitu dengan melakukan kehendak Tuhan dan menjadi pelaku firman-Nya. Jangan kita berfikir bahwa karena Tuhan mengasihi kita, maka kita bebas hidup sesukanya. Ingatlah bahwa Tuhan juga adalah adil, Ia akan memberikan yang memang pantas untuk kita dapatkan. Orang yang menghargai Tuhan dengan hidup benar akan diberikan hak untuk memperoleh kemuliaan bersama-Nya.
Kasih dan keadilan, itulah yang membentuk Kristen kita.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita. Tetaplah semangat dan andalkan Tuhan dalam laku kita hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 5 (hari ke 483)
Tafsiran
Kejahatan, baik yang ditujukan kepada kita maupun yang terjadi di sekitar kita, pasti menimbulkan penderitaan. Mazmur ini melukiskan langkah mendaki makin mendekat Allah yang justru terjadi di dalam pergumulan orang beriman. Hal pertama yang pemazmur lakukan adalah menyatakan isi hatinya dan keluh kesahnya kepada Allah (ayat 2-4). Hubungan dengan Allah adalah sesuatu yang riil, bukan teoretis belaka. Doa adalah kebiasaan rohani yang mewadahi komunikasi riil tersebut. Menyadari itu, pemazmur berdoa di pagi hari. Dalam doanya, Ia dengan bebas dapat meninggikan Allah sebagai Raja sambil meminta secara nyata seolah kepada seorang sahabat. Kedua, pergumulan rohani yang dialaminya adalah kesempatan untuk pemazmur mengakarkan keyakinan imannya bahwa Allah konsisten dalam kekudusan-Nya (ayat 5-7). Apa pun kenyataan yang kini dialaminya tidak ia izinkan untuk mengaburkan keyakinan bahwa Allah membalas kejahatan dengan adil dan tegas menolak dosa. Ketiga, pemazmur mengutarakan tekad imannya berdasarkan kasih karunia kekal Allah untuk makin maju dalam hubungannya dengan Allah (ayat 8-9).
Keempat, pemazmur memperjelas evaluasinya tentang orang jahat sambil meminta agar Tuhan memperlakukan orang jahat setimpal dengan kejahatan mereka (ayat 10-11). Perhatikan bagaimana pemazmur dengan tajam menilai kondisi hati dan sifat jahat mereka (ayat 10). Dengan demikian permohonannya bukanlah dorongan balas dendam, tetapi dorongan agar kemuliaan Allah dinyatakan (ayat 11). Kelima, akhirnya pemazmur mengutarakan keyakinan imannya bahwa orang benar akan bersukacita sebab Tuhan melindungi dan memberkati 12-13).
Renungkan: Tuhan tidak saja melindungi kita saat kita tertekan kejahatan, Ia juga menuntun kita berjalan semakin mesra dengan-Nya.
Pembacaan MAZMUR 6 (hari ke 484)
Tafsiran
kata "mengapa" mungkin akan muncul di benak kita, apabila kita mendengar kesaksian seorang Kristen yang begitu saleh dan takut akan Tuhan, mengalami berbagai kemelut dan bencana dalam kehidupan imannya. Sebuah keluarga yang begitu setia beribadah dan hidup melayani Tuhan, tiba-tiba harus kehilangan anak satu- satunya karena menjadi korban pembunuhan, ketika terjadi perampokan di rumahnya. Beberapa bulan kemudian, suami dari ibu yang telah kehilangan anak satu-satunya ini pun terkena PHK. Betapa pedih dan memilukan hati tragedi kehilangan anak satu- satunya, ditambah lagi dengan kehilangan pekerjaan. Sepertinya tidak satu hal pun yang dapat mengobati luka dan kepedihan hati keluarga ini. Mengapa hal ini menimpa keluarga yang setia dan takut akan Tuhan? Mengapa seolah-olah Tuhan tidak bertindak menolong mereka? Sampai berapa lama keluarga ini harus mengalami pergumulan?
Nampaknya pergumulan yang dialami Daud pun demikian berat, sampai seluruh tubuhnya pun terasa sakit dan lemah. Selaras dengan pemahaman PL bahwa penderitaan adalah akibat dari murka Tuhan atas dosa manusia, maka di awal mazmur ini, Daud mengaitkan penderitaan yang dialaminya dengan hukuman, murka, hajaran, dan amarah-Nya. Pemahaman ini terus bertumbuh dengan bertambahnya pengenalan akan Tuhan yang penuh kasih setia, yang akan mendengar doanya dan menyelamatkannya. Bahkan semua musuhnya pun akan mendapat malu dan mundur dari padanya.
Tuhan bukan hanya mengizinkan penderitaan sebagai hukuman bagi yang berdosa, namun juga mengizinkan berbagai penderitaan dan pergumulan mewarnai kehidupan Kristen yang setia, saleh, dan hidup takut akan Tuhan. Penghayatan makna pembentukan-Nya bukan dari kesuksesan dan kelancaran hidup yang senantiasa diwarnai dengan kesenangan. Justru sebaliknya terlebih banyak Kristen belajar makna pembentukan-Nya melalui berbagai pergumulan yang seringkali membawa duka pada awalnya, namun membawa sukacita di hari kemenangan.
Renungkan: Tuhan menghargai setiap doa ungkapan pergumul-an yang dinaikkan dengan tulus hati dan bukan dengan motivasi pemberontakan. Teladanilah Daud yang pada akhirnya mengerti makna pergumulan yang berbuahkan iman dan pengharapan di dalam Tuhan.
Pembacaan MAZMUR 7 (hari ke 485)
Tafsiran
Seperti apa rasanya dituduh melakukan sesuatu yang Anda tidak perbuat? Apalagi kalau tuduhan itu digemakan seakan-akan sudah terbukti. Bukankah fitnah seperti itu merusak dan membunuh karakter? Bagaimanakah kita beroleh pertolongan untuk memulihkan nama baik yang sudah terlanjur rusak?
Mazmur ini tidak menjelaskan tuduhan apa yang dilakukan Kusy, si orang Benyamin, terhadap Daud. Nama ini tidak muncul di tempat lain dalam Alkitab. Namun mungkin sekali tuduhan Kusy sama seperti tuduhan beberapa orang keturunan Saul, yakni bahwa Daud telah merampas takhta Saul (ayat 2Sam. 16:5-8) dan memperlakukan keturunan Saul dengan tidak adil (ayat 20:1).
Menghadapi fitnahan Kusy, yang Daud lakukan pertama kali adalah mencari perlindungan pada Tuhan (Mzm. 7:2-11). Daud tahu bahwa ia tidak bersalah seperti tuduhan Kusy. Oleh karena itu permohonan Daud adalah agar Tuhan bertindak adil menyatakan kebenarannya (ayat 4-6), serta menghukum mereka yang memperlakukan dia secara tidak adil (ayat 7). Keadilan Tuhan akan menempatkan masalah secara proporsional dan tepat. Tuhan yang Maha Adil dapat diandalkan karena tidak ada yang dapat ditutupi di hadapan Tuhan. Tuhan juga akan membongkar kejahatan mereka yang memfitnah Daud. Hal ini menjadi peringatan keras buat orang-orang yang punya motivasi jahat. Tuhan dalam keadilan-Nya dapat membalikkan rencana jahat mereka menimpa diri mereka sendiri (ayat 13-17).
Dimulai dengan seruan minta tolong pada Tuhan, mazmur ini ditutup dengan ucapan syukur Daud karena Tuhan pasti berlaku adil terhadap dirinya dan orang-orang jahat yang memusuhinya. Oleh karena itu, saat kita difitnah orang lain, biarlah kita menyerahkan keadilan pada Tuhan. Cepat atau lambat Tuhan akan bertindak membela orang-orang yang menderita karena berbagai tindakan ketidakadilan yang dibuat oleh orang lain.
Pembacaan MAZMUR 8 (hari ke 486)
Tafsiran
Banyak orang mencari kemuliaan dengan mengandalkan harta atau kuasa. Justru yang didapatkan adalah kehinaan, ketika harta membawanya kepada perbudakan materialisme, dan kuasa membawanya kepada tirani yang dibenci orang banyak.
Mazmur 8 menolong kita meletakkan kemuliaan pada perspektif yang tepat. Kemuliaan adalah milik Tuhan (ayat 1,10). Seluruh alam menyaksikan kemuliaan-Nya (ayat 4). Namun, manusialah yang dianugerahkan Allah kemampuan untuk memuji dan memuliakan Allah. Bahkan, suara-suara sederhana dari mulut bayi dan anak-anak sudah mencerminkan kapasitas memuliakan Allah itu (ayat 3), sebab manusia adalah mahkota ciptaan-Nya (ayat 5-6). Berarti letak kemuliaan manusia ada di dalam anugerah Allah. Pertama di dalam pujian dan kehidupan yang memuji Allah. Kemudian di dalam karyanya manusia mendapatkan kehormatan dan tanggung jawab mengurusi makhluk-makhluk ciptaan lainnya (ayat 7), kambing domba, lembu sapi, binatang padang, burung-burung dan ikan-ikan (ayat 8-9).
Kita kembali disadarkan akan besarnya kemuliaan yang telah Allah pertaruhkan di dalam hidup dan di atas bahu kita. Hidup yang Tuhan inginkan ada pada kita pun adalah hidup yang penuh kehormatan dan kemuliaan. Tetapi, hidup terhormat dan mulia itu tidak kita alami dengan menjadikan diri kita seolah pusat dunia ini. Keserakahan, hawa nafsu, kesombongan, keduniawian justru akan menghempaskan kita ke jurang kehinaan. Hanya dalam penyangkalan diri, kerendahan hati, kesalehan, ketaatan kepada firman Allah, kita menghayati kemuliaan Allah sejati yang bertambah-tambah jelas. Semua manusia adalah mahkota penciptaan yang dianugerahi kemuliaan Allah.
Renungkan: Hidup yang mulia adalah yang mencerminkan sifat-sifat mulia Allah. Kristus saja sanggup menciptakan kesanggupan hidup dalam kemuliaan Ilahi di dalam diri kita.
Pembacaan MAZMUR 9 (hari ke 487)
Nats
Mazmur 9:20 (TB) (9-21) Biarlah mereka menjadi takut, ya TUHAN, sehingga bangsa-bangsa itu mengakui, bahwa mereka manusia saja. Sela
Pembacaan MAZMUR 10 (hari ke 488)
Tafsiran
Milikilah 2 jenis mata. Pertanyaan yang diungkapkan oleh pemazmur dalam ayat 1 merupakan pertanyaan yang wajar diutarakan oleh orang yang gemas dan cemas ketika menyaksikan merajalelanya orang-orang fasik. Dikatakan wajar karena paling tidak itulah fakta yang dirasakan dan dilihat oleh pemazmur.
Betapa tidak gemas dan cemas bila banyak orang ditindas dan diperdaya tanpa ada yang membela; orang fasik menista Allah tanpa ada hukuman; mereka mengingkari Allah sebagai hakim tanpa ada tindakan dari Allah; segala yang mereka perbuat berhasil; nyawa sesamanya tidak ada artinya; dan sekali lagi Allah tetap diam karena mereka tetap dapat hidup dengan sejahtera dan tanpa mengalami penghukuman apa pun (ayat 2-11). Memang bila dilihat dengan mata jasmani mereka yang melakukan segala kejahatan nampaknya tetap dapat menikmati hidup dengan enak tanpa ancaman hukuman. Namun apakah faktanya demikian? Apakah mereka yang melakukan kejahatan benar-benar terbebas dari penghukuman Allah.Tidak! Pemazmur melihat fakta yang terjadi tidak hanya dengan mata jasmani, tetapi juga dengan mata iman. Ia melihat bahwa Allah melihat kesusahan dan sakit hati, sehingga Ia mengambilnya ke dalam tangan-Nya sendiri, artinya Ia akan mengambil alih kesusahan dan sakit yang dialami oleh umat-Nya (ayat 14). Ia juga melihat bahwa Tuhanlah Raja. Ialah yang berkuasa untuk selama-lamanya dan bukan orang fasik, sebab mereka nantinya akan lenyap dari hadapan-Nya (ayat 16). Pemazmur juga mampu melihat bahwa Allah mendengarkan orang yang tertindas dan menguatkan hati mereka (ayat 17) serta memberi keadilan kepada mereka yang membutuhkan (ayat 18).
Bagaimana mungkin pemazmur dapat mempunyai 2 jenis mata? Ia adalah orang yang dekat dengan Allah. Hal ini dibuktikan dengan pertama, keterbukaan dan keberanian dia untuk mengungkapkan kebingungannya (ayat 1). Kedua kegemasan dia bukan hanya berorientasi kepada kepentingan manusia, namun juga kemuliaan dan kehormatan Allah (ayat 3-4, 11) atau dengan kata lain ia mempunyai semangat untuk membela Allah.
Renungkan: Kristen harus terus mengembangkan persekutuan pribadinya dengan Allah agar dapat memiliki 2 jenis mata. Kondisi bangsa kita mirip dengan yang dikeluhkan pemazmur. Karena itu dengan memiliki 2 jenis mata kita dapat terus bertahan dalam iman.
Pembacaan MAZMUR 11 (hari ke 489)
Tafsiran
"Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu" (3)? Itulah pertanyaan sombong dari orang fasik yang melihat bahwa orang benar tidak mungkin berjaya di dunia yang seolah dikuasai kefasikan. Jangan-jangan orang benar sendiri pun pesimis dengan kenyataan dunia yang jahat ini!
Akan tetapi, mazmur keyakinan ini dengan tegas menjawab pertanyaan sinis orang fasik tersebut bahwa ADA Tuhan yang bertakhta di surga, yang menguji manusia (4). Keadilan-Nya berpihak pada kebenaran. Maka orang benar, yang dengan tulus berharap kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan akan mendapatkan pembenaran dari Tuhan. Tuhan sendiri yang menjadi dasar bagi orang benar! Dengan sendirinya pertanyaan orang fasik di atas gugur! Orang benar tidak mungkin dihancurkan karena Tuhan yang menjadi tempatnya bersandar.
Sebaliknya, keadilan Tuhan akan menghukum orang fasik yang tidak mau bertobat. Gambaran ayat 6 sepertinya merujuk kepada peristiwa Sodom dan Gomora (Kej. 19). Sebelum kedua kota yang jahat itu dihukum Tuhan dengan kemusnahan total, kesempatan sudah diberikan untuk bertobat. Bukankah ada Lot, si orang benar yang tinggal di sana? Bukankah ada dua malaikat yang datang untuk menyelamatkan Lot, sebagai tanda bahwa Allah sedang menghukum kota tersebut. Sayangnya, peringatan itu diabaikan penduduk kota-kota tersebut. Kehancuran tidak dapat dihindarkan oleh kota tersebut. Terbukti, justru dasar-dasar orang fasiklah yang tidak dapat bertahan.
Siapa yang menjadi dasar yang teguh hidup Anda? Apa buktinya bahwa Anda berdiri di atas dasar yang teguh tersebut? Yaitu, ketika Anda memberlakukan kebenaran dan keadilan Allah dalam hidup Anda, dan relasi dengan sesama, karena Anda tetap teguh dalam kebenaran Tuhan.
Merenungkan Mazmur 10
"Allah yang (Seolah) Diam"
Mazmur 10:14 (TB) Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.
Mengapa Tuhan diam saja melihat ketidakadilan?
Mengapa Tuhan tidak menghalangi orang-orang jahat itu mengganggu orang benar?
Mengapa orang benar justru menderita sedangkan orang jahat tertawa?
Percayalah, Tuhan tidak pernah bertindak tanpa alasan. Ada alasan mengapa Tuhan seolah diam dan tak segera menolong kita. Bukankah kadang jawaban doa kita adalah: tunggu? Di situlah Tuhan seolah diam. Padahal sesungguhnya Ia hanya mau kita menantikan saat yang tepat. Jujur, ini tidak mudah untuk dijalani.
Memang lebih mudah untuk bersyukur dan beriman pada Tuhan jika segala sesuatunya lancar. Namun di saat segala sesuatunya sedang sulit dan Tuhan justru mau kita menantikan Dia, itulah ujian iman kita. Yang pasti, jangan pernah berhenti untuk percaya dan berharap pada Tuhan. Ingat bagaimana Daud, penulis mazmur ini, meski ia kerap berada dalam kesulitan, tapi nyatanya Tuhan akhirnya menolong dan membebaskan dia dari kesesakan. Ketika segala sesuatu tampak salah, sadarilah bahwa hanya Tuhan yang bisa membuatnya benar. Jangan pernah menyerah tunggulah Ia bertindak!!
Iman kita diuji saat Tuhan mau kita menunggu jawaban-Nya
Selamat berkarya saudara2ku, tetaplah semangat dan jangan lupakan kebaikan-Nya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 11
"Perlindungan Keadilan"
Mazmur 11:7 (TB) Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.
Dalam mazmur hari ini, kita membaca bagaimana pemazmur mendapat nasihat para sahabatnya. Ia dinasehati untuk melarikan diri ke sana kemari karena nyawanya terancam. Namun, pemazmur di sini menegaskan alih-alih menuruti nasihat manusia, ia memilih menyerahkan hidupnya pada Tuhan. Bukan semata karena Tuhan akan melindunginya, melainkan karena ia percaya Tuhan itu adil, bahwa Ia menguji hati manusia.
Firman Tuhan hari ini menunjukkan bahwa hanya Tuhan yang layak untuk menjadi Sumber Pengharapan dan Perlindungan kita. Penilaian manusia bisa keliru. Nasihat mereka bisa kurang tepat, tidak menyelesaikan masalah, bahkan menambah masalah. Tapi, Tuhan kita tahu pergumulan dan kebutuhan kita. Tuhan tahu yang mana benar dan yang mana salah. Maka, biarlah kita selalu mengandalkan perlindungan dan keadilan-Nya. Jika kita memang benar, Ia pasti membela kita. Tapi, jika kita ternyata salah, baiklah kita bertobat dan balik kepada kebenaran.
Pengharapan dan perlindungan kita hanya datang dari Allah
Selamat beristirahat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 12 (hari ke 490)
Tafsiran
Dunia dalam lautan dusta dan kecurangan. Kecurangan demi kecurangan terus terjadi dalam masyarakat kita. Dusta demi ambisi pribadi, dusta demi keuntungan materi, dan dusta demi mempertahankan kedudukan, merupakan pemandangan yang dapat kita lihat setiap hari. Belum lagi penindasan dan pengeksploitasian orang-orang yang miskin dan lemah terus berlangsung tanpa ada satu pembelaan yang berarti bagi mereka. Apakah kenyataan ini membuat kita prihatin dan berontak? Ataukah kita tidak peka lagi karena kita mungkin ikut terlibat di dalamnya? Apa yang harus kita lakukan?
Pemazmur, ketika melihat masyarakat di sekelilingnya penuh dusta dan kecurangan, ia hanya berseru tolong' sebagai ungkapan permohonannya (ayat 2). Mengapa hanya satu kata singkat yang diungkapkan kepada Allah? Apakah masalahnya terlalu sederhana? Sebaliknya Ia kebingungan dan ketakutan karena orang saleh telah habis, demikian pula orang-orang yang setia telah lenyap. Habisnya orang saleh dan lenyapnya orang setia ini bisa jadi karena kematian, pergi dari masyarakat, atau tidak lagi menjadi saleh. Dalam konteks ini nampaknya banyak orang yang meninggalkan kesalehan dan kesetiaannya. Inilah yang mendorongnya dengan kuat untuk minta tolong dan karena terlalu mendesak dan menyesak maka ia hanya mampu mengatakan satu kata `tolong.
Kondisi masyarakat di sekeliling pemazmur memang sangat parah. Menjadi orang fasik bukan lagi suatu hal yang memalukan, bahkan seperti sudah menjadi kebanggaan dan hal yang patut dipamerkan (ayat 9). Jika sudah demikian maka masyarakat tidak lagi peka terhadap amoralitas ataupun kebejatan yang terjadi di sekeliling mereka. Semua itu sudah menjadi bagian hidup mereka. Bagaimana pemazmur dapat bertahan, sehingga ia tidak habis lenyap? Ia melandasi hidupnya dengan keyakinannya kepada firman Tuhan yaitu bahwa Ia akan menjaga dan melindunginya. Dengan kata lain, firman Tuhanlah yang menopang dan menyokong kehidupannya, sehingga walau apa pun yang terjadi di sekitarnya ia tidak akan menjadi habis ataupun lenyap. Ia tetap akan setia dan hidup benar.
Renungkan: Pilihan di hadapan Kristen adalah habis lenyap atau bertahan setia. Untuk menjadi habis lenyap jauh lebih mudah, namun konsekuensinya? Untuk bertahan setia sangat sulit, namun mahkotanya? Jika Anda pilih yang kedua: baca, renungkan, dan taati firman-Nya.
Hari ke 491 pembacaan MAZMUR 13
Tafsiran
Pemazmur mengalami tekanan penderitaan begitu hebat, bagaikan seorang yang sedang sakit keras, hampir mati (ayat 4b). Penderitaan itu begitu berat bagi si pemazmur sampai seakan-akan Tuhan melupakan dia (ayat 2). Penderitaan yang dialami orang beriman menjadi teramat berat seolah lebih berat daripada yang ditanggung oleh orang tidak beriman, sebab kesungguhan imannya dan kenyataan yang diimaninya diuji kesejatiannya (ayat 3-5). Bagaimana memahami bahwa Allah mahakasih apabila orang yang beriman kepada-Nya dibiarkan menderita?
Namun, di tengah pergumulan itu, keyakinan si pemazmur tidak sampai goyah. Pemazmur percaya kepada kasih setia Tuhan, bahwa Tuhan menyelamatkan dan baik kepadanya (ayat 6). Di dalam penderitaan berkepanjangan itu, pemazmur belajar berseru bertalu-talu kepada Allah. Imannya dilatih untuk percaya teguh meski belum melihat (ayat 6). Pengharapannya dilatih agar mendoakan kepentingan kemuliaan Allah dan bukan kepentingan kenyamanannya sendiri (ayat 4,5). Melalui Mazmur ini kita sedikit beroleh kejelasan mengapa Tuhan tidak segera bertindak dalam kesempitan hidup kita. Justru karena ingin menyatakan kemuliaan-Nya lebih besar dan karena ingin kita mengenal Dia lebih dalam, Allah bertindak demikian.
Renungkan: Tatkala penderitaan membuat kita seolah ada dalam kesenjangan dari hadirat Allah, Allah sedang melatih iman dan harap kita untuk melihat dan melangkah lebih jauh.
Merenungkan Mazmur 13
"Meminta dengan Gigih"
Mazmur 13:3 (TB) (13-4) Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati,
Setiap orang bisanya punya respons berbeda ( khususnya dalam hubungan dengan Allah ) ketika dihadapkan dalam suatu masalah. Ada pasrah menerima apa adanya, tetapi ada juga yang "nekat". Nah, dalam pasal ini, meski awalnya meratap, Daud sesungguhnya sedang menunjukkan diri "nekat" dalam meminta sesuatu kepada Bapanya. Jika sebelumnya Daud merasa Allah menyembunyikan wajah-Nya darinya, kini ia memohon agar Allah memandangnya. Jika sebelumnya Daud merasa Allah melupakannya, kini ia memohon Allah menjawab dan mendengarnya. Dan semuanya itu tertulis dalam kalimat seru!
Tapi setidaknya dari sikap Daud, kita belajar satu hal, yakni untuk tidak takut meminta dengan gigih kepada Allah, yang notabene Bapa kita sendiri. Kadang Ia melihat bagaimana sikap kita dalam meminta sesuatu dari-Nya. Apakah kita hanya meminta sesuatu hanya sebagai bagian rutinitas saja (tidak disertai dengan kesungguhan hati dan bahkan keraguan Ia akan mengabulkan-Nya), atau apakah kita menunjukkan sikap benar-benar menginginkannya. Ingat, bahwa kalaupun Ia tidak memberikan apa yang kita mau, meski kita sudah dengan gigih memintanya, setidaknya sikap tersebut bisa menguatkan iman kita, seperti halnya ratapan Daud (ay.1-2) juga akhirnya berubah menjadi pujian terhadap-Nya (ay. 5-6).
Selamat berkarya dan jangan lupa untuk tetap gigih dalam meminta kepada-Nya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 14
"Tidak Ada Allah"
Mazmur 14:1 (TB) Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik.
Mazmur kali ini menjelaskan bahwa memang ada orang-orang atheis teoritis, yang hidupnya sama sekali tidak mengenal Allah dan karenanya berbuat seenaknya sendiri (ay.1). Tapi, ada juga kelompok yang kedua, yakni atheis praktis, atau orang-orang yang sebetulnya mengenal Allah, tapi kemudian menyeleweng dan menjadi bejat (ay. 2).
Sebagai orang Kristiani, yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, tentu kita bukanlah seorang atheis.
Meski demikian, tidak bisa dimungkiri bahwa kadang kala kita terjebak menjadi seperti orang-orang atheis praktis. Secara teori, kita memang mengakui Allah sebagai Tuhan dan Pencipta, kita bahkan ke gereja tiap Minggu dan bahkan aktif dalam melayani-Nya. Tetapi secara praktik, kita sama sekali tidak pernah menunjukkan penghormatan dan penundukan terhadap-Nya. Kita mungkin sama sekali tidak pernah mencemooh prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran Firman, tapi kita menunjukkan diri tidak pernah mencari-Nya dan berseru kepada-Nya di dalam doa memohon kehadiran dan pertolongan-Nya. Adakah hidup kita seperti itu??
Jika kita memang mengakui-Nya sebagai Tuhan, maka kita harus menunjukkan diri tunduk dan hormat pada-Nya.
Selamat berkarya, tetaplah semangat dan jalanni hidup indah dengan mengucap syukur.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 15
"Perbuatan Baik"
Di dalam kitab injil Yohanes : 1 Yohanes 3:22 BIS Dan apa yang kita minta daripada-Nya, kita mendapatnya, karena kita taat kepada perintah-perintah-Nya dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya.
Orang benar adalah orang yang dibenarkan karena iman kepada Yesus Kristus. Kita mendapatkan status ini murni karena anugerah-Nya, bukan karena apa yang sudah kita lakukan (Roma: 3:27).
Perbuatan kita sama sekali tidak membuat kita berhak menerima anugerah keselamatan. Meski demikian, bukan berarti perbuatan kita tidak ada gunanya, sehingga kita lantas merasa boleh saja berbuat seenaknya sendiri.
Mazmur pasal 15 setidaknya menyatakan betapa perbuatan kita akan mempengaruhi keadaan hidup kita. Perbuatan yang tidak benar, yang penuh dengan penipuan, hujat, sifat mementingkan diri, dan segala macam perbuatan negatif lainnya yang tidak menunjukkan bahwa kita orang yang sudah menerima Anugerah Keselamatan, dapat membuat Allah menarik kehadiran-Nya dari hidup kita.
Jadi, iman itu penting. Itu adalah syarat anugerah keselamatan. Tapi sebagai dampaknya, kita harus menjaga perbuatan kita selaras dengan status kita sebagai orang benar. Kita memenuhi kehidupan kita dengan perbuatan baik sebagai dampak dan wujud ucapan syukur kita kepada Allah atas keselamatan yang sudah kita terima secara cuma-cuma.
Bahagia dunia akhirat, inilah yang pasal ini hendak disampaikan. Jika kita juga ingin menikmati di bumi seperti di sorga kelak, maka tidak ada cara lain yang dapat kita lakukan selain mensyukuri anugerah keselamatan dengan segala macam perbuatan baik.
Cara ini mungkin tidak selamanya menjamin kehidupan penuh dengan berkat (lagi-lagi hikmat-Nya yang tanpa batas turut andil dalam hal ini), namun setidaknya yang Alkitab katakan: bahwa saat kita memenuhi hidup kita dengan berbuat baik, maka kita akan diizinkan untuk tinggal dalam kemah dan bukit-Nya.
Perbuatan baik memang bukan syarat keselamatan, tapi jelas akan membawa perkenanan-Nya.
Selamat menjalani aktifitas hidup kita hari ini dengan penuh semangat dan bertanggung jawab.
Tuhan Yesus Memberkati.
Merenungkan Mazmur 16
"Sumber Kebahagiaan"
Mazmur 16:11 (TB) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
Dalam mazmurnya, Daud menunjukkan diri bersukacita untuk apa yang sudah ia miliki selama ini, yakni Allah, yang adalah sumber sukacita yang paling sejati. Baginya, bagaimanapun keadaannya, asal ia memiliki Allah, maka tidak ada sesuatu apa pun di dunia ini yang lebih baik. Jika ada sesuatu yang membuatnya berbahagia dan bersukacita, maka hal itu adalah Allah sendiri.
Daud sadar betul sumber sukacitanya. Hal-hal yang fana memang akan memberikan sukacita, tapi dengan kefanannya itu pula sukacita yang ditimbulkan juga sementara.
Lain, halnya dengan sumber sukacita yang sejati, kebahagiaan yang ia timbulkan akan membuat kita senantiasa berdiri tegar dan tetap bersukacita dalam segala keadaan, seperti halnya Paulus tetap dapat menghimbau jemaat Filipi untuk tetap dapat bersukacita (Fil. 4:4) meski ia sendiri saat itu sebenarnya sedang berada di dalam penjara.
Ketika kita sadar Tuhan adalah sumber sukacita, maka keadaan tidak akan lagi menjadi penentu kebahagiaan
Selamat mempersiapkan hati dan waktu kita dalam masa Pra Paskah bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 17
"Tarif Pengacara"
Mazmur 17:3 (TB) Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
Dalam sistem peradilan, kecakapan dan pengetahuan soal hukum adalah hal yang penting agar proses hukum berjalan dengan adil. Sayangnya, tidak semua orang memiliki kedua hal tersebut. Di sinilah dibutuhkan jasa pengacara. Tapi tarifnya tidak murah.
Tapi, pengacara sebaik apa pun, tentu tidak ada yang dapat melebihi pengacara atau pembela yang paling sejati, yakni Allah. Jika banyak pesohor tanah air memilih lari kepada pengacara terkenal, maka tidak demikian halnya dengan Daud.
Ketika disalahi, ia lari kepada Tuhan, sang Pembela Sejati. Tarifnya? Bisa lebih mahal daripada pengacara dunia, atau bisa lebih murah; tergantung pada bagaimana kita melihatnya. Bukan dalam bentuk rupiah atau dollar, tarifnya adalah kehidupan yang murni dan berkenan di hadapan Allah. Daud punya hal itu, dan oleh karenanya ia berani menghampirinya untuk dapat pembelaan. Ia bahkan tak ragu mengundang Tuhan untuk menyelidiki hatinya, "Selidiki aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku," (Maz. 139:23)
Tidak semua orang bisa mendapatkan pembelaan dari pengacara yang ahli, tapi semua orang jelas bisa mendapatkan pembelaan dari-Nya ketika diperhadapkan sebuah perkara. Hidup murni dan berkenan di hadapan-Nya memang ada harganya sendiri. Ada harga yang harus kita berikan untuk mencapainya, tapi percayalah bahwa apa yang akan kita dapatkan sangat pantas untuk kita nantikan.
Saat kita hidup berkenan di hadapan-Nya, Ia bahkan akan memelihara kita layaknya kita biji mata-Nya sendiri.
Berikan hidup kita, maka Ia akan memberikan pembelaan-Nya.
Merenungkan Mazmur 18
"Allah Gunung Batu"
Mazmur 18:2 (TB) (18-3) Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!
Daud berulang kali berseru kepada-Nya seolah Ia adalah gunung batu. Lewat seruan-seruannya tersebut, ia seolah mengimani bahwa hanya dalam Tuhanlah ia akan mendapatkan perlindungan, mukjizat, dan pemeliharaan-Nya . Kesadaran seperti ini juga perlu kita miliki dalam menghadapi tantangan hidup yang sedang dan mungkin akan menghadang. Di tengah dunia ini, mungkin kita selemah pelanduk atau domba.
Ada banyak binatang buas yang selalu siap menerkam kita, dan kita tidak mungkin menghadapi seorang diri. Tetapi kiranya kita tidak pernah lupa bahwa kita memiliki Gunung Batu. Kapanpun kita terhimpit dan merasa tak berdaya, kita senantiasa dapat berlari ke sana untuk mendapatkan perlindungan, mukjizat, dan bahkan pemeliharaan-Nya.
Ia adalah Gunung Batu, yang memberikan perlindungan, mukjizat, dan pemeliharaan.
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Selamat menjalankan kehidupan kita hari ini. Jadilah pemenang
Merenungkan Mazmur 19
"Pentingnya Firman"
Mazmur 19:10 (TB) (19-11) lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.
Bagi pemazmur, firman Tuhan adalah segalanya yang selalu ingin ia taati. Tidak hanya memberikan hikmat, firman Tuhan yang baginya dapat dipercaya dan murni itu juga memberikan pengertian. Karena itu tak heran jika ia kemudian menganggapnya lebih berharga daripada emas murni dan lebih manis daripada madu asli. Dengan firman Tuhan tersebut, ia semakin menyadari hikmat dan kemuliaan Allah yang sebenarnya sudah dinyatakan oleh segala sesuatu yang sudah Ia ciptakan (ay. 1-6).
Sayangnya banyak orang yang tidak memiliki kesadaran yang sama seperti yang dimiliki oleh pemazmur. Mereka memiliki Alkitab, tapi tidak pernah menyimpan isinya dalam hati. Padahal, firman Tuhan ini begitu penting perannya dalam hidup manusia. Sebegitu pentingnya firman Tuhan ini, hingga Yesus sendiri berkata: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Mat. 4:4).
Dengan kata lain, jika kita ingin menghidupi secara maksimal sesuai dengan rencana Allah, maka mendengar, memperhatikan, serta berinteraksi dengan firman-Nya perlu mulai kita lakukan secara rutin.
Tanpa firman Tuhan, hidup manusia menjadi tidak tentu arah.
Selamat Hari Minggu, kiranya kita beroleh hikmat dari Firman Tuhan hari ini dan mengajarkan kita kehidupan & mengamalkan amanat Kasih Allah kepada sesama manusia
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 20
"Mendoakan Pemimpin"
Mazmur 20:9 (TB) (20-10) Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!
Situasi yang ada kini mungkin kelihatan ruwet. Di atas, banyak oknum yang saling desak menggemukan diri; sementara di bawah, kriminalitas juga makin menyeruak dengan percaya diri. Di tengah situasi seperti ini, hindari bersikap skeptis dan masa bodoh. Justru, inilah saat yang tepat untuk melantunkan mazmur raja. Ya, hal yang sama -- yakni berdoa -- dapat kita lakukan bagi para pemimpin negeri ini. Apa yang kita lakukan mungkin tidak terlalu banyak berkontribusi.
Suara kita mungkin tidak terlalu lantang terdengar dalam perbaikan negeri, selain pada saat pemilihan kepala daerah/negara. Tapi, kita senantiasa dapat menyuarakan harapan kita pada Tuhan, kiranya Tuhan senantiasa memberikan perlindungan kepada umat-Nya melalui kebijakan yang dirancang para pemimpin, serta agar Tuhan menghembuskan angin perubahan, kemajuan yang lebih baik adil & makmur yang membawa kesejahteraan dan ketentraman bangsa & negara.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 14 (hari ke 492)
Tafsiran
Orang-orang yang menjalani kehidupan yang menentang Tuhan adalah orang-orang yang bebal. Dalam sorot pandang Allah di kemuliaan-Nya, orang-orang demikian sama seperti orang yang tak berakal budi. Sikap dan tindakan mereka bisa menyebabkan orang benar menderita. Namun orang benar harus belajar menilai hidup ini dari sorot pandang Allah, bukan dari apa yang dialami langsung.
Kebebalan orang fasik terlihat dalam dua hal: mencemooh hukum Allah (1-3) dan menganiaya umat Allah (4-6). Mengapa mereka berani berbuat demikian? Karena mereka berpikir "Tidak ada Allah" (1). Dalam zaman purba, semua orang percaya bahwa allah ada. Bahkan bangsa-bangsa di sekitar Israel menyembah banyak allah. Jadi pernyataan bahwa "tidak ada Allah" berarti anggapan bahwa Allah tidak akan ikut campur dalam kehidupan manusia. Karena itu mereka merasa bebas melakukan segala kejahatan yang melanggar hukum Allah. Namun salah besar bila mereka mengira bahwa Allah tinggal diam, terlebih ketika mereka memperlakukan umat-Nya secara keji (4). Mereka akan terkejut karena penghakiman Allah akan menimpa mereka (5-6). Allah akan melindungi dan memulihkan umat-Nya (7).
Mungkin muncul pertanyaan, "Mengapa Allah tidak langsung saja menghindarkan umat-Nya dari kejahatan? Apakah Ia lalai?" Tentu tidak. Namun Allah mau melatih umat-Nya untuk menjadi "cerdik seperti ular" (Mat. 10:16). Jika Allah selalu turun tangan ketika orang fasik menipu dan menjahati orang benar, maka umat Allah akan jadi orang yang tak berhikmat dan tak berdisiplin sebab tidak belajar hidup sesuai prinsip kebenaran. Namun bukan berarti bahwa Allah tidak akan campur tangan. Sebab akhirnya Allah akan menghukum orang fasik dan memulihkan umat-Nya.
Pemahaman ini kiranya menolong kita untuk bijak dalam bertindak menghadapi orang-orang fasik, sambil menantikan pertolongan Allah. Jangan takut hidup benar sebab Allah peduli atau akan menolong serta melindungi kita, umat-Nya
Merenungkan Mazmur 21
"Menyikapi Kesuksesan"
Mazmur 21:1 (TB) Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (21-2) TUHAN, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu!
Pasal ini menceritakan sebuah kemenangan besar, namun yang dimuliakan di sini bukanlah raja, tapi Tuhan yang memberikan kemenangan.
Daud tercatat sebagai raja paling sukses dalam sejarah bangsa Israel. Kemenangan demi kemenangan ia raih. Pada masa pemerintahannya, kejayaan berada dalam genggamannya. Namun coba perhatikan apa yang Daud katakan dalam Mazmur 21:2: "TUHAN, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu!" Dalam kesuksesan, Daud sama sekali tidak memegahkan diri.
Kesuksesan memiliki salibnya sendiri. Dan yang terbesar di antaranya adalah menahan diri dari serentetan dosa kesombongan dan pemegahan diri. Nah, bagaimana selama ini kita menyikapi kesuksesan dan pencapaian yang kita raih?
Kiranya, kita memiliki sikap seperti Daud, bukan berbahagia karena merasa diri hebat dan mampu, namun berbahagia karena menyadari bahwa Tuhan ada beserta kita untuk memberikan kemenangan.
Sama-sama menikmati kesuksesan dan keberhasilan, namun fokusnya beda, bukan diri sendiri, tapi Tuhan.
Berbahagialah bukan karena kita mampu, tapi karena Tuhan sudah memampukan
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini dengan sukacita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 22
"Ketika Ditinggalkan"
Mazmur 22:2 (TB) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
Mazmur 22 memang diyakini sebagai nubuat tentang apa yang akan dialami oleh Tuhan Yesus Kristus dalam hidup-Nya, secara khusus saat penyaliban-Nya. Hanya saja, saat ini, hal tersebut dirasakan oleh pemazmur.
Pemazmur, dan tentu saja Yesus juga mengalami hal yang sama. Dalam situasi yang genting, pemazmur dan Kristus sudah berdoa, berseru, dan bahkan meratap kepada Allah Bapa di surga. Akan tetapi, Allah seakan-akan mengabaikan dan meninggalkan mereka. Untuk ini, mereka memang mengeluh mengapa Allah meninggalkan mereka. Tapi, mereka sama sekali tidak menyimpan amarah terhadap-Nya. Sebaliknya, mereka tetap taat terhadap kehendak-Nya.
Saat ini, kita mungkin merasakan hal yang sama. Hidup rasanya begitu berat. Lebih berat lagi karena Allah yang selama ini kita andalkan seolah diam saja. Apa yang akan kita lakukan pada saat-saat seperti ini? Apakah tetap percaya pada-Nya atau justru menyimpan kepahitan?
Peristiwa Yesus disalib -- dimana Ia ditinggalkan oleh Allah -- seharusnya justru dapat menguatkan kita untuk tetap berharap kepada-Nya. Anugerah, kesetiaan, dan kebaikan di masa lalu dalam peristiwa pengorbanan Yesus itu seharusnya dapat menjadi dasar pengharapan kita saat ini dan masa depan.
Jika demi kita saja, Ia rela meninggalkan Anak-Nya yang tunggal, masakan Ia akan benar-benar meninggalkan kita sekarang? Tetap jaga pengharapan dalam-Nya! Ia tidak pernah benar-benar meninggalkan kita.
Kesetiaan-Nya di masa lalu seharusnya sudah cukup menjadi dasar pengharapan kita di masa kini dan mendatang
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita. Tetaplag terus berpengharapan kepada-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 23
"Tuhan Adalah Gembalaku"
Mazmur 23:1 (NKJV) The LORD is my shepherd; I shall not want
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku
Mazmur 23 ditulis Daud diperkirakan saat ia sedang dalam pelarian karena diburu putranya, Absalom. Ia sudah berusia cukup lanjut. Namun, ia tetap harus lari dari ancaman bahaya tapi juga harus menanggung penderitaan batin karena yang hendak membunuhnya adalah Absalom, anak kesayangannya.
Mazmur 23 tak pelak adalah sebuah mazmur yang menjadi pernyataan iman Daud. Terjemahan bahasa Inggris dengan lebih jelas menterjemahkan ayat 1 dengan pernyataan, " The LORD is my shepherd; I shall not want." Tuhan adalah Gembalaku, aku tidak butuh apa-apa lagi. Berapa banyak dari kita menyebut Dia sebagai Gembala, tapi masih menuntut ini itu dari-Nya?
Pengibaratan Tuhan sebagai Gembala juga artinya Daud menunjukan dirinya sendiri adalah domba, hewan bodoh yang amat bergantung pada gembalanya. Meski kondisinya tidak nyaman, tapi di sini Daud percaya Tuhan pasti membawanya ke tempat yang tepat, bahkan gada (alat pemukul) pun disebut menghibur dirinya (ay.4).
Mazmur 23 ini jelas mazmur yang sangat indah. Jika kita hafal bahkan sering mengutipnya, mari kita juga mengimani maknanya dalam hidup kita.
Tuhan adalah gembala kita, itu sudah sangat cukup
Selamat berkarya tetap semangat dan jalani hidup ini dengan penuh berpengharapan pada DIA.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 25
"3 Sikap dalam Doa"
Mazmur 25:4 (TB) Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku.
Dalam Mazmur 25 ini, kita lagi-lagi membaca sebuah doa dari seseorang yang tampak menghadapi masalah hidup yang luar biasa berat. Dalam kondisi seperti itu, pemazmur berdoa. Apa yang didoakan? Apakah agar masalah itu segera berlalu? Ternyata tidak. Mazmur ini justru berisi setidaknya tiga hal.
Pertama, keterbukaan. Ayat 1-4 menyatakan hal ini. Keterbukaan untuk dipimpin, dibimbing, dan diarahkan oleh Tuhan adalah hal penting pertama yang harus kita miliki saat menghadapi pergumulan.
Kedua, pengharapan. Saat kita berdoa, kita sedang berharap pada Allah. Doa bukanlah salah satu alternatif agar kita bisa lepas dari masalah. Doa adalah jalan yang paling utama karena Tuhanlah yang menjadi Sumber Pengharapan kita yang utama. Bukan berarti kita lalu hanya berdoa dan tak melakukan apa-apa. Tapi, sebagaimana point' satu tadi, kita berdoa dan melakukan apa yang Tuhan mau kita lakukan.
Ketiga, mohon pengampunan (ay.7). Menyadari akan kesalahan dan kelemahan kita adalah sikap hati yang membuat kita bisa dibentuk dan diarahkan. Hati yang paling sulit dibentuk adalah yang hati yang sudah merasa benar dan merasa dirinya kuat. Tapi, ketika seseorang sadar bahwa dirinya lemah dan rentan melakukan dosa, maka ia akan mau dibentuk dan perlindungan Tuhan pun akan menyertainya.
3 sikap dalam doa : terbuka, berharap pada Tuhan, dan menyadari kelemahan kita
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 15 (hari ke 493)
Tafsiran
Pertanyaan abadi bagi Kristen. Mazmur 15 ini harus dihafalkan oleh Kristen sepanjang hidupnya, sebab Mazmur ini berisi pertanyaan dan jawaban yang senantiasa harus ditanyakan dan dijawab oleh Kristen sepanjang kehidupannya sebagai alat evaluasi.
Pertanyaan yang ada dalam mazmur ini sebetulnya tidak perlu diajukan, sebab siapa yang boleh menumpang dalam kemah Allah dan diam di gunung-Nya yang kudus? Siapa yang dapat mempunyai kualitas kehidupan sesuai dengan standar yang dipaparkan oleh pemazmur (ayat 2-5)? Jawabannya adalah tidak seorang pun, kecuali Yesus Kristus dan mereka yang sudah dibenarkan di dalam Dia yaitu Kristen. Jika demikian apakah sekarang Kristen bebas untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri? Tidak! Kristen harus senantiasa berusaha untuk mempunyai gaya hidup seperti yang dipaparkan pemazmur (ayat 2-5), sebab bagaimana mungkin di satu sisi kita bersaksi dan yakin bahwa kita mempunyai persekutuan yang indah dan dekat dengan Allah sedangkan di sisi lain kita melakukan hal- hal yang dibenci oleh-Nya?
Karena itu kualitas kehidupan yang dipaparkan oleh pemazmur harus menjadi bahan evaluasi bagi kehidupan kita.
Pertama, Kristen harus berusaha keras untuk mempunyai kualitas moral yang tidak bercela dalam kehidupan pernikahan, keluarga, sosial, maupun pribadinya (ayat 2). Di tengah-tengah masyarakat dimana moralitas sudah dikalahkan dengan kepentingan dan keuntungan pribadi, tekad Kristen tidaklah mudah.
Kedua, ia juga harus menegakkan keadilan dan tidak mengambil untung dari pihak yang lemah (ayat 2, 3, 5). Kita harus memberikan keadilan bukan mencari keadilan. Seringkali prinsip keadilan ini berbenturan dengan prinsip ekonomi yang sudah terlanjur kita yakini yaitu mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dengan usaha sekecil-kecilnya. Namun bagaimana pun juga Kristen harus tetap menegakkan keadilan, walaupun konsekuensinya berat.
Ketiga, Kristen harus jujur dalam perkataan tanpa syarat dan menggunakan mulut bibirnya untuk membangun orang lain, bukan untuk menjatuhkannya.
Renungkan: Marilah kita senantiasa menanyakan kepada diri kita pertanyaan pemazmur ini dan mencoba menjawabnya dengan mengevaluasi kehidupan kita di bawah terang uraian pemazmur. Bagaimanakah kualitas kehidupan kekristenan kita?
Pembacaan MAZMUR 16 (hari ke 494)
Tafsiran
Iman dan kesehatan manusia. Berbicara tentang iman seringkali membawa kita kepada konsep-konsep yang abstrak, seakan tak ada hubungannya dengan realita kehidupan sehari-hari. Mazmur 16 mengajarkan kepada kita realita iman, manifestasi iman, dan peran iman bagi kebahagiaan manusia.
Doa pemazmur (ayat 1) mengungkapkan imannya terhadap Allah. Imannya senantiasa menyadarkannya akan realita kehidupan yang sering tidak bersahabat. Iman yang ia miliki juga terungkap di dalam kepuasannya terhadap Allah (ayat 2, 5). Apa pun yang ia alami, ia tetap yakin bahwa Allah yang terbaik dan akan selalu menjadi yang terbaik. Pemazmur mengungkapkan bahwa orang yang beriman kepada Allah adalah orang yang selalu rindu untuk bersekutu dengan saudara lainnya yang seiman, dan berbuat kebaikan kepada mereka (ayat 3). Perbedaan antara orang beriman dan yang tidak, dapat diidentifikasikan dengan melihat perbuatan dan perkataan mereka (ayat 4).
Di samping membuat orang puas dengan Allah, iman juga membuat orang puas dengan kehidupannya (ayat 6). Ini tidak berarti bahwa iman membuat orang menjadi cepat puas sehingga tidak ada niat dan kerja keras untuk terus memperbaiki taraf hidupnya. Namun kepuasan ini yang memampukan orang beriman untuk mensyukuri setiap yang dimiliki dan tidak iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain. Iman juga akan menjauhkan Kristen dari rasa kuatir dan gentar menghadapi masa depan, sebab masa depan terletak dalam genggaman tangan Tuhan dan Ia senantiasa menyertainya (ayat 8, 11). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa iman berhubungan erat dengan kesehatan jiwa dan fisik seseorang (ayat 9).
Renungkan: Seorang yang merasa puas, hatinya akan bersukacita dan tentram.
Pembacaan MAZMUR,17 (hari ke 495)
Tafsiran
Kristen dan penderitaan (1). Seorang filsuf besar, Albert Camus, mengatakan bahwa kehidupan manusia tidak bermakna. Seluruh keberadaan manusia adalah absurd. Hal ini kentara sekali dari penderitaan orang yang tak berdosa. Karena itu ia tidak mengakui adanya Tuhan. Ia menganjurkan manusia memberontak dan memerangi ketidakadilan, penderitaan, dan maut. Ia tidak mau pasrah serta sabar dalam menantikan pengadilan Tuhan. Paham filsafat ini telah merasuki kehidupan manusia masa kini. Banyak orang menjadi pemberontak Allah ketika mengalami penindasan dan ketidakadilan. Apakah Kristen juga akan seperti manusia yang lain sebab menjadi Kristen di negara kita saat ini dapat disamakan dengan menjemput kesulitan dan masalah? Kita dapat terbebas dari pengaruh filsafat Camus dan tetap setia sebagai Kristen jika mau belajar dari resep Daud melalui mazmur ratapan kita hari ini.
Daud menyadari sepenuhnya bahwa kebenaran dan kesucian hidupnya (3-5), tidak menjamin bahwa ia akan terluput dari ketidakadilan dan penindasan (9-12) sebab ia memahami bahwa ia hidup dalam dunia yang seluruh sistemnya sudah jatuh ke dalam kuasa dosa. Pemahamannya ini mencegah dia untuk menjadi pemberontak. Sebaliknya ia secara penuh menyerahkan perkaranya kepada Pihak yang berkuasa dan berdaulat atas dunia yang berdosa ini yaitu Allah (2,6). Ia mempunyai keyakinan bahwa Allah adalah hakim yang adil dan yang menyertai orang-orang benar yang berserah kepada-Nya dalam menghadapi penindasan (7). Daud juga tidak iri akan keberhasilan secara materi para penindasnya. Bahkan ia memohon agar para musuh dan keturunannya dapat tetap menikmati kekayaan dunia (14) sebab bagiannya bukan menikmati kekayaan dunia melainkan kehadiran Allah yang akan memuaskan hidupnya (15). Jadi permohonannya kepada Allah agar Ia menindak para musuhnya (13) bukan dipengaruhi oleh nafsu balas dendam namun memberikan tempat kepada Allah untuk menjadi hakim atas perkaranya.
Renungkan: Pemahaman akan kehidupan di dunia ini serta peran Allah di dalamnya, dan hati yang selalu rindu untuk dikenyangkan oleh hadirat Allah bukan kekayaan materi, melainkan kunci bagi kita untuk tetap teguh berdiri menghadapi penindasan dan ketidakadilan. Bagaimana kita dapat memiliki kedua hal di atas sebab cepat atau lambat kita akan mengalami penindasan dan ketidakadilan di bumi ini?
Pembacaan MAZMUR 18 (hari ke 496)
Tafsiran
Pengalaman hidup pemazmur bersama Allah penuh dengan dinamika. Ia mengalami tekanan dalam hidup, tetapi kemudian merasakan kelepasan dan kemenangan karena Allah. Itulah sebabnya, ia menutup mazmurnya dengan syukur dan puji-pujian.
Puji-pujian pemazmur dimulai dengan pernyataan iman bahwa Tuhan hidup (ayat 47). Ini nyata di dalam pengalaman yang telah dijalani pemazmur. Pergumulan hidup dan kelepasan yang dia peroleh membuat pemazmur belajar dan menemukan bahwa Allah adalah Tuhan yang hidup. Maka kelepasan dan kemenangan dari musuh menjadi sesuatu hal yang bisa terjadi (ayat 48-49), karena Allah yang berperan di dalam segala sesuatu yang terjadi. Tuhan menyatakan anugerah-Nya kepada pemazmur dengan menjadikan dia sebagai raja atas umat pilihan-Nya. Namun bukan hanya itu. Tuhan juga menyatakan kesetiaan-Nya kepada keturunan pemazmur, sebagai orang yang Dia urapi (ayat 51). Tidak mungkin berhala mati buatan tangan manusia melakukan semua itu. Hanya Tuhan yang hidup, yang mulia dan yang berkuasa! Itu semua membuat pemazmur mengumandangkan syukurnya, bahkan sampai menembus batas ruang lingkup bangsanya (ayat 50). Ia ingin bangsa-bangsa mengetahui juga kebesaran dan kemuliaan Allahnya.
Orang yang mengalami anugerah Allah di dalam Kristus atas hidupnya tidak mungkin hidup tanpa rasa syukur dan pujian kepada Allah. Dan orang yang di dalam dirinya telah lahir syukur dan pujian, tidak mungkin berdiam diri saja atau menyimpan semua itu di dalam hati. Syukur dan pujian niscaya bersuara dan harus berbicara. Orang-orang disekeliling kita perlu tahu bahwa Tuhanlah yang telah berkarya di dalam hidup kita. Dengan demikian akan ada orang yang tertarik kepada Allah di dalam Kristus karena kekaguman atas campur tangan-Nya di dalam hidup kita. Kiranya kita menjadikan hidup kita sebagai lagu pujian yang mengumandangkan karya dan kemuliaan Allah yang mulia.
Pembacaan MAZMUR 19 (hari ke 497)
Tafsiran
Indahnya berintereaksi dengan firman-Nya. Allah telah menyatakan kemuliaan dan pekerjaan tangan- Nya melalui ciptaan-Nya (2-7). Melalui alam semesta ini manusia sebetulnya dapat mengenal hikmat, kekuatan, serta kebaikan Allah. Walaupun alam semesta tidak dikaruniai kemampuan untuk berbicara (4), kebisuan mereka mampu menceritakan kemuliaan Allah sehingga didengar oleh siapa pun, dimana pun, serta kapan pun.
Penyataan Allah tidak berhenti sampai di sini sebab penyataan umum melalui alam semesta tidak mungkin memampukan manusia bertahan dalam kehidupan ini dan memiliki hidup yang berkenan kepada-Nya (15). Karena itu penyataan umum ini diperkaya dengan penyataan khusus Allah yaitu firman-Nya (8-11). Melaluinya Allah menjalin hubungan dengan manusia secara langsung dan menyentuh keberadaan manusia hingga ke pusat kehendaknya yaitu mulai dari akal budi, hati, hingga jiwa. Sentuhan yang dilakukan oleh firman-Nya adalah sentuhan secara pribadi dan bekerja di dalam diri manusia. Manusia yang tersentuh oleh firman-Nya menjadi manusia yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi di sekitarnya. Apa pun yang terjadi jiwanya tetap segar dan hatinya tetap bersuka. Kesegaran dan kesukaan itu akan memancar keluar dari matanya sehingga orang lain dapat menyaksikannya (9). Ia akan menyadari dosa- dosanya, dan mengerti bagaimana seharusnya ia hidup (12), serta ketidakmampuannya untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya (13). Daud menyadari semuanya ini dan dituntun untuk memohon kepada Allah agar dianugerahi kemampuan dan kesempatan untuk hidup berkenan kepada- Nya (14-15).
Jika alam semesta bekerja dalam kebisuannya, firman itu akan bekerja dalam intereaksinya dengan manusia. Karena itu manusia harus mempelajari dan memegang teguh firman-Nya seperti yang diteladankan oleh Daud (12-13).
Renungkan: Betapa indah, sempurna, teguh, tepat, murni, benar dan lebih bernilainya firman Allah dari segala kemuliaan harta dunia, (11). Karena itu jangan biarkan firman itu diam dalam kebisuan karena keengganan kita untuk berintereaksi dengannya. Keindahan dan kekuatannya akan bekerja dalam diri kita jika kita mau menyediakan waktu secara khusus untuk berintereaksi dengannya.
Pembacaan MAZMUR 20 (hari ke 498)
Tafsiran
Mazmur ini kemungkinan besar lahir dalam konteks perang yang harus dilakukan raja Israel (ayat 7-10). Dalam peperangan, perhitungan yang masak, sarana perang yang baik dan strategi adalah hal-hal utama untuk mencapai kemenangan. Namun untuk raja dan pemimpin Israel perlu hal lain lebih penting daripada sekadar unsur strategis tadi.
Pertama, raja perlu dukungan doa rakyat. Uniknya doa rakyat dalam mazmur ini tidak semata ditujukan kepada Allah tetapi ditujukan kepada raja (ayat 2-6). Itu berarti raja diingatkan bahwa bukan saja dukungan rakyat vital bagi keberhasilannya, tetapi jawab Tuhan atas doa tersebut adalah yang terpenting. Itu berarti pula bahwa dukungan dan doa rakyat harus sesuai dengan kehendak Allah. Usaha dan rancangan raja ditempatkan di bawah ketentuan tempat kudus. Doa rakyat saja tidak cukup. Raja perlu dukungan hamba Allah. Suara imam atau nabi (ayat 7-9) mengingatkan raja bahwa keberhasilan itu tidak berasal dari kemampuannya semata tetapi dari tangan kanan Allah yang perkasa (ayat 7b).
Sejarah Israel dan Yehuda memiliki contoh-contoh raja yang agung dan besar. Raja-raja seperti Salomo, Omri, Yerobeam II dan lainnya adalah raja-raja yang sukses dari segi kepemimpinan politis, perluasan wilayah, kemajuan ekonomi dan lainnya. Tetapi mereka gagal karena mereka tidak taat, bermegah dan bersandar pada kekuatan selain Allah. Mereka bahkan murtad. Bukan kepemimpinan demikian yang kini dipaparkan mazmur ini. Kepemimpinan yang kita perlu doakan dan ingatkan kepada para pemimpin agar terdapat dalam mereka adalah kepemimpinan yang mengandalkan Allah dan melaksanakan kehendak-Nya.
Renungkan: Seorang pemimpin yang baik adalah orang yang sadar bahwa ia adalah hamba Allah dan dalam kesadaran itu bertindak taat mengandalkan Allah, membiarkan dirinya dipakai Allah untuk memimpin umat-Nya.
Pembacaan MAZMUR 21 (hari ke 499)
Tafsiran
Kejayaan pemimpin dan rakyatnya. Betapa indah kehidupan seorang raja atau pemimpin seperti yang digambarkan dalam mazmur kita hari ini. Kesukacitaan dan kegirangan meliputi kehidupannya karena sukses demi sukses diraihnya (2, 6). Kesuksesan itu membuat posisi dan kedudukannya sebagai pemimpin semakin kokoh (6) karena tiada yang mampu menjatuhkannya jika Allah selalu dipihaknya. Bahaya dan serangan musuh akan selalu ada namun Allah selalu bersamanya dan berperang baginya (9-13). Seluruh program pembangunan bangsa dan negaranya akan terlaksana dengan baik karena pertolongan Tuhan (3). Kehidupan pribadinya secara fisik, kejiwaan, dan materi sangat memuaskan (4, 5). Yang paling indah dalam kehidupan seorang pemimpin di atas bukan terletak pada kelimpahan materi, kejayaan, dan keberhasilannya, melainkan terpusatnya seluruh kegiatan pribadi maupun pemerintahannya kepada Allah. Buktinya setiap keberhasilan yang dicapai selalu berasal dari Allah. Apa kunci kejayaan seorang pemimpin? Tidak lain dan tidak bukan adalah kepercayaan penuh kepada pemeliharaan dan kesetiaan Allah yang senantiasa menopangnya (8).
Kejayaan seorang raja yang hidupnya berpusat kepada Allah bukan untuk dinikmati sendiri namun untuk negara dan seluruh rakyatnya, sebab salah satu peran terbesar dari seorang pemimpin adalah menjadi saluran berkat bagi rakyatnya (7). Betapa indahnya sebuah negara bila pemimpinnya menyadari bahwa perannya yang paling besar adalah menjadi saluran berkat dari Allah. Ia akan selalu memikirkan dan memprioritaskan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat banyak, dan bukan kemakmuran dan kesejahteraan dirinya sendiri. Ia juga akan mendapatkan dukungan doa dari seluruh rakyatnya (14). Tidak hanya itu, apa yang ia lakukan membawa rakyatnya kepada kebangkitan rohani (14). Mereka akan menempatkan diri mereka secara benar di hadapan Allah yaitu sebagai umat- Nya, memuliakan Tuhan dan bergantung kepada anugerah- Nya.
Renungkan: Betapa indahnya Indonesia jika pemimpinnya mempunyai kualitas pemimpin yang mampu membawa perbaikan kehidupan rohani, sosial, dan ekonomi bangsa secara menyeluruh. Marilah Kristen bersatu hati dan berdoa agar Allah mengaruniakan kepada bangsa kita pemimpin- pemimpin seperti di atas.
Merenungkan Mazmur 26
"Berani Diselidiki"
Mazmur 26:2 (TB) Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Daud sebagai raja, ia sangat berkuasa. Tapi, itu tidak membuatnya selalu menuntut privasinya dihargai, merasa dirinya lebih benar, anti dikoreksi ataupun kritik dsb. Bahkan kepada Allah, ia berkata, "Ujilah aku, Tuhan dan cobalah aku; selidiki batinku dan hatiku." (ay 2). Daud bukan hanya berani diuji dan diselidiki harta, laporan, atau latar belakangnya saja, ia berani diselidiki batin dan hatinya.
Apa yang Daud nyatakan ini bukan berarti menentang atau menganggap dirinya paling benar. Daud memang sudah hidup benar. Tapi, ia tahu bahwa dirinya tak bisa benar jika tidak dibenarkan Allah. Untuk itulah ia berseru pada Tuhan dan minta Tuhan mengoreksinya. Inilah sikap hati yang harus dimiliki orang percaya.
Tidak seperti pemuda kaya yang merasa dirinya berhak beroleh hidup kekal karena sudah berbuat baik (Mat. 19:16-26), Daud sadar bahwa meski ia sudah berbuat benar, tetap saja Tuhanlah yang menentukan. Sudahkah kita memiliki kesadaran seperti Daud ini ?
Bukan berapa benar hidup kita, tapi Tuhanlah yang melayakan kita
Selamat malam & istirahat
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 27
"Tinggal di Rumah Tuhan"
Mazmur 27:4 (TB) Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
Tempat favorit Daud adalah rumah Tuhan (ay. 4). Meskipun Daud bukan seorang imam dan ia tidak bisa menjadi imam (karena dia bukan dari suku Lewi), rumah Tuhan adalah kerinduannya. Bahkan yang ia rindukan adalah bisa berada di rumah Tuhan itu seumur hidupnya!
Mari kita cermati hal ini. Daud, seorang yang disebut berkenan di mata Tuhan, punya kerinduan paling besar yaitu tinggal dalam rumah Tuhan. Alasan Daud memiliki kerinduan seperti itu tentu saja karena ia begitu mengasihi Tuhan dan selalu ingin bersekutu dengan-Nya.
Makna tinggal di rumah Tuhan adalah berada dekat dengan Dia. Tinggal di rumah Tuhan juga berarti melakukan dan mentaati ketetapan-Nya sebagai Tuan rumah. Kerinduan Daud ini jelas menunjukkan ketergantungannya pada Tuhan. Meski seorang raja, Daud tetap sadar bahwa hanya di dalam Tuhanlah ia mendapat perlindungan dan kemurahan (ay. 4-5). Sebagai orang percaya, apakah kita juga menyadari akan hal ini?.
Sudahkah kita sadar bahwa hanya di dalam Dialah, kita bisa mengalami kelepasan, kemurahan, dan perlindungan? Jika ya, mari kita hidup sebagai orang yang sudah tinggal di dalam Tuhan dengan mentaati ketetapan-Nya.
Ketika kita tinggal di dalam Tuhan, kita akan mentaati aturan-Nya.
Selamat berkarya dan jangan lupa untuk selalu bersyukur.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 28
"Ketika Tuhan Diam"
Mazmur 28:1 (TB) Dari Daud. Kepada-Mu, ya TUHAN, gunung batuku, aku berseru, janganlah berdiam diri terhadap aku, sebab, jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur.
Di mazmur ini, Daud merasa Allah seolah sedang mendiamkannya. Daud pun sangat sedih. Sebagai gambaran, mazmur ini diperkirakan ditulis saat Daud dalam dilema. Daud sedang melarikan diri dari Absalom, anaknya yang ingin membunuhnya. Pasukan yang setia pada Daud kini maju melawan Absalom. Ini kondisi yang amat menyedihkan.
Kondisi ini yang membuat Daud merasa Tuhan seolah sedang mendiamkannya. Tapi, meski "didiamkan", Daud tidak putus asa. Ia terus berseru kepada Tuhan. Maka, kita bisa melihat bahwa Daud di ayat 1-5 dilanda kegalauan, tapi mulai ayat 6, situasi berubah. Tuhan menjawab Daud. Sukacita, pengharapan, dan semangat Daud pun kembali.
Mazmur ini menunjukkan bahwa tidak pernah sia-sia jika kita berseru kepada Tuhan. Bahkan sekalipun ada waktu Tuhan sendiri seolah mendiamkan kita, seolah ada pertolongan diberikan-Nya, ingatlah bahwa bagaimanapun Ia adalah Allah yang penuh kasih. Tak akan dibiarkan-Nya orang yang berharap pada-Nya untuk terus hidup dalam kebingungan. Tetaplah berharap dan berseru pada-Nya. Jangan justru putus asa atau malah berpaling mencari-cari pertolongan dari pihak lain. Ada kalanya justru pada saat-saat seperti inilah iman kita diuji.
Bahkan ketika Tuhan seolah diam, tetaplah berseru kepada-Nya.
Selamat berjuang dan terus berkarya. Dan jangan lupakan kebaikan-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 29
"Berkuasa atas Badai"
Mazmur 29:10 (TB) TUHAN bersemayam di atas air bah, TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya.
Membaca mazmur ini, kita mungkin ingat satu kejadian berabad-abad kemudian. Ya, kejadian itu adalah ketika para murid menyaksikan Yesus menghardik badai yang mengamuk (Mat. 8:23-27). Di sini, kita melihat Tuhan mendemonstrasikan kuasa-Nya, sebagaimana dinyatakan mazmur ini, secara literal!
Dalam hidup ini, sering kali kita pun harus menghadapi masalah dan tantangan yang luar biasa besar. Ibarat badai yang mengamuk, gelombang laut yang bergelora, letusan gunung yang menghancurkan dan gurun yang tak kenal ampun, kita tak berdaya menghadapinya. Namun, mazmur ini, bukanlah sekedar puisi pengibaratan. Yesus sendiri menunjukkan bahwa kuasa-Nya benar-benar nyata di atas segalanya. Oleh karena itu, dua hal yang harus kita sadari.
▪︎Pertama, bahwa Dia Allah yang lebih besar dari segalanya, maka kita harus menghormati Dia.
▪︎Kedua, bahwa kita sangat bisa berharap pada pertolongan-Nya. Dia berkuasa menolong kita sehingga bersama Dia, kita tidak hanya bisa melewati, tapi bahkan bisa mengalahkan badai.
Kita berseru pada Tuhan karena kuasa-Nya jauh melebihi segala beban dan masalah hidup kita.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita dengan penuh semangat serta teruslah minta pertolongan-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 30
"Membuka Kain Kabung"
Mazmur 30:11 (TB) (30-12) Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita,
Daud pernah mengalami masa-masa yang sangat menyedihkan. Sebegitu hebat penderitaan dan kesedihannya, sampai-sampai ia mengenakan kain kabung. Namun demikian, Tuhan telah membuka kain kabungnya. Daud meratap hebat, tapi Tuhan mengubah ratapannya itu menjadi tari-tarian.
Hidup tidak selalu menjanjikan kemudahan. Ada kalanya kita menjalani hidup dengan air mata, namun percayalah bahwa tak selamanya kita ditimpa kemalangan. Tuhanlah yang akan mengubah keadaan kita. Ratapan dan tangisan kita akan diubah menjadi tari-tarian. Tetaplah berharap kepada Tuhan dan nantikanlah pertolongan-Nya.
Pemazmur berkata, "Sepanjang malam ada tangisan, namun menjelang pagi terdengar sorak-sorai." Tuhan mengubah keadaan kita begitu cepat! Percayalah akan kasih setia-Nya yang besar kepada kita.
Tuhan mengubah ratapan menjadi tari-tarian. Tuhan membuka kain kabung dan menggantikannya dengan sukacita.
Selamat berkarya tetaplah semangat dan jalani hidup ini dengan terus mengandalkan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 31
"Tempat Teraman"
Mazmur 31:3 (TB) (31-4) Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
Tak dapat dipungkiri bahwa Daud mengalami pergumulan paling hebat dalam hidupnya. Apa kunci keberhasilan Daud sehingga ia bisa keluar dari situasi yang mengepungnya? Tidak lari kepada berhala (ay.7), melainkan menjadikan Tuhan sebagai kubu pertahanan dan tempat perlindungan (ay.3-4).
Banyak orang Kristen berfikir bahwa uang, kekuasaan dan koneksi bisa meluputkannya dari masalah. Namun sesungguhnya mengandalkan kepada manusia dan bersandar pada kekuatan sendiri adalah penyembahan berhala! Lari kepada berhala adalah sebuah kebodohan sebab berhala tidak akan bisa meluputkan kita. Hanya Tuhanlah yang sanggup meluputkan kita (ay.2).
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini, tetaplah semangat dan bersandarlah kepada-Nya
Tempat teraman di dunia adalah ketika kita menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan dan kubu pertahanan
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan Mazmur 22 (hari ke 500)
Jawaban bagi orang yang tertindas.
Banyak doa berhenti sampai pada keluhan putus asa dan bahkan banyak orang Kristen berhenti berdoa karena putus asa. Memang tekanan hidup dan penindasan yang begitu dahsyat sering menyebabkan iman menjadi luluh dan semangat penyerahan berganti dengan kepahitan bahkan dendam.
Syukur kepada Tuhan! Pemazmur tidak berhenti sampai di sini. Pemazmur melanjutkan doanya dengan seruan permohonan yang disertai keyakinan. Ia memohon sekali lagi agar Tuhan segera menolong (ayat 20-22), dan ia memuji Tuhan untuk pertolongan yang akan datang, juga mengajak umat Tuhan untuk memuji Tuhan (ayat 23-24,26-27). Adalah keyakinan pemazmur bahwa Tuhan tidak melupakan atau membuang dirinya (ayat 25a), sebaliknya Tuhan akan mendengar dan menolongnya (ayat 25b). Itu sebabnya pemazmur bertekad melaksanakan nazarnya (ayat 26b). Pemazmur tahu bahwa Tuhan berdaulat atas isi seluruh bumi (ayat 28-29), semua akan tunduk di hadapan-Nya, semua yang dulu menentang-Nya dengan sombong (ayat 30), juga semua yang tetap setia dan berharap kepada-Nya (ayat 31-32).
Sama seperti si pemazmur, orang yang tertindas, memperoleh jawaban yang menyejukkan, demikian juga orang percaya masa kini pun dapat disejukkan dari panasnya api penderitaan dengan meyakini sekali lagi kedaulatan dan kasih setia Tuhan yang sudah dan akan menyelamatkan mereka sekali lagi. Pemazmur memang luar biasa. Ia tidak kehilangan iman, melainkan percaya penuh kepada kasih setia Tuhan. Yang lebih luar biasa lagi, ia tidak memintakan pembalasan dendam karena pembalasan adalah hak Allah (Rom. 12:19).
Renungkan: Teladan yang lebih indah lagi adalah ketika Tuhan Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Pembacaan Mazmur 23 (hari ke 501)
Indahnya kehidupan Kristen.
Menggunakan gambaran domba yang dipelihara oleh gembala (1-4) dan tamu di hadapan tuan rumah yang sangat baik hati (5-6), Daud menggambarkan betapa indahnya hidup dalam pemeliharaan Allah. Mengapa?
Domba adalah binatang yang tidak dapat hidup lepas dari sang gembala sebab ia tidak dapat mencari makan dan minum sendiri atau pun melindungi dirinya sendiri dari serangan binatang buas. Demikian pula Daud sebagai domba dalam menjalani hidup di dunia, ia senantiasa membutuhkan pertolongan Allah. Ia bukan hanya tidak akan kekurangan namun materi yang ia dapatkan akan menyehatkan dan menyegarkan dirinya, bukannya membuatnya sakit (2), sebab gembalanya akan membimbingnya untuk mendapatkan materi secara benar dan sehat (3). Gambaran ini mengandung kebenaran yang dalam yaitu materi untuk memenuhi kebutuhan fisik yang kita dapatkan tanpa bimbingan Tuhan justru akan menghancurkan kita sebab materi itu mungkin rumput yang beracun atau air yang di dasarnya terdapat pusaran arus yang deras sehingga akan menenggelamkan kita. Daud juga menyadari bahwa ia bukan hidup di surga namun di dunia yang telah jatuh ke dalam kuasa dosa. Karena itu ia tidak heran jika suatu saat harus mengalami penindasan dan ketidakadilan yang akan membawanya kepada kematian. Ia tidak takut sebab ia tahu bahwa Allah yang menyertai adalah Allah yang berkuasa menjaga dan melindunginya (4).
Mampukah Anda menikmati makanan lezat di sebuah perjamuan jika Anda tahu musuh-musuh sedang menanti untuk menghancurkan Anda? Daud mampu. Ia yakin bahwa dirinya adalah tamu Allah. Di zaman Timur Tengah purba, tamu adalah raja dan kebutuhannya harus dipenuhi sang tuan rumah. Selain itu seorang tuan rumah bertanggungjawab atas keselamatan tamunya. Ini membuat dirinya tetap tenang dalam segala situasi dan tetap dapat menikmati setiap berkat yang disediakan Allah walaupun sedang menembus badai krisis (5-6).
Renungkan: Selidikilah kehidupan Anda! Apakah segala berkat materi yang Anda miliki sekarang merupakan rumput hijau dan air yang tenang? Apakah Anda dapat tetap tenang menikmati kehidupan ini walaupun gejolak sosial dan politik semakin memanas? Ingat, Anda adalah domba sekaligus tamu dari Gembala dan Tuan Rumah Agung yaitu Allah.
Pembacaan Mazmur 24 (hari ke 502)
Hari ini harinya Tuhan.
Zaman Israel purba, mazmur 24 merupakan mazmur yang khusus dinyanyikan dalam setiap penyembahan di Bait Allah pada hari pertama. Mazmur ini dinyanyikan secara bergantian antara pemimpin penyembahan dengan umat Israel, sebagai manifestasi dari kesiapan hati dan seluruh keberadaan bangsa Israel untuk menyambut hadirat kemuliaan Allah.
Mula-mula seluruh umat Israel menyanyikan ayat 1-2, yang merupakan pengakuan bahwa Allahlah Pemilik seluruh bumi dan segala isinya termasuk manusia, karena Ialah yang menciptakan, menetapkan, dan memelihara. Mereka menyatakan dengan tegas apa pun yang mereka miliki baik itu kekayaan, kepandaian, bahkan kehidupannya adalah milik Tuhan. Karena itu mereka harus mendayagunakan semuanya dengan benar dan penuh rasa tanggung jawab. Pemimpin ibadah segera menyambung pujian itu dengan pertanyaan (3) agar jemaat mengevaluasi sudahkah hidup mereka layak di hadapan-Nya. Segera jemaat menjawab bahwa mereka yang mengakui kepemilikan Allah secara mutlak dalam kehidupan sehari-harilah yang layak datang kepada-Nya (4-6). Orang yang menggunakan tangannya untuk pekerjaan kotor, mendapatkan keuntungan materi dari orang lain, dan menipu untuk keuntungan pribadi sama dengan merampok harta Allah. Akhirnya penyembahan itu ditutup dengan seruan bersama untuk menyambut Raja Kemuliaan (7-10) sebagai pernyataan bahwa mereka telah berusaha hidup dengan mengakui dan menghargai kedaulatan Allah atas seluruh keberadaan mereka dengan segala kekayaannya.
Renungkan: Betapa indahnya jika hidup kita setiap hari dievaluasi berdasarkan mazmur ini sehingga kita dapat menutup setiap hari dengan pujian bagi kemuliaan-Nya
Merenungkan Mazmur 32
"Tidak Diperhitungkan Tuhan"
Mazmur 32:1 (TB) Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
Mazmur 32 ini ditulis setelah Daud jatuh ke dalam dosa karena perzinahannya dengan Betsyeba (2 Samuel 12). Seperti halnya kita, Daud juga sangat menyesal, takut kalau-kalau Tuhan tidak mengampuni pelanggarannya. Namun Tuhan penuh dengan kasih setia mengampuninya. Tak hanya itu, kesalahan Daud juga tidak diperhitungkan oleh Tuhan (ay. 2).
Bersyukur Tuhan memperhitungkan iman kita, namun justru tidak memperhitungkan kesalahan kita. Itulah Tuhan yang penuh dengan kasih setia. Hanya karena Tuhan selalu mengampuni pelanggaran kita, itu bukan menjadi alasan untuk bertekun di dalam dosa-dosa kita. Ini namanya mempermainkan Tuhan.
Namun jika kita memang jatuh ke dalam dosa dan kita sungguh-sungguh bertobat, maka Tuhan akan mengampuni dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9). Ketika kita berbuat dosa, janganlah pernah lari dari hadapan Tuhan. Sebaliknya, datanglah kepada Tuhan dan mintalah belas kasihan-Nya untuk mengampuni pelanggaran kita.
Tidak ada yang lebih berbahagia dibandingkan dengan seseorang yang pelanggarannya tidak diperhitungkan Tuhan
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 25 (hari ke 503)
Nats :
Mazmur 25:12 (TB) Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya
.
Pembacaan MAZMUR 26 (hari ke 504)
Tafsiran
Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan. Kehidupan seorang yang mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah adalah kehidupan yang penuh kekuatan dan dinamika yang tinggi. Kesulitan, tantangan, dan penindasan akan datang silih berganti menerjang kehidupannya. Pada waktu badai datang, ia mungkin akan terhempas dan ditenggelamkan olehnya. Namun tidak lama berselang ia akan muncul mengatasi badai itu dengan kekuatan yang baru bahkan dari mulutnya akan keluar puji-pujian yang indah kepada Allah.
Ini bukan suatu teori namun kenyataan yang sudah dialami oleh Daud. Baru saja ia meratap agar ia tidak dibiarkan hancur bersama orang-orang berdosa (9-10), namun segera dilanjutkan dengan ungkapan yang menyatakan kondisinya telah berubah dan kini ia akan memuji-muji Tuhan (12). Mengapa bisa demikian? Sebab Daud mempunyai keyakinan besar dalam doa. Keyakinan Daud yang besar akan doa berdasarkan pada pengenalannya akan Allah dan juga bergantung kepada keyakinannya bahwa ia hidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah. Bagi Daud persekutuan yang erat dengan Allah tidak harus dimanifestasikan melalui tindakan supranatural melainkan harus selalu terpancar dari tindakannya dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Berikut manifestasi orang yang akrab dengan Allah: Krisis apa pun tidak akan menggoyahkan kepercayaannya kepada Allah (1b). Ia rindu untuk mempunyai kehidupan yang transparan, tidak ada tipu daya dan kelicikan dalam dirinya, sehingga ia rela untuk diuji oleh Allah (2). Kasih setia Allah selalu menjadi bahan perenungannya dan sumber kekuatan (3). Segala perbuatan dan keputusannya berdasarkan kebenaran Allah (3). Ia tidak memilih jalan yang diambil oleh orang fasik dan tidak mau menikmati hasilnya juga (4-5). Ia selalu menjaga kekudusan hidupnya (6). Menyaksikan imannya dan kasih setia Allah kepada orang lain selalu ia lakukan dengan berbagai cara mulai dari pujian, percakapan, dan tindakan (7). Ia selalu mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah yang lain dan bersekutu dengan mereka (8).
Renungkan: Banyak Kristen yang mengenal Allah dan mempunyai keyakinan doa yang besar namun ketika menghadapi krisis tidak mempunyai kekuatan dan dinamika hidup seperti Daud. Karena itu milikilah persekutuan yang indah dengan Tuhan yang terpancar melalui 8 manifestasi yang Daud ungkapkan.
Merenungkan Mazmur 33
"Andalkan Tuhan"
Mazmur 33:16 (TB) Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan.
Dalam situasi tertentu, hanya Tuhanlah satu-satunya yang kita andalkan untuk menolong kita. Ada waktunya uang tidak bisa berbuat banyak. Kuasa, jabatan, ataupun kedudukan tidak bisa menolong kita. Bahkan ada waktunya, semua usaha kita menjadi sia-sia saja.
Itulah yang dialami oleh Pemazmur. Pemazmur tahu persis bahwa kuda adalah senjata peperangan yang sangat penting. Semakin banyak kuda, semakin besar kemungkinan untuk menang. Namun demikian Pemazmur mengatakan bahwa kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan (ay.7).
Demikian halnya raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa dan pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan (ay. 16).
Firman Tuhan hari ini sangatlah jelas:
Jangan andalkan manusia!
Jangan andalkan kekuatan kita sendiri!
Mari belajar untuk mengandalkan Tuhan sebab dari sanalah datangnya pertolongan kita.
Berharaplah kepada Tuhan maka kita tidak akan dikecewakan.
Percayalah kepada Tuhan maka kita tidak akan dipermalukan. Sebab sesungguhnya mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya.
Tidak ada yang lebih celaka dibandingkan dengan orang yang mengandalkan manusia.
Selamat hari Minggu, mari kita mempersiapkan hati dan waktu kita dalam Ibadah Minggu Pra Paskah IV bersama keluarga.
Jangan keraskan hati kita untuk mendengarkan panggilan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 34
"Kecaplah Kebaikan Tuhan"
Mazmur 34:1 (TB) Dari Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh, sehingga ia diusir, lalu pergi.
Ayat 1 inilah yang membuat Mazmur ini menjadi sangat elok. Ayat 1 inilah yang membuat Daud melihat begitu luar biasa. Sekalipun nyawa Daud sedang terancam, Daud tetap menyatakan mazmur, pujian, dan ucapan syukur kepada Tuhan.
Bersyukurlah kepada Tuhan, tanpa menunggu keadaan menjadi baik lebih dulu. Bagi orang dunia ini hal yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin di tengah situasi yang sedemikian kritis. Daud tetap bisa menyatakan bahwa Tuhan itu baik? Daud percaya pada Tuhan!!
Itulah kunci utama mengapa Daud bisa bersyukur dalam segala keadaan. Daud mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, karena itu yakin bahwa ia tidak kekurangan sesuatu pun yang baik (ay. 11). Daud hidup takut akan Tuhan, itulah yang membuat ia yakin bahwa sesungguhnya mata Tuhan tertuju kepada orang benar dan telinga-Nya kepada mereka yang minta tolong (ay. 16). Apakah kita mengalami keadaan yang cukup buruk? Mari kita belajar dari Daud yang tetap bisa mengecap dan melihat kebaikan Tuhan di tengah-tengah keadaan yang buruk itu.
Justru dalam keadaan yang paling buruk, kita akan melihat dengan jelas kebaikan Tuhan
Selamat berkarya dan berjuang untuk hidup kita hari ini.
Jangan lupa untuk terus melihat dan merasakan kebaikan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 27 (hari ke 505)
Tafsiran
Optimisme Kristen. Ketakutan yang dirasakan oleh manusia bersumber dari rasa ketidakmampuan dan ketidakberdayaannya untuk mengatasi suatu konflik atau krisis yang terjadi dalam hidupnya.Ketika menghadapi tantangan dan serangan yang begitu hebat dari musuh-musuhnya (2-3), Daud tidak hancur, tidak gentar, dan tidak meragukan Allah sedikit pun. Ia pasti mempunyai kunci hidup tegar dan kokoh menghadapi krisis, yang sangat diperlukan oleh Kristen di Indonesia supaya Kristen dapat melewati setiap badai yang saat ini melanda negara kita dengan tetap teguh berpegang pada kebenaran iman kristen. Apa saja kunci itu?
Daud tidak membiarkan pikiran dan hatinya dikuasai oleh krisis yang dihadapi sehingga hanya terpaku kepada krisis saja. Sebaliknya ia tetap memfokuskan pikirannya kepada kebesaran dan siapakah Allah bagi dirinya (1). Kristen yang terpaku kepada permasalahan hidupnya cenderung membesar-besarkan masalah itu. Jika ia terfokus kepada Allah maka masalah apa pun akan terlihat kecil sehingga ia tidak akan gentar. Namun yang harus diingat adalah apa yang dilakukan Daud bukanlah seperti yang diajarkan oleh kekuatan berpikir positif dari gerakan zaman baru. Ketika Daud berhasil menghadapi dan mengatasi krisis yang terjadi, hal itu dikarenakan Allah secara pribadi yang bertindak (6). Tindakan Allah ini bukan didorong karena kekuatan pikiran Daud namun karena hubungan pribadi yang indah antara Daud dan Allah (4). Orang yang mempunyai hubungan yang indah dengan Allah adalah orang yang tinggal di Rumah Allah (5). Akankah Allah diam saja ketika tamunya diganggu kenyamanan dan keamanannya (bdk. Renungan tanggal 17)? Kedekatan Daud dengan Allah tidak dicapai melalui aktivitas agama maupun aktivitas rohani yang bernuansa magis. Kedekatan itu dibina melalui kehidupan doa yang sehat dimana ketergantungannya kepada Allah sangat diutamakan (7- 12).
Renungkan: Pikiran yang terfokus kepada Allah dan membina hubungan yang dekat dengan-Nya melalui doa, membuat Daud optimis menjalani kehidupannya walaupun situasi dan kondisi tidak mendukung (13-14). Ketakutan apa yang membayangi hidup Anda saat ini? Masa depan? Karier? Usaha? Kondisi politik, sosial, dan ekonomi yang tidak stabil? Lakukan 2 hal seperti yang dilakukan oleh Daud!
Merenungkan Mazmur 35
"Mengutuki Musuh"
Mazmur 35:1 (TB) Dari Daud. Berbantahlah, TUHAN, melawan orang yang berbantah dengan aku, berperanglah melawan orang yang berperang melawan aku!
Jika kita membandingkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ada beberapa prinsip yang tampaknya bertentangan. Salah satunya prinsip kasih.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh kita. Bahkan ketika kita ditampar pipi kanan, kita harus bersedia memberikan pipi kiri.
Sementara di Perjanjian Lama, seperti di Mazmur 35 ini, kita justru melihat doa Daud yang sepertinya berharap agar Allah mendatangkan hukuman atas musuh-musuh umat-Nya dan menggulingkan orang fasik. Makanya Mazmur 35 ini juga disebut mazmur kutukan.
Kita yang hidup di zaman kasih karunia, tentu tidak menerapkan Mazmur 35 dalam penafsiran yang keliru. Kita tidak perlu mengutuki musuh-musuh kita dan berdoa agar Tuhan mendatangkan celaka bagi mereka, sebab Firman Tuhan dalam Perjanjian Baru justru mengajarkan kita untuk mendoakan dan memberkati musuh kita (Roma 12:14). Kita yakin bahwa Tuhan akan menjadi Pembela bagi kita.
Jangan membalas, tapi biarlah kita menyerahkan semua ke dalam keadilan Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan itu adil. Apa yang ditabur seseorang akan dituainya juga. Tanpa kita minta sekalipun Tuhan akan bertindak menurut kebijaksanaan-Nya.
Jangan membalas, tapi serahkanlah semuanya kepada Tuhan yang menghakimi dengan adil
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 36
"Kasih Setia Tuhan"
Mazmur 36:7 (TB) (36-8) Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
Mazmur 36 ini memberikan kekuatan, penghiburan, sekaligus pengharapan bagi kita bahwa kasih setia Allah akan dinyatakan kepada umat-Nya. Tuhan akan menjadi pelindung bagi kita dan anak-anak kita.
Percayalah bahwa Tuhan adalah tempat naungan terbaik bagi kita. Di bawah sayap-Nya kita aman. Zaman boleh saja berubah tapi Tuhan akan terus melanjutkan kasih setia-Nya bagi orang yang mengenal-Nya. Keadilan-Nya bagi orang yang tulus hati dan tidak mengikuti jalan orang fasik.
Tuhan akan melanjutkan kasih setia-Nya kepada umat-Nya di tengah-tengah dunia yang penuh dengan kefasikan ini.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini dengan sukacita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 28 (hari ke 506)
Tafsiran
Ketika Allah nampaknya tak peduli. Pernahkah Anda merasakan doa Anda nampaknya membentur dinding baja atau sepertinya hanya mendarat di surga yang bisu? Allah nampaknya tidak peduli lagi dan membiarkan kita bergelut sendiri dengan persoalan yang semakin membelit. Keadaan demikian membuat kita berada dalam kegelapan, putus asa, dan tidak tahu lagi arah kehidupan.
Pengalaman seperti di atas nampaknya bukan merupakan pengalaman yang mengejutkan bagi seorang kristen sebab Daud sendiri sebagai salah seorang yang sangat dikasihi Allah mengalaminya juga. Allah membisu terhadapnya dan nampaknya akan tetap membisu (1). Bahkan Allah seakan- akan membiarkan dirinya diseret bersama-sama dengan orang fasik (3). Bagaimana Daud menghadapi situasi seperti ini? Apakah ia berpaling kepada allah lain? Tidak! Ia tetap berharap kepada Allah, bahkan ia menegaskannya dengan mengatakan 'KepadaMu, ya Tuhan aku berseru'. Ia tetap yakin bahwa tidak ada lagi pertolongan selain dari Allah sebab hidup tanpa penyertaan Allah dan berinteraksi dengan-Nya sama dengan menuju kehancuran (1). Keyakinannya yang teguh terus mendorong dia untuk tetap memohon kepada Allah untuk mendengar dan menjawab doanya (2-3). Keyakinannya itu juga bukan hanya pengetahuan saja namun keyakinan yang dimanifestasikan dalam permohonannya agar Allah mau terlibat langsung dalam persoalan yang sedang terjadi (4-5). Permohonannya ini jangan dibaca sebagai usahanya untuk membalas dendam namun harus dibaca sebagai kepeduliaannya terhadap keadilan di dunia dan terlebih lagi terhadap Nama Allah di dunia. Dia tidak rela jika dunia melihat bahwa kehidupan orang yang mengikut Allah dan yang tidak ternyata sama.
Ratapan dan teriakan minta tolong Daud berubah menjadi pujian dan sukacita (6-9). Tidak ada penjelasan yang pasti mengapa Allah nampaknya membisu dan membiarkannya. Mungkin Daud tidak perlu tahu atau tidak boleh tahu, namun yang jelas Daud tahu dan perlu tahu bahwa hal itu tidak untuk selamanya. Allah pasti akan menolongnya.
Renungkan: Tetaplah berdoa dan berseru walaupun nampaknya Allah membisu atau berdiam diri, sebab meninggalkan Allah jauh lebih fatal daripada perasaan ditinggalkan atau masalah sebesar apa pun yang menjerat kita.
Pembacaan MAZMUR 29 (hari ke 507)
Tafsiran
Panggilan untuk seluruh umat manusia. Sebuah film yang berjudul 'The Perfect Storm' menegaskan bahwa tidak ada fenomena alam yang sedahsyat topan badai. Bahkan hampir semua penyair besar dunia menggambarkannya dengan kekuatan kata-kata puitis mereka. Daud pun terinspirasi untuk menulis sebuah puisi tentang topan badai setelah ia sendiri melihat dan mengalami kedahsyatannya (3-9).
Ada perbedaan besar antara Daud dengan para penyair dunia. Suara gemuruh topan badai bagi Daud bagaikan suara TUHAN, tanda dari kehadiran Allah dan aktivitas dari Allah yang hidup, sebab kata 'suara Tuhan' diikuti dengan kata kerja yang konkrit, demikian pula penggambaran tentang Tuhan. Daud mampu melihat dan mau mengakui bahwa di balik kedahsyatan alam ada Allah yang berkuasa atas seluruh alam semesta. Kata 'air bah' dalam ayat 10 di dalam bahasa Ibraninya, selain dalam Mazmur ini, hanya dipakai dalam peristiwa air bah zaman Nuh. Ini menegaskan bahwa Allah berkuasa atas alam semesta karena Ia dapat menggunakan kekuatan alam mendatangkan penghakiman-Nya. Karena itulah tujuan Daud menulis mazmur ini bukan untuk mengajak pembacanya mengagumi puisinya ataupun topan badai itu, namun untuk melihat kebesaran dan kemuliaan Allah, serta memuliakan dan mengagungkan-Nya (1-2). Tindakan Daud adalah tindakan yang sangat mulia sebab memimpin manusia memenuhi panggilannya yaitu diciptakan untuk mengenal dan memuji Allah Sang Pencipta. Ajakannya juga menyatakan bahwa kebesaran dan keagungannya tidak membutakan matanya untuk melihat dan mengakui kebesaran dan kedaulatan Allah atas seluruh alam semesta termasuk di dalamnya adalah dirinya dan seluruh rakyatnya yang menjadi umat Allah sehingga ia tetap bergantung kepada pemeliharaan-Nya (11). Ini berarti Daud tetap menaati tatanan kehidupan di dunia yang dikehendaki oleh Allah yaitu manusia menyembah dan mengagungkan Allah, bukan dirinya sendiri, harta, teknologi, maupun ideologis sehingga Allah ditepikan.
Renungkan: Dalam masyarakat kita saat ini, hal-hal apa yang dapat membuat manusia tidak menaati tatanan kehidupan yang dikehendaki Allah? Jika Daud menggubah sebuah puisi, apa yang akan Anda lakukan untuk mendorong dan membimbing orang lain agar mereka mau mengenal dan memuliakan Allah?
Pembacaan MAZMUR 30 (hari ke 508)
Tafsiran
Sukacita juga menderita. Dalam tradisi Yahudi, mazmur ini digunakan pada hari raya Pentahbisan Bait Allah (1 bdk. Yoh. 10:22) dimana pada hari itu orang Yahudi memperingati pentahbisan ulang Bait Allah setelah dihancurkan oleh musuh-musuh mereka pada abad ke-2 s.M. Berarti mazmur ini penting bagi Kristen secara komunitas. Namun yang harus diperhatikan adalah walaupun mazmur ucapan syukur ini dinyanyikan secara bersama oleh umat Allah, mazmur ini bersumber dari pengalaman pribadi Daud. Karena itu untuk mendapatkan makna yang dalam dari mazmur ini bagi kehidupan Kristen secara komunitas, kita perlu merenungkannya.
Mazmur ini ditulis oleh Daud pada masa tuanya, ketika ia selesai menghitung seluruh pasukannya dan kemudian Allah menghukumnya (2Sam. 24). Dalam mazmur ini memang ada indikasi bahwa Daud telah mengalami penderitaan yang berat baik secara pribadi maupun bersama seluruh rakyatnya (2-6) justru setelah menikmati keamanan dan kesenangan dalam kehidupannya (7). Berkat yang ia nikmati menghasilkan rasa aman dan percaya diri yang terlalu besar. Ia mulai menyombongkan dirinya maka Allah menghukumnya sehingga membuatnya tersadar. Peristiwa ini menyatakan bahwa ketika seseorang mengalami kelimpahan berkat Tuhan di satu bidang kehidupannya, biasanya ia diuji di bidang lainnya. Kesukacitaan dalam pengharapan perlu dibarengi dengan pengalaman akan penderitaan agar tidak menyebabkan dosa dalam kehidupan seseorang. Ketika menyadari kesalahannya (8b), Daud segera bertobat, maka pengampunan dan pemulihan dari Allah segera dialaminya (6, 12). Pertobatan sejati yang diikuti pemulihan akan membuahkan puji-pujian kepada Allah (5-6, 13).
Merenungkan Mazmur 37
"Tak Ambil Jalan Fasik"
Mazmur 37:17 (TB) sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang benar.
Inilah nasihat Daud yang ditulis dalam Mazmur 37. Jujur saja, kita mudah iri melihat "keberuntungan" orang fasik. Mengapa orang jahat seolah-olah menikmati hal-hal baik, sementara tak sedikit orang benar ditimpa kemalangan (Mazmur 72)?
Firman Tuhan memberikan nasihat kepada kita untuk percaya kepada Tuhan dan tetap melakukan yang baik, tanpa harus ikut-ikutan mengambil jalan orang fasik(ay.3).
Sulit sekali untuk tetap berpegang pada kebenaran di saat semua orang bersenang-senang dengan kefasikan mereka. Namun kita harus percaya apa kata Tuhan tentang akhir hidup orang fasik dan bagaimana hidup orang benar.
Orang fasik akan segera lisut dan menjadi layu, orang benar akan hidup selamanya (ay.2).
Lengan orang fasik akan dipatahkan, tapi Tuhan menopang orang benar (ay. 17).
Orang fasik akan binasa, orang benar akan mewarisi negeri (ay.22).
Orang fasik akan dilenyapkan, orang benar akan dipelihara Tuhan bahkan sampai kepada anak cucunya (ay. 25).
Nasihat Firman Tuhan sangat jelas bagi kita semua: jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik (ay. 27). Hiduplah dalam jalan Tuhan, bukan mengambil jalan orang fasik. Hari ini mungkin saja orang fasik terlihat "beruntung", namun Firman Tuhan sudah menjelaskan bagaimana akhir hidup orang fasik dan orang benar.
Nasihat terbaik di tengah-tengah dunia yang fasik: percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik!!
Selamat beraktifitas dan jalani hidup ini dengan ucapan syukur,
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 31 (hari ke 509)
Doa,
sebuah tindakan refleks Kristen.
Jika secara tidak sengaja kita menyentuh bara api, maka secara refleks tangan kita akan bergerak menjauhi bara api itu. Itulah gerakan refleks yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia dalam menghadapi bahaya maupun serangan atas dirinya. Menjalani kehidupan di dalam masyarakat kita akhir-akhir ini, Kristen harus memperlengkapi diri dengan gerakan refleks yang lain, bukan sekadar menghindar dari bara api yang akan menyengat tangan namun juga mempertahankan diri agar tidak hangus terbakar api pergolakan zaman.
Ketika menulis mazmur ini, Daud dikejar-kejar oleh Saul untuk dibunuh. Kondisinya waktu itu sangat genting karena hampir tidak ada celah bagi Daud untuk mempertahankan atau menyelamatkan dirinya (1Sam. 23:13). Apa yang ia lakukan? la segera berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah, sebelum melakukan apa pun (2-6). Tidak ada hal yang terlalu genting bagi Daud sehingga doa harus ditunda atau dilewatkan. Bagi Daud doa tetap harus dinomorsatukan dalam situasi dan kondisi apa pun. Doa sudah menjadi gerakan refleks baginya. Mengapa demikian? Sebab ia memang telah menyerahkan hidupnya secara penuh ke dalam tangan Tuhan. Ia mengenal siapa Allah, karena itu ia tidak ragu sedikit pun untuk mengandalkan Dia dalam segala keadaan. Bahkan ia mempercayakan kepada Allah miliknya yang paling berharga yaitu nyawanya (6). Tidak itu saja, walaupun masih harus menghadapi ancaman maut, ia dapat tetap bersukacita dan tegar karena Allah adalah setia maka Ia akan tetap menolongnya seperti yang pernah Ia lakukan sebelumnya (8-9).
Renungkan: Seperti bagi Daud, bagi kita pun doa harus merupakan tindakan refleks untuk mempertahankan dan menyelamatkan keberadaan kita. Apakah ini sudah berlaku bagi Anda? Jika belum apa penyebabnya?
Merenungkan Mazmur 38
"Saat Sakit"
Mazmur 38:5 (TB) (38-6) Luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku;
Melalui mazmurnya, Daud mengeluhkan sakit yang dideritanya. Daud memiliki sikap yang benar ketika melihat dirinya dirundung sakit parah. Daud sama sekali tidak menyalahkan Tuhan.
Daud juga tidak menyalahkan orang lain. Sebaliknya sakit yang dideritanya itu dikarenakan kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukannya (ay.19). Daud pun minta ampun kepada Tuhan dan berharap Tuhan segera menolongnya (ay. 23).
Dalam situasi yang sedemikian terpuruk, Daud tetap mencari Tuhan dan memohon kemurahan-Nya.
Ada dua hal yang kita pelajari dalam Mazmur 38 ini.
▪︎Pertama, dosa bisa mendatangkan penyakit atas kita.
Secara medis hal ini pun bisa dibuktikan. Di saat kita berbuat dosa, maka hati dan pikiran kita menjadi tidak tenang. Hal ini akan melemahkan sistem kekebalan tubuh kita, sehingga membuat penyakit gampang menyerang.
▪︎Kedua, miliki respon yang benar saat Tuhan izinkan kita mengalami sakit.
Adalah baik jika kita menyelidiki hati kita.
Apakah ini terjadi karena kecerobohan kita dalam menjaga kesehatan? Jika ya, baiklah kita menjadi lebih bijak dalam menjaga kesehatan kita.
Apakah ini terjadi karena dosa kita? Jika ya, baiklah kita minta ampun kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya.
Percayalah bahwa Tuhan itu panjang sabar dan penuh kasih setia, Tuhan akan mengampuni dan memulihkan keadaan kita.
Mintalah ampun kepada Tuhan dan berharaplah kasih setia Tuhan untuk menyembuhkan kita.
Selamat berkarya dan berjuang serta tetap jaga kehidupan kita dari hal-hal yang tidak diperkenankan-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 39
"Fananya Kehidupan"
Mazmur 39:4 (TB) (39-5) "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
Mazmur 39 ini bisa jadi merupakan lanjutan dari Mazmur 38 yang berisi tentang berbagai penderitaan yang dialami Daud. Begitu beratnya penderitaan Daud sampai-sampai ia menjadi kelu, diam membisu, dan bahkan harus berjuang agar jangan sampai ia berdosa dengan lidahnya (ay. 1-3).
Pemazmur sering mengatakan bahwa kehidupan kita tak ubahnya seperti rumput yang mudah lingsut dan bunga yang mudah layu (Mazmur 37).
Dalam ayat 13 dikatakan bahwa kita ini bak pendatang yang menumpang saja. Betapa singkat dan fananya kehidupan kita.
Apa yang kita harapkan dari kehidupan yang fana ini?
Jika kita mengejar dunia dengan segala keinginannya, maka semuanya akan berakhir sia-sia.
Adalah bijak jika kita mengejar Tuhan dan berharap agar Tuhan mengalihkan pandangan-Nya kepada kita, supaya kita bersukacita sebelum kita pergi dari dunia yang fana ini (ay.14).
Jangan isi hari-hari kita dengan apa yang ditawarkan dunia. Itu tidak memberikan kepuasan dan kebahagiaan yang sejati.
Daud mengatakan bahwa itu tak ubahnya mempeributkan hal yang sia-sia. Kita menimbun, tapi tidak tahu siapa yang meraupnya nanti (ay. 7). Kita berusaha susah payah untuk mendapatkannya, setelah itu kita tidak punya kuasa untuk menikmati apa yang kita kejar dengan susah payah itu.
Bukankah ini juga sia-sia. Karena itu fokuslah kepada Tuhan dan mengejar perkara-perkara rohani, maka singkatnya hidup kita selama di dunia ini menjadi berarti.
Mengejar dunia dengan segala keinginannya bak usaha menjaring angin, sia-sia belaka!
Merenungkan Mazmur 40
"Ucapan Syukur dalam Ketaatan"
Mazmur 40:6 (TB) (40-7) Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.
Setelah melewati masa-masa sulit, di Mazmur 40 ini Daud mengungkapkan rasa syukurnya atas keselamatan yang telah dinyatakan Tuhan atas hidupnya. Bahkan Daud tidak hanya menaikkan syukur dan pujian dengan kata-kata saja, melainkan dengan menundukkan diri dalam ketaatan kepada firman Tuhan.
Sebagai mana ditulis dalam ayat 7, Tuhan tidak berkenan kepada korban sembelihan maupun korban sajian.
Jika ayat tersebut ditarik pada zaman sekarang, maka Tuhan tidak berkenan kepada puji-pujian saja. Ada yang lebih penting dari sekedar memberikan nyanyian syukur, yaitu hidup melakukan kehendak Tuhan (ay. 9).
Apa gunanya mulut kita berseru kepada Tuhan, Tuhan, namun sesungguhnya hati kita menjauh dari-Nya.
Menyanyi, memuji, dan bermazmur adalah hal yang baik. Itu menyenangkan Tuhan.
Namun semuanya itu menjadi sia-sia jika kita tidak suka melakukan kehendak Tuhan.
Saul mempersembahkan korban bakaran dan korban sajian. Namun karena ia tidak taat dan tidak melakukan kehendak Tuhan, maka Tuhan pun tidak berkenan akan semua korban yang dipersembahkannya itu. "Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan," (Mazmur 15:22).
Ucapan syukur yang kepada Allah adalah ketaatan akan firman-Nya.
Selamat hari Minggu, Selamat mempersiapkan hati dan waktu kita untuk Ibadah Minggu.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 32 (hari ke 510)
Tafsiran
Kebahagiaan hanya masalah pilihan. Setiap manusia sepanjang zaman berusaha dengan segala daya upaya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Bahkan ada yang bekerja tanpa mengenal waktu dan menomorduakan keluarga agar meraih promosi jabatan, karena mereka berpikir bahwa kebahagiaan akan didapatkan jika mereka bergelimang harta dan meraih kedudukan tinggi. Setelah meraih semua itu, bukan kebahagiaan yang ia dapatkan namun penyakit karena stress dan bekerja terlalu keras. Lalu dimanakah kebahagiaan?
Sesungguhnya kebahagiaan bukanlah hal yang sulit digapai oleh manusia. Daud sudah membuktikan. Ia menemukan kebahagiaan bukan dalam kekayaan, kedudukan, dan kekuasaan yang ia miliki namun dalam pilihan bijak yang ia tetapkan. Ia memilih untuk bertobat dan mohon ampun dari Allah maka ia menemukan kebahagiaan (1-2, 5). Orang yang menyadari dosanya namun tidak bertobat tidak akan mengalami kedamaian hati namun justru tekanan (3- 4). Ia juga memilih untuk menggantungkan hidupnya kepada Allah (7). Walaupun tekanan dan kesulitan tetap melandanya, ia tidak sendiri sebab Allahlah tempat perlindungannya (6). Yang terakhir ia memilih untuk menaati perintah Allah (8) bukan seperti kuda atau bagal yang terkenal senang membangkang. Pilihannya yang terakhir adalah sangat tepat sebab orang fasik akan mengalami derita bukan selalu secara fisik, namun yang pasti secara hati dan jiwa karena hanya orang yang sudah dipulihkan hubungannya dengan Allah yang akan merasakan damai sejahtera yang sesungguhnya (10).
Kebahagiaan yang diajarkan oleh Daud adalah kebahagiaan yang sejati sebab tidak tergantung dari situasi dan kondisi dirinya, masyarakat sekitar maupun lingkungannya. Bencana dan derita apa pun boleh menimpanya namun karena pilihannya, ia tetap dapat bersukacita dan bersorak-sorai (11).
Renungkan: Karena itu apa sebenarnya yang Anda cari dengan bekerja keras tanpa batas hingga mengalami stres dan gangguan kesehatan yang serius? Uang, rumah, mobil mewah, atau kedudukan? Daud sudah membuktikan bahwa itu semua tidak membawa kebahagiaan. Tentukanlah apakah Anda mau memilih apa yang Daud pilih. Jika ya maka kebahagiaan sejati tidak jauh dari hidup Anda.
Pembacaan MAZMUR 33 (hari ke 511)
Tafsiran
Hasrat untuk memuji. Sukacita, keriangan, hasrat, dan antusiasme untuk memuji Tuhan yang disertai dengan pemahaman yang benar, mungkin secara perlahan mulai tergeser dari kehidupan ibadah kita. Perayaan dan sukacita dalam ibadah adakalanya menjadi sesuatu yang dipandang tabu ataupun sebaliknya diubah menjadi sarana hiburan semata. Tidaklah demikian dengan Mazmur 33 yang digunakan dalam ritual puji-pujian kepada Allah Israel ini. Mazmur ini merupakan suatu ajakan bagi kita untuk memuji Tuhan dengan pemahaman yang benar dan penuh semangat.
Secara khusus Mazmur ini bertujuan memproklamasikan, mengajarkan serta menguatkan keyakinan orang-orang benar untuk mempercayai Tuhan. Melalui Mazmur ini kita dibimbing untuk mengungkapkan kesetiaan, keadilan, hukum, dan kasih setia Tuhan (ayat 4, 5) dalam pujian yang penuh sorak-sorai dengan iringan musik yang dipetik baik-baik (ayat 1-3). Alasan dari ajakannya terdapat dalam lirik-liriknya yang berbicara tentang kekuasaan Tuhan atas seluruh alam semesta (ayat 6), bangsa-bangsa (ayat 10-12), dan umat manusia (ayat 13-17). Ia memenuhi bumi dengan kasih setia-Nya; Ia memandang dari sorga, melihat semua anak manusia, menilik seluruh penduduk bumi dari tempat kediaman-Nya, dan mengarahkan pandangan mata-Nya secara khusus "kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan" (ayat 13, 14, 18). Tiada kekuasaan, kekuatan, dan ketangkasan lain yang jadi tumpuan (ayat 16-17). Karena hanya Dialah, yang layak menerima pujian "sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya", Ia layak menjadi tumpuan doa kita: "Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu" (ayat 21- 22).
Renungkan: Pemazmur menaikkan pujian bukan hanya sebagai pelengkap dan bagian dari ritual ibadah yang dilakukannya. Pujian yang dinyanyikannya dengan penuh semangat merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pemahaman-Nya tentang Tuhan. Sudahkah kita memuji Tuhan dengan hasrat, pemahaman, dan penjiwaan akan karakter serta karya Allah yang dikerjakan bagi kita? Marilah kita menaikkan pujian kepada Tuhan dengan penuh antusias dan semangat dengan pemahaman yang benar tentang karakter-Nya.
Pembacaan MAZMUR 34 (hari ke 512)
Nats
Mazmur 34:11 (TB) (34-12) Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu!
Pembacaan MAZMUR 35 (hari ke 513)
Tafsiran
Petrus pernah memberi nasihat seperti ini, "Berbahagialah kamu jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu" (14). Akan tetapi, Petrus menambahkan jangan sampai kita dinista karena kita melakukan kesalahan atau kejahatan karena hal itu tentu memalukan. Hal itu akan menjadi batu sandungan buat sesama anak Tuhan, dan yang pasti akan mencoreng nama Tuhan!
Kalau pemazmur memang berdosa dan pantas menerima segala tuduhan dari para musuh, tentu mazmur ini tidak pantas dikumandangkan! Itu sebabnya ketika pemazmur meminta Tuhan menegakkan keadilan dan membela dirinya dari para musuh (23), ia juga dengan berani mengatakan, "Hakimilah aku sesuai dengan keadilan-Mu, ya Tuhan Allahku" (24). Pemazmur yakin bahwa ia berada di pihak yang benar. Oleh karena itu ia berani minta diuji oleh Tuhan. Kalau Tuhan sudah mengujinya dan ia terbukti lulus ujian, apalagi yang bisa dikatakan oleh para pemfitnah? Bukankah mulut mereka akan terbungkam, seperti yang pernah dikatakan oleh Petrus, "Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh" (15).
Oleh karena itu, ketika kita sedang diperhadapkan oleh fitnahan atau tuduhan keji, tidak perlu khawatir. Sejauh kita benar di hadapan Tuhan, Tuhan pasti membela kita. Jangan tergesa-gesa membela diri dengan hikmat kita sendiri. Lebih baik berdiam diri, dan tetap hidup dalam kebenaran, tidak usah terburu-buru menjawab. Kadang kala Tuhan mengirimkan orang lain yang akan membela kita. Kadang, daftar kejahatan yang dituduhkan oleh musuh kita terbongkar kepalsuannya! Tuhan berdaulat dan berkuasa atas semua hal. Malah kalau kita terlalu semangat membela diri kita sendiri, kita akan semakin dicurigai memang bersalah dan sedang menutup-nutupi kebenaran.
Pembacaan MAZMUR 36 (hari ke 514)
Tafsiran
Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa. Kebanyakan dari kita bertumbuh melewati masa kanak-kanak dengan penuh keriangan dan keceriaan, tanpa ketakutan dan beban hidup yang menindih kita. Namun ketika kita melangkah bertumbuh menjadi dewasa dan harus berhadapan dengan realita kehidupan, maka kita akan menyadari bahwa dunia tempat kita hidup ini bukanlah tempat yang aman. Berita tentang berbagai kemerosotan moral, ketidakadilan, kejahatan, dan kesewenangan mengiringi hari-hari kita. Faktor yang sangat berperan bagi terciptanya situasi seperti ini tidak lain terletak jauh di dalam lubuk hati manusia, yang menggantikan rasa takut kepada Allah dengan kepatuhan kepada tutur dosa yang terus berbicara di lubuk hatinya.
Konteks pergumulan seperti inilah yang melatarbelakangi perenungan Daud dalam Mazmur 36. Mazmur ini dimulai dengan sorotan terhadap isi hati orang fasik (ayat 2-5) yang terus mendengarkan tutur dosa (ayat 2a) dengan tidak takut kepada Allah (ayat 2b), menjadi buta, sesat, terjerat dalam kefasikannya sendiri dan tidak lagi memiliki daya untuk mengenali ataupun membenci kesalahannya sendiri (ayat 3). Mereka mengabdikan diri kepada kejahatan dalam setiap aspek kehidupannya (ayat 4, 5), terputus dari kasih setia Tuhan serta menghasilkan dampak-dampak yang menjadi ancaman bagi mereka yang mencintai Tuhan dan hidup dalam ketulusan hati (ayat 12-13).
Gambaran gelap dari dunia yang nampaknya tidak berpengharapan ini, tidaklah membawa Daud ke dalam lingkaran keputusasaan yang menjadikannya apatis. Ia menemukan pengharapan di dalam daya yang mampu mengatasi kuasa dosa: "kasih setia Tuhan yang melingkupi bumi" (ayat 6). Di dalam kasih setia Tuhan inilah anak-anak manusia mendapatkan tempat yang aman untuk berlindung, memenuhi kebutuhan serta mendapatkan kesenangannya (ayat 8, 9, 11). Dasar dari keyakinannya ini terletak di dalam Diri Sang Pemberi yang adalah sumber kehidupan yang menopang dan menerangi hidup manusia (ayat 10). Berdasarkan kasih setia Tuhan inilah Daud menemukan pengharapan untuk berdoa memohon perlindungan terhadap orang-orang fasik (ayat 12-13).
Renungkan: Di balik realitas keberdosaan manusia terdapat realitas kasih setia Tuhan yang mampu melampauinya, adakah Anda memiliki pengharapan di dalam-Nya?
Pembacaan MAZMUR 37 (hari ke 515)
Tafsiran
Mengikis iri hati. Iri hati! Inilah suatu kata yang enggan kita akui, namun memiliki daya yang mempengaruhi panorama hari-hari kita. Kita perlu selalu mewaspadainya, karena walaupun ia muncul dengan cara yang terselip dan merayap perlahan, namun dengan cepat ia akan menyergap serta menjebak kita ke dalam berbagai persaingan, ketidakpuasan, dan kemarahan.
Hal seperti inilah yang menjadi sorotan Daud. Ia dengan sangat memperingatkan agar kita menghindari kemarahan dan panas hati yang disebabkan oleh perasaan iri hati terhadap mereka yang berbuat jahat, curang, dan melakukan tipu daya, namun berhasil dalam hidupnya (ayat 17). Kemarahan dan panas hati yang tidak terkendali sangat merugikan dan berbahaya karena akan menggiring seseorang pada kejahatan demi pemuasan kemarahannya (ayat 8).
Bukankah sesuatu yang menakjubkan jikalau kita menjadi iri hati bahkan terhadap mereka yang memperoleh keuntungan dengan cara yang fasik? Daud di dalam hikmatnya menyoroti perasaan ini sebagai gambaran dari orientasi hidup yang menyimpang dari Tuhan, dan untuk mengikisnya ia mengajak kita untuk: [1] menatap ke depan dan melihat akhir hidup mereka (ayat 2, 10); serta [2] memusatkan orientasi hidup kepada Tuhan, percaya kepada-Nya (ayat 3), bergembira karena-Nya (ayat 4), menyerahkan hidup kepada-Nya (ayat 5), dan berdiam diri serta menantikan-Nya (ayat 7). Maka Ia akan bertindak, memberikan apa yang kita inginkan (ayat 4, 5), dan memunculkan kebenaran serta hak kita (ayat 6), sehingga kita dapat menikmati kegembiraan dan kesejahteraan yang berlimpah-limpah (ayat 11).
Renungkan: Mata yang penuh iri hati terjebak oleh keberhasilan orang lain, sedangkan pandangan mata yang terpusat kepada Allah akan mengikis keirihatian. Apa sebenarnya yang menjadi orientasi hidup Anda?
Pembacaan MAZMUR 38 (516)
Tafsiran
Sumber keselamatan yang mendekat pada masa kritis. Seringkali dosa dan rasa sakit yang diakibatkannya membawa kita ke dalam pergumulan, kesedihan, dan penyesalan yang berat. Pada saat-saat seperti itu kita membutuhkan sahabat yang mampu menolong kita untuk bangkit kembali. Namun tidak jarang yang terjadi justru sebaliknya, orang-orang yang dekat dengan kita berbalik arah, memojokkan, menyingkirkan, dan membiarkan kita sendiri tak berdaya.
Hal seperti inilah yang menjadi konteks pergumulan Daud ketika ia mengalami penderitaan karena beban dosa, rasa sakit, dan permusuhan dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia dengan sedih menyesali dosa, kesalahan, dan kebodohannya; gentar terhadap geram, murka dan amarah Tuhan yang menimpa dirinya (ayat 2-9); terasing, dikucilkan, dan disalahmengerti oleh orang-orang yang dekat dengannya, dan terlebih lagi Tuhan pun seakan-akan menjauh darinya (ayat 10-23). Semuanya ini mengakibatkan beban secara fisik dan mental yang menyusup ke dalam daging, tulang, kepala, pinggang, jantung, mata, telinga, mulut, jiwa, dan nyawanya (ayat 4, 5, 8-11, 13-14). Ia pilu menanggung bebannya: "Luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku (ayat 6) .. semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku (ayat 5) .. aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk, sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita (ayat 7) .. aku kehabisan tenaga dan remuk redam (ayat 9) .. mulai jatuh karena tersandung, dan selalu dirundung kesakitan (ayat 18)".
Namun Daud tidak terus-menerus membiarkan dirinya tenggelam dalam kesedihan yang mendalam. Ia mengarahkan pandangannya kepada Tuhan yang adalah sumber keselamatan (ayat 23) yang mengenalnya, mengetahui segala keinginan dan keluh kesahnya (ayat 10), serta menjawab doanya (ayat 16). Ia mengakui dosanya dan memohon agar Tuhan tidak menghukum dan menghajarnya, ataupun meninggalkan dirinya, namun sebaliknya dengan segera menolong dirinya (ayat 23). Tuhan adalah sumber keselamatan yang bersedia mendekat di masa krisis, Dialah jawaban bagi pergumulan Daud, dan kita semua yang bergumul melawan dosa.
Renungkan: Pertanggungjawaban kita melawan dosa merupakan pertumbuhan rohani yang membawa kita semakin menghayati cinta kasih Tuhan. Apakah Anda berputus asa menghadapinya? Siapakah yang menjadi jawaban Anda dalam pergumulan ini?
Pembacaan MAZMUR 39 (hari ke 517)
Tafsiran
Perspektif kefanaan. Dunia ini bukanlah rumah kita untuk selama-lamanya. Kehadiran kita di dalamnya tidak lain hanyalah sebagai pendatang yang sedang numpang lewat dan kemudian pergi. Namun demikian kita seringkali dininabobokan oleh berbagai aktivitas yang sedemikian menyita waktu dan konsentrasi kita, sehingga tidak menyadari betapa singkatnya hidup ini. Ada begitu banyak kesia-siaan yang terus kita ributkan, tanpa pernah menyadari dengan sungguh-sungguh apa sebenarnya yang memberikan makna dari kehidupan dan segala aktivitas kita. Melalui Mazmur ini kita ditantang untuk merenungkan betapa singkat dan fananya hidup ini, sehingga melaluinya kita ditolong untuk dapat melihat fokus hidup dengan tepat.
Melalui Mazmur ini Daud menghanyutkan kita ke dalam pergeseran fokus hidupnya. Mula-mula ia membawa kita masuk ke dalam pergumulannya tentang orang fasik yang ada di dekatnya (ayat 2-4); kemudian ia menuntun kita ke dalam kesadaran bahwa hidup manusia itu singkat, hampa, diliputi kekosongan, dan hanya berorientasi serta meributkan hal-hal yang sia-sia (ayat 5-7); dan pada akhirnya memperhadapkan diri kita pada berbagai kesalahan yang menyebabkan kita menjadi bahan ejekan orang fasik, dan berada di bawah disiplin serta murka Tuhan (ayat 8-14). Melalui pergeseran fokus ini ia mengajak kita menyadari kefanaan hidup manusia, sehingga kita pun tidak perlu lagi meributkan berbagai hal yang sia-sia, sebaliknya berkonsentrasi menghadapi permasalahan kita yang sebenarnya, yakni pelanggaran yang kita lakukan (ayat 9). Diagnosanya yang tepat ini mengarahkan kita pada penanganan yang tepat, yakni dengan menanti-nantikan dan hanya berharap kepada Tuhan (ayat 8), memohon agar Tuhan melepaskan diri kita dari pelanggaran (ayat 9), menghindarkan kita dari pukulan-Nya (ayat 11) dan memohon pertolongan Tuhan dengan cucuran air mata (ayat 13, 14).
Renungkan: Seringkali kita meributkan hal yang sia-sia di tengah rentang waktu hidup yang singkat ini. Apakah sebenarnya fokus hidup kita? Apakah semuanya ini disebabkan karena adanya dosa yang menghambat hubungan pribadi kita dengan Tuhan yang mengakibatkan adanya kekosongan jiwa dan pergeseran fokus hidup kita? Biarlah perspektif kefanaan menuntun kita menemukan kembali fokus hidup yang benar.
Merenungkan Mazmur 41
"Obat Sakit & Orang Lemah"
Mazmur 41:2 Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka.
Firman Tuhan hari ini, ada satu resep yang tidak kalah manjur dibandingkan dengan resep yang telah diberikan dokter, yaitu terdapat di ayat kedua yang berbunyi: Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah !!
Mungkin kita heran, bagaimana mungkin orang sakit yang notabene butuh perhatian malah harus memperhatikan orang-orang lemah?
Memperhatikan orang lemah yang dimaksud firman Tuhan ini bukan saja orang-orang yang berkekurangan secara finansial atau orang yang lemah secara fisik, tetapi orang-orang yang sudah tidak mempunyai pengharapan di dalam hidupnya.
Ya, Allah ingin kita memperhatikan orang-orang seperti ini.
Ketika kita memperhatikan orang lemah berarti kita tidak mengutamakan ego kita sendiri. Ketika kita memperhatikan orang-orang yang berkekurangan (baik secara finansial atau hal lainnya), di saat kondisi kita sedang sakit maka ada kebahagiaan yang tidak akan bisa tergantikan oleh apapun. Dan kebahagiaan inilah yang membuat setiap sel tubuh kita berfungsi menjadi lebih baik dan tubuh kita pun akan sehat. Bahkan firman Tuhan hari ini juga mengatakan ketika kita memperhatikan orang-orang lemah, Allah sendiri yang akan menyembuhkan kita dari segala sakit penyakit yang kita derita. Artinya Allah melihat dan memperhitungkan semua pengorbanan dan ketulusan kita dalam membantu orang-orang lemah.
Kita yang dikasih Tuhan, jika saat ini ada yang sedang terbaring sakit dan berharap mukjizat kesembuhan terjadi, belajarlah dari firman Tuhan ini, perhatikan orang-orang lemah yang ada disekitar kita.
Memperhatikan orang lemah mendatangkan kebahagiaan yang menyembuhkan
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini. Tetaplag semangat dan terus berjuang.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 42
"Mengapa Rusa ?"
Mazmur 42:2 (TB) Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Dengan menggambarkan diri seperti rusa, pemazmur hendak menyiratkan betapa ia sangat merindukan Tuhan. Di mana untuk memenuhi kerinduan-Nya itu, ia bahkan rela melakukan apa pun.
Ketika musim kering, seekor rusa biasanya setidaknya dua resiko untuk mendapatkan air yang dapat menuntaskan dahaganya.
▪︎Pertama, ia harus menghadapi resiko bertemu dengan singa dan pemangsa lain dalam perjalanannya ke sumber air.
▪︎Kedua, kalaupun ia selamat dan mencapai sumber air, ia tidak serta merta udah lepas dari bahaya.
Di sini, ia harus menghadapi keberadaan buaya, yang sewaktu-waktu bisa menyambarnya dari dalam air ketika minum.
Dua resiko itu memang mengancam nyawanya, tapi tetap saja ia mencari sumber air itu. Nah, bagaimana dengan kita?
Akankah kita melakukan hal yang sama ?
Jika kita menyadari bahwa tanpa-Nya kita tidak dapat hidup, dan bahwa Ia sajalah yang dapat memberikan kelegaan yang sejati, tentu kita tidak akan ragu untuk mengorbankan hal-hal lainnya agar kita dekat dengan-Nya.
Jika Anda memang haus akan Dia, maka apa pun akan Anda lakukan untuk menggapai-Nya
Selamat menjalani kehidupan hari ini dengan terus berharap kepada-Nya serta menumbuhkan kerinduan kepada Allah.
Dan jalani kehidupan ini dengan terus bersyukur dan tetap semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 43
"Terang dan Kesetiaan"
Mazmur 43:3 (TB) Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
Ketika sedang mengalami banyak masalah sering kali kita mengurung diri dan menjauh dari Tuhan, tetapi dari bacaan hari ini, mari kita belajar seperti yang dilakukan pemazmur.
Datanglah kepada Tuhan dan mintalah terang kasih-Nya dan kesetiaan-Nya menuntun kita sampai ke gunung-Nya yang Kudus, hingga kita bertemu dengan Pribadi-Nya.
Dengan demikian sekalipun kita dalam masalah besar, mata rohani kita bisa melihat bahwa Tuhan terus menolong dan tidak pernah meninggalkan kita.
Masalah boleh datang silih berganti, namun kita tetap memiliki pengharapan yang kuat di dalam Kristus.
Selama berada dalam terang Tuhan, tidak ada masalah yang terlalu besar yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Terang dan kesetiaan Tuhan adalah jaminan yang lebih dari cukup untuk mengalami pertolongan-Nya
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini dengan penuh semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan Mazmur 40 (hari ke 518)
Berjalan dengan Tuhan melintasi ziarah kehidupan.
Perjalanan kehidupan mengarungi gelombang yang bergulung naik dan turun, senantiasa berubah, dan seringkali berada di luar batas kemampuan kita untuk memperkirakannya. Jalan yang harus kita tempuh tidaklah selalu mulus, konstan, dan stabil. Adakalanya langkah-langkah kita berjejak di atas bukit batu yang kokoh, dan adakalanya terperosok dalam rawa yang dipenuhi dengan ketidakpastian. Realita kehidupan yang tidak stabil, berubah, dan bergerak di antara keyakinan dan kecemasan seperti inilah yang dialami Daud. Dalam pergumulannya, ia mengubah nyanyian syukur dan sukacita karena terlepas dari suatu kesulitan (ayat 2-11) menjadi ratapan yang penuh penyesalan dan kecemasan (ayat 12-18).
Bagaimanakah Daud menghadapi realita seperti ini? Apakah yang dapat kita pelajari darinya? [1] Ia menggeser alunan nada-nada riang menjadi nyanyian yang pilu, namun tidak mengubah isi keyakinannya kepada Allah. Walaupun ia telah menggeser nyanyian syukur (ayat 2-6) dan komitmennya (ayat 7-11) menjadi ratapan pilu karena malapetaka, kesalahan (ayat 12, 13), dan musuh-musuhnya (ayat 14-16), namun ia tetap menyanyikan kesetiaan, keselamatan, kasih, dan kebenaran Tuhan, baik dengan nada riang (ayat 11) maupun pilu (ayat 12). Ia tidak mengubah kesaksiannya tentang Tuhan baik dalam syukurnya: "Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau" (ayat 6), maupun dalam ratapnya: "Tuhan itu besar!" (ayat 17). [2] Hasratnya kepada Tuhan terus bertumbuh semakin kuat melalui pasang surut kehidupan. Hasratnya kepada Tuhan terus berdengung semakin kuat dalam tema-tema nyanyian "Aku sangat menanti-nantikan Tuhan" (ayat 2), ratapan "Tuhan segeralah menolong aku!" (ayat 14) dan permohonannya "Ya Allahku, janganlah berlambat" (ayat 18). Di manakah Daud menemukan kekuatannya? Sumber kekuatan Daud tidak lain terletak pada keyakinannya yang mempercayai bahwa sekalipun keadaan di sekitarnya berubah namun perhatian (ayat 6, 18), kesetiaan, keselamatan, kasih, kebenaran, dan rakhmat Tuhan yang sedemikian besar terhadap dirinya tidak pernah berubah, baik pada waktu senang ataupun susah (ayat 11, 12).
Renungkan: Kita tidak pernah mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi esok, tetapi kita tahu dengan pasti bahwa Tuhan yang memberikan kasih setia dapat kita percayai, baik dalam keadaan susah ataupun senang.
Pembacaan MAZMUR 41 (hari ke 519)
Tafsiran
Jawaban dalam belas kasihan Tuhan. Mazmur ini merupakan bagian dari ritual permohonan kesembuhan di Bait Allah, yang diadopsi dari pergumulan Daud ketika menghadapi pengkhianatan di waktu sakit. Penghiburan tak kunjung melegakannya, sebaliknya dusta dan kejahatan datang menimpanya. Hal ini bukan hanya dilakukan oleh para musuh dan pembencinya ataupun mereka yang datang menjenguknya, tetapi juga oleh para sahabat karib yang dipercayainya yang juga "mengangkat tumit" terhadapnya (ayat 6-10).
Di tengah pergumulan seperti ini, ia terkucil dalam ketidakberdayaannya, namun memiliki keyakinan bahwa Tuhan tidaklah sama dengan para sahabat yang mengkhianatinya, Ia akan memberikan belas kasihan, berkenan kepadanya, dan menopang dirinya (ayat 11- 13). Belas kasihan Tuhan adalah jawaban atas kesendiriannya, sehingga ia berdoa: "Ya Tuhan, kasihanilah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka." (ayat 11). Tidak mudah baginya untuk menerima ataupun mengerti mengapa dia sebagai seorang raja yang memperhatikan rakyatnya yang lemah, bukannya mendapatkan kebahagiaan, terluput dari celaka, dilindungi, dipelihara, dan disembuhkan oleh Tuhan, sebagaimana layaknya mereka yang memperhatikan orang lemah (ayat 2-4), sebaliknya justru senantiasa berada di bawah ancaman dan bahaya. Ia tidak menemukan jawaban yang lain, selain karena dosanya, dan jawaban bagi dosanya tidak lain hanya ditemukan di dalam belas kasihan Tuhan, sebagaimana terdapat dalam doanya: "Tuhan kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!" (ayat 5). Belas kasihan Tuhan adalah jawaban bagi ketidakberdayaannya untuk menyelesaikan dosa dan ketidakmengertiannya tentang mengapa ia harus mengalami semuanya ini. Keyakinan atas belas kasihan Tuhan seperti inilah yang memampukannya tetap memuji Tuhan (ayat 14) di tengah berbagai kondisi yang sulit diterimanya. Sikap hati seperti inilah yang diteladani orang Israel di Bait Allah ketika mereka berdoa memohon kesembuhan.
Renungkan: Keyakinan akan belas kasihan Tuhan adalah dasar bagi Kristen yang hidup berkemenangan dan penuh ucapan syukur. Inilah daya yang memampukan kita menerobos segala kebimbangan dan ketidakmengertian kita dalam menghadapi berbagai pergumulan sebagai orang benar.
Pembacaan MAZMUR 42 (hari ke 520)
Tafsiran
Tekanan batin dan rindu akan Allah sering berkaitan erat. Dalam pemeliharaan Allah, tekanan hidup yang kita hadapi bisa merupakan alat Tuhan untuk membangkitkan kerinduan yang dalam akan Tuhan sendiri. Sebaliknya orang yang rindu mengenal Allah lebih dalam pun bisa mengalami tekanan batin yang berat. Meski tekanan yang dihadapi pemazmur bermula dari ejekan musuh (ayat 4,11), tidak mustahil dua hal tadi dialaminya jua. Di tengah derita yang membuatnya mengalami malam-malam penuh isak sendu itulah, pemazmur beroleh berkat rasa rindu akan Tuhan di lubuk hatinya.
Harapan macam apa? Pemazmur bukan sekadar mengharapkan keringanan dari masalahnya. Ia bukan sekadar ingin sedikit lebih dekat akan Tuhan. Harapannya terdalam dilukiskan seumpama dahaga rusa akan mata air, bagaikan susul menyusul gelombang samudera raya. Harapan yang benar itulah yang mampu memberinya pengharapan teguh di tengah penderitaan yang sedang dialaminya. Antara harapan dan kesukaan ternyata dekat sekali jaraknya.
Renungkan: Kristus adalah jawaban bagi kebutuhan terdalam hati manusia akan Allah.
Doa: Jiwaku rindu Engkau ya Allah, hatiku haus akan Dikau. Aku ingin menatap kemuliaanMu. Bilakah Kau nyatakan diriMu Tuhan?
Merenungkan Mazmur 44
"Ketika Ia Seolah Berpaling"
Mazmur 44:26 (TB) (44-27) Bersiaplah menolong kami, bebaskanlah kami karena kasih setia-Mu
Mana yang lebih berpotensi hidup dalam kepahitan, khususnya kepada Tuhan; orang yang hidupnya saleh atau amburadul?
Ketika Tuhan mengizinkan hidup seorang yang hidupnya amburadul menjadi lebih tidak karuan, ia biasanya justru akan lebih dapat menerima.
Pada satu titik, ia akan merasa: "Oh ya pantas saja hidup saya seperti ini. Nyatanya saya selama ini memang hidup jauh dari Tuhan."
Tapi lain halnya jika masalah demi masalah justru menimpa orang saleh. Orang ini akan mudah merasa pahit hati. Ia merasa dikhianati. Sudah berusaha hidup benar di hadapan-Nya, tapi kok tetap saja hidup tidak berubah jadi makin baik, tapi makin berantakan.
Apakah kita sedang di keadaan yang sama ?
Semoga apa yang pemazmur lakukan dalam pasal ini dapat menginspirasi kita.
Pemazmur dan bangsanya juga merasakan hal yang sama; sudah hidup sesuai dengan ketetapan Allah, tapi tetap saja ditimpa kemalangan.
Meski demikian, pemazmur sama sekali tidak menunjukkan kepahitan hati. Ia tidak marah kepada Tuhan atau bahkan berpaling dari-Nya. Sebaliknya, ia mengingat berkat Tuhan di masa lalu, dan menyatakan seruan permintaan tolongnya kepada Tuhan atas apa yang sedang mereka alami.
Sanggupkah kita berbuat hal yang sama?
Hindari membuat keadaan makin buruk dengan menyimpan kepahitan hati kepada-Nya.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 45
"Kristus sebagai Raja"
Mazmur 45:1 (TB) (45-2) Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir.
Kristus adalah gembala kita, itu benar. Ia membimbing dan menuntun kehidupan kita.
Ia juga adalah sahabat kita, ini juga benar.
Ia menjadi Pribadi yang selalu ada bagi kita, bahkan saat kita sedang berada dalam lembah kekelaman. Ia adalah Guru kita, ini benar.
Pengajaran-Nya penuh hikmat dan baik bagi hidup kita. Dan, Ia juga adalah Juru Selamat kita. Karena pengorbanan-Nyalah kita beroleh jaminan hidup kekal. Tapi, sudahkah Ia juga menjadi Raja dalam hidup kita??? Yang kepada-Nya kita tunduk, hormat, serta mematuhi seluruh ketetapan yang dikeluarkan-Nya?
Sesungguhnya dengan menyadari hal itulah -- menjadikan Kristus sebagai raja dalam hidup kita -- kita baru dapat mengalami keindahan dan kesemarakan dalam seluruh aspek hidup kita, sama seperti rakyat Israel yang bersukacita karena sang raja saat itu.
Hanya saat kita menyadari bahwa Ia Raja dalam hidup kita, maka kita akan merasakan kesemarakan dalam hidup kita
Selamat berkarya untuk sesama, biarlah kehadiran kita di mana Tuhan tempatkan, akan dirasakan oleh sesama kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 43 (hari ke 521)
Tafsiran
Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku. Kegelisahan-kegelisahan akibat berbagai tekanan hidup, perlakuan yang tidak adil, dan kondisi yang tidak aman seringkali menjadi beban yang memperberat langkah hidup kita. Di saat seperti ini kita membutuhkan adanya pembebasan, pembelaan, dan tempat peristirahatan yang dapat memulihkan sukacita kita. Kebutuhan akan hal seperti inilah yang melatarbelakangi lahirnya doa permohonan pemazmur. Namun dimanakah jawaban atas pergumulan ini dapat ditemukan?
Sebagaimana dalam Mazmur 42, demikian juga dalam Mazmur 43 ini, pemazmur diliputi kegelisahan yang sedemikian dalam. Ia diliputi ketidakmengertian, mengapa Allah yang adalah tempat pengungsian yang aman membuang dirinya sehingga ia hidup berkabung di bawah impitan musuh (ayat 2). Kekuatan dan jawaban atas pergumulannya ini terletak di dalam doa yang dipanjatkannya. Ia memohon agar Tuhan memperjuangkan keadilan dan perkaranya serta meluputkannya dari orang-orang curang yang menipunya (ayat 1). Ia berdoa memohon agar Tuhan memerintahkan terang dan kesetiaan-Nya untuk menuntunnya berjumpa Allah yang adalah sukacita dan kegirangannya (ayat 3-4).
Doanya ini mengubah kegelisahannya menjadi pengenalan akan Allah sebagai tempat pengungsian yang membuatnya bersuka dan bergembira. Doa ini telah membawa keletihan jiwanya pada tempat peristirahatan yang nyaman. Doa ini mengubah nada refrein lagunya, semula ia menyanyikan refrein lagunya dengan nada pilu dengan harap-harap cemas (ayat 42:6, 12), tetapi kini dengan nada optimis ia berkata: "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku, dan Allahku!" (ayat 5). Melalui kekuatan yang ditemukan dalam doanya ia menyadari bahwa tidak seharusnya ia merasa tertekan dan gelisah, karena ia memiliki pengharapan di dalam Allah yang menjadi penolongnya.
Renungkan: Apakah kita merasa tertekan, gelisah, terbuang, dan hidup di bawah impitan? Berharap dan berdoalah agar terang serta kesetiaan Tuhan menuntun Anda mendekat kepada Allah, dan nikmatilah persekutuan yang indah dengan-Nya.
Pembacaan MAZMUR 44 (hari ke 522)
Tafsiran
Pikiran sedih dan gelap sering menyelimuti orang yang sedang mengalami kesusahan hidup. Orang beriman tidak perlu hancur oleh kesusahan, atau terus mendekam dalam kehancuran akibat kesalahan dan dosanya sendiri. Namun jalan keluar dari kesusahan dan penderitaan yang terjadi sebagai akibat dosa tidak terjadi secara ajaib. Tuhan akan memberikan jalan keluar, namun kita yang bersalah pun harus menata ulang kehidupan yang salah menjadi benar. Dalam kegagalan bangsanya menaati Tuhan, pemazmur memulai penataan ulang tersebut dengan berpikir tentang kebenaran yang telah Allah lakukan bagi mereka.
Mengutamakan Allah. Kejatuhan yang membuat Israel menderita terjadi karena mereka tidak lagi mengutamakan Allah. Pemazmur kini menata kembali, mulai dari prinsip terpenting itu. Bukan pedang, bukan lengan yang membuatnya digjaya, tetapi tangan kanan Tuhan, lengan Tuhan, cahaya wajah Tuhan (ayat 4). Ingatan yang sama itu pula yang memberi mereka kekuatan untuk bangkit dan keluar dari dosa dan derita itu.
Renungkan: Kristus sudah menanggung derita kita. Mengapa tidak mengizinkan Dia bertakhta dan menata ulang kehidupan kita?
Doa: Ajarku mengutamakan-Mu senantiasa, o Tuhanku.
Merenungkan Mazmur 46
"Allah Kota Benteng"
Mazmur 46:12 TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela
Pada zaman kerajaan Daud, setiap kota biasanya memiliki benteng yang kokoh, yang mengelilingi kota itu, yang dibangun untuk memberikan perlindungan bagi setiap orang yang tinggal di dalamnya dari serangan musuh yang mencoba dan menghancurkan kota.
Ada benteng, maka amanlah orang-orang yang ada di balik perlindungannya.
Begitu jugalah Pemazmur dalam menggambarkan Tuhan Allah.
Ia adalah kota benteng. Barang siapa berlindung di dalam-Nya, maka perlindungan dan pertolongan pun menyertai.
Tidak akan ada musuh yang dapat menembus "benteng" itu dan menyerangnya, kecuali.... orang itu sendiri yang membukanya, yakni dengan hidup dalam pemegahan diri dan jauh dari Tuhan.
Tuhan adalah kota benteng. Di dalamnya kita selamat; di luarnya kita hancur
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga. Ciptakan keakraban kita dengan anggota keluarga kita dengan menyediakan waktu kita bersamanya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 47
"Raja Atas Segala Raja"
Mazmur 47:10 BIS Para pemimpin bangsa-bangsa bergabung sebagai umat Allah pujaan Abraham. Sebab Allah adalah Raja segala raja, Ia sangat agung dan mulia.
Apakah yang paling penting dalam hidup kita? Banyak !! Tapi kita perlu ingat bahwa yang terpenting adalah raja, yakni Allah.
Kekuatan dan kekuasaan -- yang dalam catur diibaratkan bidak ratu, menteri, kuda dan benteng -- juga penting, tapi kalaupun tidak ada juga tidak masalah.
Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Alih-alih mengutamakan Allah dan menganggap-Nya sebagai yang terpenting, kita justru sering menomorduakan.
Bukannya memakai "bidak-bidak" lain sebagai alat untuk kita makin memuliakan sang raja, kita malah memikirkan dan melakukan langkah-langkah lain yang sama sekali tidak menunjukkan kesadaran kita akan pentingnya keberadaan-Nya dalam hidup kita, yang notabene penentu dalam hidup kita.
Jika raja saja adalah penting, apalagi raja di atas segala raja
Selamat Hari Minggu, mari kita bersama sama mempersiapkan hati, waktu dan pikiran kita untuk hadir dalam serangkaian Ibadah pekan suci Minggu Palma, Kamis Putih Jumaat Agung & Minggu Paskah bersama keluarga/orang dekat kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 48
"Ayo ke Yerusalem"
Dalam injil Yohanes 4:21 (TB) Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
Tujuan pemazmur menulis pasal ini tentu bukan untuk mempromosikan kota Sion, Kota Allah, tapi isinya jelas menggambarkan bagaimana suasana kota yang diyakini sebagai Yerusalem.
Kita bisa membayangkan bagaimana penduduknya membesarkan dan memuji nama Tuhan (ay.1).
Atmosfernya pun cenderung kudus, sebab di sana kekudusan ini tertanam kokoh bagai gunung yang menjulang tinggi (ay.3). Dan yang penting kota ini dipenuhi oleh suasana kehadiran, pemeliharaan dan perlindungan Allah sendiri (ay.4).
Dengan "promosi" semacam ini, ditambah lagi dengan keterlibatan besar kota ini dalam sejarah Alkitab, tak heran umat Tuhan ingin pergi ke sana. Istilah kerennya "Holy Land Tour". Salahkah ? Tentu tidak. Tapi jika ini sudah menjadi semacam kewajiban, seolah-olah kerohanian kita hanya diukur apakah kita sudah menginjak kaki di sana, tentu ini menjadi salah.
Kita dapat merasakan kehadiran Allah di mana pun asalkan kita sungguh-sungguh membawa hati kita saat beribadah kepada-Nya ( Yoh. 4:20-24).
Lagipula, bukankah sebagai umat percaya, kita juga sudah mendapat jaminan pasti sebuah tiket menuju Sion surgawi yang telah tersedia di dalam Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat (Ibr 12:22).
Untuk merasakan kota Solo, kita harus ke Solo. Tapi untuk mengalami Allah, kita tak harus ke Yerusalem.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini.
Jalani hidup ini dengan terus andalkan Tuhan. Semangat!!?
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 49
"Tuhanlah Jaminan Pasti, Sumber Berkat & Kuasa"
Dalam injil Lukas 12:15 (TB) Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Mengenai harta, ada dua kecenderungan yang biasa terjadi dalam kelompok masyarakat kelas atas dan bawah.
Mereka yang berada di atas, yang memiliki banyak harta, kecenderungan tenggelam dalam kesombongan diri. Dengan segudang harta yang dimiliki, mereka jadi lebih mengandalkan diri sendiri.
Di sisi lain, yang ada di bawah, yang melihat betapa bebasnya dan menyenangkan menjadi orang kaya juga tenggelam dalam pencarian tiada henti akan harta.
Mereka berjuang mati-matian untuk mendapatkan sebanyak mungkin harta. Merasa bahwa semua itu akan menjamin hidup menjadi bahagia.
Status sosial mungkin beda, tapi kedua kelompok sosial itu sama dalam satu hal, yakni memiliki ketakutan.
Kelompok yang atas takut kehilangan harta; sedangkan kelompok yang bawah takut harapannya menjadi kaya tak kunjung kesampaian.
Kita mungkin salah satunya; menjadikan harta sebagai yang terutama. Tapi kiranya firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa Tuhanlah satu-satunya jaminan hidup kita yang pasti.
Bukan harta dan jabatan yang menentukan hidup kita, tapi Allah sendiri. Salah besar jika kita berusaha mati-matian mempertahankan dan mengejar harta dan jabatan, tapi justru melupakan Pribadi yang memberikan semua itu.
Yang harus dipertahankan dan dikejar bukanlah harta dan kuasa, tapi Tuhan, yang adalah sumber berkat dan kuasa.
Ingin mendapatkan air yang tak pernah habis? Cari sumber mata airnya.
Selamat berkarya, tetap semangat jagalah hati kita dengan terus takut akan Allah.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 49
"Tuhanlah Jaminan Pasti, Sumber Berkat & Kuasa"
Dalam injil Lukas 12:15 (TB) Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Mengenai harta, ada dua kecenderungan yang biasa terjadi dalam kelompok masyarakat kelas atas dan bawah.
Mereka yang berada di atas, yang memiliki banyak harta, kecenderungan tenggelam dalam kesombongan diri. Dengan segudang harta yang dimiliki, mereka jadi lebih mengandalkan diri sendiri.
Di sisi lain, yang ada di bawah, yang melihat betapa bebasnya dan menyenangkan menjadi orang kaya juga tenggelam dalam pencarian tiada henti akan harta.
Mereka berjuang mati-matian untuk mendapatkan sebanyak mungkin harta. Merasa bahwa semua itu akan menjamin hidup menjadi bahagia.
Status sosial mungkin beda, tapi kedua kelompok sosial itu sama dalam satu hal, yakni memiliki ketakutan.
Kelompok yang atas takut kehilangan harta; sedangkan kelompok yang bawah takut harapannya menjadi kaya tak kunjung kesampaian.
Kita mungkin salah satunya; menjadikan harta sebagai yang terutama. Tapi kiranya firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa Tuhanlah satu-satunya jaminan hidup kita yang pasti.
Bukan harta dan jabatan yang menentukan hidup kita, tapi Allah sendiri. Salah besar jika kita berusaha mati-matian mempertahankan dan mengejar harta dan jabatan, tapi justru melupakan Pribadi yang memberikan semua itu.
Yang harus dipertahankan dan dikejar bukanlah harta dan kuasa, tapi Tuhan, yang adalah sumber berkat dan kuasa.
Ingin mendapatkan air yang tak pernah habis? Cari sumber mata airnya.
Selamat berkarya, tetap semangat jagalah hati kita dengan terus takut akan Allah.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 50
"Ibadah Seperti Aktifitas Mandi"
Dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma, Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Mengapa saat mandi kita harus melepas baju ? Ketika ditanya seperti ini, tentu kita tahu jawabannya; supaya tidak basah. Kebanyakan kita mandi ya mandi saja. Masalah melepas baju itu kita lakukan tanpa kita menyadari maknanya lagi. Ini terjadi karena hal itu sudah menjadi kebiasaan.
Rupanya, hal serupa juga dialami bangsa Israel. Mereka memberikan persembahan kepada Tuhan seperti saat mereka mau mandi.
Mereka melakukannya hanya sebagai rutinitas, mereka tidak lagi memaknai mengapa mereka melakukannya. "Oh ini saya lakukan sebagai persembahan syukur saya kepada Tuhan, yang telah memelihara hidup saya". Sama sekali tidak ada kesadaran seperti itu.
Terlebih lagi, mereka mempersembahkan korban bakaran, tapi hidup mereka sendiri tidak mereka persembahkan.
Karena itulah Allah pun kemudian menegur dengan keras.
Ia mengingatkan bahwa Ia adalah pemilik alam semesta.
Ia jugalah yang menciptakan segala mahluk yang ada di dunia.
Kali ini, Ia benar-benar tidak suka bila umat-Nya berfikir bahwa Ia dapat dipuaskan dengan korban bakaran, sementara hidup mereka sendiri justru tidak menunjukkan penundukan diri atas firman-Nya.
Secara tidak langsung, Ia berkata bahwa bila ibadah yang hanya dimaknai secara ritual tidak akan ada gunanya. Lalu, bagaimana dengan hidup kita sendiri.
Kita mungkin tidak pernah absen beribadah di gereja, memberikan persembahan bagi pekerjaan-Nya, dan bahkan aktif terlibat dalam pelayanan. Tapi hati-hati, jangan sampai kita semua yang kita lakukan layaknya kita melepas baju saat mandi; karena rutinitas aja tanpa didasari kesadaran mengapa kita melakukannya.
Terlebih lagi, yang Allah indahkan dan harapkan bukanlah ritual ibadah kita, tapi cara hidup kita. Saat hidup kita memuliakan Allah, maka itulah "ritual ibadah" kita sejati
Persembahan yang sejati adalah hidup kita yang memuliakan-Nya.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini dengan hati yang sukacita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 50
"Ibadah Seperti Aktifitas Mandi"
Dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma, Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Mengapa saat mandi kita harus melepas baju ? Ketika ditanya seperti ini, tentu kita tahu jawabannya; supaya tidak basah. Kebanyakan kita mandi ya mandi saja. Masalah melepas baju itu kita lakukan tanpa kita menyadari maknanya lagi. Ini terjadi karena hal itu sudah menjadi kebiasaan.
Rupanya, hal serupa juga dialami bangsa Israel. Mereka memberikan persembahan kepada Tuhan seperti saat mereka mau mandi.
Mereka melakukannya hanya sebagai rutinitas, mereka tidak lagi memaknai mengapa mereka melakukannya. "Oh ini saya lakukan sebagai persembahan syukur saya kepada Tuhan, yang telah memelihara hidup saya". Sama sekali tidak ada kesadaran seperti itu.
Terlebih lagi, mereka mempersembahkan korban bakaran, tapi hidup mereka sendiri tidak mereka persembahkan.
Karena itulah Allah pun kemudian menegur dengan keras.
Ia mengingatkan bahwa Ia adalah pemilik alam semesta.
Ia jugalah yang menciptakan segala mahluk yang ada di dunia.
Kali ini, Ia benar-benar tidak suka bila umat-Nya berfikir bahwa Ia dapat dipuaskan dengan korban bakaran, sementara hidup mereka sendiri justru tidak menunjukkan penundukan diri atas firman-Nya.
Secara tidak langsung, Ia berkata bahwa bila ibadah yang hanya dimaknai secara ritual tidak akan ada gunanya. Lalu, bagaimana dengan hidup kita sendiri.
Kita mungkin tidak pernah absen beribadah di gereja, memberikan persembahan bagi pekerjaan-Nya, dan bahkan aktif terlibat dalam pelayanan. Tapi hati-hati, jangan sampai kita semua yang kita lakukan layaknya kita melepas baju saat mandi; karena rutinitas aja tanpa didasari kesadaran mengapa kita melakukannya.
Terlebih lagi, yang Allah indahkan dan harapkan bukanlah ritual ibadah kita, tapi cara hidup kita. Saat hidup kita memuliakan Allah, maka itulah "ritual ibadah" kita sejati
Persembahan yang sejati adalah hidup kita yang memuliakan-Nya.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini dengan hati yang sukacita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 52
"Doeg, Anak Edom"
Mazmur (52-2) ketika Doëg, orang Edom itu, datang memberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah sampai di rumah Ahimelekh. (52-3) Mengapa engkau memegahkan diri dengan kejahatan, hai pahlawan, terhadap orang yang dikasihi Allah sepanjang hari?
Jika kita melihat kiprahnya, Doeg sebenarnya bisa dikatakan sebagai orang yang bertalenta.
Ayat 3 sendiri bahkan menyebutnya sebagai pahlawan. Membacanya membantai 85 imam dalam sekali serangan mengingatkan kita akan betapa gagahnya para hakim Israel seperti Simson, Samgar, dan yang lainnya ketika membunuh musuh-musuhnya.
Jelas, ia sosok yang bertalenta. Sayangnya, ia menggunakan talentanya itu untuk kejahatan, dan karena itulah Tuhan mengancamnya.
Jangankan talenta yang nyata-nyata digunakan untuk kepentingan kejahatan, talenta yang dikubur dan tidak diapa-apakan saja juga sudah membuat pemiliknya dianggap sebagai orang jahat oleh Allah (Mat. 25:26). Karenanya, mari berhati-hati menyikapi talenta yang kita miliki. Pastikan kita menggunakannya untuk kemuliaan-Nya.
Mengubur talenta saja jahat, apalagi menggunakan untuk kejahatan.
Selamat berkarya, selamat melaksanakan ibadah Jumat Agung di gereja, tetaplah semangat dan jaga kesehatan jasmani dan rohani kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 45 (hari ke 523)
Tafsiran
Raja dalam Perjanjian Lama ialah seorang yang diurapi Allah. Pengurapan itu menunjukkan pilihan, perkenan, penetapan dan penyertaan Tuhan atas orang itu agar dapat memerintah dengan baik. Raja yang baik pasti dicintai rakyatnya. Apa pun yang dialami raja dihayati juga oleh rakyatnya. Tidak heran ketika raja melangsungkan perayaan pernikahannya, umat Israel turut bersenandung ria. Isi lagunya tidak saja mengungkapkan hal-hal indah tentang percintaan rajanya, tetapi juga mengungkapkan berbagai kekaguman terhadap sang raja.
Kristus raja teragung. Apa yang indah dalam dunia ini, nampak dalam diri-Mu. Yang Maha indah, Harta sorgawi, hanya Engkau, ya Tuhanku! Betapa tepat ungkapan dalam syair lagu "Tuhanku Yesus" itu (Kidung Jemaat 19:5). Hal-hal yang kita alami di dunia ini dalam pengaturan Tuhan menjadi ungkapan dari kebenaran kekal. Begitulah, raja yang baik menjadi cerminan tak sempurna dari Yesus Kristus sang Raja teragung. Apabila Kristus menjadi raja kehidupan kita, barulah seluruh segi hidup
penuh dengan keindahan dan kesemarakan.
Renungkan: Sudahkah Allah memerintah rumah tanggaku?
Doa: Bapa dalam Yesus Kristus, tuntunlah kehidupan keluarga para pemimpin kami dalam era globalisasi penuh tantangan ini
Merenungkan Mazmur 53
"Apakah Kita Ateis ?"
Mazmur 53:2 (TB) Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah!" Busuk dan jijik kecurangan mereka, tidak ada yang berbuat baik.
Mazmur 53 ini berbicara tentang orang yang berkata dalam hatinya "Tidak ada Allah!". Namun, jangan menganggap ini hanya tentang para ateis yang jelas menganggap Tuhan itu tidak ada.
Perhatikan bagaimana mazmur ini berbicara tentang sikap orang yang tidak mengakui keberadaan Tuhan itu, yaitu mereka yang hidup semaunya, bertindak curang, menindas orang lain, dsb.
Percaya pada Tuhan bukanlah tentang ucapan atau pengakuan di mulut belaka.
Percaya pada Tuhan bukan hanya soal apakah kita melakukan ibadah, berdoa, hafal kitab suci, dsb.
Percaya pada Tuhan adalah soal sikap hidup. Ketika kita masih selalu hidup dalam kekhawatiran, lebih mengandalkan uang atau koneksi daripada Tuhan, ketika kita suka memilah-milah mana perintah Firman Tuhan yang akan kita lakukan, atau merasa terlalu lemah menghadapi godaan dosa, itu artinya kita tidak percaya akan Tuhan dengan segala keberadaan dan kuasa-Nya.
Semoga renungan hari ini bisa mengingatkan kita untuk benar-benar hidup sebagai orang percaya.
Ketika kita selalu khawatir, tak mengandalkan Tuhan, hidup menurut keinginan sendiri, kita tidak beda dengan ateis
Selamat beraktifitas, tetap semangat & selamat menikmati libur akhir pekan dan terus andalkan Tuhan dalam hidup kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 46 (hari ke 524)
Tafsiran
Tenanglah jiwaku. Perubahan, ketidakpastian, serta berbagai situasi yang bergolak secara tak terkendali akan dengan mudah menghancurkan sendi-sendi kekuatan dan rasa aman kita. Dapatkah kita menemukan ketenangan batin yang membuat kita tetap tinggal tenang dalam situasi seperti ini? Pada Mazmur 46 ini, pemazmur mencatat bahwa Tuhan menghimbau kita untuk tetap diam dengan tentram (ayat 11), sekalipun bumi berubah dan mengalami kehancuran; sekalipun gunung-gunung bergoncang dan bergoyang di dalam laut sehingga gelombang airnya bergelora, ribut, dan berbuih. Ia mengajak kita untuk tetap menikmati suasana yang rileks dan damai (ayat 11), sekalipun bangsa-bangsa ribut dan kerajaan-kerajaan bergoncang (ayat 7). Bukankah ini merupakan ajakan yang nampaknya mustahil dan berlebihan?
Bangsa Israel menemukan keberanian dan keyakinan ini di dalam Tuhan Yang Mahatinggi (ayat 5). Ia adalah Pencipta alam semesta yang ditinggikan di antara bangsa-bangsa di seluruh muka bumi (ayat 11b). Ia adalah tempat perlindungan, kekuatan, dan penolong yang sangat terbukti (ayat 2). Ia ada bersama-sama dengan mereka dan akan melindungi Yerusalem (ayat 5, 6). Ia berkuasa atas alam semesta, nasib bangsa-bangsa dan sejarah umat manusia (ayat 7-10). Ia dapat diandalkan bukan hanya pada waktu dan tempat tertentu, kekuasaan-Nya melampaui kekuatan alam dan manusia. Dia berkuasa atas bumi, gunung, laut, sungai, bangsa-bangsa, dan kerajaan- kerajaan. Umat-Nya tidak perlu takut menghadapi perubahan apa pun, baik yang berasal dari alam maupun situasi politik yang ada. Mereka memiliki keyakinan di dalam Allah (ayat 8, 12). Tuhan pencipta alam semesta yang mengendalikan alam dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya, ada dan tinggal bersama-sama dengan kita, dan karena itu kita tidak perlu takut menghadapi berbagai perubahan dan ketidakpastian.
Renungkan: Apakah segala kecemasan dan ketakutan menghadapi perubahan dan ketidakpastian disebabkan karena tidak adanya keyakinan kepada Allah? Marilah kita bernyanyi: Tenanglah jiwaku, Tuhan besertamu. Tinggal diamlah dengan sabar menghadapi duka dan penderitaan, sebab dalam setiap perubahan Ia tetap setia. Tenanglah jiwaku, angin dan badai diketahui-Nya dan suara-Nya mengendalikannya (Katharine von Schlegel dalam lagunya "Be Still, My Soul").
Merenungkan Mazmur 54
"Mazmur Kutukan?"
Mazmur 54:7 Biarlah kejahatan itu berbalik kepada seteru-seteruku; binasakanlah mereka karena kesetiaan-Mu!
Di sini kita harus berhati-hati membaca dan memaknainya.
Mazmur kutukan memang seolah bertentangan dengan ajaran Yesus tentang kasih pengampunan dan mendoakan musuh.
Namun, kita juga harus ingat bahwa Yesus pun pernah mengancam bahkan mengutuk seperti terlihat di Matius 23.
Apa ini berarti Yesus tidak mengasihi? Tentu bukan seperti itu. Kita memaknai mazmur seperti ini adalah sebagai bukti betapa Allah benci kejahatan dan dosa. Daud pun tidak berdoa agar Tuhan menghukum si ini atau si itu. Ini bukan soal pribadi. Ini tentang sikap dan tindakan yang dibenci Allah.
Bukankah nyatanya Daud pun sampai dua kali melepaskan Saul yang telah sangat jahat dan membuat dirinya menderita?
Mazmur ini adalah ungkapan jujur perasaan Daud. Dan satu patut yang kita teladani adalah bahwa Daud selalu menyerahkan pembalasan itu kepada Tuhan (Rm. 12:9). Jadi alih-alih menganggap mazmur ini luapan dendam dan kemarahan, lihatlah semangat yang mendasari penulis mazmur ini.
Tuhan mengasihi manusia, tapi Ia benci pada dosa dan kejahatan manusia.
Selamat mempersiapkan hati, waktu dan pikiran kita dalam Ibadah Minggu. Selamat hari Minggu & selamat Paskah saudara2ku
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 47 (hari ke 525)
Tafsiran
Tatkala berhasil, siapa yang kita banggakan dan tinggikan? Tatkala kebudayaan bangsa mencapai banyak kemajuan, siapakah yang dianggap merupakan faktor penyebabnya? Siapa yang kita kagumi dan menjadi panutan dalam hidup ini? Suara, pendapat, dan sikap hidup siapa yang banyak berpengaruh dalam setiap keputusan kita? Bukankah tempat Allah sering dilupakan, karena kita lebih dipengaruhi pendapat orang-tua, kekasih, atau teman daripada Allah? Tidak heran bila kita berhasil, kita lupa memuliakan Allah.
Penyembahan. Tuhan melarang penyembahan berhala. Termasuk di dalamnya larangan mengkultuskan seseorang dalam kehidupan kita. Penyembahan yang benar hanya patut ditujukan kepada Allah. Tetapi penyembahan itu mustahil terjadi tanpa pengenalan yang benar akan Allah dalam segala kebesaran-Nya. Menyembah Allah tidak saja tanggung jawab pribadi setiap orang beriman, tetapi juga perlu dianjurkan kepada masyarakat luas. Jika kita aktif menerapkan prinsip dan falsafah Kristen ke dalam kehidupan bermasyarakat; akan membuat banyak orang lebih siap menerima berita Injil.
Renungkan: Ikutlah jejak Tuhan Yesus: masuki bukan jauhi dunia, untuk menaati dan meninggikan Allah!
Doa: Kuasai seluruh hidupku untuk menyembah-Mu, Tuhan.
Pembacaan MAZMUR 48 (hari ke 526)
Tafsiran
Keyakinan tidaklah cukup. Hubungan antar manusia memang berlandaskan keyakinan satu dengan yang lain namun hubungan antara Kristen dengan Allah selain berlandaskan keyakinan juga confidentiality, dimana di dalamnya terkandung unsur ketergantungan dan keberanian untuk terbuka sekalipun rahasia pribadi yang mungkin sangat memalukan.
Inilah yang dimaksudkan pemazmur ketika ia mengatakan bahwa ‘inilah Allah, Allah kitalah Dia... (ayat 15). Allah yang berdaulat atas seluruh alam semesta (ayat 7); Allah yang penuh kasih setia namun juga menegakkan keadilan (ayat 10-11). Allah yang kepada-Nya dan di hadapan-Nya manusia bergantung dan membuka hidupnya. Hubungan ini tidak dibatasi oleh waktu. Sebab Allah mampu dan tetap akan mampu. Tidak seperti orang-tua kita yang meskipun tetap sebagai orang-tua namun karena sudah terlalu tua atau mungkin sudah meninggal, tidak mampu melaksanakan kewajibannya sebagai orang-tua lagi. Namun masyarakat modern telah menawarkan dengan gencar konsep hubungan yang baru yaitu hubungan yang ‘impersonal’ dan berorientasi pada keuntungan semata. Ini juga merasuki kehidupan rohani sehingga Allah sering dipandang sebagai mesin ATM. Pemazmur telah mengantisipasi konsep demikian dan menegaskan bahwa hubungan manusia dengan Allah bukan berorientasi pada keuntungan manusia namun berorientasi pada penundukan diri kepada pimpinan Allah (ayat 15b). Bagaimana mempertahankan orientasi ini? Pertama, akuilah kebesaran Tuhan dalam setiap keberhasilan dan pujilah Dia Raja atas alam semesta (ayat 1-9). Kedua, milikilah kehidupan beribadah yang senantiasa mengingat kasih setia dan keadilan Tuhan lalu bersukacitalah karenanya (ayat 10). Ketiga, sediakan waktu secara berkala untuk berhenti dari segala aktivitas agar dapat melihat segala sesuatu yang telah Allah perbuat (ayat 13-14). Ketiga tindakan di atas akan memimpin kita kepada kehidupan yang berpusat pada kedaulatan Allah.
Renungkan: Konsep confidentiality harus dipertahankan hingga generasi selanjutnya (ayat 14b) sebab masyarakat modern semakin memandang bahwa hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan bisnis. Manusia memberi persembahan, Allah memberikan berkat. Tidakkah ini yang kita lihat saat ini? Karena itu mulailah ketiga tahap di atas dalam hidup Anda dan tentunya bersama keluarga Anda
Merenungkan Mazmur 55
"Dikhianati Orang Terdekat"
Mazmur 55:13 Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia.
Meski awal-awal kita membaca berbagai keluh kesah Daud, tapi pada akhir mazmur ini, ia mendapatkan kesimpulan yaitu bahwa segala kekhawatiran itu datang, serahkan itu pada Tuhan.
Tidak akan dibiarkannya orang benar goyah (ay.23). Hanya Tuhan yang layak jadi pegangan kita, bukan manusia, bahkan bukan sahabat-sahabat, keluarga, atau orang-orang terdekat kita.
Daud sadar bahwa manusia, siapapun dia, selalu bisa ingkar dan berkhianat, tapi Tuhan tetap setia dan akan memberi kita kekuatan. Berharaplah pada Dia saja.
Manusia selalu bisa ingkar dan berkhianat tapi Tuhan setia
Selamat beraktifitas & selamat menerima berkat Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 49 (hari ke 527)
Tafsiran
Siapakah yang benar-benar berhikmat dan berpengertian? Mereka adalah orang-orang yang tidak menggantungkan apalagi memegahkan hidupnya pada harta benda atau kekayaannya. Kekayaan memang memberikan berbagai kemudahan, tetapi apabila disalahperlakukan dapat menjadi penyebab kegelisahan. Berulangkali disebutkan bahwa harta, kemegahan, dan kemasyhuran tidak menjamin keselamatan pemiliknya. Harta kekayaan duniawi tidak dapat menebus perbudakan dan akibat dosa. Juga tidak merupakan modal kita ke surga.
Allah Penebus kita. Di pasar budak zaman dahulu, para budak harus ditebus untuk dimerdekakan. Karena itu seseorang harus membayarnya (ayat 8,9,16). Segala kekayaan tidak mungkin dapat menebus kita dari cengkeraman maut d…
Pembacaan MAZMUR 50 (hari ke 528)
Ibadah dan Kehidupan
Banyak orang percaya yang tekun mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah, tetapi melakukan berbagai kejahatan dalam kehidupannya. Mereka melupakan pelbagai janjinya kepada TUHAN.
TUHAN menegur orang-orang yang dikasihi-Nya dari Sion dan Ia menyatakan pancaran kemuliaan serta kehadiran-Nya. Allah mengadili umat-Nya (3, 4, 7) dan alam semesta pun menyadarinya. Allah menegaskan bahwa Dia adalah Pencipta, Allah mereka. Dia tidak membutuhkan apapun, karena semua yang mereka miliki adalah milik-Nya. Allah menghendaki persembahan syukur dan nazar untuk meluputkan mereka dari masa kesesakan. Umat Allah harus menyadari bahwa ibadah bukan hanya ritual di tempat ibadah, melainkan dipraktikkan dalam kehidupan. Allah tidak dapat disenangkan atau dihibur melalui ritual ibadah sehingga melupakan kesalahan-kesalahan mereka. Allah mengadili orang fasik karena mereka membenci teguran, mengesampingkan firman-Nya, berteman dengan pencuri, bergaul dengan orang berzina, mengucapkan yang jahat dan tipu daya (16). Mereka mengetahui tentang perjanjian dengan TUHAN, tetapi mereka mengolok-olok saudaranya dan memfitnah anak ibunya. Mereka menyangka bahwa TUHAN sederajat dengan mereka.
Allah mengancam akan menghukum orang fasik. Apabila seseorang telah mempersembahkan kurban (14), maka dalam hatinya mengalir ucapan syukur. Saat ia memenuhi nazarnya, Allah akan mendengarkan seruannya pada masa kesesakan sehingga dia dapat memuliakan TUHAN dan memperoleh keselamatan dari pada-Nya (15, 23). Berseru dan berdoa merupakan bukti iman kepada Allah. Allah pasti menolong kita, namun Ia terlebih dahulu menginginkan penyembahan yang benar terhadap-Nya.
Seperti pada zaman pemazmur, Allah yang sama memerintahkan kita mempersembahkan syukur kepada-Nya, memenuhi janji atau nazar kepada-Nya, dan hidup jujur. Kita harus menyadari bahwa apapun yang kita miliki, semuanya itu berasal dari Allah
Pembacaan MAZMUR 51 (hari ke 529)
Hubungan pemahaman tentang dosa dan pertobatan sejati
Dosa bukanlah sebuah perbuatan tunggal dan terisolir melainkan ada ekses-ekses yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Ekses pertama adalah noda yang membekas pada seseorang (ayat 9). Cukup sulit untuk mendefinisikan noda sebab tidak kasat mata bagi manusia kecuali bagi Allah. Apakah kita mau mempunyai kehidupan yang coreng-moreng di hadapan-Nya? Hanya Allah yang mampu menghilangkan noda itu. Ekses kedua adalah ekses psikologis. Orang yang sudah melakukan dosa, diakui atau tidak, pasti akan kehilangan ketenangan, kedamaian, dan kesukacitaan dalam jiwanya (ayat 10, 14). Siapakah yang dapat mengembalikan semua itu? Ekses ketiga adalah dihantui perasaan bahwa Allah akan membuang dirinya (ayat 13) walaupun itu tidak mungkin terjadi sebab Allah penuh belas kasihan dan kemurahan. Ekses keempat adalah apa yang kita tabur akan kita tuai (ayat 16). Daud meminta Allah untuk mematahkan ekses ini. Ekses kelima adalah dosa seorang pemimpin memberikan dampak negatif kepada negara dan bangsa yang dipimpinnya. Menyadari hal itu, Daud memohon agar Allah menghentikan dampak negatif ini agar bangsa dan negaranya tetap sejahtera (ayat 20).
Pemahaman akan ekses-ekses dosa memimpin Daud kepada pertobatan sejati. Ciri pertobatan sejati adalah hati dan jiwa yang remuk (ayat 19). Siapa yang dapat tetap tenang setelah berbuat dosa jika dosa itu mempunyai ekses yang demikian dahsyat? Ciri pertobatan sejati selanjutnya dinyatakan dalam permohonan Daud kepada Allah (ayat 12). Daud rindu agar hati dan batin yang menjadi pusat kehendak manusia diperbaharui agar ia tidak berbuat dosa lagi. Daud sudah membuktikan tekadnya dalam hidupnya.
Renungkan: Sekarang marilah kita merenungkan kehidupan kita. Adakah ekses- ekses dosa yang dipaparkan oleh firman-Nya yang masih tersisa dalam hidup kita, baik itu berupa ketidaktenangan hati yang terus- menerus, buah pahit yang harus kita tuai, maupun kegagalan demi kegagalan dalam usaha yang kita lakukan? Jika masih ada, mintalah kepada Allah untuk mematahkan ekses itu dan memberikan kekuatan kepada Anda agar dapat menanggungnya. Jika sudah tidak ada, bagaimanakah pemahaman tentang ekses-ekses dosa membantu Anda untuk tidak berbuat dosa lag
Merenungkan Mazmur 57
'Mazmur Gua"
Mazmur 57:1 (TB) Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua.
Mazmur 57 ( Mazmur 143) dikenal sebagai Mazmur Gua karena ditulis Daud saat ia terpaksa hidup di gua.
Di dalam mazmur ini, kita bisa melihat bagaimana Daud tidak hanya lantas berfokus pada kondisi buruk yang ia rasakan, tapi mengarahkan hatinya kepada Allah. Yang ia lakukan bukan mencari cara agar bisa melarikan diri lebih jauh, tapi justru meninggikan nama Tuhan (ay. 6, 12).
Mazmur Gua memang ditulis dalam keadaan sulit. Namun, dari mazmur ini kita justru diberi kekuatan dan pengharapan.
Jangan biarkan masalah, tantangan, dan kesulitan membuat kita berhenti untuk memuji Tuhan dan bersyukur pada-Nya.
Daud mengakui kelemahannya dan ketidakberdayaannya menghadapi situasi sulit itu. Namun, ia tidak berhenti pada mengeluh apalagi putus asa. Sebaliknya ia menyerahkan hidupnya pada Tuhan seperti seekor anak burung yang berlindung di bawah kepak sayap induknya ( ay. 2 ).
Keputusan Daud untuk tetap bersyukur juga memberikan sebuah teladan bahwa bagaimanapun buruknya keadaan kita, itu bukan berarti tidak baik. Ia tetap baik dan Ia akan memberikan kekuatan pada orang yang mau berharap pada-Nya.
Ya, Mazmur Gua sama sekali bukan mazmur keluhan, tapi mazmur pengharapan. Mari kita memiliki sikap hati seperti Daud.
Bersama Tuhan, gua yang pengap dan mengerikan pun dapat menjadi tempat pujian
Selamat menjalankan tugas kita masing-masing dengan semangat dan ucapan syukur.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 58
"Doa Politik ?"
Mazmur 58:2 (TB) Sungguhkah kamu memberi keputusan yang adil, hai para penguasa? Apakah kamu hakimi anak-anak manusia dengan jujur?
Kita sering marah melihat berita para pejabat yang bertindak semena-mena, curang, korup, dan suka main kuasa terhadap mereka yang di bawahnya.
Kita geram mereka bisa melakukannya dengan bebas, bahkan bisa saling bekerja sama demi melanggengkan kekuasaan dan kecurangannya itu.
Namun, mengutip perkataan Pengkhotbah, itu bukan hal baru (Pkh. 1:9). Ribuan tahun yang lalu di zaman raja Daud, hal ini sudah marak terjadi.
Berdoa atau berbicara soal ketidakadilan yang terjadi di sekitar bukan dosa. Tuhan akan mendengarkannya.
Jangan pikirin Tuhan hanya mau mendengarkan doa bertipe ABS (Asal Bapa Senang). Bahkan keluhan yang tak terucapkan pun Ia dengar dan Roh Kudus akan membantu kita (Rm. 8:26).
Kepedulian pada ketidakadilan dan kejahatan harusnya tidak absen dalam doa dan pergumulan kita.
Meski bukan kita yang terjadi korbannya. Tapi, jika Tuhan saja membenci kejahatan dan peduli pada mereka yang tertindas, harusnya kita juga.
Bukan kata-kata manis yang Tuhan mau ada dalam doa kita melainkan kejujuran dan ketulusan.
Selamat berkarya dan bekerja.
Tuhan Yesus Memberkati.
Merenungkan Mazmur 59
"Sukses Tapi Terancam"
Mazmur 59:17 (TB) Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
Satu malam, setelah Saul yang iri pada Daud gagal membunuh Daud dengan tangannya sendiri, raja Israel itu menyuruh orang mengawasi Daud di rumahnya. Tapi, suruhan Saul ini lebih pantas disebut tim pembunuh, karena tujuan mereka mengawasi hanya satu: membunuh Daud sebelum pagi (1 Sam. 19:8-12). Lebih ironis, Daud saat itu ada di rumah Mikhal istrinya, yang tak lain putri Saul sendiri.
Kita bisa bayangkan bagaimana perasaan Daud saat itu. Ia hendak dibunuh bapak mertuanya sendiri saat di rumah bersama putri Saul, meskipun ia tidak bersalah, bahkan baru saja pulang setelah memberi kemenangan bagi Israel (1 Sam. 19:8).
Daud tentu merasa takut dan terancam. Tapi, ia tak membiarkan ketakutan tersebut menguasainya.
Di sini kita bisa melihat fakta yang kontras dengan pandangan dunia saat ini. Banyak orang berpikir, dekat dengan penguasa adalah jaminan keamanan. Tapi, Daud sang menantu raja justru mengalami sebaliknya.
Ketika banyak orang menganggap popularitas dan karier sukses adalah jaminan masa depan, popularitas Daud dan keberhasilannya sama sekali tak menjamin apa-apa. Hanya Tuhan yang bisa menjamin keamanan dan keselamatan kita!!
Sebagai orang percaya, pengharapan dan jaminan kita hanyalah pada Tuhan, bukan pada harta, jabatan, koneksi, ataupun ketrampilan dan kekuatan kita.
Hanya Tuhan jaminan dan Sumber Pengharapan
Selamat menjalani hidup kita hari ini, andalkan Tuhan dalam setiap laku kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 52 (hari ke 530)
Tafsiran
Meneladani kebingungan Daud. Daud sedang dalam keadaan yang sangat genting (ayat 2 bdk. 1Sam. 22:9-10). Tindakan Doeg berpotensi untuk menghancurkan masa depan serta membahayakan keselamatan jiwa Daud. Namun ia tidak mengeluh. Sebaliknya ia justru bingung melihat Doeg yang bangga dengan kejahatannya terhadap orang yang dikasihi Allah (ayat 3-6) sebab tindakannya itu akan mendatangkan cemoohan serta kehancuran bagi diri Doeg (ayat 7-9).
Apa yang dapat dipelajari dari kebingungan Daud? Kebingungan Daud mendemonstrasikan keyakinannya yang tidak tergoyahkan dalam segala situasi tentang siapa dirinya dihadapan Allah dan siapa Allah bagi dirinya (ayat 3). Karena itu ia mampu untuk selalu berorientasi pada masa yang akan datang dimana Allah akan merobohkan ... Ia akan merebut ... (ayat 7). Kebingungan Daud juga memperlihatkan bahwa ia memahami realita kehidupan yaitu meskipun ia adalah seseorang yang dikasihi dan diurapi oleh Allah, ia tidak terbebas dari berbagai masalah maupun persoalan hidup.
Ia juga dengan yakin mengidentifikasikan dirinya sebagai pohon zaitun yang menghijau (ayat 10). Ini sangat mengagumkan. Pohon zaitun adalah pohon yang memerlukan waktu yang lama untuk bertumbuh. Pohon ini melambangkan keindahan, kekuatan, kedamaian, kelimpahan, bahkan berkat ilahi. Pengidentifikasiannya memperlihatkan kerohanian Daud yang dewasa dan kepribadiannya yang matang. Ia yakin tidak ada kekuatan apa pun yang akan mengubah rencana Allah bagi dirinya (ayat 10) namun ia tidak mengharapkan jalan pintas sebaliknya ia siap berjuang dan bekerja keras untuk merealisasikan rencana Allah bagi dirinya. Keyakinan yang luar biasa inilah yang mendorong Daud untuk bersyukur dan bersaksi akan kesetiaan dan kemuliaan Tuhan senantiasa tanpa tergantung pada situasi maupun keadaan (ayat 11).
Renungkan: Tekanan dan ancaman yang dialami oleh Daud mungkin sudah atau suatu saat akan kita alami. Namun hendaknya kita dapat bingung seperti Daud sebab bukankah kita adalah orang-orang yang dikasihi Allah, karena Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk kita. Tak ada satu kekuatan pun yang dapat menghancurkan kita atau rencana Allah bagi hidup kita, maka bersiaplah senantiasa dan berjuang bagi perealisasian rencana-Nya dalam kehidupan kita.
Merenungkan Mazmur 60
"Masalah Mengandalkan Tuhan"
Mazmur 60:14 Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.
Bersikap seperti Daud memang tidak mudah. Meski ia memiliki kekuatan perang yang tidak perlu diragukan lagi kekuatannya (yang kelihatan di depan mata), ia tetap mengandalkan Tuhan. Lantas, apakah mengandalkan dokter, misalnya, berarti tidak mengandalkan Tuhan?
Mengandalkan Tuhan itu harus, tapi ini bukan berarti berarti kita lantas tidak berbuat apa-apa juga. Daud memang mengandalkan Tuhan, tapi ia juga pasti juga mengandalkan kekuatan pasukannya. Hanya saja, hatinya tahu benar bahwa yang dapat memberikan kemenangan hanyalah Tuhan, bukan pasukan.
Ya, mengandalkan Tuhan berarti juga mengandalkan orang-orang di sekitar kita (dokter, sahabat, materi, dsb) sambil menyimpan keyakinan dalam hati bahwa sumber segala kemenangan, kesembuhan, dan jalan ke luar adalah Tuhan, bukan manusia.
Mengandalkan Tuhan bukan berarti pasrah saja dan tidak berbuat apa-apa
Selamat berkarya,Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 53 (hari ke 531)
Tafsiran
Lawanlah proses pembusukan yang sedang terjadi. Mari kita melihat potret diri bangsa kita. Betapa buruk bahkan cenderung semakin buruk wajah bangsa kita. Ledakan bom bukan lagi merupakan berita yang terjadi di negara lain yang kita dengar melalui ‘Dunia Dalam Berita’ namun sudah menjadi berita lokal. Koruptor besar bisa bebas secara legal sementara pencuri motor atau ayam mati dibakar massa. Pajak digalakkan untuk menutupi defisit belanja negara karena pemerintah tidak lagi mempunyai wibawa dan kuasa untuk menagih uang yang digelapkan oleh para koruptor besar. Akibatnya rakyat semakin menderita sebab sabun mandi pun sudah menjadi barang mewah.
Proses pembusukan yang terjadi dalam masyarakat merupakan sebuah proses yang wajar selama angggota masyarakatnya tidak mengakui adanya Allah dalam hatinya (ayat 2). Ada yang menarik untuk diperhatikan dalam perkataan pemazmur ‘orang bebal berkata dalam hatinya’. Artinya bisa saja mereka mempunyai kehidupan beribadah secara lahiriah namun jika dalam hatinya mereka menolak Allah, proses pembusukan akan tetap terjadi. Bagi pemazmur itu adalah hal yang wajar sebab memang seluruh umat manusia sudah jatuh ke dalam dosa dan tidak ada yang mencari Allah (ayat 3-5). Dengan kata lain apa yang dapat diharapkan dari masyarakat jika manusia masih dikuasai oleh dosa?Pemazmur juga mengingatkan kepada kita agar tidak bersikap masa bodoh terhadap proses pembusukan tersebut, sebab cepat atau lambat kita akan menjadi korban kejahatan terstruktur mereka (ayat 5). Namun pemazmur juga mengingatkan kita untuk tidak gentar dan undur dari Allah, sebab Allah tidak akan membiarkan mereka menikmati hasil kejahatannya begitu saja. Bila waktunya tiba Allah akan menghabisi mereka karena mereka bukanlah siapa-siapa di hadapan-Nya. Oleh sebab itu hendaklah umat Allah tetap berharap hanya kepada-Nya (ayat 7).
Renungkan: Kita patut bersyukur bahwa Allah senantiasa akan menyelamatkan umat-Nya. Namun kita pun harus berjuang untuk menghentikan proses pembusukan itu. Satu-satunya antibiotik yang dapat menghentikan proses itu adalah darah Yesus Kristus. Potret diri bangsa kita akan diperbaiki jika pemimpin bangsa kita dibasuh oleh darah Yesus sehingga mereka mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Itulah tugas kita. Marilah kita bergegas menunaikannya, berpacu dengan waktu.
[21.51, 7/4/2024] +62 813-8362-7491: Pembacaan MAZMUR 54 (hari ke 532)
Tafsiran
Ujian yang membuktikan keyakinan dan kesetiaan kita. Salah satu alasan mengapa Allah mengizinkan anak-anak-Nya mengalami kesulitan dan tekanan adalah untuk menguji sampai dimanakah kesetiaan dan keyakinan mereka terhadap diri-Nya. Daud adalah salah seorang anak-anak Allah yang mengalami ujian itu sebelum ia menaiki takhta menjadi raja atas Israel.
Daud dikhianati hingga 2 kali (ayat 1-2) oleh orang-orang Zilfi yang telah ia selamatkan dari tangan Filistin. Betapa sakit hati Daud sekaligus jiwanya terancam. Namun Daud hanya menuliskan sebuah mazmur pendek. Isinya terkesan sangat sederhana yaitu permohonan agar Allah bertindak beserta alasannya (ayat 3-5), keyakinan Daud (ayat 6-7), dan diakhiri dengan janji Daud terhadap Allah (ayat 8-9). Namun isi mazmur singkat ini dari awal hingga akhir, berorientasi hanya kepada Allah.
Permohonan Daud (ayat 3) memperlihatkan bahwa Daud hanya bergantung kepada seluruh karakter dan keberadaan Allah. Sedangkan alasan ia minta tolong kepada Allah bukan karena serangan yang ia alami semata tapi karena penyerangnya adalah orang-orang yang mengabaikan Allah. Permohonannya merupakan tindakan konkrit dari sebuah keyakinan terhadap siapakah Allah bagi dirinya dan siapakah dirinya di hadapan Allah (ayat 6). Bahkan permohonannya agar Allah bertindak didasarkan pada apa yang pernah para musuhnya lakukan dan kesetiaan-Nya (ayat 7). Masih ada unsur kasih terhadap musuhnya dalam permohonan Daud. Akhirnya mazmur Daud diakhiri dengan janji Daud kepada Allah (ayat 8-9). Janji ini merupakan pengakuan sebelum Allah bertindak bahwa Allah pasti akan menyelamatkannya. Keyakinannya tidak dibatasi oleh dimensi waktu.
Renungkan: Mazmur yang Daud tulis membuktikan bahwa ia sudah lulus dari ujian yang Allah berikan. Ia tetap berpusatkan pada Allah dan kedaulatan-Nya. Ia tidak membiarkan sakit hati dan ancaman yang ia terima membuat pandangannya terhadap Allah menjadi kabur sehingga ia mencari pertolongan dari sumber yang lain. Inilah teladan Daud yang sangat indah. Ancaman apa pun dapat Anda alami seperti ancaman intelektual, teologi, emosi, sosial, atau ekonomi. Jika ini yang terjadi hendaklah kita tetap seperti Daud yang tetap berorientasi kepada Allah dan kedaulatan-Nya sebab hanya Dialah penolong kita.
[09.10, 8/4/2024] +62 812-9661-4441: Merencanakan Mazmur 61
"Kuasa Curhat
Mazmur 61:2 (TB) Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah, perhatikanlah doaku!
Ketika menulis Mazmur ini, Daud memang sedang dalam keadaan tertekan luar biasa.
Bagaimana tidak, anaknya, Absalom, tidak hanya merendahkannya dengan meniduri gundik-gundiknya (2 Sam. 26: 21-22), tapi juga memberontak dan menghasut rakyat Israel untuk kudeta terhadapnya.
Besar kemungkinan, saat itu Daud dan beberapa orang kepercayaannya melarikan diri dari Yerusalem (lih. 2 Sam. 15:1-15), mencari perlindungan di goa-goa atau padang gurun. Pada saat seperti ini, ia pun curhat pada Tuhan.
Dan seperti kita merasa plong sesudah mebagi beban dengan orang yang kita percaya, Daud pun juga kemudian merasakannya.
Lihat saja ia mengawali banyak mazmurnya dengan perasaan tertekan, tapi pada akhir mazmurnya, ia selalu berakhir dengan memuji Tuhan. Bagaimana dengan kita??
Sudahkah Tuhan menjadi tempat curhat yang pertama dan terutama saat mengalami berbagai tekanan hidup yang menghimpit?
Ia adalah pribadi yang dapat dipercaya dan penuh kuasa. Curhat kita mungkin adalah tangisan, tapi Ia akan mengubahnya menjadi pujian.
Tuhan adalah tempat curhat yang paling terpercaya dan mengandung kuasa.
Selamat bekerja dan berkarya kembali
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 54 (hari ke 532)
Tafsiran
Ujian yang membuktikan keyakinan dan kesetiaan kita. Salah satu alasan mengapa Allah mengizinkan anak-anak-Nya mengalami kesulitan dan tekanan adalah untuk menguji sampai dimanakah kesetiaan dan keyakinan mereka terhadap diri-Nya. Daud adalah salah seorang anak-anak Allah yang mengalami ujian itu sebelum ia menaiki takhta menjadi raja atas Israel.
Daud dikhianati hingga 2 kali (ayat 1-2) oleh orang-orang Zilfi yang telah ia selamatkan dari tangan Filistin. Betapa sakit hati Daud sekaligus jiwanya terancam. Namun Daud hanya menuliskan sebuah mazmur pendek. Isinya terkesan sangat sederhana yaitu permohonan agar Allah bertindak beserta alasannya (ayat 3-5), keyakinan Daud (ayat 6-7), dan diakhiri dengan janji Daud terhadap Allah (ayat 8-9). Namun isi mazmur singkat ini dari awal hingga akhir, berorientasi hanya kepada Allah.
Permohonan Daud (ayat 3) memperlihatkan bahwa Daud hanya bergantung kepada seluruh karakter dan keberadaan Allah. Sedangkan alasan ia minta tolong kepada Allah bukan karena serangan yang ia alami semata tapi karena penyerangnya adalah orang-orang yang mengabaikan Allah. Permohonannya merupakan tindakan konkrit dari sebuah keyakinan terhadap siapakah Allah bagi dirinya dan siapakah dirinya di hadapan Allah (ayat 6). Bahkan permohonannya agar Allah bertindak didasarkan pada apa yang pernah para musuhnya lakukan dan kesetiaan-Nya (ayat 7). Masih ada unsur kasih terhadap musuhnya dalam permohonan Daud. Akhirnya mazmur Daud diakhiri dengan janji Daud kepada Allah (ayat 8-9). Janji ini merupakan pengakuan sebelum Allah bertindak bahwa Allah pasti akan menyelamatkannya. Keyakinannya tidak dibatasi oleh dimensi waktu.
Renungkan: Mazmur yang Daud tulis membuktikan bahwa ia sudah lulus dari ujian yang Allah berikan. Ia tetap berpusatkan pada Allah dan kedaulatan-Nya. Ia tidak membiarkan sakit hati dan ancaman yang ia terima membuat pandangannya terhadap Allah menjadi kabur sehingga ia mencari pertolongan dari sumber yang lain. Inilah teladan Daud yang sangat indah. Ancaman apa pun dapat Anda alami seperti ancaman intelektual, teologi, emosi, sosial, atau ekonomi. Jika ini yang terjadi hendaklah kita tetap seperti Daud yang tetap berorientasi kepada Allah dan kedaulatan-Nya sebab hanya Dialah penolong kita.
Merencanakan Mazmur 61
"Kuasa Curhat
Mazmur 61:2 (TB) Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah, perhatikanlah doaku!
Ketika menulis Mazmur ini, Daud memang sedang dalam keadaan tertekan luar biasa.
Bagaimana tidak, anaknya, Absalom, tidak hanya merendahkannya dengan meniduri gundik-gundiknya (2 Sam. 26: 21-22), tapi juga memberontak dan menghasut rakyat Israel untuk kudeta terhadapnya.
Besar kemungkinan, saat itu Daud dan beberapa orang kepercayaannya melarikan diri dari Yerusalem (lih. 2 Sam. 15:1-15), mencari perlindungan di goa-goa atau padang gurun. Pada saat seperti ini, ia pun curhat pada Tuhan.
Dan seperti kita merasa plong sesudah mebagi beban dengan orang yang kita percaya, Daud pun juga kemudian merasakannya.
Lihat saja ia mengawali banyak mazmurnya dengan perasaan tertekan, tapi pada akhir mazmurnya, ia selalu berakhir dengan memuji Tuhan. Bagaimana dengan kita??
Sudahkah Tuhan menjadi tempat curhat yang pertama dan terutama saat mengalami berbagai tekanan hidup yang menghimpit?
Ia adalah pribadi yang dapat dipercaya dan penuh kuasa. Curhat kita mungkin adalah tangisan, tapi Ia akan mengubahnya menjadi pujian.
Tuhan adalah tempat curhat yang paling terpercaya dan mengandung kuasa.
Selamat bekerja dan berkarya kembali
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 62
"Harap Tenang"
Mazmur 62:2 (TB) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
Tetap tenang saat menghadapi masalah hidup mirip dengan menenangkan diri saat menunggu waktu ujian selesai. Pilihannya terbatas. Paling-paling cuma dua yang dapat kita lakukan untuk dapat benar-benar tenang.
▪︎pertama dan harus dilakukan terlebih dahulu adalah meneladani Daud; tinggal dekat Tuhan yang adalah sumber ketenangan.
Kalau ini sudah dilakukan, maka pikiran pun menjadi lebih dingin dan jernih, sehingga kita bisa melakukan aktivitas
▪︎kedua, yakni mirip seperti menunggu waktu ujian selesai--memeriksa kembali masalah-masalah yang kita alami.
Dengan hati tenang, masalah hidup pun lebih mudah dijalani dan bahkan diselesaikan.
Satu-satunya cara menenangkan diri dalam menghadapi masalah hidup adalah tinggal dekat dengan Tuhan.
Selamat beraktifitas menjalankan tugas dan tanggung jawab kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 63
"Kasih Setia"
Mazmur 63:4 (TB) Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
Bagi Daud, kasih-Nya jauh lebih berharga daripada hidup.
Baginya, hal ini bahkan adalah yang paling terpenting.
Tanpa kasih-Nya yang memberikan napas kehidupan, maka tidak akan ada hidup.
Tanpa kasih-Nya, maka tidak akan ada hidup yang hidup; yakni hidup yang dilimpahi dengan kebahagiaan.
Hidup ini memang berharga dan lebih berharga daripada hidup itu sendiri adalah kasih-Nya.
Inilah yang membantu Daud melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Hidupnya boleh saja sedang jatuh, tapi asalkan kasih setia-Nya masih mengiringi hidupnya, ia tahu bahwa ia akan senantiasa dapat bertahan.
Coba lihat cara Daud melalui masa-masa sulitnya. Pada waktu hendak tidur ia ingat kepada Allah dan merenungkannya sepanjang malam (ay.7). Ia mengingat kasih setia Tuhan dari dulu hingga kapan pun tidak akan berubah bagi mereka yang mengasihi-Nya.
Jika kita ingin sukses dalam hidup ini, termasuk dalam melalui masa-masa sulit, maka pastikan merenungkan kasih setia-Nya saat menutup hari menjadi kebiasaan kita.
Kasih setia-Nya lebih berharga daripada hidup.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita. Rasakan kasih setia-Nya selalu menyertai kehidupan kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 55 (hari ke 533)
Tafsiran
Hidup ini sarat dengan berbagai masalah. Di bagian awal, Pemazmur mengungkapkan bahwa ada fakta yang tak dapat manusia sangkal, yaitu manusia tidak berdaya menghadapi dan mengatasi sendiri berbagai masalah dalam hidup ini (ayat 2-9). Dalam kehidupan iman ada tempat untuk mengungkapkan tawa dan tangis, tabah dan takut, kasih dan kecewa. Tuhan menciptakan manusia dengan perasaan. Itulah sebabnya Tuhan bersedia mengerti berbagai perasaan manusia yang timbul dalam beragam perjalanan pengalaman hidup.
Keputusan Allah. Dalam ayat 10-16, tampak bahwa Daud memohon agar Tuhan membalas musuh-musuhnya. Apa alasan Daud menaikkan permohonan tersebut dalam doanya? Kemarahan dan keinginan Daud untuk menegakkan kebenaran! Dalam ayat selanjutnya menjadi jelas, bahwa Daud tidak memaksakan kehendaknya tetapi menyerahkan masalahnya kepada Tuhan (ayat 23). Pada langkah ini, kita sering berbeda dari Daud. Kita harus meneladani sikap doa Daud, berdoa bukan atas dasar keinginan menghakimi sendiri tetapi mempercayakan setiap masalah dan pergumulan hidup kepada Hakim yang berhak menghakimi dan adil.
Doa: Ya Yesus, Engkaulah curahan hati kami di saat duka.
Pembacaan MAZMUR 56 (hari ke 534)
Nats
Mazmur 56:3-4 (TB) (56-4) Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;
(56-5) kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
Pembacaan MAZMUR 57 (hari ke 535)
Tafsiran
Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung. Mazmur ini disusun sekitar tahun 1060 s.M setelah Daud lolos dari kota Gat dan selanjutnya mencari pertahanan diri di gua Adulam (ayat 1Sam. 22:1-5; 2Sam. 23:13-14). Baik tema maupun gaya penulisan syair ini mirip dengan mazmur sebelumnya. Keduanya dimulai dengan kata-kata serupa, terbagi dalam dua bagian, masing- masing disusul dengan refrein (ayat 6, 12), berbicara tentang penindasan yang sama (ayat 56:2, 3; 57:4) serta mengungkapkan kepercayaan yang dalam terhadap Allah.
Pemazmur di dalam doanya menyamakan citra dirinya seperti seekor anak burung muda yang secara naluri mencari perlindungan di bawah naungan sayap induknya (ayat 2). Isi doanya dipanjatkan kepada Allah yang Maha Tinggi. Ia yakin Allah akan segera mengirim kasih setia dan kebenaran-Nya (ayat 11) dan menolong dia dari pengejaran musuh yang akan menginjak-injak dirinya (ayat 3-4). Bahaya yang mengincarnya begitu dekat sampai pemazmur harus tidur di tempat yang sangat tersembunyi, sementara para musuh yang hujatannya setajam senjata sedang mencari dirinya di sekitar persembunyiannya (ayat 5). Usai mengumpamakan dirinya dikejar-kejar oleh binatang buas, kini ia mengubah gambaran tentang orang-orang yang memasang jaring terhadap binatang yang diburu. Keyakinannya akan Allah membuat mata rohaninya dapat melihat bahwa rancangan sindikat kejahatan itu akan menimpa para musuh itu sendiri (ayat 7).
Setelah menuntaskan doanya, kini hati pemazmur kembali meluap dengan sukacita surgawi (ayat 8). Dalam ucapan syukurnya ia mengajak dirinya sendiri diiringi musik untuk bangkit mengatasi pergumulannya (ayat 9). Ketika merenungkan mazmur ini, Calvin berkomentar bahwa ada musim tertentu ketika kita diizinkan untuk menikmati lembutnya fajar kemakmuran, namun ada kalanya di dalam kehidupan kita mungkin juga tiba-tiba disusul oleh badai kemalangan yang seringkali datang secara beruntun, dan kita harus yakin bahwa Allah akan melindungi kita dengan kekuatan sayap-Nya.
Renungkan: Kristen yang sejati boleh menangis di dalam kesedihan, boleh juga ketakutan di dalam penganiayaan, namun semua itu hanyalah warnasari untuk memperindah dan memberi pertumbuhan bagi kepercayaan kita bila kita tetap bergayut aman di dalam keperkasaan kepak sayap-Nya.
Merenungkan Mazmur 64
"Jujur: Ajur atau Mujur"
Mazmur 64:11 (TB) Orang benar akan bersukacita karena TUHAN dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah.
Kemujuran dari sebuah kejujuran kadang kala memang tidak selalu langsung kita alami. Bukannya jujur, kita malah ajur. Tapi Tuhan mengajak kita untuk melihat "akhir" dari setiap perbuatan yang kita pilih.
Jika firman Tuhan sudah berkata bahwa orang jujur pasti hidupnya mujur, maka jika saat ini kita jujur meski sudah berusaha hidup jujur, maka percayalah dengan pasti bahwa itu bukanlah akhir.
Tuhan berkata bahwa Ia akan membawa bangsa Israel ke Kanaan, tapi Ia juga tidak lantas memindahkan bangsa Israel ke Kanaan, bukan?? Sebaliknya, bangsa Israel harus mengalami padang gurun terlebih dahulu. Ajur juga sama prinsipnya. Ajur dari sebuah kejujuran hanyalah padang gurun.
Pada akhirnya, Kanaan kemujuranlah yang akan kita terima dari nilai-nilai kejujuran yang dijunjung tinggi dalam menjalani hidup ini.
Ajur hanyalah padang gurun yang harus kita lewati sebelum akhirnya kita mencapai Kanaan kemujuran.
Selamat berkarya, tetap semangat dan jadilah berkat bagi orang-orang di sekitar kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 58 (hari ke 536)
Tafsiran
Layakkah penguasa ditegur? Apakah penguasa perlu dikontrol? Pada masa kini, pertanyaan-pertanyaan ini jawabannya kelabu. Tetapi firman Allah berwibawa terhadap penguasa manapun, apalagi penguasa curang. Manusia berdosa dapat menjadi seorang penguasa yang tak adil. Pengaruh buruknya bisa meracuni generasi turun temurun. Kekerasan hati membuat mereka tidak peduli pada keluhan, doa, bahkan sumpah serapah orang yang mereka tindas. Apakah Allah akan membiarkan saja para pemimpin jahat itu tanpa bertindak setimpal menghukum mereka?
Tidak akan membiarkan. Kejahatan bersumber di hati. Berbagai kejahatan, termasuk kejahatan yang dibuat oleh para penguasa berasal dari hati yang tidak takut akan Tuhan. Karena itu masalah t…
Pembacaan MAZMUR 59 (hari ke 537)
Tafsiran
Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan. Kita lebih sering mengenal pelarian dalam konotasi negatif, misalnya pelarian politik, pelarian cinta, pelarian arisan, pelarian perjanjian. Tetapi mungkin satu-satunya pelarian yang bermakna positif adalah seperti yang dilakukan oleh Daud. Ia tidak seharusnya dikejar-kejar oleh pasukan pilihan Saul yang memburu dirinya seolah si otak mafia berkaliber dunia.
Dalam seruannya kepada Allah terlihat bahwa tingkah laku musuhnya semakin berbahaya (ayat 2-4). Saul mengirim tim federasi pembunuh untuk mengincar nyawa menantunya sendiri (ayat 1Sam. 19:1; 9-18). Dalam kondisi yang terpuruk ini Daud memohon pembelaan Allah dengan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, sebab hanya Tuhanlah Hakim yang adil dan benar (ayat 5-6).
Walaupun pemazmur sedang diawasi dengan ketat, namun matanya tidak kalah cermat. Bahkan ia sempat menguraikan atmosfer yang melingkupi dirinya dengan teliti kepada Allah. Ia menggambarkan musuh-musuhnya seperti gerombolan anjing yang melolong mengelilingi kota (ayat 7-8). Bertolakbelakang dengan keyakinan musuhnya, pemazmur yakin bahwa ia sudah diselamatkan oleh Allah (ayat 9-11). Lukisan tentang musuhnya dilanjutkan setelah ia menyisipkan pujian kepada Allah. Dalam pandangannya, dosa kekejian terbesar seterunya adalah bahwa mulut mereka tidak pernah kenyang dengan sumpah serapah. Mereka tiada henti-hentinya mengaum (ayat 12-16). Di akhir mazmurnya Daud mengkonfirmasikan kepercayaannya kepada Allah. Bahkan di dalam pelariannya, ia mau menyanyikan kekuatan-Nya, bersorak-sorai karena kasih setia Tuhan (ayat 17- 18).
Bila kita mengkaji ulang sikap pemazmur di dalam kesesakan, kita sungguh terhibur karena sebagai Kristen kita diperkenankan untuk berseru kepada Allah. Sekalipun Allah mengendalikan para penganiaya, Dia mungkin menyerahkan kita untuk diuji oleh lawan yang jahat. Oleh karena itu kita harus berseru kepada Allah sepanjang hidup kita.
Renungkan: Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi tantangan hidup yang seringkali menyesakkan kita dalam ketidakmengertian. Tiada kekuatan lain yang mampu memberikan kepada kita ketenangan, kecuali permohonan di dalam doa kepada Allah. Proses menggumuli kuasa doa inilah yang memberikan ketenangan sejati.
Pembacaan MAZMUR 60 (hari ke 538)
Tafsiran
Sering terdengar lagu "We are the champion" dalam merayakan kemenangan, tetapi kita tidak pernah mendengar perayaan kekalahan apalagi diiringi oleh sebuah lagu. Kekalahan tidak pernah disukai orang. Namun kenyataannya hidup ini tidak selalu berkemenangan. Jadi, apakah makna di balik kekalahan dan kemenangan yang dirasakan oleh seseorang?
Mazmur ini mengajak kita untuk melihat kekalahan dan kemenangan dari sudut pandang Daud sebagai raja Israel. Pertama, teriakan Daud supaya Allah memulihkan mereka, karena pertahanan mereka tertembus (ayat 1-7) memberikan pengertian kepada kita bahwa Daud pernah merasakan apa yang disebut kekalahan. Daud melihat kekalahan sebagai penghukuman dari Tuhan. Namun Daud tidak mengeluh kepada Tuhan, apalagi menyalahkan Tuhan karena kekalahan yang dialaminya. Ia melihat bahwa ada pengajaran Allah yang harus dipelajari oleh Israel dan dirinya dalam kekalahan tersebut.
Kedua, berdasarkan janji Allah akan kemenangan (ayat 8-10) Daud merasakan kemenangan yang berasal dari Tuhan. Ia sadar bahwa kemenangannya bukan atas dasar kekuatan dan taktik berperangnya, tapi semata-mata karena bersama Allah ia melakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa terhadap musuhnya (ayat 13-14) dan inilah sumber kemenangan Daud.
Dua pelajaran yang Daud ungkapkan bahwa kemenangan dan kekalahan semuanya datang dari Tuhan. Daud memberi teladan bagaimana sikapnya menerima kekalahan dan kemenangan dalam peperangan.
Kalau Allah mengijinkan kita menderita kekalahan, itu artinya ada hal yang harus kita pelajari. Kalau Allah memberi kita kemenangan, biarlah segala syukur kita kembalikan kepada Dia. Seperti Daud, kalah atau menang, biarlah Allah tetap dimuliakan.
Renungkan: Kita semua akan mengalami kekalahan dan kemenangan. Jadikan Daud teladan dalam menyikapi hal tersebut.
Pembacaan MAZMUR 61 (hari ke 539)
Tafsiran
Ketika merefleksikan pengembaraan hidup. Daud mengawali mazmur ini dengan permohonan yang sangat hangat dari batin yang dijejali dengan perasaan jauh dari Allah (ayat 2). Serta merta ia mengakui kisi-kisi hatinya lemah lesu. Ia berhasrat mencapai keselamatan yang tak mungkin dapat digapainya dengan usaha sendiri. Ia memohon Allah menuntunnya ke gunung batu yang sangat tinggi (ayat 3-4), yakni Allah sendiri.
Di ambang batas kesepiannya ia meminta Allah mengizinkannya berlindung pada-Nya (ayat 5). Setelah kerinduan hati terungkap, Daud kini mengingat kembali akan tindakan-tindakan Allah di masa lampau. Terkenang akan masa penobatan dirinya sebagai raja sehingga ia meresponi-Nya dengan nazar yang dengan setia ditepati. Ia sendiri yakin bahwa Allah yang telah menganugerahkan tanggung jawab yang besar, juga akan memberinya kekuatan ekstra untuk melaksanakan tugasnya (ayat 6).
Daud mengakui dirinya tidak memiliki kekuatan pribadi sehingga ia hanya dapat melanjutkan tugasnya bila Allah menambah umurnya (ayat 7). Hidup di dalam perpanjangan jabatan saja tidaklah memuaskan dan ia merindukan dapat hidup di dalam perkenanan Allah dan dijaga oleh kasih setia dan kebenaran-Nya. Daud memang seorang yang sungguh hidup berkenan kepada-Nya.
Renungkan: Ada kalanya ketika kita mengusir kesepian diri, perasaan itu melekat seolah tidak pernah mau menyingkir. Bila hal ini terjadi, periksalah dengan jujur apakah kita berani melepaskan segala sesuatu demi mendapatkan dekapan kasih Allah atau kita tetap memegang erat-erat mamon hidup kita, sehingga kita tidak mendapat tempat di kemah-Nya? Refleksikanlah hidup Anda
Pembacaan MAZMUR 62 (hari ke 540)
Tafsiran
Tenang teduh di dekat Tuhan. Mazmur ini membeberkan keyakinan Daud kepada Tuhan saat ia menghadapi persepakatan politik yang ingin menjatuhkannya (ayat 2- 5). Dengan keyakinannya, ia mengajak umat-Nya bersandar kepada Tuhan (ayat 6-9). Karena ia menyadari bahwa segala kejayaan manusia adalah rapuh di hadapan Tuhan (ayat 10-11), tetapi kuasa, kasih setia, dan keadilan Tuhan yang diberikan kepadanya adalah teguh (ayat 12-13).
Situasi saat itu bukanlah keadaan yang aman bagi Daud. Ia menyadari bahwa dirinya seperti dinding miring yang segera akan roboh (ayat 4), yang sedang dikerumuni oleh mereka yang ingin menghempaskannya. Ia mengetahui bahwa dirinya didustai oleh mereka yang berkata manis, padahal di dalam hati mengutukinya (ayat 5). Namun dalam situasi yang terhimpit ini, Daud tetap diliputi rasa aman dan tenang teduh karena berada dekat dengan Allah, satu- satunya sumber pengharapan yang dapat diandalkan (ayat 2-3, 6-7). Kedekatannya dan pemahamannya akan Tuhan merupakan jangkar bagi keyakinannya yang kokoh. Kedekatannya kepada Tuhan tidaklah terlepas dari pemahamannya tentang Tuhan sebagai sumber keselamatan (ayat 2b), pengharapan (ayat 6b, 7), dan kemuliaannya (ayat 8). Ia adalah tempat perlindungan yang teguh, yang menyediakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan bagi umat-Nya untuk mencurahkan isi hati mereka (ayat 9). Dialah yang memberikan kepadanya kuasa, kasih setia, dan keadilan (ayat 12).
Pengenalannya yang tepat kepada Tuhan menuntunnya untuk: [1] Tetap tenang pada masa yang sukar, karena ia mengetahui bahwa para musuhnya tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan (ayat 10); [2] Menyadari bahwa keselamatan dan kemuliaannya bergantung kepada Tuhan (ayat 8). Ia mengajak umat-Nya untuk tidak bergantung kepada harta, melainkan kepada Tuhan setiap waktu (ayat 9); [3] Menjadi seorang penguasa yang memiliki kesadaran moral dan menyadari bahwa pemerasan dan perampasan bukanlah jalan keluar bagi persoalannya (ayat 11).
Renungkan: Apakah atau siapakah yang selama ini menjadi sumber rasa aman Anda? Tepatkah Anda berharap kepadanya? Hal-hal apakah yang menjadi penghambat bagi Anda untuk bergantung penuh pada Tuhan? Bagaimana pemahaman hari ini menolong Anda untuk semakin bergantung kepada Tuhan?
Merenungkan Mazmur 65
"Syukur dalam Perbuatan"
Dalam surat Paulus kepada jemaat Tesalonika, 1 Tesalonika 5:18 (TB) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Dalam segala hal, kita memang patut bersyukur. Itu pulalah yang Daud lakukan. Ia mengucapkan syukur kepada Allah karena Ia telah mendengar doa-doanya, mengampuni kesalahannya, menolongnya, memberkati usahanya, memenuhi kebutuhannya, dan menyertai dalam segala keadaan.
Ia mensyukuri semuanya itu dengan cara bermazmur.
Kita pun seharusnya melakukan hal yang sama. Alkitab sebenarnya secara tidak langsung menyiratkan beragam cara untuk dapat mensyukuri kebaikan-Nya.
Membayar nazar juga adalah suatu bentuk ucapan syukur. Apalagi jika sudah bernazar, maka nazar itu memang harus dibayar (Pkh. 5:3-5).
Memberikan sebagian dari apa yang menjadi milik kita bagi kemuliaan-Nya juga bentuk lain dari ucapan syukur.
Zakheus dan Yusuf Arimatea contohnya. Zakheus membagikan 50 % hartanya untuk orang miskin, sementara Yusuf Arimatea memberikan tanah kuburannya bagi Yesus.
Mengembangkan talenta pun adalah ucapan syukur (Mat. 25:21-23). Mengucap syukur lewat perkataan dan pujian tentu tidak salah, tapi alangkah baiknya jika ucapan syukur itu juga tercermin dalam tindakan-tindakan yang memuliakan-Nya.
Pembacaan MAZMUR 63 (hari ke 541)
Tafsiran
Daud berada di tempat pengasingan, di padang gurun Yehuda. Gurun biasanya kering kerontang, tandus, sulit air. Kawasan itu jauh dari Tabernakel atau tempat kudus atau Kemah Tuhan, tempat yang diyakini orang Israel sebagai tempat pertemuan dengan Allah. Itulah alamat Allah atau tempat kehadiran Allah. Daud sangat ingin kembali dan masuk ke tempat tersebut untuk melihat kekuatan dan kemuliaan Allah. Sekering padang gurun, begitulah kerontangnya jiwa Daud merindukan hadirat Allah. Saya dan Anda juga perlu persekutuan yang indah dengan Roh Kudus setiap hari.
Kepemilikan Allah. Perenungan manis jiwa Daud ialah: Jiwanya adalah milik Allah dan melekat pada-Nya (ayat 9). Hati Daud penuh dengan penghayatan dan pengakuan yang diungkapkannya dalam frase kunci: kekuatan-Mu, kasih setia-Mu, nama-Mu, sayap-Mu, tangan kanan-Mu. Dia yang haus, lapar dan rindu akan Allah ditolong dan dipuaskan. Segala hal yang menjadi milik Allah sungguh memuaskan Daud. Bukankah menjadi milik Allah menyebabkan Anda dan saya mantap? Bukankah segala hal ilahi yang Allah berikan menjadikan Anda dan saya puas dan bersuka?
Renungkan: Gaya hidup orang yang puas dalam Allah, pasti mempermuliakan-Nya.
Merenungkan Mazmur 66
"Pastikan Didengar"
Mazmur 66:18 (TB) Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.
Dalam pasal ini Daud masih meneruskan ucapan syukurnya kepada Allah. Tapi yang menarik adalah apa yang dikatakan di ayat-ayat terakhir pasal ini.
Di ayat-ayat itu, kita akan mendapatkan rahasia caranya agar Tuhan mendengar doa, yakni dengan terlebih dahulu membereskan hati.
Hati yang bersih dan bebas dari niat jahat akan membuat doa-doa yang dipanjatkan sampai ke telinga Tuhan.
Nyatanya, Tuhan adalah Tuhan. Ia tidak seperti manusia yang terbatas.
Tidak seperti manusia yang tidak dapat menutup telinga dengan sempurna, Tuhan bisa.
Ia sangat menentukan apakah akan Ia mendengar doa umat-Nya atau tidak.
Karena itu alangkah baiknya jika kita tidak terlebih dahulu meributkan apakah Tuhan akan menjawab doa kita atau mengapa Tuhan tidak menjawab doa kita.
Datang kepada-Nya dengan hati yang murni dan kudus saat memanjatkan doa. Saat itu kita lakukan, maka kita boleh yakin bahwa Ia sudah mendengarnya.
Perkara Ia akan menjawab atau tidak, itu urusan belakangan. Kalau Ia menjawab sesuai harapan, puji Tuhan. Tapi kalaupun tidak, percayalah bahwa Ia lebih tahu apa yang terbaik bagi kita.
Tak perlu gelisah apakah Ia akan menjawab doa, pastikan dulu saja Ia mendengarnya.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita. Dan bersyukurlah dengan apa yang Tuhan beri hari ini.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 66
"Pastikan Didengar"
Mazmur 66:18 (TB) Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.
Dalam pasal ini Daud masih meneruskan ucapan syukurnya kepada Allah. Tapi yang menarik adalah apa yang dikatakan di ayat-ayat terakhir pasal ini.
Di ayat-ayat itu, kita akan mendapatkan rahasia caranya agar Tuhan mendengar doa, yakni dengan terlebih dahulu membereskan hati.
Hati yang bersih dan bebas dari niat jahat akan membuat doa-doa yang dipanjatkan sampai ke telinga Tuhan.
Nyatanya, Tuhan adalah Tuhan. Ia tidak seperti manusia yang terbatas.
Tidak seperti manusia yang tidak dapat menutup telinga dengan sempurna, Tuhan bisa.
Ia sangat menentukan apakah akan Ia mendengar doa umat-Nya atau tidak.
Karena itu alangkah baiknya jika kita tidak terlebih dahulu meributkan apakah Tuhan akan menjawab doa kita atau mengapa Tuhan tidak menjawab doa kita.
Datang kepada-Nya dengan hati yang murni dan kudus saat memanjatkan doa. Saat itu kita lakukan, maka kita boleh yakin bahwa Ia sudah mendengarnya.
Perkara Ia akan menjawab atau tidak, itu urusan belakangan. Kalau Ia menjawab sesuai harapan, puji Tuhan. Tapi kalaupun tidak, percayalah bahwa Ia lebih tahu apa yang terbaik bagi kita.
Tak perlu gelisah apakah Ia akan menjawab doa, pastikan dulu saja Ia mendengarnya.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita. Dan bersyukurlah dengan apa yang Tuhan beri hari ini.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 67
"Allah Sumber Berkat"
Mazmur 67:7-8 (TB) Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takut akan Dia!
Ada satu hal yang sebenarnya menjadi subtansi inti dari pasal ini, yakni bagian yang diulang, yang menunjukkan bahwa subtansi itu sangat penting untuk menjadi perhatian.
Ya, ada satu kalimat yang diulang dalam pasal ini, dan kalimat itu adalah: Allah memberkati kita (ay.6 dan 7).
Lewat pengulangan ini, pemazmur ingin menegaskan bahwa Allah adalah sumber berkat.
Bahwa jika hidup kita diberkati, semuanya itu Tuhan yang memberikan, bukan karena usaha kita sendiri atau dari ilah-ilah lain.
Berkat hanya akan ditemukan di dalam Allah, tidak di tempat-tempat tertentu, benda-benda tertentu, atau dalam ritual-ritual tertentu.
Meski demikian, hindari mengikut Allah hanya untuk mengejar berkat-Nya saja. Alih-alih mengejar berkat, yang harusnya kita kejar adalah Allah.
Bukankah Matius 6:33 berkata:"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu"?
Mengikut Allah bukan mengejar berkat, tapi mengejar Allah
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga tercinta.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 68
"Mengakui Kebesaran-Nya"
Mazmur 68:35 (TB) Akuilah kekuasaan Allah; kemegahan-Nya ada di atas Israel, kekuasaan-Nya di dalam awan-awan.
Dalam Mazmur ini, kita bisa melihat bagaimana pemazmur mengagungkan-Nya karena apa yang sudah Ia lakukan bagi Israel.
Mulai dari bagaimana Ia membebaskan Israel dari Mesir; membuat orang Mesir memberikan kekayaan mereka pada Israel; menolong dan memenuhi kebutuhan Israel selama perjalanan di padang gurun; dan sebagainya.
Secara terus-menerus, pemazmur menyebut nama Allah dan mengungkapkan keunggulan dan kuasa-Nya, yang menyatakan bahwa Allah itu Bapa Yang Maha Kasih, Pemimpin yang berwibawa, Penolong yang berbalas kasihan, Sahabat Sejati dan Penebus yang menyelamatkan.
Hal yang sama juga seharusnya kita alami. Semakin bertambah usia kita seharusnya semakin banyak pengakuan kita akan kuasa dan campur tangan-Nya dalam hidup kita.
Semakin banyak waktu-waktu yang kita lalui, semakin banyak pula seharusnya daftar kita akan bukti kuasa dan penyertaan-Nya.
Dalam pasal ini, pemazmur mengarak kemenangan Allah dalam hidupnya.
Sudahkah kita melakukan hal yang sama?? Merenungkan, mengakui, dan memuji-Nya atas campur tangan-Nya yang dahsyat dalam hidup kita?
Ada terlalu banyak alasan untuk kita memuji dan mengagungkan-Nya
Selamat Ibadah hari Minggu bersama keluarga dan juga dengan hati dan waktu yang kita miliki.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 69
"Ia Tahu, Ia Peduli"
Mazmur 69:2 (TB) Selamatkanlah aku, ya Allah, sebab air telah naik sampai ke leherku!
Ketika saat seseorang dibuang di sumur yang kering, tidak berdaya, dan masih pula hujan deras mengguyur. Kemungkinan pertama, ia panik. Ia akan merasa bahwa itu adalah saat terakhir dalam hidupnya.
Kita mungkin sedang berada di sumur kering itu. Sudah tidak berdaya, eh hujan deras mengguyur.
Masalah seakan datang bertubi-tubi. Pada waktu ini, rasanya kita mungkin sudah mau mati saja. Namun seperti pemazmur, hendaknya kita menyadari bahwa Allah tahu benar apa yang sedang kita alami dan tinggal diam.
Sehingga dengan demikian, cara pandang kita terhadap situasi yang ada pun berubah.
Tidak melihat derasnya air hujan yang masuk ke dalam sumur itu sebagai sesuatu yang akan menenggelamkan kita, tapi justru sesuatu yang pada akhirnya akan mengangkat hidup kita; membantu kita ke luar masalah yang selama ini mengungkung hidup kita.
Guyuran masalah dapat menenggelamkan; tapi guyuran masalah juga dapat mengangkat hidup kita.
Selamat beraktifitas dan syukurilah dengan apa yang sudah ada pada kita. Tetaplah semangat dan jangan lupa untuk selalu menjadi berkat bagi sesama.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 70
"Doa yang Apa Adanya"
Mazmur 70:2 (TB) Ya Allah, bersegeralah melepaskan aku, menolong aku, ya TUHAN!
Belajar dari kisah Daud ini, kita pun sebenarnya boleh meminta Tuhan untuk segera mengeluarkan kita dari masalah yang sedang kita hadapi.
Bukan berarti kita tidak percaya akan pertolongan-Nya yang selalu tepat waktu.
Tetapi kita justru sedang mengasah iman kita untuk berdoa dan memohon pertolongan-Nya sampai doa kita dijawab oleh Tuhan.
Kita bisa belajar satu hal yang penting dari kisah Daud itu; harus ngotot dalam berdoa! Berdoa sampai sesuatu terjadi! Berdoa yang tidak hanya sekali dua kali; tapi berkali-kali sampai kita melihat bagaimana Tuhan menyatakan pertolongan-Nya kepada kita.
Mazmur 70 mengajar kita berdoa dengan tidak bertele-tele.
Berdoa dengan jujur, tulus dan apa adanya.
Daud tidak basa-basi dengan Tuhan. Tidak memuji Tuhan setinggi langit dulu, baru kemudian menyampaikan permohonannya. Justru hal ini menunjukkan sebuah hubungan yang intim antara Daud dengan Tuhan.
Dengan spontan, Daud meminta agar Tuhan bersegera menolongnya (ay. 2). Bagaimana dengan kita, saat kita berdoa?
Ada waktunya kita memberikan pujian penyembahan kepada Tuhan, namun ada waktunya kita menyampaikan dengan spontan, tanpa basa-basi.
Tuhan menghargai doa yang jujur, tulus, dan apa adanya, sebab yang terpenting adalah doa yang didasari sikap hati yang benar.
Berdoalah dengan jujur, tulus, dan apa adanya.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita masing-masing. Tetaplah semangat dan jangan lupakan kebaikan-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 64 (hari ke 542)
Tafsiran
Setiap orang percaya selalu perlu siap masuk peperangan rohani. Orang-orang yang berpihak kepada Allah dan mentaati-Nya dimusuhi dan diperangi oleh iblis. Musuh dahsyat itu disebut oleh Paulus sebagai pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap (Ef. 6:10-20). Tidak selalu jelas bagaimana perwujudan musuh itu, namun ia dapat bekerja melalui persepakatan orang jahat, kerusuhan, isu-isu pemecah belah, kekacauan, kebingungan ataupun serangan lain yang lebih rinci. (Baca lagi Mzm.64:1-6). Bukankah iblis juga dapat menyerang secara tersembunyi dari dalam dan dari luar kita?
Skema penjahat dan iblis. Semua upaya si jahat dan si iblis itu gagal, meskipun dalam jangka pendek mereka kelihatan berhasil. Allah akan menembak si jahat itu dengan panah. Sekonyong-konyong mereka akan terluka (ayat 8). Setiap kali Allah menembak, selalu kena sasarannya. Tak pernah anak panah Allah melesat atau luncas. Penghukuman selalu menimpa niat orang jahat. Allah selalu mengatasi dan mengungguli rancangan kecurangan hati orang (ayat 7). Kebenaran ini menolong kita untuk melihat dengan kacamata wawasan Allah yang kekal. Ini pandangan supra jangka panjang. Mengarah ke masa yang kekal dengan bekal iman percaya kepada Kristus, itulah wawasan kita.
Perlengkapan Rohani. Orang percaya perlu kuat di dalam Tuhan. Kristen perlu mengambil perlengkapan senjata Allah yang lengkap dan memakainya. Senjata-senjata itu ialah: ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kasut kerelaan Injil, perisai iman, ketopong keselamatan, pedang Firman; dan semuanya baru efektif bila dipakai dalam doa. Allah sendiri membuat Daud bersukacita. Manakala musuh-musuh menyerangnya, Allah memberi perlindungan. Pada saat orang memasang perangkap, ia menghindar. Pada waktu rancangan kecurangan diadakan, ia telah mempunyai rencana yang lebih baik.
Renungkan: Berperanglah bersama Tuhan. Kita pasti menang sebab Kristus sudah mengalahkan Iblis dan segenap pengikutnya yang jahat.
Doa: Supaya kami siaga dengan senjata lengkap Allah.
Pembacaan MAZMUR 65 (hari ke 543)
Tafsiran
Berkat yang berkelimpahan telah Tuhan sediakan bagi umat yang hidup serasi dengan-Nya. Ia tahu persis apa yang manusia perlukan secara utuh. Perhatikan unsur-unsur berkat itu:
Mental dan Rohani. Bisa bersikap mental yang benar terhadap Allah, terhadap harta benda, terhadap janji, dan nazar, adalah berkat Tuhan. Keampunan dosa (ayat 5), perasaan mantap karena jaminan perlindungan Allah merupakan sebagian berkat rohani. Betapa sering orang yang berharta cukup, namun tidak pernah merasa cukup. Kristus berkata, "Bukannya dengan roti saja manusia boleh hidup, melainkan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah".
Jasmani dan Sosial. Tuhan memahkotai tahun-tahun kehidupan orang percaya dengan kebaikan-Nya (ayat 12-14). Padang kering kerontang memberi hasil. Padang rumput penuh ternak. Lembah-lembah menghasilkan roti. Ini semua karena irigasi lancar dan hasil melimpah, dst. Hubungan sosial baik, kerukunan tercipta, karena masyarakat takut akan Tuhan. Pergaulan orang percaya dengan orang lain menjadi serasi. Sorak-sorai terdengar dan umat bernyanyi ria. Bukankah Tuhan membangkitkan orang-orang yang sehat secara jasmani dan sosial untuk menolong orang yang memerlukan?
Renungkan: Adakah hal lebih mulia daripada Tuhan yang memahkotai hari-hari kita?
Merenungkan Mazmur 71
"Hingga Masa Tua"
Mazmur 71:20 (TB) Engkau yang telah membuat aku mengalami banyak kesusahan dan malapetaka, Engkau akan menghidupkan aku kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali.
Pemazmur mengalami berbagai macam pergumulan hidup yang berat.
Ia harus menghadapi kejaran orang fasik dan cengkraman orang yang kejam.
Pemazmur dengan jujur mengakui bahwa Tuhan memang mengizinkan kesusahan dan malapetaka datang menimpanya (ay. 20).
Namun tak satupun keluhan yang keluar dari mulutnya. Bahkan, pemazmur menaikkan puji-pujian kepada Tuhan, sekaligus menyatakan iman dan pengharapan kepada Tuhan, " Engkau yang telah membuat aku mengalami banyak kesusahan dan malapetaka, Engkau akan menghidupkan aku kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali." (ay. 20).
Sungguh sikap hati seperti inilah yang dikehendaki Tuhan.
Memang bukan perkara yang mudah untuk tetap memiliki sikap hati yang positif saat diperhadapkan dengan pergumulan yang berat. Namun ketika kita tetap mengandalkan Tuhan dan percaya kepada-Nya, maka kita akan melihat hal-hal yang baik di balik pergumulan itu.
Mempercayai Tuhan bukan di saat situasi baik-baik saja, tapi kita juga harus berani mempercayai Tuhan di saat Tuhan bahkan mengizinkan kesusahan dan malapetaka datang kepada kita.
Itulah iman dan kepercayaan total kepada Tuhan.
Memang sulit, tapi kita bisa melakukannya kalau kita mengenal Tuhan secara pribadi.
Bisakah kita mengatakan Tuhan itu baik di saat hidup kita sedang tidak baik ?
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini. Tetaplah semangat dan jangan lupa untuk selalu mengucap syukur.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 67 (hari ke 545)
Tafsiran
Singkat tapi padat. Mata kita semakin tercelik. Ini merupakan Mazmur Mesias atau Mazmur Milenium. Bukankah Doksologi dan ucapan Berkat Iman ada di dalamnya? (ayat 2, bdk. Bil. 6:24-25). Siapakah "jalan-Mu" itu, kalau bukan Kristus yang berkata "Akulah jalan" (Yoh. 14:6)? Siapakah yang memungkinkan kita beroleh keselamatan? Siapakah yang akan memerintah suku-suku bangsa sehingga mereka bersorak? (Bdk. Why. 7:9). Bukankah Dia yang memegang pemerintahan atas dunia? (Why. 11:15).
Segala ujung Bumi. Setiap manusia tinggal di ujung bumi. Pemazmur berharap kiranya setiap orang di segala ujung bumi takut akan Allah. Cocokkah ini dengan Amanat Agung Sang Mesias dalam Mat. 28:19-20? Memang ada fakta, kondisi dan kekacauan di planet bumi. Semakin maju dunia modern ini, justru semakin tercabik-cabik dalam masa globalisasi. Tetapi Kristen harus merindukan agar seluruh ujung bumi diberkati Allah melalui iman percaya mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Biarlah ujung bumi mendengar suara-Nya.
Renungkan: Jangan terpedaya oleh janji persatuan yang di luar Kristus. Hanya Dia yang memulihkan utuh dan mendamaikan kita, yang berporoskan damai dengan Allah.
Merenungkan Mazmur 72
"Doa Bagi Pemimpin"
Mazmur 72:1 (TB) Dari Salomo. Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja!
Mazmur 72 mengajarkan kepada kita untuk berdoa bagi orang-orang yang telah Tuhan tempatkan di atas kita untuk memimpin kita.
Sebagai warga negara, sudah seharusnya kita berdoa untuk pemimpin negara dan pemerintah.
Sebagai karyawan kita berdoa untuk atasan dan perusahaan tempat di mana kita bekerja.
Sebagai jemaat, kita berdoa untuk gembala jemaat maupun pemimpin rohani di gereja kita.
Sebagai anak, kita berdoa untuk orang tua kita.
Apakah dengan doa kita, mereka akan menjadi pemimpin yang bijak? Pada kenyataannya tidak selalu demikian.
Ada kalanya kita diperhadapkan pemimpin yang tidak adil dan malah menjengkelkan kita. Namun bukankah tetap lebih baik jika kita mendoakan mereka, daripada kita mengutuk, menghujat, atau menggosipkan para pemimpin kita?
Lebih baik mendoakan, daripada berkata-kata negatif tentang pemimpin kita.
Selamat berkarya dan tetap semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 73
"Orang Fasik Itu Bahagia?"
Mazmur 73:3 (TB) Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
Ribuan tahun yang lalu, Asaf juga mempertanyakan keadilan Tuhan. Pertanyaan Asaf ini bahkan sudah diwarnai dengan kecemburuan kepada orang fasik yang tampaknya baik-baik saja.
Bahkan sedikit lagi Asaf nyaris tergelincir karena iri hatinya, Asaf merasa sia-sia saja mempertahankan kehidupan yang bersih (ay.13).
Namun akhirnya Asaf memenangkan pergulatan dalam batinnya itu.
Daripada iri hati terhadap orang fasik yang sepertinya memiliki segala sesuatu di dunia ini, Asaf justru berkata, "Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau?
Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya."(ay 25-26)
Asaf belum mendapat jawaban yang masuk akal mengapa orang fasik mengalami kemakmuran jasmani dan orang-orang saleh menderita (ay.16).
Namun ketika Tuhan membuka mata rohaninya barulah Asaf menyadari bahwa kebahagiaan orang fasik itu semu, sebentar lagi mereka binasa dalam sekejap mata (ay.18-19).
Hal ini menjadi pelajaran rohani bagi kita.
Jangan iri hati melihat keberhasilan orang fasik.
Percayalah bahwa hal-hal yang diberikan dunia ini sifatnya semu dan sementara.
Pertahankan kehidupan bersih di hadapan Tuhan. Pada titik tertentu kita akan menyadari bahwa kebahagiaan yang ditawarkan dunia adalah sia-sia.
Pada saat itulah kita bisa berkata bahwa selain Tuhan tidak ada lagi yang kita inginkan di bumi (ay. 25).
Mengapa harus iri hati terhadap perkara yang sia-sia?
Selamat menjalankan aktifitas kita hari ini dengan semangat. Dan mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan dalam hidup kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 74
"Ratapan dan Harapan"
Mazmur 74:1 (TB) Nyanyian pengajaran Asaf. Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu terhadap kambing domba gembalaan-Mu?
Mazmur 74 yang dilantunkan oleh keturunan Asaf ini bisa dikatakan mazmur ratapan.
Mazmur 74:1-11 merupakan ratapan pemazmur, tapi ayat 12-23 merupakan pengharapan pemazmur bahwa Tuhan akan bangkit dan menyelamatkan mereka.
Pemazmur tidak berpaling dari Tuhan sebaliknya menaruh iman dan pengharapan kepada-Nya. Ia percaya bahwa Tuhan berkuasa atas alam semesta, sehingga musuh-musuh pun gampang ditaklukkan-Nya.
Apakah kita mengalami situasi seperti yang dihadapi Asaf?
Apakah masalah yang kita hadapi membuat kita terpojok seolah-olah kita sudah habis?
Sangat manusiawi jika kita meratap, tapi inilah yang terutama: taruhlah pengharapan kita kepada Tuhan.
Jika waktunya tiba, maka Dia akan bangkit dan mengerahkan kekuatan-Nya untuk menyatakan pertolongan-Nya kepada kita.
Dalam situasi sulit apapun, jangan pernah kehilangan pengharapan kepada Tuhan
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 75
"Peninggian"
Mazmur 75:7-8 (TB) Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain.
Bagaimana pandangan Alkitab tentang Ambisi ?
Setiap orang ingin dipromosikan dan meraih puncak sukses. Ini merupakan keinginan yang wajar.
Firman Tuhan menyetujui akan hal ini. Dalam Filipi 2:15 dikatakan, "....... sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia." Bukankah dengan demikian nama Tuhan dipermuliakan ?
Namun kita harus menyadari bahwa promosi itu datangnya bukan karena usaha kita sendiri. Jangan pernah mengangkat tanduk tinggi-tinggi (ay.6). Sebab peninggian datangnya dari Tuhan, bukan dari timur atau dari barat.
Biarlah Tuhan yang mengangkat dan mempromosikan kita.
Jika Tuhan yang mengangkat, maka tidak ada satu orang pun yang bisa menjegalnya.
Kapan promosi itu datang? Bukan menurut waktu kita, melainkan menurut waktu yang ditetapkan Tuhan (ay.3).
Punya keinginan untuk maju itu bagus. Dengan bahasa lain, punya ambisi itu sebenarnya boleh-boleh saja. Yang penting adalah apa motivasi kita?
Bagaimana kita bisa menguji motivasi kita?
Sederhana, di saat kita berusaha meninggikan tanduk kita sendiri, motivasi itu lahir dari kesombongan kita.
Sebaliknya jika kita bersedia menunggu waktu Tuhan dan mengizinkan peninggian yang datang dari Tuhan saja, maka motivasi itu lahir dari sikap hati yang benar.
Peninggian itu datang dari Tuhan, bukan dari manusia.
Selamat hari Minggu, selamat mempersiapkan hati dan waktu kita untuk beribadah Minggu bersama orang-orang terkasih kita atau anggota keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 68 (hari ke 546)
Tafsiran
Mazmur 68 adalah salah satu mazmur tersulit untuk ditafsirkan. Mazmur ini merupakan gubahan dari nyanyian-nyanyian kemenangan pada masa Israel purba, sebelum masa kerajaan berlaku. Secara ringkas Mazmur 68 menggambarkan Allah yang menjadi pemimpin umat Israel saat berperang menuju kemenangan (ayat 1-19). Kepemimpinan Allah ini sekaligus menyatakan kehadiran Allah di tengah umat-Nya (ayat 20-36). Nyanyian dalam mazmur ini mengingatkan kita kepada pernyataan Musa dalam bentuk nyanyian yang merayakan kehadiran Allah (Kel. 15). Nyanyian Musa ini menceritakan bagaimana Allah menolong umat Israel menyeberangi Laut Teberau (Kel. 15:1-12), saat Allah membinasakan Mesir yang mengejar mereka, lalu ketika Ia menghantar Israel masuk ke Tanah Perjanjian sehingga mereka dapat beristirahat dan menikmati hadirat-Nya (ayat 13-18).
Tuhan digambarkan dalam Mazmur 68 ini sebagai Allah yang menghantar Israel melalui "padang belantara kehidupan". Pertama, Allah yang adil sebagai pelindung anak yatim dan pemelihara hidup janda, pengasuh mereka yang sebatang kara dan pembebas tawanan (ayat 6-7). Kedua, Allah yang memberikan kesuburan kepada tanah yang tandus bahkan binatang-binatang yang kehausan disegarkan (ayat 10-11). Ketiga, Allah yang mencurahkan hasil jarahan dari para raja yang kalah perang kepada Israel (ayat 13-14). Keempat, Allah yang memberi keamanan sehingga Israel tiba di gunung Allah tempat mereka akan beristirahat dan menikmati hadirat-Nya (ayat 16-19). Israel tidak pernah ditinggalkan sendirian sebab Tuhan selalu menyertai dan berperang bagi umat-Nya.
Merupakan suatu pengalaman indah jika kita bersedia berjalan, berjuang, dan berperang bersama Tuhan. Kesulitan hidup, "musuh-musuh yang siap menerkam dan membinasakan", atau masalah apa pun tidaklah menjadi rintangan besar tatkala kita menyadari bahwa Tuhan selalu hadir menyertai langkah kita. Ditapaki Allah, padang gurun segersang apa pun berubah menjadi kebun permai.
Renungkan: Bersama Tuhan kita akan menghadapi setiap masalah, dan keluar sebagai pemenang!
Pembacaan MAZMUR 69 (hari ke 547)
Tafsiran
Menderita bagi Allah. Di dalam dunia kita menyaksikan dan mengalami sendiri berbagai penderitaan. Ada penderitaan yang terjadi karena seseorang melakukan kesalahan dan dosa, namun ada pula orang yang menderita justru karena membela dan melakukan kebenaran. Sesuatu yang janggal? Tidak juga. Di mana kebenaran ditegakkan, di situ pula kejahatan menghadang.
Pengalaman seperti itu dialami oleh pemazmur. Ia menyatakan bahwa karena Allah ia telah menanggung cela (ayat 8a), dan cintanya bagi rumah Allah menghanguskan dirinya (ayat 10a). Kesesakan yang menyerbu hidup pemazmur digambarkan dengan sangat dahsyat, bak orang yang tenggelam ke dalam sheol (dunia orang mati). Ia terasing dari hidupnya sendiri dan berada dalam ketidakberdayaan ketika marabahaya melingkupinya (ayat 1-3). Ada juga orang-orang yang begitu membenci dia tanpa alasan dan ingin menghabisi nyawanya (ayat 5), dan ia pun "mati" secara sosial karena dikucilkan dari masyarakat serta keluarganya sendiri (ayat 9-13).
Ketika kita menengok ke dalam kehidupan pemazmur, apakah kita dapat memahami perasaan dan situasi yang sedang dialaminya? Mazmur ini merupakan kekuatan bagi mereka yang rela menderita bagi Allah, namun akan terasa sangat asing bagi mereka yang tidak pernah menyadari bahwa mencintai Allah adalah sebuah perjuangan yang berat.
Bila kita telah memiliki empati terhadap kondisi pemazmur, barulah kita dapat memohon bersamanya kepada Allah, untuk dibebaskan dari musuh-musuh kebenaran (ayat 14-19). Kita diajak untuk mengamini kasih setia Allah (ayat 14, 17) bagi orang-orang yang menantikan dan mencari Dia (ayat 7). Dengan demikian, orang-orang yang mengasihi Tuhan dan menderita bagi-Nya paling tidak perlu belajar 2 hal dari pemazmur: [1] Mengakui ketidakberdayaan dirinya dalam menghadapi penderitaan karena mencintai Tuhan dan [2] Mengingat rakhmat Tuhan yang senantiasa memberikan penebusan bagi mereka yang dalam kesesakan.
Renungkan: Sebagai anak-anak kebenaran kita dipanggil untuk mencintai Allah dengan seluruh hidup kita, termasuk menanggung penderitaan yang dahsyat. Marilah kita meminta kepada Tuhan agar Ia memberikan keberanian bagi kita menjadi saksi kebenaran. Mari kita juga memohon kepada Dia agar menolong kita menjadi orang-orang yang senantiasa beriman dan berpengharapan karena kasih setia-Nya.
Pembacaan MAZMUR 70 (hari ke 548)
Tafsiran
Iman yang mampu menerobos keadaan genting. Keadaan yang genting, kacau, dan tak terkendali seringkali memperhadapkan kita pada berbagai kemungkinan, risiko, kepanikan, dan tindakan yang harus diambil secara cepat. Tidak jarang, pada situasi seperti ini kita harus berhadapan dengan ketegangan, berbagai kebingungan, dan tersudut oleh berbagai tindakan yang gegabah. Pada situasi seperti ini, iman memegang peranan yang penting. Iman akan menuntun kita untuk mengambil tindakan-tindakan yang tepat, yang tidak berdasarkan pada pertimbangan yang kacau, melainkan pada kebergantungan kepada Allah yang mengendalikan keadaan.
Mazmur 70 ini merupakan pancaran iman Daud yang mampu menerobos keadaan genting. Pengenalannya akan Allah menolongnya untuk tidak putus asa ataupun terpancing untuk bertindak gegabah, ketika diperhadapkan dengan situasi yang tidak terkendali. Sebaliknya, ia menunjukkan respons yang sangat mengagumkan. Dalam keadaan genting, ia menyediakan waktu sejenak untuk berdiam diri di hadapan Tuhan, berinteraksi dengan-Nya, dan berdoa memohon agar Tuhan memberikan pertolongan-Nya dengan segera (ayat 2, 6). Ia menyadari ketidakberdayaannya, namun memiliki pengharapan yang kuat kepada Tuhan (ayat 3-5). Ia tidak bertindak gegabah mengandalkan kekuatan dan strateginya sendiri, melainkan bergantung sepenuhnya kepada pertolongan Tuhan. Inilah teladan dari iman yang terpancar kuat di tengah keadaan yang genting.
Keputusan untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dalam situasi yang genting, bukanlah tindakan yang mudah diterapkan. Tetapi di sinilah letak nilai iman. Karena di dalam iman terkandung risiko. Iman yang mampu menerobos segala keadaan dan keterbatasan adalah iman yang mampu bertahan ketika diperhadapkan dengan pertaruhan dan risiko yang besar.
Renungkan: Ketika kita menghadapi situasi yang penuh dengan kepanikan, di mana kita tidak lagi dapat menguasai keadaan, janganlah bersandar pada kekuatan sendiri. Sediakanlah waktu sejenak untuk berdiam diri di hadapan Tuhan, berinteraksi dengan-Nya, dan bersandar sepenuhnya pada pertolongan-Nya yang akan datang tepat pada waktunya.
Pembacaan MAZMUR 71 (hari ke 549)
Tafsiran
Pada masa tuanya, Daud masih mengalami pergumulan yang berat, di mana ada orang-orang yang masih menginginkan kecelakaannya (Mazmur 71:24). Meski hal itu menyusahkan hati Daud, namun ia tetap yakin Allah tidak melupakannya. Mengapa? Karena ada begitu banyak bukti dari pengalaman Daud bersama dengan Tuhan yang membuktikan bahwa Allah menolong dan melindunginya melewati berbagai kesusahan dan malapetaka (Mazmur 71:17, 19-21). Jejak-jejak pengalaman Daud ditolong dan dilindungi Allah itu membuat Daud meyakini bahwa Allah yang ia sembah adalah Allah yang setia (Mazmur 71:22).
Dalam pandangan Daud, Allah itu penolong dan pelindung yang setia. Oleh karena itu, kepada Allah yang demikianlah Daud memohon perlindungan di masa tuanya. Sebagaimana Allah telah memelihara hidupnya dari sejak kecil (Mazmur 71:17), Daud percaya sampai masa tuanya pun Allah tidak meninggalkannya (Mazmur 71:18). Karena itu, Daud punya alasan untuk tetap bersorak-sorai dan memuji kesetiaan Allah dalam hidupnya, meski di tengah pergumulan sekalipun (Mazmur 71:23).
Bagaimana pengenalan kita terhadap Allah? Pengenalan itu mempengaruhi cara pandang dan cara kita menyikapi segala persoalan yang terjadi di dalam hidup kita. Daud mengenal Allah sebagai penolong dan pelindung yang setia melalui perjalanan hidupnya bersama Allah. Karena itu, meski di tengah pergumulan, keyakinannya kepada Allah tidak goyah. Daud bahkan dapat selalu memuji Allah dan kebesaran-Nya di tengah-tengah pergumulannya.
Bagaimana dengan kita? Mari memperdalam pengenalan kita akan Allah. Semakin dalam kita mengenal Allah, semakin dalam pula kita mengenal diri kita. Semakin dalam kita mengenal Allah kita, semakin kuat pula iman kita; sebab kita tahu benar bahwa hidup kita dipelihara dan dilindungi oleh Allah yang setia. [MFS]
Pembacaan MAZMUR 72 (hari ke 550)
Tafsiran
Relasi dengan Tuhan yang mengalirkan berkat. Mazmur ini merupakan nyanyian kerajaan yang berisi permohonan bagi raja. Syair mazmur ini disadur oleh Salomo dari doa pengharapan Daud baginya sebagai penerus dinasti Kerajaan Daud (ayat 1, 20). Di dalam mazmur ini Daud memaparkan kepada Salomo gambaran yang ideal tentang hubungan antara pemerintah, Tuhan, dan rakyatnya. Melalui mazmur ini Daud mengajarkan kepada rakyatnya untuk mendoakan Salomo agar menggunakan kuasa yang diterimanya dari Tuhan, bukan demi keuntungannya sendiri, namun sebaliknya bagi kesejahteraan seluruh rakyat, khususnya mereka yang lemah dan tak berdaya. Dukungan doa dari rakyat seperti inilah yang memungkinkan raja dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Relasi antara sikap raja dan respons rakyat seperti ini berdampak terhadap kesuburan tanah Kanaan (ayat 16) sebagai pernyataan perkenan dan berkat Tuhan.
Sejalan dengan perkembangan sejarah Israel yang berkali-kali jatuh ke dalam tangan raja-raja dan penguasa asing yang lalim, maka mazmur ini di kemudian hari digunakan sebagai doa pengharapan akan kedatangan Mesias sebagai raja Israel yang sejati. Sifat-sifat mesianik mazmur ini tampak pada karakteristik raja yang digambarkannya: Ia memegang pemerintahan di bumi ini selama dunia belum lenyap (ayat 5, 7), namanya tetap untuk selama-lamanya, dan semakin dikenal sepanjang zaman (ayat 17). Kata-kata puisi seperti ini dirasakan sangat berlebihan bagi bangsa Israel jikalau ditujukan bagi seseorang raja yang adalah manusia biasa. Para penulis Perjanjian Baru mengaplikasikan konsep tentang Mesias ini pada Yesus Kristus -- Sang Mesias yang menjadi raja selama-lamanya (bdk. Luk 1:33; Why 11:15). Ia adalah Raja yang memberitakan kebahagiaan (Mat. 5:3-12) serta memperhatikan mereka yang miskin dan tertindas (Mat. 25:31-46). Di bawah pemerintahan-Nya setiap lutut akan bertelut di hadapan-Nya (Flp. 2:9-11). Berdasarkan hal ini, maka berkat-berkat yang mengalir karena hubungan raja Israel dengan rakyatnya dapat diaplikasikan bagi hubungan antara Kristus dengan Kristen yang mendatangkan berkat bagi kondisi dunia.
Renungkan: Hubungan kita dengan Kristus dapat menjadi daya dinamis yang mendatangkan berkat yang mengubah keadaan dunia. Pikirkan berkat-berkat apa yang dapat Anda alirkan pada hari ini!
Merenungkan Mazmur 76
"Jangan Sombong"
Mazmur 76:8 (TB) Dahsyat Engkau! Siapakah yang tahan berdiri di hadapan-Mu pada saat Engkau murka?
Mazmur ini merupakan nyanyian Asaf yang mengingatkan agar kita jangan sampai menjadi sombong.
Sadarilah bahwa kita tidak ada apa-apanya jika dibandingkan Tuhan.
Jangan memegahkan diri.
Biarlah kita menyadari bahwa di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa, seperti halnya carang tidak akan pernah berbuah jika ia tidak menempel pada pokok anggur (Yohanes 15).
Ketika kita hidup di dalam Tuhan maka kita akan mengalami pembelaan Tuhan yang sempurna.
Tuhan akan bangkit dan menyelamatkan semua orang yang tertindas di bumi (ay. 10).
Jika kita bersama dengan Tuhan, adakah masalah yang terlalu besar buat-Nya ?
Jangan congkak sebab tidak ada manusia yang tahan berdiri di hadapan Tuhan
Selamat menjalankan tugas dan fungsi kita masing-masing di mana Tuhan tempatkan kita, syukuri itu.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 77
"Ingat Perbuatan Tuhan"
Mazmur 77:12(TB) Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala.
Bacaan kita hari ini menggambarkan kondisi pemazmur yang sedang dalam pergumulan.
Pemazmur sedang dalam kesusahan sehingga ia berseru-seru nyaring kepada Allah (ay. 2-3).
Bagaimana pemazmur tetap kuat di masa kesusahannya?
Dengan cara mengingat kembali perbuatan-perbuatan Tuhan dan keajaiban-keajaiban di zaman nenek moyangnya (ay. 12).
Mengingat kembali bagaimana Tuhan menuntun umat-Nya di padang gurun seperti kawanan domba dengan perantaraan Musa dan Harun (ay. 21).
Ketika berhadapan dengan masalah, kadangkala iman kita menjadi lemah. Tak jarang, kita pun jadi kehilangan pengharapan.
Kita tawar hati, putus asa, dan kecewa.
Hari ini Firman Tuhan mengingatkan kita kembali perbuatan-perbuatan Allah yang besar di masa lalu!
Ingat kembali mukjizat dan keajaiban yang pernah kita alami.
Percayalah bahwa Tuhan tidak berubah.
Kuasa-Nya juga tidak berubah.
Dulu Tuhan sanggup melakukan kewajiban, saat sekarang pun kuasa-Nya juga tidak berubah.
Dulu Tuhan sanggup melakukan keajaiban, saat sekarang pun kuasa-Nya tidak berkurang.
Berdoalah agar Tuhan bangkit dan menolong kita.
Dulu Tuhan sanggup melakukan keajaiban, sekarang pun kuasa-Nya tidak berkurang.
Selamat berkarya, Tetaplah semangat dalam pergumulan hidup kita, jangan pernah lupakan kebaikan-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 78
"Generasi Yang Terhilang"
Mazmur 78:4 (TB) kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.
Dalam Mazmur 78 ini, Asaf mengingatkan umat Israel untuk memperkenalkan Tuhan kepada anak-anak mereka supaya menaruh kepercayaan kepada Tuhan dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Tuhan di masa lampau (ay.6-7).
Demikian dengan kita. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk mengenalkan Kristus kepada anak-anak kita.
Kita juga perlu menceritakan tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar dalam hidup kita.
Dengan melakukan itu, maka anak-anak kita akan hidup takut akan Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hati.
Kegagalan generasi setelah Yosua sudah cukup memberikan pelajaran penting bagi kita: ketika kita tidak mengenalkan Kristus kepada anak-anak kita, maka dunia akan mengambil alih "tugas" itu.
Patut disayangkan jika anak cucu kita menjadi generasi yang terhilang.
Sadarlah, bahwa hal itu pun merupakan tanggung jawab kita.
Jangan sampai anak cucu kita menjadi generasi yang terhilang karena kita tidak mengenalkan Kristus kepada mereka.
Selamat melakukan aftifitas hari ini & teruslah memperkenalkan kebaikan, keajaiban dan kemuliaan Tuhan Yang telah Ia lakukan utk umat manusia kepada anak² dan generasi penerus kita bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 73 (hari ke 551)
Jangan keliru memahami Allah
Bagaimana perasaan Anda bila melihat orang yang tidak mengenal Tuhan, bahkan menghujat nama-Nya, memiliki hidup makmur dan berjaya, sementara anak-anak Tuhan hidup terhina seolah kena kutuk?
Pada perikop ini, pemazmur mengungkapkan kegalauan hatinya karena apa yang ia yakini tentang Allahnya berbeda jauh dengan apa yang ia alami. Dia tahu Tuhan baik kepada anak-anak-Nya yang hidup tulus, tetapi apa balasannya? Ternyata kebersihan hati dan perilaku salehnya tidak mendapatkan balasan kebaikan, malah sepertinya ia sedang dihukum Tuhan (ayat 13-14). Sementara mereka yang tidak mengenal Tuhan terlihat diberkati dengan begitu limpah (ayat 4-5, 12). Padahal merekalah yang hidup penuh dosa melakukan be…
Pembacaan MAZMUR 74 (hari ke 552)
Allah Rajaku (1)
Ini adalah nyanyian ratapan umat Allah karena hancurnya Bait Allah oleh musuh (3-8) yang kemungkinan rusak pada zaman raja Antiokhus Epifanes atau ketika Bait Allah dihancurkan bangsa Babel (2Raj. 25:9; Yes. 64:10).
Akibat serangan musuh, Bait Allah menjadi hancur (3, 5, 6, 8) dan tempat kudus Allah dikuasai (4) serta dinajiskan (7). Kepedihan Asaf, sang penulis mazmur ini, semakin bertambah ketika ia sadar bahwa tidak ada lagi tanda-tanda Tuhan berfirman melalui perantaraan para nabi (9). Allah seakan-akan diam dan tidak berbuat apa-apa di tengah situasi yang menghancurkan bait-Nya (10-11). "Mengapa Allah diam saja menyaksikan umat-Nya ditindas dan Bait-Nya dihancurkan? Bukankah mudah bagi Tuhan untuk menyelamatkan mereka dan menghukum para musuh yang telah menghina tempat kudus Tuhan?" Menurut Asaf, inilah tanda murka Allah terhadap umat-Nya (1).
Menariknya, meski Allah tampak diam bagi umat-Nya, tetapi Asaf ingat bahwa Allah bukanlah Allah yang tidak mampu bertindak. Asaf ingat kemahakuasaan Allah yang telah terbukti di masa lampau (12-15). Asaf juga ingat kedaulatan Allah atas alam semesta (16-17). Ya, Asaf mengingat siapa Allah yang ia sembah, Allah Pencipta alam semesta, Allah yang adalah "Rajaku, " kata Asaf (12). Ini berarti Asaf mengenal Allah dengan sangat personal.
Dalam pergumulan melihat Bait Suci yang rusak, Asaf mungkin bingung ketika Allah tampaknya diam saja. Namun Asaf tidak kehilangan iman karena ia ingat Allah seperti apa yang ia sembah selama ini, yaitu Allah yang adalah "Rajaku". Oleh karena itu, bersama dengan umat, Asaf meminta Allah pun mengingat dan mempedulikan umat-Nya (2).
Belakangan ini, gereja Tuhan di berbagai tempat mengalami hambatan, penolakan, bahkan penganiayaan. Tidak sedikit tempat ibadah umat Allah didemo atau ditutup oleh massa. Dalam situasi apa pun, marilah kita tetap teguh beriman kepada Allah. Allah mampu dan akan bertindak menolong umat-Nya sesuai waktu dan kehendak-Nya.
Pembacaan MAZMUR 75 (hari ke 553)
Allah, Hakim yang Adil
Lembaga peradilan sering mendapat sorotan publik. Ironisnya, sorotan itu bukan karena lembaga ini telah bertindak adil, melainkan karena mempermainkan keadilan dan kebenaran hanya karena uang.
Allah kita tidak demikian ketika bertindak sebagai Hakim. Bacaan hari ini adalah nyanyian pujian tentang keyakinan dan penantian akan keselamatan dan keadilan dari Tuhan atas umat-Nya. Kemungkinan mazmur ini dilatarbelakangi oleh adanya serangan dari Sanherib atau musuh lain yang berbahaya. Dalam situasi yang mencemaskan karena serangan musuh, Asaf mengajak umat bersyukur dan bersorak-sorak kepada Allah (2, 11). Bukan tanpa alasan Asaf melakukan hal itu. Keyakinan Asaf yang menjadi dasar ajakannya kepada umat untuk bersyukur dan bermazmur bagi Allah. Asaf percaya, apapun yang akan terjadi, Tuhan yang mereka sembah adalah adalah Allah dan Hakim yang adil (3, 8).
Pertama, karena Allah adalah Hakim yang adil, maka Allah pasti menghakimi dengan kebenaran (3-4). Kebenaran dan keadilan Allah itu tidak akan terbantahkan oleh siapa pun, bahkan oleh pembual dan orang fasik sekalipun (5-6). Kedua, karena Allah adalah Hakim yang adil, maka Allah pasti menghakimi dengan keadilan (7-9). Meski manusia dapat memutarbalikkan fakta dan berusaha menjatuhkan serta merendahkan sesamanya, namun Allah sanggup merendahkan orang fasik dan meninggikan orang benar (7-8, 11). Allah pun sanggup memberikan penghukuman yang sesuai dengan keadilan dan kebenaran-Nya (9).
Hari ini kehidupan kita dikelilingi dengan ketidakadilan. Bahkan, ketidakadilan itu mungkin dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menjunjung tinggi dan menjadi teladan dalam menjalankan keadilan dan kebenaran. Namun, jangan berhenti berharap dan beriman kepada Tuhan karena Dia adalah Allah, Hakim yang adil. Percayalah, akan tiba waktunya Allah akan memperlihatkan keadilan-Nya, baik kepada orang fasik maupun umat kesayangan-Nya.
Pembacaan Mazmur 76 (hari ke 554)
Hakim bagi Segala Bangsa
Banyak penafsir mengasosiasikan mazmur ini dengan kemenangan yang dialami oleh umat Allah atas kepungan Sanherib, raja Asyur (lih. 2Taw. 32:20-23). Dalam peristiwa ini, tampak jelas bagaimana Allah membela umat-Nya dan memberikan kemenangan bagi mereka. Kemenangan yang diperoleh umat Tuhan melawan Sanherib adalah kemenangan mutlak karena Tuhan yang bertindak (lih. 2Taw. 32:20-23), bukan karena umat yang berperang melawan pasukan Sanherib. Pada peristiwa tersebut, Allah bertindak sebagai Hakim yang adil, bukan hanya bagi umat-Nya, melainkan juga bagi bangsa-bangsa lain yang mengalami penindasan.
Itu sebabnya dalam mazmur ini, Asaf memuji kemahsyuran dan kehebatan Allah (2-5) yang berdiam di tengah umat. Ketika Allah bertindak menyatakan penghakiman-Nya, tidak ada seorang pun yang dapat menghadapi keperkasaan-Nya (6-8, 13; bdk. 2Taw. 32:21) dan menghindari penghukuman-Nya (9-10; bdk. 2Taw. 32:22). Bahkan kemarahan bangsa yang membenci Tuhan pun dapat dijadikan syukur bagi Allah (11). Panasnya hati manusia yang tidak mengenal TUHAN justru menjadi kesempatan bagi TUHAN untuk menyatakan diri-Nya, membuktikan kekuasaan-Nya, dan menyelamatkan umat-Nya.
Asaf menyaksikan bagaimana Allah menjalankan penghakiman. Dengan keperkasaan-Nya, Allah bangkit menyatakan penghukuman bagi para penindas dan pelaku kejahatan (10a). Pada saat yang sama, Ia juga menjadi penyelamat bagi semua orang yang mengalami penindasan (10b). Oleh karena itu, terhadap Allah yang sedemikian dahsyat, hebat, dan cemerlang itu, Asaf mengajak umat untuk mengikatkan diri dengan TUHAN (bernazar atau bersumpah) dan tidak melupakan kewajiban mereka (12; bdk. 2Taw. 32:23) sebagai umat Allah yang telah diselamatkan-Nya.
Adakah Anda sedang mengalami ketidakadilan? Percayalah kepada Tuhan, Hakim yang adil bagi segala bangsa! Ia akan melaksanakan keadilan bagi umat yang mengasihi-Nya!
Pembacaan MAZMUR 77 (hari ke 555)
Tetap Percaya
Di masa lampau, pemazmur pernah mengalami keajaiban pertolongan dan kasih Tuhan. Namun dalam kesenyapan pergumulannya kali ini, pemazmur mengungkapkan salah satu pertanyaan: "Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya?" (Has God's unfailing love failed?).
Pemazmur hanya punya dua pilihan jawaban: Ya atau tidak. Jika ya, berarti pemazmur harus menolak segala yang pernah ia percayai tentang Allah. Jika iya, artinya pemazmur memercayai bahwa kasih setia Allah yang tak berkesudahan itu sesungguhnya hanyalah mitos. Namun jika jawabannya tidak, berarti pemazmur menerima bahwa Allah adalah Tuhan dan Ia tidak pernah berubah dan kasih-Nya tak berkesudahan. Manakah yang pemazmur pilih?
Pemazmur memilih berkata tidak terhadap pertanyaan di atas dan tetap memercayai Allah. Oleh karena itu, ia tetap mengingat dan merenung (12-13). Bila pada bagian sebelumnya, Asaf mengingat dan merenung kesusahannya, penderitaannya, kemalangannya (3-11). Namun, pada bagian ini, Asaf mengingat dan merenungkan perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib. Di tengah penderitaan yang begitu berat dan kesenyapan yang dia alami, pemazmur memilih untuk merenungkan perbuatan-perbuatan dan keajaiban-keajaiban yang telah TUHAN lakukan atas Israel umat-Nya (12-13). Hal ini memberi kekuatan kepadanya, meskipun ia belum memperoleh jawaban atas seruannya agar Tuhan mendengarkan dan memerhatikan dia (2, 10).
Pada bagian ini, Asaf berseru agar ia melihat Tuhan dan menjadi gentar sebagaimana air dan samudera raya (17), bahkan tetap gentar sekalipun jejak Tuhan tak terlihat di dalam hidupnya (20). Ketika Asaf memagari emosi dan kekalutannya dengan kebenaran dan perenungan akan Tuhan, Asaf bangkit dari krisis imannya dan tetap memercayai Allah.
Mari kita tetap memercayai Allah, sekalipun jejak pertolongan-Nya tak terlihat oleh mata jasmani kita. Kiranya dengan mata rohani kita tetap memandang dan percaya kepada-Nya
Merenungkan Mazmur 79
"Akibat Dosa"
Mazmur 79:1 (TB) Mazmur Asaf. Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke dalam tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu, membuat Yerusalem menjadi timbunan puing.
Mazmur 79 ditulis Asaf setelah bangsa Babel menyerbu Israel pada tahun 586 SM.
Kondisi Israel saat itu sangatlah parah. Bangsa Babel merebut tanah milik Israel, menajiskan dan merampas perkakas-perkakas Bait Suci, membuat Yerusalem menjadi timbunan puing (ay. 1).
Umat Israel mungkin tidak pernah menyangka bahwa dosa mereka membawa akibat yang sedemikian fatal.
Memang benar kehancuran bangsa Israel merupakan rentetan dari dosa nenek moyang Israel.
Asaf berdoa, "Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami (ay. 8).
Namun, generasi Israel yang hidup pada zaman penyerbuan Babel itu juga berdosa di hadapan Tuhan (ay. 9).
Seandainya saja bertobat, tentu tidak diperhitungkan kepada mereka kesalahan nenek moyang mereka.
Jangan pernah main-main dengan dosa. Dosa bisa membawa akibat yang sedemikian fatal.
Belajar dari mazmur Asaf itu kita tahu bahwa akibat dosa bisa kita tanggung sekarang ini juga, tapi bisa juga ditanggung oleh anak cucu kita dikemudian hari.
Jika kita memang telah meninggalkan Tuhan dan jatuh dalam dosa, ingatlah akan kasih setia Tuhan yang digambarkan Asaf seperti gembala dan kawanan dombanya (ay. 13).
Tuhan seperti gembala yang akan menuntun kita kembali ke jalan yang benar.
Mintalah balas kasihan Tuhan dan mohonlah pengampunan Tuhan.
Tuhan adalah Allah yang setia. Dia akan mengampuni kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Yang penting janganlah kita menyimpang dari jalan-Nya dan jangan berbuat dosa lagi.
Jangan pernah kompromi dengan dosa, sebab dosa bisa berakibat sangat fatal.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita, tetaplah semangat ditengah pergumulan hidup, pasti Tuhan Yesus menolong.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 80
"Wajah Tuhan Bersinar"
Mazmur 80:4(TB) Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.
Dalam doa Asaf ini adalah satu kalimat penekanan yang terus-menerus diulang, "Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka Israel akan selamat. "Yaitu ada di ayat 4, 8 dan 20.
Ketika wajah Tuhan bersinar, maka Israel akan selamat!. Doa Asaf ini sungguh luar biasa.
Tersirat sebuah iman dan keyakinan yang begitu besar kepada Tuhan. Asaf tidak meminta tanda yang muluk-muluk.
Melainkan, cukup melihat wajah Tuhan bersinar maka itu jaminan bahwa Israel akan dipulihkan.
Dalam situasi sulit yang sedang kita hadapi, kita perlu memiliki iman seperti Asaf tersebut.
Ketika melihat wajah Tuhan bersinar, maka kita yakin bahwa pertolongan Tuhan akan datang tepat pada waktu-Nya.
Iman seperti itu perlu kita miliki. Jangan menuntut Tuhan menunjukkan dengan kuasa yang dahsyat, baru kita percaya.
Ketika wajah Tuhan bersinar maka pemulihan akan terjadi.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita. Tetaplah semangat dan berharap terus pada Allah kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 81
"Peringatan Tuhan"
Mazmur 81:9 (TB) Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!
Peringatan Tuhan kepada bangsa Israel bukan untuk mempersulit bangsa Israel, tapi untuk membuat keadaan mereka menjadi lebih baik.
Namun demikian Tuhan tak pernah memaksa umat-Nya.
Pilihan ada di tangan umat Israel, apakah mereka akan mendengarkan peringatan Tuhan itu, ataukah mereka akan mengabaikan-Nya (ay. 9).
Ketika umat Israel tidak mendengarkan peringatan Tuhan, maka Tuhan akan membiarkan mereka berjalan dalam kedegilan hatinya.
Sebaliknya, jika umat Tuhan mendengarkan suara Tuhan maka mereka akan memakan gandum terbaik dan akan dikenyangkan oleh madu dari gunung batu (ay. 17).
Tuhan kerap bicara dan memberi peringatan kepada kita.
Entahkah melalui Firman Tuhan yang kita dengar, entahkah melalui seseorang yang Tuhan pakai, entahkah serentetan peristiwa yang terjadi dalam hidup kita.
Kita dihadapkan pada dua pilihan: mengabaikan atau mendengar.
Jika kita mengabaikan, bisa saja Tuhan membiarkan kita dalam kedegilan hati sehingga kita akan berjalan mengikuti rencana kita sendiri.
Sebaliknya, jika kita mendengarkan suara Tuhan itu maka kita akan dikenyangkan oleh hal-hal terbaik dari Tuhan. Pilihan ada di tangan kita.
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 78 (hari ke 556)
Tafsiran
Kelakuan Israel bisa membuat kita menyimpulkan bahwa mereka hanya melakukan beberapa kekeliruan sosial. Tetapi "kekeliruan" itu berulang kali mereka lakukan kendati Tuhan senantiasa baik terhadap mereka. Dari kisah Israel menjelang pembuangan kita tahu bahwa masalah mereka adalah kerusakan rohani yang amat serius. Mereka bahkan sampai menyimpang dari ibadah mereka kepada Yahwe satu-satunya Allah sejati yang telah membawa mereka keluar dari Mesir dan memelihara mereka dengan panjang sabar. Mereka tidak segan berpaling kepada dewa-dewa asing, lalu membuat berhala-berhala mereka sendiri.
Sejak kejatuhan Adam, seluruh kejahatan manusia yang mengundang tindakan penghukuman Allah bernafaskan hal sama. Manusia melawan Allah, memilih berbakti kepada ilah lain. Bukankah banyak kekacauan kita alami sekarang sebab orang tidak sungguh takut kepada Tuhan? Para pemimpin kita memikirkan kepentingan mereka. Banyak orang hanya takut terjadi kebangkrutan, takut kekacauan, tetapi tidak takut akan Tuhan.
Pribadi Ilahi. Masyarakat luas, kelompok organisasi, umat beragama, semuanya memerlukan pepimpin yang handal. Untuk problem hakiki manusia: dosa, hanya Pribadi Ilahi yaitu Yesus Kristus yang dapat memimpin manusia keluar dari belenggu kegelapan dosa masuk ke dalam kemerdekaan Kerajaan Terang Allah. Untuk Yehuda, Allah memilih Daud. Ia diberi hikmat dan keberanian. Ia diberikan potensi kepemimpinan agar mampu menjadi raja yang handal yang sekaligus dapat diteladani.
Daud hanyalah bayang-bayang dari kepemimpinan sempurna Yesus Kristus. Pemimpin yang baik tidak cukup memiliki ilmu dan keahlian, ia harus merupakan seorang pilihan Allah yang diperlengkapi Allah sendiri baik dengan integritas, kewibawaan, maupun kemampuan.
Doa: Tuhan Yesus, Pemimpin satu-satunya yang sempurna kudus di hadapan Allah, bertindaklah dan berperkaralah atas bangsa kami dan para pemimpin kami.
Pembacaan MAZMUR 79 (hari ke 557)
Tafsiran
Dengan Tuhan yang memulihkan. Tidak jarang kesalahan-kesalahan yang kita buat membawa dampak yang merusak dan menghancurkan. Namun ketika kita menyadari hal ini, maka ada satu kebutuhan bagi kita untuk mengalami pemulihan. Bagamanakah pemulihan itu dapat terjadi? Faktor-faktor apakah yang diperlukan agar pemulihan yang sejati itu dapat terjadi?
Jawaban untuk hal ini dapat kita temukan dalam kisah kejatuhan Yerusalem dan Bait Allah ke dalam tangan bangsa Babilonia. Sebagai akibat dari dosa-dosa dan ketidaksetiaan Israel kepada Tuhan, maka Yerusalem dan Bait Allah yang menjadi kebanggaan dan identitas nasional mereka dihancurkan. Peristiwa ini merupakan tragedi dan kepedihan yang tidak tertahankan bagi Israel. Mereka sangat terhina dan menderita (ayat 1-4), sehingga membutuhkan kekuatan agar dapat kembali memuji-muji Tuhan selama-lamanya (ayat 13). Melalui mazmur ini bangsa Israel ditolong untuk memahami peristiwa tragis yang mereka alami, memohon pengampunan dan pertolongan Tuhan, serta dituntun untuk membuat janji setia kepada Tuhan.
Pemazmur membimbing Israel masuk ke dalam beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya pemulihan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah: [1] menyadari dosa mereka. Keadaan tragis ini disebabkan karena api cemburu Tuhan atas Israel yang tidak setia (ayat 5); [2] memohon agar Tuhan melepaskan mereka dari kekangan yang menghambat pemulihan sesuai dengan keadilan-Nya. Memohon agar Tuhan menghukum bangsa yang dengan kekejaman dan penghujatannya telah menyalahgunakan wewenang yang telah dipercayakan Tuhan untuk menghukum Israel (ayat 5-7; 13); [3] menyadari bahwa mereka tidak berdaya menolong dirinya sendiri dan membutuhkan rahmat Tuhan yang menyelamatkan mereka (ayat 8-11).
Kita dapat memiliki pengharapan agar pemulihan yang sejati terjadi, hanya di dalam Tuhan yang dengan lengan-Nya yang besar (ayat 11) memberikan rahmat-Nya kepada umat-Nya yang tak berdaya (ayat 8). Melalui inilah maka pemulihan dapat terjadi dan nama Tuhan dimuliakan (ayat 13).
Renungkan: Adakah Anda ingin memuliakan Tuhan? Dosa-dosa dan kesalahan apakah yang menghambat Anda untuk merealisasikannya? Apakah pengharapan Anda untuk pemulihan-Nya?
Pembacaan MAZMUR 80 (hari ke 558)
Tafsiran
Buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat. Pernahkah Anda menitikkan air mata penyesalan ketika melihat kondisi hidup Anda yang sudah sedemikian berubah, rusak, dan hancur karena kesalahan-kesalahan Anda? Pada masa-masa seperti ini adakalanya sulit bagi kita untuk dapat melihat adanya pengharapan yang bersinar di balik selubung kegelapan itu.
Hal seperti inilah yang terjadi pada bangsa Israel ketika mereka menyadari bahwa nyala murka Allah sedang berkobar atas mereka (ayat 5). Israel menyadari bahwa Allah telah memungut, membela, menanam, menyediakan tempat dan membuat mereka bertumbuh menjadi besar. Namun karena dosa-dosa dan ketidaktaatan mereka, maka Allah menjungkirbalikkan keadaan mereka dalam nyala murka-Nya (ayat 5), sehingga keadaan mereka seperti kebun anggur yang runtuh temboknya (ayat 13-14). Di tengah situasi yang pilu dan terjungkirbalik, pemazmur mengajak Israel untuk menyadari keadaan mereka, kembali berharap kepada Allah dan mengungkapkan janji setia kepada-Nya (ayat 19).
Pemazmur mengajak Israel untuk melihat bahwa walaupun Israel memakan roti cucuran air mata dan meminum air mata yang berlimpah-limpah (ayat 6), namun mereka tetaplah memiliki Allah yang sama. Sekalipun mereka telah menjadi bahan olokan dan sasaran kejahatan (ayat 7, 13b, 14), namun Allah tetaplah berperan sebagai Gembala Israel. Dialah yang akan menggiring dan memulihkan Israel (ayat 2). Di balik penghukuman yang dilaksanakan-Nya terdapat pengharapan akan pemulihan dan penyelamatan yang memungkinkan Israel berseru momohon agar Tuhan berbalik kepada mereka, memandang, melihat dan mengindahkan keadaan mereka (ayat 15-16). Pengharapan akan pemulihan dan penyelamatan ini memiliki intensitas yang semakin memuncak, sebagaimana ditekankan dalam refrein lagunya: "Ya Allah (ayat 4); Ya Allah semesta alam (ayat 8); Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah- Mu bersinar, maka kami akan selamat (ayat 20)."
Renungkan: Rintihan pilu pemazmur merupakan ratapan pertobatan, yang bukan hanya penyesalan, melainkan juga pengharapan akan pemulihan yang sedang Tuhan kerjakan, janji untuk setia kepada jalan Tuhan, dan tekad untuk bersaksi demi Nama-Nya. Sudahkah Anda menghidupi pertobatan dalam mazmur ini?
Merenungkan Mazmur 82
"Mempertanggungjawabkan"
Mazmur 82:2 (TB) "Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim dan memihak kepada orang fasik? Sela
Dalam ayat 6 dikatakan, "Aku sendiri telah berfirman: "Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian." Jangan salah menafsirkan ayat ini.
Sekalipun Tuhan berkata, "Kamu adalah allah." Ayat ini bukan menyatakan bahwa kita adalah allah.
Sebaliknya, ayat ini justru merupakan sindiran Tuhan kepada para pemimpin yang seolah-olah menganggap diri mereka adalah allah, yang bisa bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat kecil.
Padahal mereka adalah manusia biasa yang akan mati dan tewas (ay.7).
Jadilah pemimpin yang adil dan bijaksana.
Jangan salahgunakan kuasa dan wewenang yang kita miliki.
Milikilah kesadaran bahwa kekuasaan kita sebenarnya adalah sebuah tanggung jawab.
Ya, suatu saat nanti kita harus mempertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Jangan sampai Tuhan mendapati bahwa kita sudah menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan kita sendiri. Firman Tuhan mengingatkan bahwasanya Tuhan adalah Hakim yang akan mengadili bumi.
Apakah kita didapati memiliki kehidupan yang benar dalam sidang ilahi?
Suatu hari nanti, setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan kekuasaan yang dimilikinya kepada Tuhan.
Selamat berkarya kembali bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 83
"Kepentingan-Nya"
Mazmur 83:19 (TB) supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.
Menghadapi musuh-musuh yang telah bermufakat bersekutu untuk menyerang bangsa Israel, Asaf justru tidak mengangkat senjata.
Ia tidak mempersiapkan strategi terlebih dahulu. Yang ia lakukan pertama kali justru mengangkat doa.
Ia berdoa agar Tuhan melindungi mereka dan menjatuhkan musuh-musuh mereka.
Tapi perhatikan bagaimana Asaf mengakhiri doanya meminta pertolongan melawan musuh itu.
Ia berkata: supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama Tuhan, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi."
Yang membedakan doa kita dan Asaf adalah motivasinya.
Kita berdoa dengan motivasi agar kepentingan kita sendiri terpenuhi, sedangkan Asaf berdoa dengan motivasi agar musuh-musuh mereka mengalami keadilan Tuhan dengan demikian mereka mengenal-Nya, mengakui kebesaran kuasa-Nya, dan memuliakan-Nya.
Kiranya, sikap hati Asaf ini juga menjadi teladan bagi kita dalam meminta sesuatu kepada Tuhan.
Hendaknya, kita juga memanjatkan doa apa pun itu dengan motivasi yang benar di hadapan-Nya, yakni bukan untuk kepentingan kita sendiri tapi untuk kepentingan Tuhan.
Kepentingan-Nya lebih utama daripada kepentingan kita
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita. Tetap semangat dan jangan lupa untuk selalu memuliakan-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 84
"Dua Jam di Rumah-Nya"
Mazmur 84:11 (TB) Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
Berada dekat Tuhan memang bisa di mana pun dan kapan pun.
Ingat memang Ia Mahahadir. Meski demikian, nyatanya Ia sudah menyiapkan satu tempat khusus yang disebut rumah-Nya; sebuah tempat di mana kita bisa menjadi dekat dengan-Nya, yakni gereja.
Gereja ini tidak berada di bukit Sion, di mana untuk mencapainya kita harus melewati lembah Baka.
Gereja ini mungkin terletak beberapa kilometer jauhnya dari rumah kita.
Untuk mencapainya pun kita dapat menempuhnya dengan alat transportasi darat yang relatif mudah diakses.
Karena itu seharusnya kita malu jika karena satu dan lain hal (atau apapun alasannya), kita justru urung pergi ke gereja.
Jika pemazmur berkata lebih baik satu hari di pelataran-Nya daripada seribu hari di tempat lain, maka percayalah bahwa 1,5 atau 2 jam berada di rumah Tuhan (gereja) sudah pasti lebih baik, lebih berharga, lebih membawa berkat, lebih mencerahkan, serta lebih memberikan sukacita dan damai sejahtera daripada ratusan jam di tempat lain.
Lebih baik beberapa jam di dekat-Nya daripada ratusan jam di tempat lain
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini. Tetaplag semangat dan jalani hidup ini dengan ucapan syukur.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 85
"Mengalami Pemulihan"
Mazmur 85:5 (TB) Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami.
Pengampunan memang penting, tetapi itu saja tidak cukup.
Yang kini mereka butuhkan adalah keyakinan bahwa Tuhan yang telah mengampuni akan memampukan mereka membangun kehidupan baru bersama-Nya (ay. 11-14).
Dosa yang berulang rasanya telah menjadi sejuta umat kristiani.
Polanya selalu sama berbuat dosa, sadar telah berbuat dosa, minta ampun, berjanji akan memperbaiki diri, tapi nyatanya jatuh lagi dalam dosa yang sama. Yang terjadi seperti itu terus.
Tapi pasal ini kiranya menginspirasi kita untuk mengubah pola tersebut.
Apa yang kita lakukan dalam pola di atas jelas tidak efektif.
Nyatanya, kita tetap saja jatuh dalam dosa yang sama.
Karena itu kita harus mengubah polanya agar kita mendapatkan hasil yang berbeda.
Ketika kita minta ampun dan Tuhan sudah memberikan pengampunan-Nya, yang kita lakukan seharusnya tidak hanya berjanji akan memperbaiki diri, tapi juga melibatkan sekaligus menyakini bahwa Tuhanlah yang akan memampukan kita membangun kehidupan yang baru bersama-Nya.
Nyatanya, kerap kali kita memang akan selalu jatuh saat mengandalkan kekuatan sendiri ketika kita menghadapi godaan dosa (apalagi dosa berulang).
Tetapi saat kita menyakini bahwa cuma Tuhanlah yang dapat memampukan, maka kita tidak sendirian ketika menghadapi godaan dosa yang kembali datang.
Ada Tuhan di samping kita. Kita memerangi godaan dosa itu bersama-Nya.
Dan saat ini terjadi, niscaya pemulihan dan kemenangan total akan kita alami.
Diampuni memang penting, tapi yang lebih penting adalah dipulihkan.
Selamat menjalankan fungsi dan tugas kita masing-masing, syukuri dengan apa yang Tuhan beri hari ini. Tetaplah semangat
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 86
"Membulatkan Hati"
Mazmur 86:11 (TB) Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
Membulatkan hati berarti melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan total.
Membulatkan hati untuk takut akan nama-Nya berarti menghormati-Nya secara total, apapun keadaan dan situasinya.
Ketika membulatkan hati takut akan nama-Nya.
Masih ingat kisah Sadrah, Mesakh dan Abednego? Meski angin kehidupan membawa mereka ke tempat tidak mereka inginkan, mereka yang sudah membulatkan hati untuk takut kepada Tuhan itu membawa benihnya serta.
Ketaatan total mereka membuat mereka selamat dan bahkan ditinggikan.
Ingin meminta pertolongan dan ditinggikan Tuhan?
Pastikan kita membulatkan hati untuk tunduk kepada-Nya.
Allah melembutkan hati pada mereka yang membulatkan hati untuk tunduk kepada-Nya.
Selamat berkarya tetaplah semangat ditengah-tengah pergumulan hidup kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 87
"Bangga Karena Allah"
Mazmur 87:3 (TB) Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah. Sela
Yerusalem tak dapat disangkal lagi adalah sebuah kota istimewa.
Yang membuatnya istimewa adalah karena Allah hadir di kota tersebut.
Karenanya kota ini disebut sebagai kota Allah.
Maka tak heran ketika membaca pasal ini kita dapat menangkap dengan jelas betapa pemazmur begitu membanggakannya.
Ya, bukankah tidak ada yang lebih istimewa daripada tempat di mana Allah hadir di dalamnya?
Kebanggaan Allah hadir di dalam hati kita; membuat kita tak ragu lagi, tapi dengan bangga mengakui kewarganegaraan kita (warga kerajaan surga) dan bahkan memperkenalkan-Nya, supaya ada lebih banyak orang yang datang kepada Kristus.
Demikian pula rasa bangga karena Allah hadir di tengah gereja di mana kita berjemaat; seharusnya kita menghargai kesempatan beribadah itu dengan benar-benar mengikuti ibadah secara khidmat dan sungguh-sungguh.
Tidak ada yang lebih membanggakan selain tempat di mana Allah hadir di dalamnya.
Selamat menjalankan rutinitas kita sehari-hari dengan penuh semangat dan ucapan syukur.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 88
"Orang Percaya Sakit"
Mazmur 88:14 (TB) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.
Orang percaya memang sudah bebas dari dosa, tapi bukan berarti bebas dari penyakit.
Yesus, Tabib yang Ajaib itu memang memberikan mukjizat kesembuhan, tapi tidak semua mendapatkannya.
Sejak zaman Alkitab, hal ini sudah terjadi.
Dalam Yohanes 5:1-18: ada banyak orang sakit, tapi hanya satu yang disembuhkan oleh Yesus, yaitu orang yang lumpuh selama 38 tahun.
Dalam Lukas 5:15-16 banyak orang yang datang kepada Yesus untuk disembuhkan, tetapi Yesus tidak menyembuhkan mereka, sebaliknya Yesus meninggalkan mereka.
Dalam Lukas 4:27 Yesus berkata bahwa pada zaman nabi Elisa ada banyak orang sakit kusta di Israel, tetapi mereka tidak ditahirkan seperti Naaman.
Bahkan, nabi sekelas Elisa pun -- yang melakukan banyak mukjizat pada saat hidup-nya juga akhirnya meninggal karena sakit.
Penderitaan dan sakit penyakit masih dialami oleh orang yang sudah percaya dan diselamatkan (Maz. 88:2).
Ada beberapa di antaranya yang mungkin mendapat anugerah kesembuhan, tapi ada juga yang tidak.
Namun yang membedakan orang yang percaya dan tidak percaya bukanlah sakit atau tidak sakit, tapi iman pada Tuhan.
Ketika sakit, seperti halnya pemazmur, hendaknya kita tetap menjaga iman kita kepada-Nya.
Tekun berseru minta pertolongan-Nya itu penting; ini menunjukkan betapa kita harus menggantungkan harapan kita kepada-Nya; tapi perkara Ia akan memberikan kesembuhan atau tidak, itu berada dalam ranah hikmat-Nya yang tak terselami.
Tugas kita adalah tetap percaya bahwa apa pun yang terjadi, Ia baik.
Bukan sakit atau tidak sakit yang menentukan apakah ia orang percaya, tapi apakah ia memiliki iman atau tidak
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga. Tetaplah semangat dan jaga kesehatan kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 89
"Merespons Kasih Setia-Nya"
Mazmur 89:3 (TB) Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
Mazmur ini berbeda dengan mazmur-mazmur sebelumnya.
Di awal pemazmur menyatakan janji Allah kepada Daud yang dengan setia digenapi bahwa Ia akan memelihara anak cucu Daud dan kerajaannya serta bahwa mereka merasa bersukacita karena janji kasih setia-Nya tak pernah meninggalkan mereka (ay. 14-16).
Tapi kemudian ia mempertanyakan kesetiaan Allah, sebab ternyata setelah Daud meninggal, orang Israel mengalami kehancuran dan pergumulan berat (ay. 39-46)
Apakah Allah penuh dengan kasih setia? Ya!!.
Ia adalah Allah yang setia.
Bahkan meski kita tidak berlaku setia kepada-Nya, Ia tetap menunjukkan kesetiaan-Nya pada kita.
Tapi di sisi lain, Ia juga menuntut kesetiaan kita.
Janji-Nya ya dan amin. Ia yang telah berjanji untuk memberkati dan menyertai setiap orang percaya, pasti akan menggenapinya selama-lamanya.
Namun meski demikian, hendaknya kita tidak meremehkan kasih setia-Nya.
Ia memang penuh kasih setia, tapi di sisi lain Ia juga menuntut kita kesetiaan dan ketaatan total kita kepada-Nya.
Karena itu, mari responi kasih setia-Nya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Lihat saja bangsa Israel. Karena sikapnya yang tidak bertanggung jawab, mereka merasa harus berkali-kali mengalami penderitaan sebelum akhirnya menyadari betapa berharganya kasih setia Tuhan bagi mereka.
Jangan sampai mengalami hal yang sama.
Ia penuh kasih setia, tapi Ia juga menuntut kita untuk setia.
Selamat Hari Minggu, Selamat melaksanakan Ibadah ke gereja dengan keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati
Pembacaan MAZMUR 81 (hari ke 559)
Pertobatan Telinga
Mendengarkan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Iman timbul dari pendengaran akan firman Allah (Rm. 10:17). Demikian pula, iman dapat disesatkan atau pun dibimbing ke jalan yang benar melalui indra pendengaran. Mazmur 81 menekankan pentingnya sikap hati untuk mendengar dan dampak yang ditimbulkan dari pendengaran.
Mazmur ini menyerukan bangsa Israel untuk mendengar sabda Allah. Mendengarkan adalah fondasi bagi bangsa Israel untuk masuk ke dalam ketetapan Allah dan syarat untuk dapat menghayati perjanjian antara Allah dengan umat-Nya (6b-11). Dalam sejarah Israel, perjanjian Allah dengan umat-Nya diawali dengan perintah untuk mendengarkan-Nya (Ul. 6:4). Kenyataanya, di sepanjang sejarah Israel berulang-ulang terjadi penolakan terhadap suara Allah. Dengan sengaja, umat-Nya menulikan hati dan telinga (12-13).
Dalam mazmur ini terlihat bahwa kasih setia Tuhan senantiasa memanggil bangsa Israel untuk mendengarkan peringatan-Nya (9, 12, 14). Seruan Allah memperlihatkan kepedulian dan keprihatinan-Nya. Ia tidak menginginkan umat-Nya terus-menerus jatuh dalam perbuatan dosa yang semakin dalam. Tindakan Allah terlihat dari kata "jika (9) dan sekiranya (14)". Kedua kata tersebut menunjukkan kenyataan pahit yang telah terjadi bahwa bangsa Israel lebih memilih membangkang daripada menaati ketetapan-Nya (12, 14-17). Dalam kemarahan-Nya, Allah menarik pemeliharaan dan anugerah-Nya atas bangsa Israel (13). Jadi, pertobatan memerlukan ketaatan untuk mendengarkan sabda-Nya.
Kedegilan hati terjadi karena manusia menutup pintu hati dan telinganya untuk mendengarkan kebenaran Allah. Jika terang Allah dengan sengaja dipadamkan, maka yang tersisa hanyalah ego diri. Keegoisan ini membuat hidup seseorang terpuruk dalam perbuatan jahat.
Pemulihan hidup diawali dengan pertobatan telinga. Apakah telinga Anda dapat membedakan antara firman Tuhan dan suara yang menyesatkan?
Pembacaan MAZMUR 82 (hari ke 560)
Lupa Diri
Francis Bacon pernah berkata bahwa pengetahuan adalah kekuasaan. Artinya, ilmu pengetahuan menjadi kekuatan manusia untuk menguasai alam. Kenyataan, pengetahuan telah dimanipulasi dan dipolitisasi manusia untuk menguasai sesamanya. Kepentingan pribadi atau golongan sering kali membuat orang yang berkuasa lupa daratan sehingga yang benar menjadi salah, demikian pula sebaliknya.
Mazmur 82 berbicara mengenai para hakim yang lupa daratan. Ketika mazmur ini ditulis, para hakim tidak hanya menjalankan tugas yudikatif (hukum), tetapi juga eksekutif (pemerintahan) dan legislatif (pembuat undang-undang). Mereka harus memerintah dengan adil dan menghukum kejahatan (Ul. 25:1). Pada kenyataannya, ada hakim yang memutarbalikka…
Pembacaan MAZMUR 83 (hari ke 561)
Arti Sebuah Nama
Perang Israel-Arab pada tahun 1967 dikenal dengan sebutan perang enam hari. Konflik Timur Tengah terjadi karena negara-negara Arab tidak mau mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Israel sebagai sebuah bangsa dan negara. Dalam perang tersebut, pasukan Israel bukan hanya berhasil mengalahkan pasukan koalisi negara Arab, tetapi juga memperlebar daerah kekuasaan mereka.
Kondisi di atas memiliki kemiripan dalam Mazmur 83. Bedanya, Israel Kuno belum memiliki persenjataan canggih dan belum mengembangkan agen rahasianya seperti perang enam hari. Tidak heran apabila bangsa Israel takut dan gentar menghadapi situasi yang menjepit. Di pihak lain, bangsa-bangsa sekitar siap menyerbu dan melenyapkan Israel dari muka bumi (5-9).
Satu hal yang perlu dipelajari adalah konsep tentang "nama", baik nama Israel (5) maupun nama Yahweh (17, 19). Dalam kebudayaan Timur Tengah Kuno, nama memiliki arti penting karena mencakup keberadaan, karakter, dan identitas kebangsaan. Dalam konteks ini, para musuh Israel berupaya menghapus nama Israel.
Jika keberadaan Israel lenyap dari sejarah manusia, sudah dipastikan nama Israel akan hilang dari ingatan manusia. Tetapi, bangsa Israel tidak bersandar pada kekuatannya, melainkan bergantung pada nama Yahweh yang tidak mungkin diguncangkan maupun dihilangkan oleh siapa pun.
Dalam keterbatasannya, bangsa Israel menyadari bahwa mereka memiliki Allah yang hidup dan setia pada perjanjian-Nya. Pemazmur percaya bahwa Allah tidak berdiam saat umat-Nya berseru dalam kesesakan (2).
Mereka yakin bahwa Allah akan membuktikan keperkasaan-Nya dengan menghancurkan para musuh mereka (10-16). Tujuannya, agar nama Yahweh dimuliakan dan semua bangsa tunduk kepada-Nya (17-19).
Apakah arti nama Allah dalam hidup Anda? Sudahkah Anda merasakan kehadiran dan karya-Nya secara konkret dalam hidup Anda setiap hari?
Pembacaan MAZMUR 84 (hari ke 562)
Tafsiran
Rindu tak kunjung padam. Perasaan sangat mempengaruhi hubungan kita dengan Allah. Tidak selalu kita berada di dalam suasana hati yang sangat antusias ketika bersentuhan dengan hal-hal rohani. Ini merupakan hal yang amat wajar, sekaligus menunjukkan kelemahan kita sebagai orang-orang berdosa.
Itulah sebabnya, Mazmur yang kita baca hari ini terasa sangat luar biasa, karena seakan-akan pemazmur terlalu berlebihan, ketika berbicara mengenai kerinduannya untuk senantiasa bersekutu dengan Allah yang hadir di tempat kediaman-Nya. Pada waktu itu ia berada dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk beribadah di Yerusalem (2Raj. 18:13-16), padahal ia begitu mencintai Bait Allah (ayat 2-3). Ia iri terhadap burung-burung yang bebas bertengger di mana pun mereka suka (ayat 4). Ia meyakini kebahagiaan orang-orang yang senantiasa berada dekat Allah (ayat 5) dan selalu rindu berziarah ke Yerusalem (ayat 6-8), karena Allah akan mencurahkan rahmat-Nya kepada mereka.
Apakah pemazmur sungguh-sungguh meyakini maksud dan ucapannya? Tentu saja. Karena itulah ia berdoa kepada Allah agar raja di Yerusalem diberkati dan menjadi pelindung rakyat (ayat 10). Hanya apabila Tuhan memulihkan posisi raja dan keadaan Yerusalem, maka Bait Allah baru dapat dimasuki lagi dan pemazmur dapat kembali beribadah.
Kerinduannya yang tak kunjung padam ini dilandasi oleh nilai- nilai yang diyakininya, bukan sekadar perasaan. Seakan pemazmur ingin mengatakan bahwa bersama Tuhan semesta alam (ayat 2, 9, 13), ia tidak lagi kuatir akan hidupnya. Bukankah Allah tidak pernah mengecewakan orang yang menjaga kemurnian dirinya (ayat 12)? Itulah sebabnya ia menyebut berbahagia kepada setiap orang yang senantiasa bersekutu dengan Tuhan dan bersandar kepada-Nya (ayat 13).
Renungkan: Kerinduan kepada Allah seharusnya bukanlah sekadar hasil perasaan kita yang sering naik-turun, tidak menentu. Kita beribadah karena meyakini dengan penuh kesungguhan akan kebaikan dan perlindungan Allah. Mari kita memohon anugerah Tuhan agar Ia menolong kita memahami kasih-Nya yang besar dan mencondongkan hati kita ke arah Dia senantiasa
Merenungkan Mazmur 91
"Tempat Favorit-Nya"
Mazmur 91:1 (TB) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
Ayat nas di atas, dalam bahasa Inggris sedikit berbeda: "He that dwelleth in the secret place of the most High shall abide under the shadow of the Almighty."
Jika diterjemahkan, kurang lebih artinya:"Ia yang tinggal di tempat rahasia daripada yang Mahatinggi akan bermalam di dalam naungan yang Mahakuasa.
"Dengan kata lain, perlindungan dan penyertaan Tuhan yang dijelaskan dalam ayat 3-16 berlaku bagi mereka yang tinggal di tempat rahasia tersebut. Lalu di mana tempat rahasia yang dimaksud?
Tempat rahasia itu adalah tempat di mana kita sendirian dengan Dia.
Tempat favorit-Nya adalah tempat di mana kita ingin menemui-Nya secara pribadi.
Di mana pun kita ingin berduaan dengan-Nya, di situlah Ia berada.
Matius 6:6 berkata: "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang berada di tempat yang tersembunyi.
"Bukankah Yesus sendiri sering kali menyendiri untuk bertemu dengan Bapa-Nya?
Ia pergi ke atas bukit pada pagi-pagi benar dan menciptakan tempat rahasia mereka sendiri; di mana mereka dapat berinteraksi dengan intim tanpa orang lain mendengar atau mengetahuinya.
Hal yang sama kiranya juga kita lakukan. Temui Ia dan sampaikan permohonan kepada-Nya di tempat di mana kita sendirian dengan-Nya, niscaya Ia tidak hanya akan hadir dan menjawab doa, tapi juga memberikan perlindungan-Nya kepada kita sebagaimana dijelaskan dalam ayat 3-16 Mazmur 91 hari ini.
Tempat kita senantiasa dapat menemui-Nya adalah tempat di mana kita memutuskan menemui-Nya secara pribadi.
Selamat berkarya, Tetaplah semangat dan jadikan hidup ini untuk memuliakan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 92
"Getok Tular mewartakan kabar baik"
Mazmur 92:2-3 (TB) Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi, untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam,
Mazmur kali ini berisi pujian. Pemazmur menyadari benar bahwa seluruh hidupnya adalah hasil campur tangan Tuhan yang baik.
Jika ia kini bersukacita, itu semua karena Tuhan yang memberikannya melalui pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya.
Ia juga menyatakan betapa Allah telah begitu meninggikan hidupnya dan membuatnya berbuah karena ia hidup dengan menjunjung tinggi kebenaran.
Karena semua itulah ia menganggap sudah sepantasnya untuk ia tidak hanya mensyukuri dan memuji-Nya, tapi mewartakan kebaikan dan kesetiaan-Nya itu sepanjang hari.
Pemazmur telah mengecap nikmat-Nya kebaikan dan kesetiaan Tuhan dalam hidupnya, dan karenanya ia bersyukur, memuji Tuhan dan bahkan mewartakan-Nya.
Respons inilah yang seharusnya juga kita praktikan dalam kehidupan orang percaya.
Ketika menikmati makan enak, kita memang memuji betapa nikmatnya makanan itu, tapi entah bagaimana kita selalu berfikir merekomendasikannya kepada orang lain.
Hal yang sama seharusnya juga terjadi dalam kehidupan rohani.
Mensyukuri dan memuji kebaikan-Nya memang baik dan penting untuk dilakukan, tapi respons yang wajar yang seharusnya terjadi selanjutnya adalah menawarkan kebaikan-Nya itu kepada orang lain.
Bukan brosur; yang membuat orang lain tertarik untuk mengenal Yesus adalah perkataan kita yang benar-benar telah mengecap kebaikan dan kasih setia-Nya.
Respons wajar dari kebaikan-Nya; bersyukur, bermazmur, dan mewartakan-Nya.
Selamat berkarya, tetaplah semangat dan jadikan hidup ini untuk mewartakan kebaikan-Nya
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 93
"Pakaian Tuhan"
Mazmur 93:1 (TB) TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang;
Mazmur 93:1, "TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan.
"Pakaian Tuhan adalah kemegahan, ikat pinggang Tuhan adalah kekuatan, ayat tersebut hendak menunjukkan kemahakuasaan Tuhan yang mengatasi alam dan segala yang telah diciptakan-Nya.
Pecahan ombak laut memang hebat, tapi kedahsyatan-Nya jauh lebih hebat. Takhta Tuhan kekal selamanya (ay. 4).
Kita memiliki Tuhan yang megah dan penuh kekuatan.
Itulah alasan mengapa kita perlu bangga punya Allah seperti Dia.
Itulah alasan mengapa kita tidak perlu takut menghadapi dahsyatnya tantangan dan masalah dalam hidup ini.
Tuhan akan menyatakan pertolongan-Nya kepada kita tepat waktu-Nya.
Pada saat musuh datang menghampiri kita, percayalah bahwa Tuhan akan mengerahkan kekuatan-Nya untuk memberikan kita kemenangan (Mzm. 68:29).
Apakah saat ini kita sedang dikepung dengan masalah? Andalkan Tuhan dan lihatlah bagaimana Tuhan akan menyatukan kekuatan dan mukjizat-Nya kepada kita.
Betapa dahsyatnya Tuhan, Dia berpakaian kemegahan dan kekuatan.
Selamat berkarya dengan semangat & selamat ibadah Kenaikan Yesus ke Sorga bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 94
"Mengakali Tuhan"
Mazmur 94:9 (TB) Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakan tidak memandang ?
Ketika kita sengaja berbuat dosa, sesungguhnya kita pun tidak jauh beda dengan orang fasik itu.
Menganggap seolah Tuhan tidak melihat apa yang ia lakukan. Itu namanya tidak menghormati Tuhan !
Menganggap seolah-olah Tuhan itu buta, tuli, bisu dan mati !
Sungguh kelewatan !
Mazmur 94 menyatakan dengan jelas bahwa orang fasik tidak akan luput dari hukuman Tuhan.
Tuhan akan menghajar bangsa-bangsa yang melakukan kejahatan.
Tuhan akan memurkai mereka yang bertindak sewenang-wenang.
Tuhan itu adil. Sebab itu hukum akan kembali kepada keadilan (ay. 15).
Pesan Firman Tuhan hari ini kepada kita: jangan mencobai Tuhan dan menganggap seolah-oleh Tuhan tidak mengetahui dosa yang kita lakukan.
Orang bebal adalah mereka yang tidak hanya berbuat dosa, tapi juga menganggap seolah Tuhan tidak mengetahuinya.
Selamat berkarya dan biarlah hidup kita untuk memulaikan nama-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 85 (hari ke 563)
Tafsiran
Kemarin, kini, kelak
Doa dalam mazmur ini mungkin dipanjatkan dalam era pasca pembuangan. Era itu masa kesulitan. Mereka harus membangun di atas puing-puing kehancuran, akibat dari ketidaksetiaan mereka terhadap Tuhan. Memang mereka sudah kembali dari pembuangan, namun Bait Allah seolah hampa hadirat-Nya. Tanah masih belum memberi hasil, juga kedamaian seolah masih jauh dari pengalaman nyata mereka. Realitas mereka waktu itu menyatakan bahwa sesudah pemulihan awal itu mereka masih memerlukan pemulihan lanjutan dari Allah.
Pada situasi demikian umat mengingat kembali bahwa Allah adalah pemulih, pengampun yang di masa lalu telah reda dari murka-Nya (ayat 2-4). Pemazmur juga mengacu kepada sabda pelihat yang menatap ke depan (ayat 9), yang menyatakan bahwa syalom akan terwujud dalam pengalaman nyata mereka (ayat 10-14). Dalam kepedihan pertobatan, timbul ingatan akan kasih setia Tuhan, juga kecermatan menatap penuh hasrat ke saat ketika syalom diwujudkan Allah di bumi ini. Dalam kaitan dengan dua keyakinan itulah pemazmur menaikkan permohonannya agar Allah memulihkan mereka dan meniadakan murka-Nya atas mereka (ayat 5-8).
Kegagalan dengan segala akibat pahitnya, juga kebutuh-an akan pemulihan Allah yang berkesinambungan bukan saja pengalaman umat Perjanjian Lama, tetapi juga kita kini. Tokoh-tokoh Kristen seperti Thomas a Kempis, Oliver Cromwell menarik pelajaran penting dari mazmur ini. Se-perti mereka, kita patut secara serius menghayati pertobatan dan kerinduan akan terwujudnya kesetiaan dan pemerintahan Allah yang dulu pernah Ia nyatakan dan yang kelak akan Ia genapkan, menjadi pengalaman nyata kita kini.
Renungkan: Kemarin, kini, dan kelak Allah tidak berubah dalam kesetiaan-Nya dan pasti merampungkan rencana-rencana kekal-Nya. Sepanjang masa kehidupan kita bisa menjadi bermakna dan bertujuan bila kita menghayati kebenaran ini.
Pembacaan MAZMUR 86 (hari ke 564)
Nats :
Mazmur 86:11 (TB) Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
https://alkitab.app/v/0bef42c63161
Pembacaan MAZMUR 87 (hari ke 565)
Tafsiran
Dengan penuh keyakinan dan keberanian pemazmur menyatakan bahwa Kota Sion adalah Kota Allah. Luar biasa! Padahal banyak kota yang bersejarah di Israel. Apa yang membuat kota Sion lebih unggul, lebih utama, lebih istimewa, lebih dicintai Tuhan? Karena Tuhan sendiri membangun, dan mendirikan-Nya (ayat 1). Kemuliaan Sion bukan dari dirinya sendiri, tetapi dari Tuhan Allah yang mencintai-Nya (ayat 3). Sedangkan kota-kota lain tidak pernah digambarkan dengan hal-hal mulia. Untuk memperjelas keistimewaan Kota Sion ini kita bandingkan dengan. Mzm. 2:6; Yes. 2:3; Ibr. 12:22; Why. 14:1).
Yerusalem Baru. Perenungan pemazmur tiba-tiba beralih ke Yerusalem di masa depannya. Kota itu bukan lagi pusat kegiatan orang-orang Yahudi saja tetapi segala bangsa dari penjuru dunia. Ia akan menjadi kota internasional. Ia akan menjadi pusat dunia. Dalam Kitab Wahyu kita membaca penglihatan tentang kota surgawi yaitu Yerusalem baru, wujud Kerajaan Allah di muka bumi ini. Meski Gereja tidak identik dengan Kerajaan Allah, tetapi sebagai bagian darinya, hendaknya kemuliaan Allah sungguh terpancar di dalam keberagaman warganya. Tentu gereja harus terus menerus menyampaikan kabar baik supaya melahirkan orang-orang percaya yang mengenal Allah, Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 1:12; Yoh 3:3;. Yoh 17:3).
Doa: Tuhan, ajarlah kami untuk mensyukuri keistimewaan yang Tuhan anugerahkan. Amin.
Merenungkan Mazmur 95
"Tuhan Bisa Jemu !"
Mazmur 95:10 (TB) Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku."
Perhatikan frasa dalam ayat 10, "Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku.
"Tuhan sampai jemu melihat bangsa Israel yang berulang-ulang mencobai-Nya.
Namun dari Mazmur 95 ini saya justru biasa merasakan betapa besar kasih setia Tuhan kepada umat-Nya.
Jemu, tapi tidak membuang.
Jemu, tapi tetep mengasihi.
Berapa kali kita jatuh dalam dosa yang sama?
Mungkin sudah berulang-ulang.
Sadarkah kita, bahwa apa yang kita lakukan sebenarnya tidak jauh beda dengan bangsa Israel. Mungkin saja Tuhan juga jemu melihat dosa-dosa kita.
Bersyukurlah bahwa sampai hari ini Tuhan masih menyatakan kasih setia-Nya kepada kita.
Namun demikian itu bukan berarti kita bisa semau-maunya berbuat dosa, sebab sekalipun Tuhan mengampuni, konsekuensi dari dosa tetap kita tanggung (ay. 11).
Alangkah lebih bijaknya jika kita tidak lagi mencobai Tuhan dengan segala dosanya kita.
Jangan mempergunakan anugerah Tuhan sebagai kesempatan untuk berulang-ulang berbuat dosa.
Selamat menikmati libur akhir pekan dan jadikan hidup kita hari ini untuk terus memuliakan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 96
"Menghormati Tuhan"
Mazmur 96:3 (TB) Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.
Bagaimana kita menghormati Tuhan? Pasal 96 berisi sebuah panggilan untuk menghormati Tuhan.
Ada tiga tindakan rohani yang bisa kita lakukan sebagai cara untuk menghormati Tuhan.
▪︎Pertama, menyanyi bagi Tuhan (ay. 1-2). Cara sederhana untuk memberikan penghormatan bagi Tuhan adalah dengan menyanyi, memuji dan menyembah-Nya.
Ketika kita melakukannya dengan segenap hati, nyanyian bagi Tuhan adalah hal yang menyenangkan hati-Nya.
Menyanyi bagi Tuhan selama kita hidup, bermazmur bagi Allah selagi kita ada.
Itu hal yang manis didengar (Maz. 104: 33-34).
Sadarilah bahwa nyanyian bagi Tuhan adalah sesuatu yang indah terdengar.
▪︎Kedua, memberitakan perbuatan Tuhan kepada dunia (ay. 3-6). Salah satu bentuk penghormatan bagi Tuhan adalah dengan menceritakan kasih Tuhan dan perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib kepada sesama.
▪︎Ketiga, beribadah kepada Tuhan (ay 7-13).
Mazmur ini mengajak kita untuk masuk pelataran Tuhan. Ini bicara soal ibadah kepada Tuhan.
Bagaimana kita beribadah kepada Tuhan?Bukan sekedar ibadah tapi harus melakukan ibadah yang layak bagi Tuhan.
Ibadah yang layak adalah ibadah yang dilakukan dengan kesungguhan hati.
Ibadah yang berkenan adalah ketika kita menyembah Tuhan dengan berhiaskan kekudusan (ay. 9).
Apakah kita sudah melakukan dengan cara yang layak sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan? Ataukah selama ini kita melakukan ibadah hanya karena sebuah kebiasaan, sehingga kita melakukannya tidak dengan kesungguhan hati? Luruskan kembali ibadah kita kepada Tuhan.
Menyanyi, memberitakan Injil, dan ibadah adalah sebuah bentuk penghormatan kepada Tuhan.
Selamat hari Minggu, selamat mempersiapkan ibadah Minggu dengan waktu dan hati kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 88 (hari ke 566)
Tafsiran
Menanti dalam kegelapan. Mazmur kita hari ini merupakan model untuk memahami kenyataan hidup rohani secara lebih utuh.
Pemazmur sedang berada di dalam kesesakan yang begitu dahsyat. Seperti biasanya, ia berdoa, menangis, berteriak pada Allah untuk mendapatkan pertolongan (ayat 2-3, 10b, 14). Namun, apa yang terjadi? Kali ini tidak ada jawaban. Allah membisu seribu bahasa. Apakah kemudian pemazmur berhenti berteriak? Tidak! Kita justru melihat, kemarahannya ditumpahkan kepada Allah (ayat 4-10a). Ia menganggap bahwa hubungan dirinya dengan Allah terputus, sebagaimana ungkapan "liang kubur" dan "dunia orang mati" dipakai.
Lebih dahsyat lagi, ia menganggap bahwa Allah bertanggung jawab atas keadaan dirinya (ayat 7-10a). Namun, Allah tetap diam. Pemazmur melanjutkan usahanya dengan menyajikan pertanyaan- pertanyaan retoris (ayat 11-13). Ada enam hal buruk yang disebutkan di sana: orang mati, arwah, kubur, kebinasaan, kegelapan, negeri segala lupa. Kontrasnya, ada enam hal yang merupakan milik Allah: keajaiban, kebangkitan, kasih, kesetiaan, keajaiban, keadilan. Pertanyaan-pertanyaan retoris ini semuanya dijawab dengan satu kata: TIDAK. Mengapa Allah membiarkan pemazmur tetap terpuruk seperti itu? Tidak ada jawaban. Karena itulah pemazmur untuk terakhir kalinya marah pada Allah (ayat 14-19). Puncaknya ada di ayat 17. Bagi pemazmur, Allah patut disalahkan atas semua yang dialaminya.
Ada dua hal yang dapat kita pelajari di sini. Pertama, hidup tidak selalu menyenangkan. Ada saat-saat ketika kita berada di dalam masa-masa yang sulit. Kedua, di dalam ketidakmengertian pemazmur, ia tetap berdoa pada Allah dan menantikan pertolongan-Nya. Ia tidak menjadi bisu, meskipun kata-kata yang keluar adalah kemarahan dan pertanyaan- pertanyaan. Kadangkala Allah terasa begitu jauh dan tidak mempedulikan kita, meskipun kita telah berteriak pada Dia. Namun kita tidak punya pilihan lain, selain tetap setia pada- Nya.
Renungkan: Kadangkala jiwa kita harus dipersiapkan untuk menempuh malam yang gelap dan begitu panjang. Satu hal yang harus selalu kita lakukan ialah setia dalam menanti pertolongan-Nya!
Pembacaan MAZMUR 89 (hari ke 567)
Tafsiran
Kesetiaan adalah barang langka pada masyarakat masa kini. Banyak orang melihat kepentingan sesaat, pemenuhan kebutuhan pragmatis sebagai sesuatu yang jauh lebih penting. Namun, ada juga orang yang terjebak pada sisi lainnya, yaitu setia membabi buta pada orang tertentu atau ideologi tertentu.
Allah setia pada janji-Nya, yaitu memimpin umat-Nya lewat hamba-Nya Daud yang dipilih dan diurapi-Nya. Kesetiaan Allah itu dinyatakan dengan menjadikan Daud raja atas Israel. Bagian kedua Mazmur 89 ini menegaskan bagaimana Tuhan akan memelihara hamba-Nya ini terhadap serangan para musuh yang hendak membinasakannya (ayat 23-24). Tuhan sendiri akan membela yang diurapi-Nya, bahkan takhta Israel akan senantiasa diduduki oleh keturunan Daud. Perikop ini menaikkan puji-pujian bagi Allah sebagai respons kepada Tuhan yang setia meneguhkan Perjanjian-Nya dengan Daud dan keturunannya (lih. 2Sam. 7).
Allah memang memastikan keturunan Daud akan selalu pada takhta Israel. Dia tidak akan mencabut ketetapan dan janji-Nya (ayat 35-37). Sepasti matahari yang bersinar setiap hari dan bulan yang setia menerangi malam hari, demikian kasih setia-Nya tak berubah (ayat 37-38). Namun, tidak berarti raja-raja keturunan Daud boleh memerintah sembarangan dan menodai kemuliaan Tuhan (ayat 31-33). Kesetiaan Allah bukan kesetiaan yang membabi-buta. Kesetiaan Allah serasi dengan keadilan dan kekudusan-Nya. Kesetiaan Allah adalah cerminan karakter-Nya yang mulia.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena kesetiaan-Nya tidak berubah. Memang banyak keturunan Daud gagal dan harus menerima hukuman keras. Namun, Mesias, Sang Keturunan Daud itu membuktikan diri taat sempurna pada Tuhan. Oleh karena itu mari kita merespons kasih setia Tuhan dengan menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya dan dengan tak henti-henti menyaksikan kebaikan-Nya kepada orang lain!
Pembacaan MAZMUR 90 (hari ke 568)
Tafsiran
Menghitung hari. Arswendo Atmowiloto, yang pernah diinapkan di LP Cipinang, menulis sebuah buku berjudul Menghitung Hari.
Buku yang amat bagus ini merupakan cermin harapan hati, agar hari-hari cepat berlalu menyongsong waktu pembebasan.
Mazmur hari ini juga berbicara tentang menghitung hari. Bukan agar hari-hari segera lewat, tetapi supaya seseorang memiliki hati yang bijaksana (ayat 12). Mengapa pemazmur meminta agar Allah mengajar dia untuk menghitung hari? Alasannya ada di dalam bagian pertama dan kedua mazmur ini (ayat 1-2 dan 3- 12). Dalam bagian pertama, pemazmur mengakui bahwa Allah sendiri, sebagai pribadi, menjadi "rumah"-nya (ayat 1-2). Ia melihat keamanan dirinya bukan karena memiliki suatu tempat, tetapi karena memiliki hubungan dengan Allah. Namun demikian, di dalam bagian kedua, pemazmur merenungkan mengenai kesementaraan hidup manusia. Ia memakai ungkapan "debu" dan "rumput" untuk menggambarkan hubungan yang sebenarnya, antara Sang Pencipta yang begitu perkasa dan dirinya yang begitu lemah (ayat 3-6). Perenungannya ini juga berbicara mengenai kesalahan yang dilakukan oleh manusia di hadapan Allah (ayat 7-11).
Itulah sebabnya pemazmur meminta pada Allah agar dia diberikan kesadaran akan kesementaraannya, sehingga ia selalu ingin memiliki hati yang berhikmat dan hidup yang bermakna. "Hikmat" tidak berarti sekadar kecerdasan di dalam menjalani kehidupan, tetapi lebih mengacu pada takut akan Allah dan pengakuan atas kendali-Nya di dalam kehidupan. Dengan mengakui dan mengenal kehendak Allah dalam kehidupan, barulah hidup yang sulit dan singkat itu berarti.
Bagian terakhir mazmur ini (ayat 13-17) merupakan ungkapan harapan dari pemazmur agar Allah berbalik padanya dan membuat hidupnya bersukacita. Di dalam hidupnya yang begitu terbatas dan penuh dosa, ia hanya dapat berharap pada Allah, Tempat Perteduhan yang kekal.
Renungkan: Mazmur ini seringkali dibaca ketika upacara penguburan dilakukan. Apakah yang Anda pikirkan ketika muncul kesadaran bahwa suatu saat Anda pun akan kembali menjadi debu? Mintalah hikmat dari Allah agar hidup Anda bermakna dan berwarna!
Pembacaan MAZMUR 91 (hari ke 569)
Tafsiran
Siapa tempat perlindungan Anda?
Apa yang muncul dalam pikiran Anda ketika Anda membaca kata-kata berlindung dan bernaung? Mungkin Anda membayangkan sebuah tempat yang menjanjikan kedamaian dan keamanan.
Pemazmur mengatakan bahwa hal itu hanya ditemukan di dalam satu Pribadi, yaitu Tuhan Allah! Pemazmur menghubungkan perlindungan bukan dengan tempat atau dengan keadaan melainkan dengan pribadi Allah sendiri, satu-satunya jaminan bagi umat-Nya untuk menghadapi segala kesulitan dan keadaan yang mengerikan (ayat 3-4)! Tuhan berjanji bahwa Ia tidak akan membiarkan umat-Nya terjerat dalam kesulitan tanpa jalan keluar dan binasa dalam penyakit. Sekalipun tubuh kita dapat dikalahkan oleh penyakit, tetapi jiwa kita aman dalam lindungan-Nya. Ia melindungi umat-Nya dari kuasa si jahat, dan membebaskan mereka dari ketakutan terhadap bahaya (ayat 5-8). Umat-Nya tidak perlu takut karena kesetiaan-Nya adalah jaminan bagi mereka bagaikan perisai dan pagar tembok yang kokoh (ayat 4,9).
Tuhan tidak menjanjikan kekebalan terhadap kesulitan dan kesesakan. Ia berjanji, "Aku akan menyertai dia dalam kesesakan" (ayat 15). Bagi siapakah janji itu diberikan? Pertama, bagi orang yang mengenal nama Tuhan dan yang menjadikan-Nya sebagai tempat perlindungan dan kubu pertahanannya (ayat 2). Kedua, bagi orang yang senantiasa hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, yang senantiasa berseru kepada-Nya, dan yang menjaga komunikasinya dengan Tuhan pada setiap saat.
Banyak kekuatiran dan ketakutan muncul ketika kita ber-sikeras untuk memperjuangkan keinginan dan rencana kita. Hanya ketika kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah supaya Ia menggenapi rencana-Nya dalam setiap aspek dan waktu hidup kita maka kita menemukan kedamaian dan keamanan sejati.
Renungkan: Ketika badai kehidupan menerpa hidup dan diri Anda, siapakah pelindung Anda?
Pembacaan MAZMUR 92 (hari ke 570)
Nats
Mazmur 92:14-15 (TB) (92-15) Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
(92-16) untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Pembacaan MAZMUR 93 (hari ke 571)
Tafsiran
Mempercayai sepenuh hati dan mengakui melalui kata serta perbuatan bahwa Tuhan memegang kendali atas dunia ini, bukanlah perkara yang mudah. Dengan fakta bahwa dunia ini semakin gelap dan penuh kejahatan yang mengguncangkan hidup, boleh jadi ucapan- ucapan iman tentang kekuasaan Allah yang kekal tinggal slogan kosong saja. Mazmur-mazmur penobatan raja dalam pasal 93-99 (kecuali ps. 94), menolong kita untuk memantapkan penglihatan iman kita tentang pemerintahan Allah atas segala sesuatu.
Drama yang digambarkan secara puitis dalam Mazmur ini mungkin mengacu pada peristiwa ketika Allah menjinakkan Laut Merah dan membuat Israel melintasi dasar laut yang telah kering (ayat 3). Bisa jadi juga hal itu mengacu pada kepercayaan bahwa laut dengan gelombang ombaknya yang dahsyat melambangkan kekuatan yang mengacaukan dan mengancam kehidupan di bumi. Gambaran mana pun yang dimaksud pemazmur, yang jelas adalah bahwa Allah dilukiskan sebagai raja pahlawan. Mazmur ini menegaskan beberapa hal penting tentang Allah. Pertama, Allah adalah Raja (ayat 1). Sebagai Raja, Allah memakai jubah kemuliaan. Tentunya “jubah” di sini adalah sesuatu yang simbolis menunjuk pada hal-hal yang tampak oleh kita yang menyatakan kemuliaan Allah. Sesungguhnya segenap isi alam semesta ini menampakkan kemuliaan Allah tersebut. Kedua, Allah berikatpinggangkan kekuatan. Ikat pinggang dipakai pada waktu orang maju berperang. Pemazmur ingin mengatakan bahwa bagaimana pun kondisi dunia dan sedahsyat apa pun perlawanan dewa-dewa Kanaan (digambarkan sebagai gelora lautan), Allah tetap mengendalikan dunia ini. Itulah dasar untuk percaya bahwa bumi ini tetap tegak. Ini adalah pernyataan iman yang tidak saja melihat ke belakang, tetapi juga ke masa kini dan masa depan dengan penuh pengharapan.
Dengan tujuan mengakarkan keyakinan ini dalam-dalam, pemazmur mengakhiri mazmur penobatan ini dengan pengajaran. Hal ini serupa dengan yang dibuat dalam Mazmur 19. Perenungan tentang perbuatan Allah berpuncak pada ajaran Firman tentang Allah.
Renungkan: Bila situasi dunia ini membuat kita meragukan pemerintahan Allah, lihatlah keajaiban-keajaiban perbuatan tangan-Nya dalam alam dan sejarah, dan renungkanlah firman-Nya dalam Alkitab.
Merenungkan Mazmur 97
"Keadilan Tuhan"
Mazmur 97:8 (TB) Sion mendengarnya dan bersukacita, puteri-puteri Yehuda bersorak-sorak, oleh karena penghukuman-Mu, ya TUHAN.
Mazmur 97 menyatakan dengan jelas bagaimana akhir cerita orang fasik dan orang benar.
Ketika Tuhan menyatakan kuasa dan kedahsyatan-Nya maka orang fasik, orang yang menegakkan diri, orang yang beribadah kepada patung, dan orang yang menyembah berhala menjadi malu (ay. 7).
Apa yang selama ini mereka banggakan ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan Tuhan yang dahsyat.
Sedangkan putri-putri Yehuda (umat Israel) akan bersorak-sorai karena keadilan Tuhan akhirnya dinyatakan (ay. 8).
Terang sudah terbit bagi orang benar dan ada sukacita bagi orang yang tulus hati (ay.11).
Jangan biarkan hati kita cemburu melihat kemujuran dan keberhasilan orang fasik.
Lebih baik kita fokus kepada Tuhan dan hidup benar di hadapan-Nya.
Ada waktunya terang Tuhan terbit bagi orang benar.
Ada waktunya Tuhan menyatakan murka dan keadilan-Nya kepada orang fasik. Itu bak ending dalam sebuah cerita.
Kebaikan pasti menang melawan kejahatan.
Selama kita berada di tangan Sang Sutradara, maka kita pun akan mengalami apa yang tertulis dalam Mazmur 97: orang benar akan bersukacita, orang fasik akan dipermalukan
Terang Tuhan terbit kepada orang benar, murka dan keadilan-Nya kepada orang fasik.
Selamat beraktifitas, tetaplah semangat dan jaga kesehatan jasmani dan rohani kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 94 (hari ke 572)
Tafsiran
Kebahagian orang fasik
Banyak orang percaya mengira kehidupan orang fasik bahagia. Benarkah demikian? Pada ayat 1-7, kita justru menemukan kehidupan manusia yang tidak berbahagia sebab mereka tidak dipedulikan Tuhan. Siapakah mereka? Orang-orang fasik yang mengucapkan kata-kata kurang ajar, melakukan kejahatan, dan meniadakan Tuhan dalam hidup mereka.
Orang fasik berbuat demikian seolah-olah ingin menyatakan Tuhan tidak pernah menegur mereka, tidak pernah "menghukum" mereka (ayat 1-3). Sebaliknya Tuhan justru membiarkan dan memberikan izin mereka untuk melakukan apa pun yang mereka ingin perbuat. Jadi, benarkah anggapan tadi? Tidak. Mereka memang terlihat bahagia, namun sebenarnya mereka sedang menjalani kehidupan yang tidak dipedulikan Tuhan. Janganlah kita menginginkan kehidupan mereka. Hidup orang fasik adalah hidup yang menuju kebinasaan. Mengapa demikian? Karena telinga Tuhan mendengar perkataan mereka dan mata Tuhan melihat perbuatan mereka (ayat 8-11). Keadilan Tuhan akan membalas perbuatan jahat mereka dan membinasakan hidup mereka (ayat 23).
Jika demikian, siapakah orang yang berbahagia? Orang yang berbahagia adalah orang yang dihajar oleh Tuhan (ayat 12a). Orangtua yang mengasihi anak-anaknya pasti akan mendidik anak-anaknya dengan disiplin. Bagi anak-anak, disiplin merupakan aturan yang tidak menyenangkan, tapi itulah inti pendidikan bagi mereka supaya mereka mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. Itulah hajaran yang dilakukan Tuhan bagi kita. Ketika kita merasakan tangan Tuhan mengoreksi hidup kita, terimalah itu sebagai bukti kasih-Nya kepada kita. Orang yang berbahagia adalah orang yang menerima pengajaran-Nya (ayat 12b). Hidup bahagia bukan berarti hidup yang bebas dan lepas dari firman Tuhan. Justru firman Tuhan akan membimbing kita supaya kita bahagia.
Renungkanlah: Apakah Anda ingin hidup bahagia? Terima lah ajaran dan hajaran Tuhan.
Pembacaan MAZMUR 95 (hari ke 573)
Tafsiran
Banyak ahli PL menyebut mazmur sebagai seruan kenabian atau merupakan liturgi tentang hukuman Allah. Mazmur ini mengundang umat untuk memuji Allah (ayat 1-2,6), disertai alasannya (ayat 3- 5,7), lalu mengundang umat untuk taat kepada-Nya (ayat 7b-11). Mazmur ini bergerak maju dari ajakan pujian ke pengajaran. Berita bahwa Allah adalah Raja yang berdaulat atas segala sesuatu perlu diperdengarkan kepada dan diresponi oleh bukan saja orang-orang yang tidak kenal Allah, tetapi juga oleh umat Tuhan sendiri.
Bukan saja kekuatan jahat yang berontak melawan Allah (ps. 34), tetapi juga umat Allah mengeraskan hati berontak melawan Allah. Allah tak memaksa umat-Nya untuk taat kepada-Nya, tetapi menginginkan agar umat-Nya dengan sadar dan sukacita menaati Dia. Tindakan penyelamatan Allah atas umat-Nya (ayat 1b) dan fakta bahwa Allah adalah Raja atas segala allah (ayat 3) seharusnya mereka sambut dengan sikap memuji Allah dan taat kepada Allah. Puji-pujian bukan saja sikap yang tepat kepada Allah, tetapi juga memberi suasana menentukan bagi ketaatan umat. Puji-pujian yang layak ditujukan kepada Allah adalah pujian dengan sorak-sorai besar (ayat 1), menunjukkan luapan kesukaan dan kebebasan yang mengungkapkan kesukaan tersebut. Dengan demikian, ketaatan yang mengiringi pujian sedemikian adalah ketaatan dalam sikap sukacita, bukan terpaksa. Ketaatan juga adalah ungkapan penyembahan yang sepadan dengan sikap tubuh ketika kita bertelut di hadapan Allah (ayat 6-7b), yang sepatutnya diterima Allah yang adalah Raja atas segala kekuatan kosmis yang oleh bangsa-bangsa sekitar Israel sering disembah sebagai dewa-dewa (ayat 3-5).
Apa tanda yang paling pas untuk mengenali siapa domba yang adalah milik Allah? Dalam Mazmur ini, tanda tersebut adalah sikap dengar-dengaran kepada Allah sang Raja Gembala (bdk. Yoh. 10:3- 5). Hal itu kontras tajam dari kesimpulan pemazmur tentang sikap Israel sepanjang perjalanan mereka memasuki tanah perjanjian. Bukannya mereka mensyukuri kebesaran Allah dalam kisah Keluaran itu, tetapi mereka menodai perjalanan tersebut dengan sungut- sungutan mereka. “Jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama!” kira-kira demikianlah pesan mazmur ini.
Renungkan: Sikap memuji dan dengar-dengaran terhadap Allah adalah tanda terjelas kemilikan Allah atas kita.
Pembacaan MAZMUR 96 (hari ke 574)
Tafsiran
Di balik kemuliaan Tuhan
Pemazmur mengajak umat Tuhan untuk menyanyikan nyanyian baru (ayat 1). Nyanyian baru itu dihubungkan dengan peperangan yang dimenangkan Allah. Kepahlawanan Tuhan itu meliputi keselamatan yang telah dilakukan-Nya bagi umat-Nya pada masa lalu (ayat 2,3), dan kekuasaan-Nya yang telah mengalahkan semua allah dari segala bangsa (ayat 4,5). Kemuliaan Tuhan akan hadir kembali dalam bait suci (ayat 6) serta peribadahan umat-Nya (ayat 8,9).
Kini, pemazmur mengajak umat-Nya untuk mengabarkan kemuliaan Tuhan ke seluruh bangsa di bumi. Umat-Nya akan menjadi saksi kemuliaan Tuhan dinyatakan. Kemuliaan Tuhan akan merambah dalam pemerintahan semua bangsa di bumi dan mempengaruhi berbagai kebijakan dan keputusan politis bangsa-bangsa (ayat 10a). Bukan lagi hukum dunia yang akan menjadi standar hukuman melainkan kebenaran Tuhan Allah yang akan menjadi acuannya (ayat 10b). Perubahan acuan itu menyebabkan pemulihan menyeluruh, yakni pemulihan hidup umat Tuhan dan bangsa-bangsa serta alam semesta (ayat 11,12).
Kemuliaan Tuhan bagaikan matahari yang bergerak secara perlahan membersihkan langit yang gelap. Sebagaimana matahari membawa pencerahan dan perubahan suasana demikianlah kemuliaan Tuhan menyatakan terang ilahi. Ketika terang ilahi itu datang maka kejahatan di bumi pun akan terlihat dan terbongkar (ayat 13). Penghakiman Tuhan turut menyertai kemuliaan-Nya. Penghakiman Tuhan itu adil, yaitu Ia akan menghakimi yang orang yang berbuat kesalahan dan menyelamatkan umat-Nya yang setia melakukan kebenaran.
Bagi orang yang tidak percaya, kemuliaan Tuhan adalah bencana sebab kejahatan mereka akan terungkap. Bagi orang percaya, kemuliaan Tuhan mendatangkan penghakiman yang memunculkan kebenaran ilahi.
Ingatlah: Di hadapan Tuhan, tidak ada kejahatan yang dapat tetap tersembunyi.
Merenungkan Mazmur 98
"Karya Keselamatan"
Mazmur 98:1 (TB) Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
Apa yang membuat Pemazmur mengekspresikan sukacita yang meluap-luap ?
Ayat 1-3 adalah sebabnya, yaitu karena perbuatan Tuhan itu ajaib dalam keselamatan umat-Nya.
Mazmur 98 ini ditulis sebagai karya keselamatan Allah bagi umat Israel saat mereka keluar dari perbudakan Mesir.
Pemazmur ingat bahwa sejatinya bangsa Israel adalah bangsa yang kecil, lemah, dan yang baru saja keluar dari perbudakan.
Namun demikian, mereka bisa masuk ke tanah Kanaan dan mengalahkan raja-raja Kanaan karena Tangan Tuhan yang menopang dan memberi kemenangan.
Kita adalah umat yang telah ditebus dan diselamatkan dari perbudakan dosa.
Tuhan memanggil kita dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib.
Kita yang dahulu bukan umat Allah, namun kini menjadi umat-Nya.
Dulu kita tidak dikasihani, sekarang kita beroleh belas kasihan (1Pet. 2:9-10).
Sungguh Tuhan telah melakukan perkara besar dalam hidup kita. Sudah semestinya kita memberikan nyanyian pengagungan kepada Tuhan setiap waktu.
Pujian pengagungan kita merupakan ekspresi syukur kepada Tuhan.
Sudahkah hari ini kita mengucap syukur untuk karya keselamatan dan kasih karunia Tuhan bagi kita?
Dulu diperhamba, kini diselamatkan. Dulu tidak dikasihani, sekarang beroleh belas kasihan.
Selamat beraktifitas dengan penuh semangat dan jadilah berkat bagi orang-orang di sekitar kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 99
"Transenden, Juga Imanen"
Mazmur 99:2 (TB) TUHAN itu maha besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa.
Tuhan kita transenden. Tuhan yang Maha Besar, kuasa-Nya mengatasi segala ciptaan-Nya, dan tak terjangkau oleh akal pikiran kita.
Namun di sisi lain, Tuhan juga imanen. Tuhan yang mau berdiam di tengah-tengah umat-Nya. Tuhan yang begitu dekat dan karib kepada umat-Nya.
Dalam Mazmur 99 kita menjumpai dua karakter Allah, yaitu Allah yang transenden, tapi juga imanen.
Perhatikan ayat 1, maka kita mengetahui bahwa bangsa-bangsa dan bumi bergoyang karena kedasyatan-Nya. Itu Allah yang transenden.
Sekarang perhatikan ayat 2 yang menyatakan bahwa Tuhan itu maha besar di Sion. Allah yang besar, tapi mau berdiam bersama umat-Nya di Sion. Ini Allah yang imanen.
Bersyukurlah bahwa kita tidak menyembah Tuhan yang nun jauh di sana, yang tak terjangkau oleh manusia.
Sebaliknya, kita menyembah Tuhan yang dekat. Kita menyebutnya Abba ya Bapa.
Adakah hubungan yang lebih dekat dibandingkan hubungan bapa dan anak?
Apa penerapannya bagi kita? Di dalam Kristus, kita memiliki keberanian untuk menghampiri takhta Allah, sebab Tuhan kita penuh rahmat dan kasih (Ibr. 4:16). Memang kita harus takut akan Allah, namun takut dalam pengertian hormat.
Hormat sekaligus dekat.
Indahnya hubungan yang hormat dan dekat seperti itu. Seperti halnya Allah yang transenden, sekaligus imanen.
Tuhan itu Maha Besar, tapi Dia mau berdiam di tengah-tengah umat-Nya.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita., tetaplah semangat dan terus berkarya.
Tuhan Yesus Memberkati.
Merenungkan Mazmur 100
"Korban Syukur"
Mazmur 100:4 (TB) Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Mazmur 100 ini merupakan mazmur untuk korban syukur. Dengan kata lain, mazmur ini dipakai oleh orang-orang Yahudi dalam ibadah-ibadah pengucapan syukur.
Isi mazmur untuk korban syukur ini relatif pendek, tapi pesan yang terkandung di dalamnya begitu kuat. Yaitu, mengajak umat Tuhan untuk beribadah dan menaikkan syukur kepada-Nya dengan penuh sukacita.
Ibadah yang mendatangkan berkat adalah ibadah yang disertai dengan hati yang penuh sukacita.
"Bagaimana bisa bersukacita jika kita sedang diperhadapkan masalah yang besar?" Justru ketika kita mengucap syukur di saat kondisi tidak memungkinkan, itulah yang disebut dengan "korban syukur".
Syukur sebagai sebuah korban !.
Korban syukur adalah sebuah puji-pujian bagi Tuhan, sekaligus sebuah deklarasi iman bahwa bagaimanapun juga Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, apapun kondisi kita saat ini (ay.5).
Ada satu alasan bagi kita perlu mengucap syukur, bahkan di dalam situasi yang paling sulit sekalipun, yaitu karena kita adalah kawanan domba yang digembalakan Tuhan sendiri.
Tidak ada alasan untuk tidak bersukacita jika Tuhan sendiri yang bertindak sebagai Gembala kita.
Dia pasti akan membaringkan kita dipandang rumput hijau dan membawa kita ke air yang tenang.
Bangunlah hai jiwaku! Mari hampiri Tuhan dengan nyanyian sukacita dan ucapan syukur.
Masuk gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian.
Selamat berkarya, tetaplah semangat & jadilah berkat di mana Tuhan tempatkan kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 101
"Pemimpin Ideal"
Mazmur 101:4 (TB) Hati yang bengkok akan menjauh dari padaku, kejahatan aku tidak mau tahu.
Benar- benar pemimpin ideal !
Pertanyaannya, mungkinkah kita menjumpai pemimpin yang memiliki karakter seperti Daud ?
Mengapa kita tidak memulai dari diri kita sendiri lebih dulu ?
Mungkin saja kita bukanlah seorang pejabat, tapi bukankah kita seorang pemimpin di tempat kerja, di lingkungan masyarakat, atau minimal di keluarga kita sendiri ?
Pastikan kita mempunyai karakter yang baik, jujur, dan bisa dipercaya.
Putuskan untuk tegas dan tidak kompromi dengan dosa. Dan jadilah pemimpin yang bersedia berkorban untuk orang-orang yang kita layani. Daud bisa menjadi rule model pemimpin yang ideal.
Jadilah pemimpin yang takut akan Tuhan, jujur, tegas, dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
Selamat berkarya, tetaplah semangat dan jadilah berkat dimanapun Tuhan tempatkan kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 102
"Di Saat Bergumul"
Mazmur 102:2 (TB) TUHAN, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Pemazmur menghadapi pergumulan terberat dalam hidupnya. Ia tidak sedang membesar-besarkan masalah, tapi memang ia dalam situasi membuatnya ia terpuruk.
Hari-harinya habis. Hatinya menjadi lesu dan layu. Namun demikian, kita bisa belajar dari pemazmur bagaimana ia meresponi semua badai dalam hidupnya.
Dalam situasi yang lemah lesu, ia berdoa kepada Tuhan dan mengharapkan pertolongan-Nya.
Mazmur 102 ditutup dengan pernyataan iman bahwa Tuhan pasti mendengar doanya dan akan bertindak menolongnya.
Pemazmur mempercayai bahwa Tuhan tidak berubah.
Kasih dan kuasa Tuhan tetap sama untuk selama-lamanya.
Pemazmur yakin bahwa orang benar akan dipelihara oleh Tuhan, bahkan anak cucu akan diam dengan tentram (ay. 29).
Mazmur 102 ini mengajarkan hal penting di saat kita diperhadapkan masa-masa pergumulan, yaitu lari kepada Tuhan sekalipun mengamini pertolongan Tuhan yang tepat pada waktu-Nya.
Kiranya Firman Tuhan ini menjadi kekuatan, sekaligus menjadi pengharapan kepada Tuhan.
Inilah yang perlu kita lakukan dalam pergumulan kita: berdoa dan berharap kepada Tuhan
Selamat berkarya dan terus tetap semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 97 (hari ke 575)
Tafsiran
Sukacita yang digambarkan di mazmur ini, sedikit berbeda dengan Mazmur 96. Mazmur ini merayakan Tuhan sebagai Raja yang menyatakan diri-Nya memerangi musuh-musuh umat, yaitu para bangsa yang menyembah berhala.
Pemazmur mulai dengan memperlihatkan kedahsyatan Allah, yang ditandai dengan awan (2), api (3), dan kilat (4) yang melanda dunia ini. Awan yang tebal menyatakan takhta Tuhan, api menandakan kekudusan-Nya, sedangkan kilat menandakan kehadiran dan kekuatan- Nya. Kehadiran Allah menghanguskan musuh, menggetarkan bumi, dan melelehkan gunung-gunung. Suatu gambaran dahsyat, Allah menyatakan perang-Nya atas bangsa-bangsa penyembah berhala untuk menegakkan keadilan-Nya (2b, 6).
Oleh kedahsyatan Allah tersebut, para bangsa musuh yang beribadah kepada dewa-dewi berhala dipermalukan (7), sebaliknya umat Tuhan disukacitakan. Dengan kekalahan bangsa-bangsa musuh maka umat Tuhan pun mendapatkan kelepasannya. Sion menjadi tempat kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Bahkan menjadi takhta Allah yang mahatinggi yang menghakimi semua bangsa penyembah berhala.
Oleh karena itu pemazmur menutup sukacitanya dengan mengajak semua orang yang mengasihi Tuhan untuk tetap setia kepada Dia serta tidak takut kepada para musuh yang jahat. Pemazmur juga mengajak mereka membenci kejahatan (10). Kalimat di ayat 10a bisa juga diterjemahkan "Tuhan mengasihi orang-orang yang membenci kejahatan." Tuhan akan membebaskan semua orang benar dari tangan orang jahat, serta memberikan sukacita sejati dalam hati mereka.
Pernyataan bahwa Allah adalah Raja yang mengatasi semua bangsa bukanlah slogan semata. Di dalam Kristus Ke-rajaan Allah sudah ditegakkan. Tak ada berhala atau ilah apa pun yang dapat bertahan di hadapan kedahsyatan kemenangan Kristus di kayu salib. Mari kita bersukacita karena kepastian kemenangan itu, dan kita merayakan kemenangan itu dengan memproklamasikannya kepada seluruh dunia!
Merenungkan Mazmur 103
"Melupakan Kebaikan Tuhan"
Mazmur 103:2 (TB) Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Fakta Tuhan itu baik adalah seperti fakta bahwa langit itu biru, api itu panas, matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat dsb.
Kita mungkin tidak lupa kebaikan Tuhan seperti lupa di mana kita menaruh kunci, tapi kita lupa dalam arti mengabaikannya.
Kita sering kali merasa seolah keberadaan kita itu lepas dari kasih karunia-Nya. Padahal, jika kita melakukan kesalahan atau dosa tapi masih diampuni saja (ay. 10), itu pun sudah satu hal yang menunjukkan kebaikan-Nya.
Jika kita bisa hidup hingga saat ini, menjalani masa-masa kecil dan masa muda dengan baik (ay. 5), itu pun kebaikan.
Jika kita pernah sakit dan kini sembuh pun kebaikan-Nya (ay. 3).
Bahkan jika kita bisa mengenal Dia dan mempelajari firman-Nya (ay.7), seperti yang sedang kita lakukan sekarang ini, itu pun kebaikan-Nya.
Sayangnya, kita sering kali tidak menyadari hal-hal seperti itu.
Kita justru mengeluh hanya karena doa kita belum dijawab, masalah kita belum ada solusinya, atau keinginan kita belum tercapai.
Bahkan tidak sedikit orang yang berhenti memuji-Nya karena hal-hal seperti itu.
Mazmur hari ini adalah satu pengingat yang sangat baik bagi kita semua.
Pujilah Tuhan hai jiwaku ! Biarlah saat kita memuji Tuhan kita mengingatkan jiwa kita tentang kebaikan Tuhan.
Dengan demikian, kita tidak hanya memuji Dia sekedar di bibir melainkan dengan pemahaman dan pengertian tentang betapa baik Tuhan itu bagi kita selama ini dan senantiasa.
Mungkin kita tidak lupa bawa Tuhan itu baik, tapi kita sering kali lupa mengabarkan kebaikan-Nya
Selamat hari Minggu, Selamat mempersiapkan hati dan waktu kita untuk Ibadah Minggu bersama keluarga atau orang-orang terdekat kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 98 (hari ke 576)
Tafsiran
Mazmur ini mengumandangkan pokok yang terus-menerus dominan dalam mazmur-mazmur penobatan Allah sebagai Raja. Mazmur ini pun menyatakan keadilan dan kebenaran sebagai inti kebijakan Allah yang akan Allah jalankan atas seisi dunia (ayat 2,9). Kebenaran ini menjadi sumber sukacita kemenangan sebab Tuhan telah mengalahkan kejahatan. Paduan suara manusia dan seluruh alat musik yang mengiringi tidak cukup untuk memuji kasih setia dan perbuatan-perbuatan ajaib yang dikerjakan oleh Raja dan Pencipta segala sesuatu. Perlu seluruh ciptaan untuk meresponi keajaiban kasih setia Allah tersebut (ayat 7-8).
Ajakan ini secara progresif meluas cakupannya. Mulai dengan jemaat yang ada di bait Allah (ayat 1-3), kemudian meluas bagi seluruh manusia di bumi (ayat 4-6); dan kemudian mengumandang bagi seluruh ciptaan (ayat 7-8). Seperti halnya dengan mazmur pujian lainnya, mazmur ini menunjuk pada fakta konkret hal-hal yang telah Allah buat di masa lampau (ayat 1-3). Bila kita menengok ke sejarah Israel, dua perkara besar dalam kehidupan umat dalam Perjanjian Lama adalah Keluaran dan kepulangan mereka dari pembuangan. Keduanya adalah tindakan penyelamatan yang bertujuan agar Allah menjadi nyata di seluruh bumi. Karya Allah berkelanjutan ke masa kini (ayat 4-6), dan masih akan memuncak di masa yang akan datang (ayat 7-9). Oleh karena Allah memerintah seisi semesta, membentuk dan mengendalikan sejarah, maka patutlah pujian bagi-Nya pun bersifat kekal dan semesta.
Mazmur ini mempersiapkan masa penggenapan keselamatan dari Allah di dalam diri Yesus Kristus. Hanya di dalam Yesus Kristuslah semua ciri penyataan kebesaran Allah dan keluasan penyelamatan Allah terpenuhi sempurna. Demikian juga, hanya melalui Kristuslah kita dimungkinkan memuji Allah dan mengambil bagian dalam pujian kekal semesta bagi Allah.
Renungkan: Jikalau Anda sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka Anda adalah bagian dari “bangsa-bangsa” dan “ujung bumi” yang melihat karya penyelamatan Allah (ayat 2,3). Adakah Anda termasuk juga di antara paduan suara semesta yang menyembah dan memuji kasih setia Allah di antara sesama Anda?
Pembacaan MAZMUR 99 (hari ke 577)
Tafsiran
"Titah raja adalah hukum!" Konsep pemikiran itu dianut oleh raja yang menganggap dirinya setara dengan dewa dan "dianggap" tidak pernah berbuat salah. Raja menjadi "maha kuasa", berdaulat penuh memerintah dan "harus" ditakuti rakyat. Tetapi konsep ini tidak berlaku pada Allah, Sang Raja sejati. Ia bukan manusia yang memuja diri sendiri. Ia adalah Allah yang mulia yang mengungkapkan karakter-Nya yang murni dalam hukum yang tak bercela. Tak ada penyelewengan kuasa dalam diri-Nya, tak ada "niat" menindas umat dalam diri-Nya. "Siapakah yang berkuasa atas diri kita, raja manusiakah atau Allah, Sang Raja sejati?"
Respons Kristen. Dalam terang firman, keadilan dan kebenaran harus diperjuangkan. Kebenaran tidak tergantung pada situasi dan kehendak penguasa. Tidak ada unsur yang menentang penguasa bila kebenaran diperjuangkan. Respons Kristen terhadap masalah ketidakadilan tidak sebatas pada belas kasihan, tetapi berlandaskan tekad dan semangat membela dan menegakkan keadilan. Respons perjuangan tidak sia-sia, karena Allah, Raja sejati ada di pihak kita.
Renungkan: Allah telah menuntaskan pekerjaan keselamatan-Nya untuk kita. Sekarang tugas kita memperjuangkan ditegakkannya kembali keadilan dan kebenaran-Nya. Berjuanglah dalam Firman-Nya!
Pembacaan MAZMUR 100 (hari ke 578)
Tafsiran
Sukacita atau rutinitas
Ibadah dapat menjadi sebuah rutinitas belaka tanpa ada maknanya. Jika hal ini telah terjadi dalam hidup kita maka sebaiknya kita mengadakan introspeksi diri. Ibadah bukanlah pertemuan formal atau rutinitas semata. Begitu juga dengan pemazmur yang berusaha menghindari hal tersebut. Oleh karena itu, pemazmur berusaha mengungkapkan makna ibadah kepada Tuhan.
Mazmur ini digolongkan sebagai nyanyian pujian. Melalui pujian pemazmur mengajak umat menyatakan bahwa Allah itu baik. Ajakan ini dimulai di ayat 2 dengan kata "beribadah." Kata ini memiliki arti melayani Tuhan dengan sukacita. Pemazmur mengajak umat untuk memikirkan alasan untuk memuji Tuhan, yaitu Dia adalah Allah di atas ilah-ilah, yang telah menciptakan manusia, dan yang telah menebus umat-Nya menjadi milik-Nya (ayat 3). Hal ini mengingatkan pengalaman keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Tidak mengherankan jika di ayat 4 muncul nyanyian syukur. Kebaikan Allah disyukuri dengan mendekat kepada-Nya serta menghampiri takhta-Nya, sambil memuji kasih setia-Nya. Formula ekspresi ini dipakai untuk masuk ke dalam sebuah ibadah korban syukur sehingga umat Allah tahu persis bahwa Allah itu baik dan layak untuk disembah.
Umat Israel mengetahui bahwa Allah yang mereka sembah sungguh baik karena keselamatan yang telah Ia berikan. Artinya kebaikan Allah itu kekal dan menyentuh seluruh kehidupan manusia. Berangkat dari titik inilah, pemazmur mengajak umat untuk beribadah bukan lagi sebagai karena suatu rutinitas atau paksaan melainkan dengan sukacita. Ekspresi apa yang kita pancarkan ketika kita memasuki ibadah? Penuh dengan sukacita atau sekadar kebiasaan? Jika kita mampu memahami kebaikan Allah dalam hidup kita secara baik maka ibadah bukan menjadi rutinitas melainkan sukacita.
Merenungkan Mazmur 104
"Memuji Tak Hanya Menyanyi"
Mazmur 104:24 (TB) Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
Semua yang ditulis Daud bukan hanya puisi, tapi kenyataannya memang demikian.
Semua yang amat kuat dan perkasa pun tak sebanding dengan kekuatan dan kuasa-Nya.
Pernahkah kita merenungkan hal ini ? Apa yang Daud lakukan di sini menunjukkan bahwa memuji Tuhan itu bukan hanya menyanyi saja.
Ketika kita melihat ke dunia ini dan merenungkan kebesaran kuasa-Nya, hati kita bergetar saat sadar betapa besar kuasa-Nya dan betapa kecil diri kita (dan segala masalah kita).
Bukankah ini bentuk pujian kepada Tuhan ?
Bukankah ini lebih pas disebut sebagai pujian yang sejati lebih dari nyanyian dibawakan dengan merdu tapi tak benar-benar diresapi dan dihayati sebagai cara memuliakan Tuhan?
Jadikanlah kegiatan merenungkan kuasa Tuhan ini sebagai kebiasaan kita.
Luangkan waktu untuk merenungkan pekerjaan Tuhan yang bisa kita lihat setiap hari di mana pun kita berada.
Biasakan juga melihat segala hal yang terjadi di hidup kita dengan menyadari bahwa itu semua terjadi karena kuasa Tuhan saja. Mari memuji Dia !!
Merenungkan dan menyadari kuasa-Nya juga adalah cara memuji Dia.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita dengan penuh semangat dan ucapan syukur.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 105
"Tuhan pun Senang"
Mazmur 105:1 (TB) Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!
Berbeda dengan sebagain besar mazmur lainnya, mazmur yang kita baca hari ini bukan buatan Daud atau dibuat di masa Daud.
Menurut para ahli Alkitab, mazmur ini ditulis di zaman ketika Israel sudah menjadi bangsa tawanan dan sebagian diizinkan pulang kembali ke negerinya, berabad-abad sesudah Daud.
Kita pun bisa melihat bagaimana mereka menaikan ucapan syukur dengan mengingatnya kembali berbagai perbuatan Allah di masa lalu. Mulai dari era Abraham hingga Yakub, Yusuf, dan juga bagaimana Tuhan membebaskan mereka keluar dari Mesir dengan cara yang dahsyat.
Uniknya, tak ada nama Daud atau raja-raja lain yang disebut disitu. Penulis mazmur tampak menekankan jika Tuhanlah aktor utama dalam perjalanan hidup bangsa Israel, bukan para nabi atau raja sekalipun.
Tuhan pun senang mendapatkan ucapan terima kasih dan syukur dari kita.
Bukan karena Ia ingin dipuji-puji seolah Tuhan itu kurang terpuji, tapi karena ucapan syukur itu menyenangkan hati Tuhan.
Ucapan syukur menandakan kita punya hubungan yang baik dengan-Nya.
Ucapan syukur membuat hati kita lebih terbuka menerima segala firman-Nya.
Ucapan syukur membuat Ia lebih mudah berkarya di dalam hidup kita.
Tuhan pun suka mendapatkan ucapan terima kasih dari kita.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita dengan ucapan syukur. Tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 106
"Pentingnya Mengaku Dosa"
Mazmur 106:6 (TB) Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, telah berbuat fasik.
Dalam Mazmur ini, kita melihat bagaimana orang Israel dengan blak-blakan menyebutkan segala dosa dan kesalahan yang sudah mereka perbuat di masa lalu.
Pasal ini jelas berkaitan dengan pasal sebelumnya yang membahas tentang pertolongan Tuhan.
Dengan menyebutkan segala kesalahan nenek moyang mereka, pemazmur mewakili umat Israel menyatakan betapa besar dosa dan kesalahan mereka, betapa mereka harus sadar (dan bukan menyalahkan) jika mereka jatuh karena kesalahan sendiri.
Meski demikian Tuhan tetap setia. Ia tetap begitu mengasihi mereka bahkan berulang kali melepaskan mereka dari musuh-musuhnya. Tak hanya itu, sekian abad kemudian, Ia bahkan datang merendahkan diri sebagai manusia dan rela mati untuk menebus dosa kita.
Tuhan kita bukanlah Allah yang pendendam.
Ia bahkan tetap setia dan mengasihi kita saat kita masih berdosa.
Namun, jika kita sudah menyadari kasih-Nya, apakah kita sudah benar-benar mengakui dan menyesali kesalahan serta dosa kita? Jangan sampai kita hanya berkata "Tuhan mengasihi saya" tapi kita sendiri terus jatuh dalam dosa dan menyakiti hati-Nya.
Keberanian mengakui dosa akan membuka curahan kasih-Nya
Selamat berkarya dan tetap semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 107
"Alasan Bersyukur Senantiasa"
Mazmur 107:1 (TB) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Mazmur ini berisi ungkapan syukur dari orang yang menyadari dirinya telah ditebus oleh Tuhan (ay. 2).
Menarik karena mengingat mazmur ini ditulis jauh sebelum Yesus datang dan mati demi menebus manusia dari dosa.
Ditebus punya arti lebih dari sekedar mendapatkan sesuatu yang baik atau hidup berubah karena karya dan tindakan seseorang.
Karena itu, pemazmur di sini mengajak kita semua untuk mengucap syukur pada Tuhan atas kebaikan-Nya.
Untuk bersyukur, mengucapkan terima kasih pada Tuhan, tak seharusnya menunggu kita mendapatkan berkat materi, diluputkan dari bencana, atau mendapatkan sesuatu yang kita doakan terlebih dahulu.
Jika kita ada sebagaimana kita ada saat ini, jika kita sudah ditebus dan diselamatkan-Nya dari dosa dan maut, maka itu sudah merupakan satu alasan untuk bersyukur senantiasa !
Apakah kita sedang merasa sulit untuk mengucap syukur karena keadaan kita hari ini? Mungkin kita sedang dalam masalah berat, ditinggalkan orang-orang yang kita sayangi, dikhianati orang yang kita percayai, kehilangan sesuatu yang berharga atau terombang-ambing dalam penderitaan. Hari ini firman Tuhan mengingatkan, tetaplah bersyukur. Jika pemazmur yang sebelum masa Yesus saja menyadari pertolongan-Nya, apalagi kita yang sudah ditebus oleh darah-Nya.
Bersyukurlah karena kita sudah ditebus oleh-Nya
Selamat menjalankan aktifitas & berkarya kita hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 108
"Selalu Baru"
Di dalam kitab Ibrani 4:12 (TB) Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Saat membaca mazmur ini, kita mungkin merasa pernah membacanya. Ayat 2-6 adalah sama dengan Mazmur 57:8-12, sedangkan ayat 7-14 sama dengan Mazmur 60:7-14.
Dua buah mazmur lama digabungkan menjadi satu dan terciptalah mazmur yang baru.
Mazmur hari ini, meskipun terdiri dari dua mazmur yang pernah ditulis, tetap menjadi mazmur yang relevan dan baru untuk situasi yang baru dihadapi oleh pemazmur. Demikian juga dengan firman Tuhan.
Alkitab kita memang sudah berusia ribuan tahun. Tapi, nyatanya dari dulu hingga sekarang, banyak orang tetap mendapatkan kekuatan dan jawaban dari firman-Nya.
Tidak ada firman Tuhan yang "lama" karena firman Tuhan selalu relevan untuk kapan pun situasi yang kita hadapi.
Ya, zaman boleh berganti, tantangan hidup yang kita hadapi boleh baru. Namun, kebenaran firman Tuhan itu kekal.
Kebenaran itu akan bisa beradaptasi dan relevan dengan setiap tantangan kita sejak dulu hingga sekarang.
Firman Tuhan selalu menjadi "nyanyian baru" bagi setiap orang percaya dan bersandar kepada-Nya.
Percayalah kepada kebenaran firman Tuhan yang berkuasa atas waktu dan yang tetap sama dari dulu, sekarang, dan selama-lamanya.
Kebenaran firman Tuhan selalu relevan dan baru untuk segala zaman.
Selamat berkarya dengan penuh sukacita. Tetaplah semangat. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 102 (hari ke 580)
Tafsiran
Seseorang yang sedang mengalami kesengsaraan dan penderitaan yang teramat sangat, akan kehilangan nafsu makan, tiada semangat, lemah lesu, sulit tidur, hatinya terpukul dan layu, dst. Di saat yang seperti itu, siapakah yang mampu menolong dan memulihkannya? Pemazmur datang pada jawaban yang tepat, yakni Tuhan, satu-satunya jawaban yang pasti. Ia mencurahkan pengaduannya kepada Tuhan, yang berkuasa menolong dan memulihkan. Ia berteriak, meminta agar Tuhan mendengar doanya dan segera menjawabnya. Bagaimana dengan Anda? Ketika mengalami penderitaan, kepada siapakah Anda berteriak minta tolong dan mencurahkan pengaduan?
Jangan menolak pertolongan. Melepaskan diri dari penderitaan dengan melakukan seperti yang telah dilakukan pemazmur, tidak mudah. Sering kita membandingkan kadar penderitaan kita dengan orang lain. Sebenarnya, apa pun bentuk penderitaan yang kita alami, tidak dapat dibanding-bandingkan. Hal ini hanya akan membuat kita semakin tertekan dan tidak dapat berpikir jernih. Tidak ada cara lain yang dapat membebaskan dari tekanan dan penderitaan, selain mengikuti langkah pemazmur. Allahlah yang memiliki berbagai cara untuk membebaskan kita dari tekanan dan penderitaan. Bukalah diri terhadap dukungan dan pertolongan Allah, melalui siapa pun dan bentuk apa pun!
Pembacaan MAZMUR 103 (hari ke 581)
Nats
Mazmur 103:13-14 (TB) Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
Merenungkan Mazmur 109
"Menyerahkan pada Tuhan"
Ibrani 10:30 (TB) Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."
Kita bisa membagi mazmur ini dalam tiga jenis permintaan Daud pada Tuhan.
▪︎Pertama, Daud minta Tuhan melakukan sesuatu (ay. 1-5). Ya Allah pujianku, janganlah berdiam diri.
▪︎Kedua, Daud minta Tuhan menghakimi musuhnya (ay. 6-20). Daud minta Tuhan mengadili dan menghukum musuhnya yang telah melakukan begitu banyak kejahatan dan membenci kebenaran.
▪︎Ketiga, Daud minta Tuhan menolong dirinya (ay. 21-31).
Perhatikan ini! Bukankah ini merupakan sebuah contoh sikap berserah?
Ketimbang bertindak sendiri atau menuntut balas dengan cara sendiri, Daud menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Si musuh yang beberapa penafsir perkirakan adalah orang-orang yang dekat Saul atau Saul sendiri, sudah berbuat demikian jahat pada Daud meski ia tidak bersalah.
Namun, meski ia marah dan merasa sakit, Daud tetap menyerahkan segala pembalasan dan penghakiman kepada Tuhan karena ia tahu bahwa pertolongan dan kelepasan hanya bisa didapat dari Dia saja.
Bukankah ini jauh lebih tepat daripada doa dengan kata-kata indah tapi dalam praktiknya kita bertindak semau kita sendiri? Tentu saja bukan kata-kata kutukan itu yang perlu kita teladani, tapi sikap Daud yang membiarkan Tuhan mengambil kendali atas pergumulan hidupnya, itulah yang harus kita teladani.
Percuma berdoa dengan kata-kata indah jika dalam praktiknya kita bertindak semaunya kita sendiri.
Selamat beraktifitas kembali bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 110
"Duduk Tenang"
Mazmur 110:1 (TB) Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."
Tidak bisa dimungkiri, masalah yang kita hadapi sering membuat kita merasa gelisah. Tak jarang kita diizinkan berada di titik terendah dalam hidup kita, yang membuat kita mengalami keterpurukan dan stres.
Tetapi ada hal menarik dari firman Tuhan yang kita baca hari ini.
Di ayat pertama Mazmur 110 ada kata "Duduklah". Tentu kata duduk dalam ayat ini bukan saja dalam arti duduk yang sebenarnya, tapi duduk dalam arti beristirahat, berhenti melakukan apapun, tetap tenang, tidak khawatir dan percaya dengan apa yang akan Tuhan lakukan bagi kita.
Di ayat ini sudah sangat jelas Allah sendiri yang menyatakan bahwa Ia akan membuat musuh-musuh menjadi tumpuan kaki kita.
Musuh-musuh yang dimaksud bisa berupa masalah keuangan, utang yang tak kunjung lunas, biaya kehidupan sehari-hari, masalah kesehatan, pekerjaan dan mungkin hubungan dalam keluarga dan masalah lainnya.
Ya, Allah ingin menyelesaikannya bagi kita dan menjadikan semua permasalahan tersebut menjadi tumpuan kaki kita.
Tumpuan kaki agar kita naik ke level yang lebih tinggi dan dipercayakan hal yang lebih besar.
Jika kita penuhi ayat demi ayat, maka kita melihat janji Tuhan tidak terbatas menyelesaikan masalah kita saja.
Ia bahkan berjanji memberi tongkat atau kekuasaan agar kita bisa berkuasa atas masalah kita.
Sungguh ini adalah janji Allah yang seharusnya kita tidak ragu lagi akan janji penyertaan-Nya atas hidup kita.
Melalui renungan ini marilah kita introspeksi diri, sudahkah kita mempercayai Tuhan sepenuhnya.
Selamat bekerja dan berkarya, tetaplah semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 111
"Respons Ucapan Syukur"
Mazmur 111:7 (TB) Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh,
Rasa syukur yang ditunjukkan pemazmur diungkapkan dengan sikap menerima karya Tuhan dan mewujudkannya dalam hidup sehari-hari.
Adapun cara hidup yang tepat untuk mewujudkan respons kita terhadap kebaikan adalah:
Langkah pertama, hidup Kudus sesuai kekudusan Tuhan (ay.9). Hidup kudus diawali pikiran yang positif, melalui perkataan dan perbuatan yang membangun.
Langkah kedua adalah dengan hidup adil dan benar sesuai dengan keadilan dan kebenaran Tuhan (ay. 7-8). Bukan adil dan benar menurut pandangan diri kita sendiri, tapi menurut ukuran Tuhan.
Selanjutnya, yang ketiga adalah hidup menjadi berkat bagi sesama, seperti Tuhan telah memberkati kita (ay.5).
Ungkapan rasa syukur yang diwujudkan dalam tiga hal itu tentu akan membuat Tuhan semakin berkenan, apalagi wujud nyata ucapan syukur ini bisa kita lakukan setiap hari kepada siapa saja dan di mana saja kita berada.
Hidup kudus, adil dan menjadi berkat adalah bukti ucapan syukur kita kepada Allah.
Selamat berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 102 (hari ke 580)
Tafsiran
Seseorang yang sedang mengalami kesengsaraan dan penderitaan yang teramat sangat, akan kehilangan nafsu makan, tiada semangat, lemah lesu, sulit tidur, hatinya terpukul dan layu, dst. Di saat yang seperti itu, siapakah yang mampu menolong dan memulihkannya? Pemazmur datang pada jawaban yang tepat, yakni Tuhan, satu-satunya jawaban yang pasti. Ia mencurahkan pengaduannya kepada Tuhan, yang berkuasa menolong dan memulihkan. Ia berteriak, meminta agar Tuhan mendengar doanya dan segera menjawabnya. Bagaimana dengan Anda? Ketika mengalami penderitaan, kepada siapakah Anda berteriak minta tolong dan mencurahkan pengaduan?
Jangan menolak pertolongan. Melepaskan diri dari penderitaan dengan melakukan seperti yang telah dilakukan pemazmur, tidak mudah. Sering kita membandingkan kadar penderitaan kita dengan orang lain. Sebenarnya, apa pun bentuk penderitaan yang kita alami, tidak dapat dibanding-bandingkan. Hal ini hanya akan membuat kita semakin tertekan dan tidak dapat berpikir jernih. Tidak ada cara lain yang dapat membebaskan dari tekanan dan penderitaan, selain mengikuti langkah pemazmur. Allahlah yang memiliki berbagai cara untuk membebaskan kita dari tekanan dan penderitaan. Bukalah diri terhadap dukungan dan pertolongan Allah, melalui siapa pun dan bentuk apa pun!
Pembacaan MAZMUR 103 (hari ke 581)
Nats
Mazmur 103:13-14 (TB) Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
Merenungkan Mazmur 109
"Menyerahkan pada Tuhan"
Ibrani 10:30 (TB) Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."
Kita bisa membagi mazmur ini dalam tiga jenis permintaan Daud pada Tuhan.
▪︎Pertama, Daud minta Tuhan melakukan sesuatu (ay. 1-5). Ya Allah pujianku, janganlah berdiam diri.
▪︎Kedua, Daud minta Tuhan menghakimi musuhnya (ay. 6-20). Daud minta Tuhan mengadili dan menghukum musuhnya yang telah melakukan begitu banyak kejahatan dan membenci kebenaran.
▪︎Ketiga, Daud minta Tuhan menolong dirinya (ay. 21-31).
Perhatikan ini! Bukankah ini merupakan sebuah contoh sikap berserah?
Ketimbang bertindak sendiri atau menuntut balas dengan cara sendiri, Daud menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Si musuh yang beberapa penafsir perkirakan adalah orang-orang yang dekat Saul atau Saul sendiri, sudah berbuat demikian jahat pada Daud meski ia tidak bersalah.
Namun, meski ia marah dan merasa sakit, Daud tetap menyerahkan segala pembalasan dan penghakiman kepada Tuhan karena ia tahu bahwa pertolongan dan kelepasan hanya bisa didapat dari Dia saja.
Bukankah ini jauh lebih tepat daripada doa dengan kata-kata indah tapi dalam praktiknya kita bertindak semau kita sendiri? Tentu saja bukan kata-kata kutukan itu yang perlu kita teladani, tapi sikap Daud yang membiarkan Tuhan mengambil kendali atas pergumulan hidupnya, itulah yang harus kita teladani.
Percuma berdoa dengan kata-kata indah jika dalam praktiknya kita bertindak semaunya kita sendiri.
Selamat beraktifitas kembali bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 110
"Duduk Tenang"
Mazmur 110:1 (TB) Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."
Tidak bisa dimungkiri, masalah yang kita hadapi sering membuat kita merasa gelisah. Tak jarang kita diizinkan berada di titik terendah dalam hidup kita, yang membuat kita mengalami keterpurukan dan stres.
Tetapi ada hal menarik dari firman Tuhan yang kita baca hari ini.
Di ayat pertama Mazmur 110 ada kata "Duduklah". Tentu kata duduk dalam ayat ini bukan saja dalam arti duduk yang sebenarnya, tapi duduk dalam arti beristirahat, berhenti melakukan apapun, tetap tenang, tidak khawatir dan percaya dengan apa yang akan Tuhan lakukan bagi kita.
Di ayat ini sudah sangat jelas Allah sendiri yang menyatakan bahwa Ia akan membuat musuh-musuh menjadi tumpuan kaki kita.
Musuh-musuh yang dimaksud bisa berupa masalah keuangan, utang yang tak kunjung lunas, biaya kehidupan sehari-hari, masalah kesehatan, pekerjaan dan mungkin hubungan dalam keluarga dan masalah lainnya.
Ya, Allah ingin menyelesaikannya bagi kita dan menjadikan semua permasalahan tersebut menjadi tumpuan kaki kita.
Tumpuan kaki agar kita naik ke level yang lebih tinggi dan dipercayakan hal yang lebih besar.
Jika kita penuhi ayat demi ayat, maka kita melihat janji Tuhan tidak terbatas menyelesaikan masalah kita saja.
Ia bahkan berjanji memberi tongkat atau kekuasaan agar kita bisa berkuasa atas masalah kita.
Sungguh ini adalah janji Allah yang seharusnya kita tidak ragu lagi akan janji penyertaan-Nya atas hidup kita.
Melalui renungan ini marilah kita introspeksi diri, sudahkah kita mempercayai Tuhan sepenuhnya.
Selamat bekerja dan berkarya, tetaplah semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 111
"Respons Ucapan Syukur"
Mazmur 111:7 (TB) Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh,
Rasa syukur yang ditunjukkan pemazmur diungkapkan dengan sikap menerima karya Tuhan dan mewujudkannya dalam hidup sehari-hari.
Adapun cara hidup yang tepat untuk mewujudkan respons kita terhadap kebaikan adalah:
Langkah pertama, hidup Kudus sesuai kekudusan Tuhan (ay.9). Hidup kudus diawali pikiran yang positif, melalui perkataan dan perbuatan yang membangun.
Langkah kedua adalah dengan hidup adil dan benar sesuai dengan keadilan dan kebenaran Tuhan (ay. 7-8). Bukan adil dan benar menurut pandangan diri kita sendiri, tapi menurut ukuran Tuhan.
Selanjutnya, yang ketiga adalah hidup menjadi berkat bagi sesama, seperti Tuhan telah memberkati kita (ay.5).
Ungkapan rasa syukur yang diwujudkan dalam tiga hal itu tentu akan membuat Tuhan semakin berkenan, apalagi wujud nyata ucapan syukur ini bisa kita lakukan setiap hari kepada siapa saja dan di mana saja kita berada.
Hidup kudus, adil dan menjadi berkat adalah bukti ucapan syukur kita kepada Allah.
Selamat berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 112
"Upah Orang Benar"
Mazmur 112:1 (TB) Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
Di zaman sekarang ini, semakin sulit bagi kita menemukan orang yang benar-benar hidup dalam kebenaran.
Lihat saja di berita-berita, banyak kasus pencurian, begal, perampokan, pemerkosaan dan tindak kriminal lainnya yang membuat kita sering tidak tenang dan was-was.
Tentu tindak kriminal ini ada penyebabnya, yaitu tawaran dunia yang menggiurkan dan rasa gengsi yang terlalu tinggi.
Tetapi apakah ini artinya kita pun harus kompromi untuk di luar perintah Tuhan ? Tidak !!
Sekalipun ada harga yang harus dibayar ketika kita berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran firman Tuhan: dicemooh dan dikucilkan dari lingkungan di sekitar kita, dianggap sok suci, bahkan tak jarang orang-orang yang terdekat kita pergi meninggalkan kita.
Tetapi bagaimana juga hidup benar bukanlah sebuah pilihan tetapi keharusan bagi orang-orang percaya.
Firman Tuhan berkata bahwa berbahagia orang yang takut akan Tuhan dan mencintai segala perintah-Nya (ay. 1).
Ya, dibalik mahalnya harga yang harus dibayar, ada upah yang Allah sediakan pada kita.
Upah yang bersifat kekal, bahkan akan menurun ke anak cucu kita.
Upah itu adalah berkat jasmani dan rohani, kebajikan, kasih sayang, kemujuran atau keberuntungan, kita bukan lagi berhutang tetapi mengutangi orang lain, hati yang teguh dan iman yang tak tergoyahkan, dan masih banyak lagi upah saat kita hidup benar.
Hari ini mari kita ambil komitmen untuk hidup terus dalam perintah Tuhan. Jangan lihat harga yang harus kita bayar, tetapi lihatlah banyaknya upah atau hasil dari hidup dalam kebenaran.
Jangan lihat harga yang kita bayar, tetapi lihatlah upah yang kita terima.
Selamat berkarya dan berjuang untuk memuliakan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati seluruh kehidupan kita. Amin
Merenungkan Mazmur 113
"Bukan Levelnya"
Mazmur 113:7 (TB) Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,
Bukan levelnya. Ungkapan seperti ini sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Bukan levelnya seorang profesor disuruh mengerjakan soal test Sekolah Dasar.
Bukan levelnya seorang direktur perusahaan membantu mengatur kendaraan yang ada di tempat parkir kantornya.
Tapi, mazmur hari ini menunjukkan sebaliknya.
Allah yang Maha Tinggi, Maha Kuasa, bahkan Maha Segalanya, Dia yang Empunya dan kuasa atas seisi semesta, justru menaruh perhatian kepada orang-orang yang bahkan diremehkan oleh sesama manusia.
Orang hina, orang miskin, perempuan mandul, justru menjadi perhatian Tuhan yang berada di tempat maha tinggi.
Saat Yesus datang ke dunia, Ia pun memilih para murid yang miskin, tidak terdidik, bahkan yang dianggap sebagai orang berdosa.
Hingga kini, Ia Allah yang tetap sama dan tetap melakukan hal demikian.
Karena itu, firman Tuhan ini kiranya menjadi keyakinan iman kita bahwa tidak ada hal yang terlalu kecil atau terlalu remeh bagi Tuhan.
Setiap ciptaan-Nya selalu baik adanya (Kej. 1:31). Terlebih manusia, kita diciptakan-Nya dengan dahsyat dan ajaib (Maz. 139:14).
Tidak perlu ragu untuk meminta pertolongan-Nya, untuk apapun masalah kita.
Tidak perlu pula kita merasa tidak bisa dipakai Allah melakukan hal-hal besar. Asalkan kita mau, Ia akan memampukan kita. Amin ?
Tidak ada yang terlalu rendah atau remeh di mata Tuhan.
Selamat beraktivitas, selamat berkarya untuk sesama, undanglah Tuhan Yesus Kristus dalam hidup masing².
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 104 (hari ke 582)
Tafsiran
Mazmur ini bukanlah tentang Anda dan saya. Mazmur ini tidak berbicara tentang manusia, tetapi tentang Allah dan alam ciptaan- Nya. Kapan terakhir kali Anda menikmati keindahan dan semarak alam yang Allah ciptakan?
Bagaimana caranya Anda memahami kebesaran Allah? Bagi banyak orang, kebesaran Allah di hari-hari ini dipahami entah secara intelektual melalui pergumulan-pergumulan dan pemikiran-pemikiran teologis atau secara emosional, melalui pengalaman-pengalaman bernuansa rohani yang menggerakkan perasaan. Masih ada cara lain untuk memahami kebesaran Allah, yaitu cara yang telah digunakan oleh manusia sejak zaman Adam dan Hawa, cara yang seringkali kita lupakan di tengah kesibukan kita sehari-hari. Cara itu adalah melalui alam yang Allah ciptakan dan pelihara.
Mazmur 104 menggambarkan dengan indah bagaimana berbagai unsur alam ciptaan Tuhan menyatakan keagungan dan semarak-Nya. Keindahan yang luar biasa Tuhan padu-padankan dengan fungsi yang tertata dengan begitu baik sehingga seluruh dunia tetap terpelihara dengan baik. Tuhan mencipta dan juga memelihara ciptaan-Nya.
Ketika Anda merasa penat dan letih, ingatlah bahwa Tuhan juga ingin memberikan kepada kita kelegaan dan sukaria (15). Tuhan memberikan kepada kita tugas untuk berkarya, tetapi juga untuk menikmati dan bersukaria dalam alam ciptaan-Nya.
Kemuliaan dan pemeliharaan Tuhan tampak di dalam segala dinamika alam ini. Betapa pun dahsyat dan menakutkannya fenomena alam serta hewan-hewan yang ada, Tuhan melampaui semua itu (26-32). Dia layak menerima segala pujian dari relung hati kita yang terdalam.
Dalam kesibukan kita, marilah kita menyediakan waktu dan berhenti sejenak. Beristirahat. Merenung. Menikmati alam ciptaan Tuhan. Bersukaria di dalam keagungan dan semarak Tuhan. Memuji Tuhan sebab Dia yang begitu agung mengenal kita dan peduli kepada kita.
Pembacaan MAZMUR 105 (hari ke 583)
Tafsiran
Manusia sulit untuk setia dan menepati apa yang telah dijanjikan. Namun "Allah bukanlah manusia sehingga Ia berdusta, bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bil. 23:19).
Mazmur 105 menekankan kesetiaan Allah terhadap apa yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang Israel (8-11). Apa yang bisa kita pelajari? Pertama, Allah biasa memulai dengan sesuatu yang kecil. Walaupun para patriark hanya berjumlah sedikit, mereka sama sekali tidak dapat diperas. Sebaliknya Allah menghukum para raja demi melindungi para patriark tersebut (12- 15). Kedua, Ia memakai penderitaan sebagai sarana hamba-Nya menjadi besar dan menggenapi rencana-Nya. Yusuf harus mengalami penderitaan sebagai budak. Melalui semua ini ia menjadi orang yang memberi petunjuk kepada para pembesar dan akhirnya umat Israel dapat tinggal di Mesir (16-23). Ketiga, Ia memakai kejahatan orang-orang fasik untuk mendorong umat-Nya menggenapi rencana-Nya. Ketika umat-Nya telah menjadi sangat banyak dan kelihatannya tidak bermaksud untuk keluar dari Mesir, maka Allah membiarkan hati orang Mesir membenci umat-Nya. Melalui penganiayaan yang mereka alami, baru mereka mau keluar dari Mesir. Lalu Allah memakai berbagai macam mukjizat supaya orang Mesir mau melepaskan umat-Nya (24-36). Keempat, Ia memakai berbagai cara untuk melindungi dan memelihara umat-Nya karena Ia ingat janji-Nya kepada Abraham (37- 42). Tujuan Allah adalah supaya umat-Nya mengikuti ketetapan-Nya dan memegang segala pengajaran-Nya (43-45).
Allah kita setia dan akan menggenapi rencana-Nya dan tidak ada apa pun yang dapat menghalangi-Nya melaksanakan rencana-Nya. Walau kadang kita sulit untuk melihat apa yang sedang Allah lakukan dalam hidup kita, kita harus percaya bahwa Ia memiliki rencana yang indah bagi setiap kita dan Ia sedang bekerja untuk menggenapi-Nya.
Pembacaan MAZMUR 106 (hari ke 584)
Tafsiran
Sangat menyedihkan melihat umat Allah sering meninggalkan Allah walau mereka telah melihat dan mengalami kebaikan dan anugerah Allah yang begitu berlimpah. Tidak mengherankan bila sejarah Israel selalu menunjukkan bahwa berulang kali mereka meninggalkan Allah mereka, lupa kepada apa yang telah Allah lakukan kepada mereka.
Pemazmur dalam nas hari ini mengucapkan syukur atas besarnya kasih setia Allah (1) dan berdoa supaya Allah tetap mengingat dan memberkati dia supaya ia dapat bersukacita dalam sukacita umat Tuhan (4-5). Yang menarik adalah pemazmur mengajukan permohonannya dalam konteks di mana sesungguhnya umat Allah telah berkali-kali berdosa terhadap Tuhan. Mazmur ini penuh dengan pernyataan bahwa umat Allah telah berdosa (6), melupakan perbuatan-perbuatan-Nya (13), mencobai Allah (14), cemburu (16), menyembah berhala (19, 28), tidak percaya kepada firman-Nya (24), tidak taat (34), menajiskan diri (39), dll.
Karena dosa umat-Nya Allah berulang kali murka dan menghukum dahsyat dengan memakai alam (17, 18) dan musuh (26, 27, 42). Namun ketika dalam penghakiman Allah yang dahsyat umat kembali berseru, maka Allah menilik kesusahan mereka (44). Sesuai dengan perjanjian dan kasih setia-Nya yang besar (45), mereka mendapat rahmat dari pihak yang menawan mereka (46).
Di dalam konteks bahwa Allah merupakan Allah yang selalu berbelas kasihan mendengar rintihan umat-Nya inilah (bdk. Hak. 2:18), pemazmur memanjatkan doa ini, supaya Allah boleh menyelamatkan mereka kembali dan mengumpulkan mereka dari antara bangsa-bangsa (47).
Walau kita berulang kali berdosa kepada Tuhan dan berkhianat kepada firman-Nya, Dia tetap mengasihi kita. Dia tidak pernah memungkiri kasih setia-Nya terhadap kita. Ma-ka mari datang lagi pada-Nya, mohon ampun dan belas kasih. Sertailah dengan janji untuk tidak lagi bermain-main dengan dosa. Naikkan doa syukur dan tekad hati Anda dengan tulus!
Merenungkan Mazmur 114
"Tuhan Sang Aktor Utama"
Zakharia 4:6 (TB) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Sudah berabad-abad berlalu sejak keluarnya bangsa Israel dari Mesir terjadi. Namun, pada masa mazmur ini ditulis, bahkan hingga kini, peristiwa itu tetap menjadi sesuatu yang diingat oleh orang Israel.
Mazmur ini pun adalah salah satu catatan bangsa Israel mengenang peristiwa tersebut.
Uniknya, kita tidak menemukan nama-nama seperti Musa, Harun, Yosua dll. Hanya satu Tokoh yang menjadi Peran utama satu-satunya di sini, yaitu Tuhan sendiri.
Ya, pemazmur di sini menunjukkan kepada umat Israel bahwa sesungguhnya hanya karena Allah sajalah bangsa Israel bisa keluar dari perbudakan Mesir dengan cara ajaib.
Pernahkah kita merenungkan pengalaman hidup kita dengan cara yang sama ?
Ketika kita sedang berada di puncak, ketika kita sedang dalam masa jaya, dan kita melihat ke belakang, mengingat proses yang terjadi, sadarkah kita bahwa itu semua hanya kuasa Allah saja?
Ataukah kita justru lebih memilih mengenang bagaimana hebatnya diri kita sehingga kita menjadi seperti ini ?
Mazmur ini adalah sebuah pengingat yang penting untuk kita. Mari miliki hati seperti pemazmur.
Bukan karena kekuatan kita sehingga kita bisa berdiri, tapi karena Dia yang menopang kita.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini. Tetaplah semangat dan terus andalkan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 115
"3 Pertanyaan"
Mazmur 115:2 (TB) Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?"
Apakah kita sudah benar-benar mengenal Tuhan yang kita sembah?
Jika, kita membaca mazmur hari ini, kita akan mendapatkan 3 pertanyaan tentang Tuhan kita.
▪︎Pertama, di manakah Tuhan kita ? Hal ini juga ditanyakan bangsa-bangsa asing kepada Israel. Memang di mazmur ini, pertanyaan itu diajukan sebagai cemooh.
Tapi, di zaman ketika bangsa-bangsa menyembah berhala yang kelihatan sedang Israel menyembah Allah yang tak kelihatan, itu kelihatan hal aneh.
Nah, bagaimana dengan kita saat ini? Bagaimana kita bisa menjelaskan mengapa kita lebih percaya dan berharap yang tak kelihatan dari pada percaya pada berhala masa kini yang kelihatan (uang, koneksi, jabatan dll).
▪︎Dua, seperti apa Tuhan kita ? Siapa yang kita sembah akan menentukan seperti apa diri kita(ay. 8).
Orang yang menuhankan harta benda akan menjadi orang yang materialistis.
Bagaimana dengan kita?
Sudahkah kita menjadi seperti Tuhan yang kita sembah ? Ataukah sikap hidup dan buah yang kita hasilkan justru tidak mencerminkan siapakah Allah kita ?
▪︎Tiga, sudahkah kita memuji Allah? ( ay. 17-18). Apakah kita sudah benar-benar beribadah kepada Dia sebagai tanda penyerahan hidup kita pada-Nya?
Apakah kita sudah benar-benar percaya pada Dia apapun yang terjadi ?
Dan apakah kita sudah memuliakan Dia, yaitu menempatkan Dia di posisi paling utama dalam hidup kita?
Tiga pertanyaan ini semoga bisa menjadi bahan perenungan buat kita untuk menguji, benarkah kita menjadikan Tuhan sebagai Allah kita
Sudahkah kita benar-benar mengenal Tuhan?
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 116
"Selalu berharga"
Mazmur 116:15 (TB) Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Mazmur 116:15 berkata bahwa kematian orang yang dikasihi-Nya pun berharga. Ini ayat yang memberikan kepastian dan kekuatan kepada setiap orang percaya.
Bayangkan, saat kita mati pun, Ia tetap memandang kita berharga. Hidup ini memang berharga.
Selama kita hidup, maka kita bisa menjadi alat-Nya untuk melakukan kehendak dan rencana-Nya.
Tapi, setelah kita mati, Ia tidak lantas membuang kita. Sebaliknya, bagi orang yang telah hidup sesuai kehendak-Nya, berbuah, dan mengasihi-Nya, Ia akan membawanya turut ke dalam kebahagiaan-Nya.
Pemazmur dalam pasal ini sesungguhnya sedang menuliskan pengalaman yang pernah hampir menghadapi maut (ay. 8).
Tidak ditulis bahaya macam apa yang dihadapi pemazmur. Yang jelas melalui pengalaman itu, ia merasakan sendiri pertolongan Tuhan.
Kini ia bisa kembali tenang (ay. 7).
Menariknya, dari pengalaman itu pula, ia mendapat pemahaman di atas, bahwa andai ia mati pun, ia tahu bahwa Tuhan tetap menghargai dirinya.
Ya, pengalaman buruk justru membuat pemazmur lebih sadar kasih Tuhan memperkuat imannya.
Tepatlah jika Paulus pun mengatakan, tidak ada satupun yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Tak terkecuali penderitaan bahkan kematian ( Rm. 9:35-39 ). Biarlah kita bersukacita selalu karena kebenaran ini.
Apapun yang terjadi tidak akan membuat Tuhan berhenti mengasihi kita.
Selamat menikmati libur akhir pekan. Salam buat keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 107 (hari ke 585)
Tafsiran
Mazmur ini adalah ucapan syukur umat Allah yang ditebus oleh Tuhan dari pembuangan (2-3). Umat Tuhan diingatkan bahwa bukan karena siapa mereka atau apa yang telah mereka lakukan yang menyebabkan mereka layak untuk diselamatkan, tetapi semata-mata karena kasih setia-Nya. Kasih setia (hesed) merupakan kata yang mengandung dua unsur, kasih dan setia yang menunjukkan kasih dan kesetiaan Tuhan kepada umat perjanjian-Nya. Kata yang muncul enam kali ini, menekankan bahwa pertolongan yang Tuhan berikan terjadi hanya karena kasih setia-Nya. Setiap kali umat-Nya "berseru" Ia pasti menolong mereka (6, 13, 19, 28).
Perkataan "ditebus" mengingatkan kita kepada sistem penebusan keluarga di kalangan Israel. Seorang penebus akan menebus keluarga dekatnya dari hutang atau perbudakan. Demikian Allah telah menebus Israel dari perbudakan dan perserakan, dan mengumpulkan mereka kembali (2-3).
Ayat 4-9 mengisahkan mengenai Tuhan yang menolong para pengembara yang tersesat dan ayat 23-32 menceritakan mengenai orang-orang yang melakukan perdagangan di lautan luas, yang kemudian ditimpa badai yang dahsyat. Saat mereka berseru kepada Tuhan, Ia menyelamatkan mereka dari kecemasan (6, 28). Tidak dikatakan bahwa keadaan mereka disebabkan oleh dosa mereka. Ayat 10-16 mengisahkan tentang orang-orang yang berada dalam penjara karena telah memberontak kepada Tuhan. Ayat 17-22 menceritakan tentang orang- orang yang sakit dan tersiksa karena kelakuan mereka yang berdosa. Jelas bahwa Allah memberikan penderitaan kepada mereka sebagai akibat dosa mereka (12). Namun ketika mereka berseru kepada Tuhan, Ia pun menyelamatkan mereka (13, 19).
Allah selalu menyendengkan telinga-Nya untuk mendengarkan seruan kita, baik kita menderita akibat dosa maupun bukan. Ia selalu siap menolong kita. Marilah kita mengikuti ajakan pemazmur untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya (8, 15, 21, 31).
[12.35, 2/6/2024] +62 812-9661-4441: Itu ngga salah Bapak & Ibu, pembacaan Mazmur bru pasal 117 koq loncat ke pasal 120 ?
Merenungkan Mazmur 117
"Tersingkat dan Terutama"
Mazmur 117:1-2 (TB) Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!
Mazmur hari ini sangat pendek, hanya 2 ayat saja. Selain menjadi pasal yang terpendek di Alkitab, pasal ini juga adalah pasal yang terletak tepat di tengah-tengah Alkitab.
Pendeknya pasal ini membuat pesan yang disampaikan pun sangat jelas.
Pesan yang pertama adalah, pujilah Tuhan hai segala bangsa !
Perhatikan, bukan bangsa Israel, tapi segala bangsa.
Mazmur ini juga merupakan seruan bagi bangsa Israel untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain sehingga mereka pun menyadari besarnya kasih setia Tuhan pada dunia.
Oleh karena itulah, berabad-abad kemudian Paulus, rasul yang khusus dipanggil untuk mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa di luar bangsa Israel, mengutip dalam Roma 15:11.
Pesan kedua adalah kasih Tuhan itu hebat dan kesetiaan-Nya untuk selama-lamanya.
Ia begitu hebat dan kasih setia-Nya pada kita adalah untuk selama-lamanya sehingga Ia bahkan rela mati untuk menyelamatkan kita dari kutuk maut.
Ya, Mazmur 117 adalah pasal yang amat singkat. Karena itulah, sudah seharusnya kita mengingatnya dengan sungguh-sungguh dan menjadikan ini rheama dalam hidup kita.
Sudah seharusnya 2 pesan di atas: pesan untuk menginjil dan memberitakan tentang Tuhan pada semua orang dan pesan bahwa Dia Allah luar biasa dan besar kasih-Nya pada kita, menjadi motto dan semangat utama kita dalam menjalani hidup ini.
Tuhan kita hebat dan sangat mengasihi kita, kabarkan hal ini kepada semua orang
Selamat beribadah hari Minggu bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 108 (hari ke 586)
Tafsiran
Kasih setia yang tak surut
Mazmur ini unik karena kombinasi dari Mazmur 57:8-12 dan 60:7-14. Isinya pun merupakan kombinasi syukur (Mzm. 108:2-10) dan permohonan (ayat 11-14). Dalam bagian syukur, pemazmur menegaskan kasih setia Tuhan atas Israel yang melampaui langit kepada bangsa-bangsa (ayat 4-6). Kasih setia itu digambarkan lewat sukacita-Nya pada masa lampau ketika Ia membagi-bagikan tanah Kanaan kepada suku-suku Israel. Wilayah-wilayah di Israel, seperti Efraim, Gilead, Manasye, dan Yehuda mengingatkan umat bahwa walaupun musuh pernah memporakporandakan Israel, kasih setia Tuhan akan memulihkan Israel bahkan kembali kepada saat penaklukan Kanaan. Moab dan Edom dan Filistea, musuh-musuh bebuyutan yang pernah merongrong Israel yang pada akhirnya dihancurkan Tuhan sendiri, mengingatkan kembali umat bahwa Tuhan memegang kendali atas sejarah mereka.
Kesetiaan Allah dalam sejarah umat-Nya inilah yang mendorong keberanian pemazmur untuk meminta sekali lagi pertolongan Allah atas mereka. Mereka sadar bahwa mereka saat itu sedang terhukum oleh Tuhan karena dosa-dosa mereka (ayat 12), maka harapan satu-satunya kelepasan hanya pada Tuhan bukan pada manusia (ayat 13). Kelepasan dari Tuhan itulah yang mendorong umat-Nya bangkit dan memenangkan perjuangan iman mereka (ayat 14).
Perjalanan sejarah hidup anak-anak Tuhan menunjukkan kasih setia Tuhan yang tidak pernah berubah. Tuhan pernah mengangkat kita dari rawa keberdosaan dan maut serta membawa kita kepada kemuliaan-Nya di dalam Kristus. Oleh karena itu, kita harus terus meyakini bahwa Dia sanggup dan peduli untuk menyelamatkan kita dari kubangan-kubangan dosa yang kita ciptakan sendiri dalam kebebalan kita.
Ingatlah: Saat kita gagal dalam hidup ini dan tangan Tuhan menekan kita, bertobatlah dan ingat kembali kasih setia-Nya. Ia akan bertindak sekali lagi menyelamatkan kita.
Pembacaan MAZMUR 109 (hari ke 587)
Tafsiran
Nantikan keadilan Tuhan
Pemazmur melanjutkan doa permohonannya dengan suatu keyakinan bahwa Tuhan akan bertindak adil terhadap kefasikan dan akan membela orang yang lemah dan yang diperlakukan tidak adil. Oleh karena itu, sikap pemazmur yang tidak membalas kejahatan melainkan menyerahkan penghakiman ke tangan Tuhan adalah sikap menegakkan keadilan.
Banyak orang sangat menekankan belas kasihan dan cinta kasih, namun tidak mengimbanginya dengan keadilan dan kekudusan Tuhan. Akhirnya ia cenderung menjadi orang yang tidak berjuang untuk keadilan dan hanya "menerima nasib." Orang-orang demikian biasanya dikuasai oleh trauma di hati yang tidak pernah tuntas diselesaikan. Merupakan suatu hal yang wajar bila hati kita terluka ketika disakiti, namun yang penting adalah bagaimana kita mengatasi dan mengalahkan perasaan kepahitan itu. Menguburnya begitu saja seakan-akan hal itu tidak pernah terjadi tidak mampu menghilangkan trauma, sebaliknya akan menghalangi diri kita dipakai leluasa oleh Tuhan. Pemazmur sendiri menyelesaikannya dengan memandang kepada kasih setia, kemurahan, dan kebaikan Tuhan. Ia dikuatkan oleh kebergantungannya kepada Tuhan (ayat 26).
Musibah atau kecelakaan yang dialami oleh orang fasik adalah perbuatan tangan Tuhan sendiri, bukanlah pembalasan tangan orang-orang benar (ayat 27). Orang yang mengutuki menurut pandangan dunia seolah berada dalam posisi yang lebih tinggi daripada mereka yang dikutuki, namun sesungguhnya orang itu sedang menimbun aib bagi diri mereka sendiri. Sebaliknya orang-orang benar akan bersukacita karena mereka mengerti secara pribadi dan menikmati serta merespons dengan benar berkat Tuhan. Sukacita inilah yang menggerakkan pemazmur untuk terus memuji dan bersyukur kepada Tuhan.
Renungkan: Keadilan Tuhan melindungi orang benar dan membinasakan orang fasik.
Pembacaan MAZMUR 110 (hari ke 588)
Tafsiran
Duduk di sebelah kanan Allah
Tuhan berfirman agar Daud duduk di sebelah kanan-Nya. Sebelah kanan melambangkan kepercayaan. Tuhan memberikan kepercayaan kepada Daud untuk memimpin bangsa-Nya dan bahkan Tuhan sendiri yang akan bertindak mengatasi musuh-musuh Daud. Pemerintahan Daud adalah sah karena berdasarkan pada otoritas yang datangnya dari Tuhan. Tuhan adalah sumber dari segala kekuasaan dan kerajaan Daud.
Peperangan Rohani. Pernyataan Allah bahwa Dia sendiri yang akan bertindak mengatasi "musuh-musuh" Daud bukan berarti bahwa tentara Daud hanya berdiam diri. Mereka harus maju (ay. 3), tetapi bukan dengan persenjataan atau pakaian baja yang lengkap, melainkan dengan kekudusan yang murni dan belum tercemari. Daud mengungkapkan bahwa "peperangan rohani" lebih dari peperangan jasmani. Untuk menjadi pemenang dalam peperangan ini seseorang harus memiliki kekudusan yang tak tercemari.
Kristus yang berperang. Peristiwa salib Kristus adalah peristiwa peperangan terhebat sepanjang sejarah manusia, di mana kekudusan sedang diperjuangkan dan dipertaruhkan. Kekudusan menobatkan Kristus sebagai Pemenang atas maut. Marilah kita yang kudus bermegah dan menaruh harap penuh pada Kristus.
Pembacaan MAZMUR 111 (hari ke 589)
Tafsiran
Menilai dan mensyukuri keadaan
Setiap manusia memiliki kemampuan meresponi peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Respons tersebut seringkali berupa lontaran kata-kata kesal, keluh-kesah, atau cercaan. Sedikit sekali ucapan syukur bagi Allah. Pemazmur yang berasal dari zaman setelah Yehuda kembali dari Babilonia menilai bahwa semua peristiwa yang terjadi atas bangsanya telah menunjukkan perbuatan Allah. Perbuatan-Nya yang agung, ajaib, benar dan adil (ay. 3, 4, 7, 8) sepatutnyalah disyukuri. Allah tidak pernah melupakan janji-Nya kepada nenek moyang bangsa Yehuda, Abraham (ay. 5). Bahkan ketika Yehuda gagal setia, Allah tetap setia dan membebaskan Yehuda dari perbudakan Babel (ay. 9). Semua itu menghantarnya untuk bersyukur.
Bersyukur karena takut akan Tuhan. Ucapan pujian dan syukur bagi Allah keluar dari setiap mulut manusia yang memiliki hati yang takut akan Tuhan. Itulah sebabnya, setiap Kristen selayaknya menjadikan pemuji kebesaran Allah dalam setiap situasi. Ucapan pemazmur, "Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaat" (ay. 1) memotivasi Kristen untuk merenungkan pekerjaan Tuhan setiap hari dalam hidup ini. Motivasi ini akan mendorong Kristen untuk lebih sering memuji nama Tuhan di setiap saat dan tempat.
Pembacaan MAZMUR 112 (hari ke 590)
Tafsiran
“Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan”
Pernyataan yang kedengarannya janggal mengawali mazmur pujian ini. Kata “takut” biasanya berhubungan dengan keadaan jiwa yang tertekan dan tidak tenang. Namun, pengertian tersebut berbeda dalam perikop ini. “Takut” di sini dapat berarti “hormat kepada” atau “kagum akan”. Seseorang yang berhadapan dengan kuasa dan kehadiran Allah akan merasa takut kepada-Nya (kagum atau hormat kepada Allah) karena peristiwa itu telah membangkitkan keinginan untuk hidup benar di hadapan Allah, dan tunduk terhadap kekuasaan-Nya. Itulah sebabnya kalimat “takut akan Tuhan” dipakai sejajar dengan pengertian “mengabdi” (Ul. 6:13), “mengasihi” (Ul. 10:12), “beribadah” (Ul. 10:20), “hidup menurut jalan-Nya” (Ul. 8:6) dan “melakukan ketetapan-Nya” (Ul. 6:4). Orang percaya, yang memuji perbuatan besar Allah dan beribadah, akan merasakan aliran kebahagiaan dan kekaguman yang luar biasa hingga akh irnya mengabdikan hidup mereka seluruhnya kepada Tuhan.
Dampak apa yang akan diperoleh setiap orang yang takut akan Allah? Pemazmur menyajikannya dengan indah sekali. Dikatakan bahwa orang yang takut akan Tuhan dan cinta firman-Nya akan menerima kelimpahan harta yang luar biasa, sekalipun kehidupannya juga tak lepas dari beragam ancaman (ayat 7-8). Harta di sini, bagi pemazmur, bukanlah sepenuhnya bermuara pada harta materi. Dalil ini sering menimbulkan salah paham, bahwa orang yang berlimpah harta materi dapat membanggakan diri bahwa Allah berkenan kepada mereka. Sebenarnya pemazmur menyampaikan pesan bahwa berkat materi diperoleh bukan karena mengumpulkan, tetapi karena memberi dengan bermurah hati. Harta terindah bagi orang yang takut akan Tuhan adalah anak cucunya akan perkasa di bumi (ayat 2), kebajikan (ayat 3b), mengalami terang dalam gelap (ayat 4a), memiliki hati yang pengasih (ayat 4b), iman yang tak goyah (ayat 6a), hati yang tetap teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan (ayat 7b).
Renungkan: Berkat Tuhan haruslah ditempatkan proporsional, sebagai akibat dari takut akan Tuhan, berkat pun harus dihayati dalam takut dan syukur kepada Tuhan.
Merenungkan Mazmur 118
"Setiap Hari, Harinya Tuhan"
Mazmur 118:24 (TB) Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya !
Dalam mazmur ini, kita ditunjukkan Tuhan menolong orang percaya saat dunia berusaha menjatuhkan (ay. 10-13), dan membuang kita (ay.22).
Di mazmur ini, kita juga diingatkan bahwa ada kalanya Tuhan pun menghajar kita dengan keras, bukan supaya kita binasa ( ay. 18), melainkan agar kita selamat.
Meski ini adalah pujian yang bisa dinyanyikan di hari raya, tentu sangat boleh, bahkan seharusnya kita menghayati makna dari mazmur ini setiap hari. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, mari kita bersorak dan bersukacita karenanya.
Apakah ini merujuk pada hari-hari tertentu ? Sama sekali tidak. Tapi sesungguhnya merujuk kepada setiap hari yang kita lalui.
Sama seperti pemazmur, saat kita ditolak oleh orang-orang karena iman kita, saat kita dikucilkan, dimusuhi, atau diserang oleh karena kita melakukan kebenaran, berserulah: inilah hari yang diciptakan Tuhan bagi kita, mari kita bersukacita karenanya.
Demikian juga saat Tuhan menghajar kita, saat Ia mengizinkan kita mengalami masalah, supaya kita bisa belajar dan diproses, berserulah; inilah hari yang diciptakan Tuhan bagi kita, marilah kita bersukacita karenanya !
Saat kita menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti karena seizin Tuhan dan bahwa sesuatu itu adalah untuk kebaikan kita saja, maka tidak ada alasan untuk kita mengeluh, khawatir, atau marah, tapi kita akan tetap selalu bisa bersukacita !
Setiap hari, apapun yang terjadi saat itu, adalah hari yang diciptakan Tuhan. Maka, bersukacita !
Selamat menjalankan aktifitas kita hari ini. Tetaplah semangat
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 119
"Di Balik Pasal Terpanjang"
Mazmur 119:105 (TB) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mazmur 119 memang adalah pasal yang terpanjang di Alkitab.
Terdiri dari 176 ayat, sesuai judulnya, pasal ini berisi pentingnya hidup menuruti petunjuk Taurat Tuhan.
Di sini, kita ditunjukkan manfaat hidup sesuai firman, seperti agar kita berbahagia (ay. 1-8), untuk menjaga hidup bersih (ay. 9-16), supaya kita bisa memberi jawaban kepada orang yang mencela kita (ay. 41-48), agar kita bijaksana (ay. 94-104), hidup dengan tentram (ay. 161-168), dll.
Tapi, selain itu mazmur ini juga melukiskan berbagai pergumulan yang dihadapi para pelaku firman, ia merasa asing di tengah dunia (ay. 17-24), ia juga diperlakukan dengan kejam karena menuruti firman Tuhan (ay. 25-32), bahkan hampir dihabisi (ay. 81-88).
Namun ia memilih tetap berharap pada Tuhan (ay.114) dan percaya pada keadilan-Nya (ay. 137), karena firman Tuhan adalah pelita bagi hidupnya (ay. 105).
Ya, menjadi pelaku firman bukan berarti hidup kita lalu bebas dari masalah.
Bahkan, ada saat kita akan menghadapi tantangan dan hambatan dari dunia yang memang menolak kebenaran ini. Tapi, saat seperti itu, jangan pernah putus asa.
Berharaplah selalu pada Tuhan yang pada hakekatnya adalah firman itu sendiri.
Percayalah, meskipun ada tantangan dan hambatan, tapi manfaat dari hidup sesuai dengan ketetapan firman Tuhan sangatlah banyak.
Tidak pernah rugi karena hidup menuruti firman Tuhan.
Saat dalam kelemahan, firman-Nya akan menguatkan, dalam kebuntuan, firman-Nya akan memberi jawaban, dalam ketakutan, firman-Nya akan memberi pengharapan.
Melakukan firman Tuhan bukan berarti kita hidup terbebas dari masalah.
Selamat berkarya, Tuhan Yesus Memberkati. Amin
[20.39, 3/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 118
"Setiap Hari, Harinya Tuhan"
Mazmur 118:24 (TB) Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya !
Dalam mazmur ini, kita ditunjukkan Tuhan menolong orang percaya saat dunia berusaha menjatuhkan (ay. 10-13), dan membuang kita (ay.22).
Di mazmur ini, kita juga diingatkan bahwa ada kalanya Tuhan pun menghajar kita dengan keras, bukan supaya kita binasa ( ay. 18), melainkan agar kita selamat.
Meski ini adalah pujian yang bisa dinyanyikan di hari raya, tentu sangat boleh, bahkan seharusnya kita menghayati makna dari mazmur ini setiap hari. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, mari kita bersorak dan bersukacita karenanya.
Apakah ini merujuk pada hari-hari tertentu ? Sama sekali tidak. Tapi sesungguh…
[21.04, 4/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 119
"Di Balik Pasal Terpanjang"
Mazmur 119:105 (TB) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mazmur 119 memang adalah pasal yang terpanjang di Alkitab.
Terdiri dari 176 ayat, sesuai judulnya, pasal ini berisi pentingnya hidup menuruti petunjuk Taurat Tuhan.
Di sini, kita ditunjukkan manfaat hidup sesuai firman, seperti agar kita berbahagia (ay. 1-8), untuk menjaga hidup bersih (ay. 9-16), supaya kita bisa memberi jawaban kepada orang yang mencela kita (ay. 41-48), agar kita bijaksana (ay. 94-104), hidup dengan tentram (ay. 161-168), dll.
Tapi, selain itu mazmur ini juga melukiskan berbagai pergumulan yang dihadapi para pelaku firman, ia merasa asing di tengah dunia (ay. 17-24), ia juga diperlakukan dengan kejam karena menuruti firman Tuhan (ay. 25-32), bahkan hampir dihabisi (ay. 81-88).
Namun ia memilih tetap berharap pada Tuhan (ay.114) dan percaya pada keadilan-Nya (ay. 137), karena firman Tuhan adalah pelita bagi hidupnya (ay. 105).
Ya, menjadi pelaku firman bukan berarti hidup kita lalu bebas dari masalah.
Bahkan, ada saat kita akan menghadapi tantangan dan hambatan dari dunia yang memang menolak kebenaran ini. Tapi, saat seperti itu, jangan pernah putus asa.
Berharaplah selalu pada Tuhan yang pada hakekatnya adalah firman itu sendiri.
Percayalah, meskipun ada tantangan dan hambatan, tapi manfaat dari hidup sesuai dengan ketetapan firman Tuhan sangatlah banyak.
Tidak pernah rugi karena hidup menuruti firman Tuhan.
Saat dalam kelemahan, firman-Nya akan menguatkan, dalam kebuntuan, firman-Nya akan memberi jawaban, dalam ketakutan, firman-Nya akan memberi pengharapan.
Melakukan firman Tuhan bukan berarti kita hidup terbebas dari masalah.
Selamat berkarya, Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻
[21.25, 4/6/2024] +62 813-8362-7491: Pembacaan MAZMUR 113 (hari ke 591)
Tafsiran
Kewajiban memuji
Mazmur ini dibuka dengan suatu seruan kepada semua hamba Tuhan untuk memuji Tuhan pada segala waktu dan tempat. Mengapa? Karena Tuhan mengatasi segala sesuatu: Ia mengatasi waktu: “sekarang dan selamanya” (ayat 2). Ia mengatasi kehidupan: “Dari terbitnya hingga terbenamnya matahari” (ayat 3), yaitu di segala tempat di muka bumi. Ia juga mengatasi ketinggian, yang menyangkut Pemerintahan-Nya: “Ia ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi” (ayat 4). Kemuliaan Allah (ayat 4b) yang bersinar itu menunjuk pada kekuatan Khalik dan Penentu sejarah. Keberadaan-Nya itu menunjukkan betapa Tuhan, Allah Israel itu, Mahatinggi, tak ada yang sebanding dengan Dia (Yes. 40:12-26) dan tak ada Allah selain Dia (Yes. 44:6).
Namun, Allah yang bertakhta dalam ketinggian surgawi bukanlah Allah yang tidak peduli pada keberadaan umat-Nya di bumi. Umat-Nya yang dilecehkan dan diperlakukan tidak semena-mena diangkat dan didudukkan di tempat yang layak. Wujud kepedulian Allah pertama-tama ditujukan kepada orang-orang hina dan miskin, yaitu mereka yang lemah kedudukannya, mereka yang tidak mempunyai keterampilan atau keahlian yang diperlukan masyarakat, mereka yang menganggur dan berkekurangan. Mereka diangkat dan didudukkan di antara para bangsawan. Di tempat itu, masa depan mereka direncanakan, kedudukan mereka diperbarui, dan segala kerinduan mereka dipuaskan (ayat 7-8).
Kedua, Allah peduli terhadap keberadaan wanita mandul yang saat itu dipandang hina dan terkutuk, disakiti hatinya, dianggap tidak berguna. Wanita mandul inilah yang diangkat Tuhan tidak hanya untuk menjadi seorang yang penuh sukacita karena menjadi ibu, tetapi juga masa depannya. Tuhan telah menghapuskan aibnya di depan manusia (bdk. Kej. 30:23; Luk. 1:25). Perbuatan Allah di masa itu, digenapi penuh dalam sikap Yesus terhadap orang berdosa. Tuhan Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya agar orang-orang berdosa dan hina terangkat menjadi anak-anak Allah.
Renungkan: Hidup yang memuji Allah mengandung dua aspek yang tak terpisahkan satu dengan lainnya yaitu ibadah kepada Allah dan kepada sesama.
[21.29, 4/6/2024] +62 813-8362-7491: Pembacaan MAZMUR 114 (hari ke 592)
Tafsiran
Sumber keyakinan mereka ialah Allah
Inti kepercayaan Israel dan pokok utama puji-pujiannya dalam mazmur ini adalah keyakinan bahwa Allah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dalam pengakuan ini, orang-orang Israel dari segala zaman dipersatukan menjadi umat Allah. Tujuan Allah membawa keluar umat-Nya dapat dilihat dari dua segi: Pertama, agar Israel menjadi bangsa yang kudus bagi-Nya serta menjadi wilayah yang di dalamnya Allah memerintah sebagai raja. Dengan pengertian lain, mereka ditebus dan dijadikan milik kepunyaan-Nya. Kedua, agar kerajaan Selatan (Yehuda) dan kerajaan Utara (Samaria) tetap mengakui Tuhan sebagai yang memerintah mereka (ayat 1,2). Dalam proses penebusan, perjalanan umat dari Mesir ke Kanaan, berbagai karya dan peristiwa ajaib mereka alami. Ini makin menunjukkan bahwa tidak ada rintangan apa pun dapat menghalangi Allah menggenapi rencana-Nya atas umat pilihan-Nya.
Sadar akan karya pembebasan yang begitu ajaib dan menakjubkan, pemazmur berseru kepada seluruh bumi agar gemetar di hadapan Allah, tunduk dan mengakui kemahakuasaan Allah Yakub-Israel. Baginya hanya Allah sajalah yang patut menerima pujian karena Dialah khalik yang di hadapan-Nya bumi gemetar, Dialah Allah yang memilih leluhur Israel serta membebaskan dan membina umat-Nya secara ajaib.
Kita pun menikmati karya penebusan Allah itu dalam pemeliharaan-Nya yang tidak begitu saja terjadi atas hidup kita. Begitu banyak peristiwa yang di dalamnya Allah campur tangan. Sudah sepantasnyalah hati dan jiwa kita bergetar terus-menerus untuk memuji kemasyhuran dan kedahsyatan Allah kita dengan kedalaman syukur yang luar biasa dan tanpa batas.
Pemazmur pun menyerukan kepada kita: “Pujilah Tuhan atas keajaiban dan pemeliharaan-Nya yang tanpa batas dalam hidup kita!” Bukan dengan untaian kata-kata mutiara, bukan dengan mengulang perkataan atau cerita Alkitab tanpa menyertainya dengan penghayatan, tetapi dengan sikap gemetar mensyukuri pemeliharaan-Nya atas hidup kita yang juga tanpa batas.
Renungkan: Syukurilah keajaiban Tuhan sepanjang hidup kita![20.39, 3/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 118
"Setiap Hari, Harinya Tuhan"
Mazmur 118:24 (TB) Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya !
Dalam mazmur ini, kita ditunjukkan Tuhan menolong orang percaya saat dunia berusaha menjatuhkan (ay. 10-13), dan membuang kita (ay.22).
Di mazmur ini, kita juga diingatkan bahwa ada kalanya Tuhan pun menghajar kita dengan keras, bukan supaya kita binasa ( ay. 18), melainkan agar kita selamat.
Meski ini adalah pujian yang bisa dinyanyikan di hari raya, tentu sangat boleh, bahkan seharusnya kita menghayati makna dari mazmur ini setiap hari. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, mari kita bersorak dan bersukacita karenanya.
Apakah ini merujuk pada hari-hari tertentu ? Sama sekali tidak. Tapi sesungguh…
[21.04, 4/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 119
"Di Balik Pasal Terpanjang"
Mazmur 119:105 (TB) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mazmur 119 memang adalah pasal yang terpanjang di Alkitab.
Terdiri dari 176 ayat, sesuai judulnya, pasal ini berisi pentingnya hidup menuruti petunjuk Taurat Tuhan.
Di sini, kita ditunjukkan manfaat hidup sesuai firman, seperti agar kita berbahagia (ay. 1-8), untuk menjaga hidup bersih (ay. 9-16), supaya kita bisa memberi jawaban kepada orang yang mencela kita (ay. 41-48), agar kita bijaksana (ay. 94-104), hidup dengan tentram (ay. 161-168), dll.
Tapi, selain itu mazmur ini juga melukiskan berbagai pergumulan yang dihadapi para pelaku firman, ia merasa asing di tengah dunia (ay. 17-24), ia juga diperlakukan dengan kejam karena menuruti firman Tuhan (ay. 25-32), bahkan hampir dihabisi (ay. 81-88).
Namun ia memilih tetap berharap pada Tuhan (ay.114) dan percaya pada keadilan-Nya (ay. 137), karena firman Tuhan adalah pelita bagi hidupnya (ay. 105).
Ya, menjadi pelaku firman bukan berarti hidup kita lalu bebas dari masalah.
Bahkan, ada saat kita akan menghadapi tantangan dan hambatan dari dunia yang memang menolak kebenaran ini. Tapi, saat seperti itu, jangan pernah putus asa.
Berharaplah selalu pada Tuhan yang pada hakekatnya adalah firman itu sendiri.
Percayalah, meskipun ada tantangan dan hambatan, tapi manfaat dari hidup sesuai dengan ketetapan firman Tuhan sangatlah banyak.
Tidak pernah rugi karena hidup menuruti firman Tuhan.
Saat dalam kelemahan, firman-Nya akan menguatkan, dalam kebuntuan, firman-Nya akan memberi jawaban, dalam ketakutan, firman-Nya akan memberi pengharapan.
Melakukan firman Tuhan bukan berarti kita hidup terbebas dari masalah.
Selamat berkarya, Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 113 (hari ke 591)
Tafsiran
Kewajiban memuji
Mazmur ini dibuka dengan suatu seruan kepada semua hamba Tuhan untuk memuji Tuhan pada segala waktu dan tempat. Mengapa? Karena Tuhan mengatasi segala sesuatu: Ia mengatasi waktu: “sekarang dan selamanya” (ayat 2). Ia mengatasi kehidupan: “Dari terbitnya hingga terbenamnya matahari” (ayat 3), yaitu di segala tempat di muka bumi. Ia juga mengatasi ketinggian, yang menyangkut Pemerintahan-Nya: “Ia ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi” (ayat 4). Kemuliaan Allah (ayat 4b) yang bersinar itu menunjuk pada kekuatan Khalik dan Penentu sejarah. Keberadaan-Nya itu menunjukkan betapa Tuhan, Allah Israel itu, Mahatinggi, tak ada yang sebanding dengan Dia (Yes. 40:12-26) dan tak ada Allah selain Dia (Yes. 44:6).
Namun, Allah yang bertakhta dalam ketinggian surgawi bukanlah Allah yang tidak peduli pada keberadaan umat-Nya di bumi. Umat-Nya yang dilecehkan dan diperlakukan tidak semena-mena diangkat dan didudukkan di tempat yang layak. Wujud kepedulian Allah pertama-tama ditujukan kepada orang-orang hina dan miskin, yaitu mereka yang lemah kedudukannya, mereka yang tidak mempunyai keterampilan atau keahlian yang diperlukan masyarakat, mereka yang menganggur dan berkekurangan. Mereka diangkat dan didudukkan di antara para bangsawan. Di tempat itu, masa depan mereka direncanakan, kedudukan mereka diperbarui, dan segala kerinduan mereka dipuaskan (ayat 7-8).
Kedua, Allah peduli terhadap keberadaan wanita mandul yang saat itu dipandang hina dan terkutuk, disakiti hatinya, dianggap tidak berguna. Wanita mandul inilah yang diangkat Tuhan tidak hanya untuk menjadi seorang yang penuh sukacita karena menjadi ibu, tetapi juga masa depannya. Tuhan telah menghapuskan aibnya di depan manusia (bdk. Kej. 30:23; Luk. 1:25). Perbuatan Allah di masa itu, digenapi penuh dalam sikap Yesus terhadap orang berdosa. Tuhan Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya agar orang-orang berdosa dan hina terangkat menjadi anak-anak Allah.
Renungkan: Hidup yang memuji Allah mengandung dua aspek yang tak terpisahkan satu dengan lainnya yaitu ibadah kepada Allah dan kepada sesama.
Pembacaan MAZMUR 114 (hari ke 592)
Tafsiran
Sumber keyakinan mereka ialah Allah
Inti kepercayaan Israel dan pokok utama puji-pujiannya dalam mazmur ini adalah keyakinan bahwa Allah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dalam pengakuan ini, orang-orang Israel dari segala zaman dipersatukan menjadi umat Allah. Tujuan Allah membawa keluar umat-Nya dapat dilihat dari dua segi: Pertama, agar Israel menjadi bangsa yang kudus bagi-Nya serta menjadi wilayah yang di dalamnya Allah memerintah sebagai raja. Dengan pengertian lain, mereka ditebus dan dijadikan milik kepunyaan-Nya. Kedua, agar kerajaan Selatan (Yehuda) dan kerajaan Utara (Samaria) tetap mengakui Tuhan sebagai yang memerintah mereka (ayat 1,2). Dalam proses penebusan, perjalanan umat dari Mesir ke Kanaan, berbagai karya dan peristiwa ajaib mereka alami. Ini makin menunjukkan bahwa tidak ada rintangan apa pun dapat menghalangi Allah menggenapi rencana-Nya atas umat pilihan-Nya.
Sadar akan karya pembebasan yang begitu ajaib dan menakjubkan, pemazmur berseru kepada seluruh bumi agar gemetar di hadapan Allah, tunduk dan mengakui kemahakuasaan Allah Yakub-Israel. Baginya hanya Allah sajalah yang patut menerima pujian karena Dialah khalik yang di hadapan-Nya bumi gemetar, Dialah Allah yang memilih leluhur Israel serta membebaskan dan membina umat-Nya secara ajaib.
Kita pun menikmati karya penebusan Allah itu dalam pemeliharaan-Nya yang tidak begitu saja terjadi atas hidup kita. Begitu banyak peristiwa yang di dalamnya Allah campur tangan. Sudah sepantasnyalah hati dan jiwa kita bergetar terus-menerus untuk memuji kemasyhuran dan kedahsyatan Allah kita dengan kedalaman syukur yang luar biasa dan tanpa batas.
Pemazmur pun menyerukan kepada kita: “Pujilah Tuhan atas keajaiban dan pemeliharaan-Nya yang tanpa batas dalam hidup kita!” Bukan dengan untaian kata-kata mutiara, bukan dengan mengulang perkataan atau cerita Alkitab tanpa menyertainya dengan penghayatan, tetapi dengan sikap gemetar mensyukuri pemeliharaan-Nya atas hidup kita yang juga tanpa batas.
Renungkan: Syukurilah keajaiban Tuhan sepanjang hidup kita!
Merenungkan Mazmur 120
"Jangan Kompromi"
Mazmur 120:5 (TB) Celakalah aku, karena harus tinggal sebagai orang asing di Mesekh, karena harus diam di antara kemah-kemah Kedar!
Pemazmur tinggal di antara bangsa Mesekh dan Kedar yang membenci perdamaian namun justru menyukai peperangan.
Karena itulah ia kemudian berseru kepada Tuhan meminta pertolongan. Sebab kenyataannya tinggal dalam keadaan semacam itu memang begitu menakutkan.
Situasi semacam itu tidak hanya dapat mematikan raga saja, tapi juga jiwa.
Jika tidak kuat, maka lama-lama kompromi pun dilakukan, demi bertahan hidup.
Mengikuti arus dan hidup dalam ketidakbenaran menjadi jalan satu-satunya yang kemudian dipilih agar dapat "diterima" oleh lingkungan.
Melihat fakta kita tidak tinggal di negara yang penuh dengan konflik apalagi perang, jangan dulu berkata bahwa firman hari ini tidak berlaku bagi kita.
Sedamai-damainya negeri dan lingkungan tempat tinggal, kita perlu menyadari bahwa tempat kita berada sekarang tetap saja bagian bumi yang sudah terlanjur penuh dengan dosa.
Bukankah di mana ada dosa, maka di situ pun akan ada kekacauan ? Karenanya, sikap pemazmur dalam pasal ini kiranya mengingatkan kita senantiasa berpaut pada Tuhan dan meminta-Nya untuk memelihara hati kita selama kita tinggal di dunia. Sehingga, kita senantiasa mendapat kekuatan untuk tetap setia dan hidup berintegritas sesuai dengan prinsip firman Tuhan, serta tidak hanyut dalam pemikiran yang menyimpang.
Sejatinya, hidup orang percaya memang seperti ikan salmon: menentang arus lingkungan dunia tempatnya tinggal.
Selamat berkarya & belerja. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 115 (hari ke 593)
Tafsiran
Ketahanan iman
Memiliki iman bahkan bertahan dalam iman adalah hal yang mustahil bila tidak karena anugerah-Nya. Mengapa demikian? Sebab iman sepenuhnya bergantung pada Allah, tidak pada yang bukan Allah. Juga tidak pada diri sendiri. Iman sepenuhnya membuat orang ingin memuliakan Allah saja (1), sebab orang beriman menyadari bahwa perjalanan hidupnya terjadi karena penyertaan dan pertolongan Allah saja.
Posisi beriman sulit dan selalu dalam keadaan tertantang sebab tidak mengandalkan hal-hal yang biasa orang jadikan pegangan. Bagi orang yang percaya akan apa yang tampak atau yang konsep "iman"-nya memungkinkannya mengalami banyak tanda nyata, beriman model pemazmur ini adalah kebodohan. "Di mana Allah mereka?" (2) ejek para pemberhala, seolah beriman yang takluk kepada Allah yang berdaulat malahan sama sekali tidak ber-Allah! Pemazmur menegaskan bahwa Allah ada di surga dan tidak identik dengan berhala, konsep, pengalaman yang tak sesuai firman-Nya (3). Ilah atau berhala mati adanya, juga konsep- konsep allah yang dapat diatur keinginan manusia. Pemazmur memilih hanya mengimani Allah, bukan berhala atau iman rekaannya sendiri, sebab semua yang salah itu akan membuatnya sama mati dan sia-sia dengan berhala (8).
Zaman kita, boleh dibilang, adalah zaman berhala maniak (tergila-gila pada berhala). Meski, berhalanya sudah beroleh wajah modern bukan lagi patung, tapi gaya hidup dan konsep. Orang berbondong-bondong meminati disiplin meditasi dan kerohanian yang menjanjikan, meski di sana ada penyimpangan dari ajaran Alkitab tentang Allah dan kehendak-Nya. "Ah, jangan ekstrimlah. Yang penting ada pengalaman nyata yang bermanfaat. Bukankah itu tanda bahwa berkat dan urapan Allah sedang terjadi," demikian orang berkilah.
Renungkan: Meski melawan arus, kita harus punya prinsip: "Allah kita berdaulat, Ia bukan budak keinginan kita."
Pembacaan MAZMUR 116 (hari ke 594)
Tafsiran
Kurban syukur
Beberapa tahun yang lalu, saya mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan kaki saya patah dan harus menjalani operasi. Pada saat kecelakaan itu terjadi, saya sedang berhadapan dengan maut. Dari musibah itu, saya bersyukur karena Tuhan menyelamatkan saya dan memulihkan saya. Saya ingin hidup sebagai persembahan syukur bagi Tuhan karena saya percaya rencana-Nya itu baik bagi saya.
Pemazmur juga mempunyai pengalaman hampir direnggut maut, meski apa penyebabnya tidak dia tuliskan (3). Pengalaman itu membuat pemazmur semakin mengenal Allah dan makin bergantung kepada-Nya (5-6). Allah menjawab seruannya (1-2, 4, 10). Pengalaman gelap pemazmur menjadi cara Tuhan yang menghasilkan tiga hal. Jiwanya yang goyah dikuatkan, pandangannya terhadap maut diperbarui, kasihnya kepada Allah yang mengasihinya semakin besar. Oleh karena itu, pemazmur melihat kematian secara berbeda (15). Pemazmur menyimpulkan: "Berharga kematian semua orang yang dikasihi-Nya." Ungkapan pemazmur itu didukung oleh prinsip sepadan: berharga bagi Tuhan hidup setiap orang yang hidup di dalam- Nya.
Dorongan ingin membalas kasih Tuhan adalah dasar dari hasrat untuk hidup dan berkarya bagi Tuhan (12). Tentu saja tak mungkin dapat membalas kebaikan Tuhan. Akan tetapi, menyaksikan kebaikan Tuhan dan menghayati hidup sebagai ibadah (16-18) adalah bentuk syukur yang layak bagi Tuhan (bdk. Roma 12:1-2).
Jadilah anak Tuhan yang peka akan setiap ungkapan kasih Tuhan dalam hidup ini. Hargailah dan syukurilah setiap penyataan kasih-Nya dengan hidup yang sepadan dengan kemuliaan-Nya. Jangan tunggu sampai terjadi hal-hal yang menggoncangkan hidup baru belajar menghargai hidup dan menyukai Tuhan.
Ingat: Belajarlah menyukai Tuhan dan menghargai hidup melalui peristiwa sehari-hari yang kita alami.
Pembacaan MAZMUR 117 (hari ke 595)
Tafsiran
Tuhan segala bangsa
Mazmur terpendek ini merupakan mazmur pujian yang menggemakan inti iman umat Israel. Tuhan adalah Allah yang penuh "kasih" setia (Ibr. hesed) dan "kesetiaan" atau kebenaran (Ibr. emet) (2). Yang lebih indah ialah bahwa mazmur ditujukan kepada semua bangsa (1).
Kasih setia dan kebenaran memang merupakan karakter Ilahi yang menjadi dasar umat Israel hadir dalam sejarah dunia. Kasih setia Allah telah menjadikan Israel umat pilihan, yaitu dengan cara menebus mereka dari perbudakan Mesir sesuai dengan janji Allah kepada nenek moyang mereka. Kasih setia juga yang membuat Allah mengikatkan diri-Nya kepada umat-Nya dengan perjanjian Sinai. Ikatan anugerah tersebut ialah agar betapa pun Israel berontak, sehingga Allah harus menghajar mereka dengan keras, Dia tetap pada akhirnya menyelamatkan mereka.
Kebenaran ialah karakter Allah yang Esa. Tidak ada kebenaran sejati di luar Allah. Israel belajar hanya menyembah Dia, dan bukan ilah lain mati. Kebenaran berkaitan erat dengan kesetiaan, maka Allah yang adalah sumber kebenaran, tidak bisa mengingkari diri-Nya sendiri termasuk janji-Nya bagi umat-Nya.
Pada saat yang sama, umat Israel yang oleh kasih setia dan kebenaran Allah telah menerima anugerah keselamatan, harus menyadari bahwa mereka dipilih untuk membawa berita keselamatan ini bagi bangsa-bangsa lain. Maka, mazmur 117 ini dikumandangkan bukan hanya untuk Israel, melainkan untuk semua bangsa.
Gema Mazmur 117 ini juga terdengar dalam surat Paulus kepada jemaat Roma, yaitu bahwa keselamatan juga untuk bangsa-bangsa nonIsrael (Rm. 15:11). Oleh karena itu, sebagaimana tugas Israel adalah mewartakan kabar baik bagi bangsa-bangsa lain di sekitar mereka, demikian juga tugas gereja masa kini mewartakan kabar baik untuk semua orang lintas bahasa, budaya dan bangsa.
Pembacaan MAZMUR 118 (hari ke 596)
Tafsiran
Dua "andalan" Kristen untuk dunia yang keras
Setiap orang dapat dipastikan merasakan kerasnya hidup. Segala sesuatu harus diperjuangkan dan diusahakan. Kristen tidak terluput dari itu. Pemazmur merasakan pula hal demikian. Musuhnya mengkonsentrasikan seluruh kemampuannya untuk mendorongnya hingga jatuh. Namun dia tidak mengalami suatu hal yang fatal misalnya kematian (17). Mengapa? Karena dia memiliki dua "andalan" yaitu Tuhan dan cara pandang yang Ilahi. Tuhan bukan sekadar sumber kekuatan, pujian, dan keselamatan, namun Ia sendirilah kekuatan, pujian, dan keselamatan. Ini merupakan ungkapan terlengkap yang menyatakan bahwa mulai dari awal hingga akhir, ada pada-Nya.
"Andalan" yang harus diwujudkan. Untuk dapat bertahan hidup di dunia yang keras ini, tidak ada jalan lain selain menyertakan Allah selalu dalam setiap langkah dan bidang kehidupan kita. Keyakinan kita bahwa Tuhan bukan sekadar sumber kekuatan, pujian, dan keselamatan itu sendiri semakin memperteguh iman dan pengharapan kita. Terlebih lagi ketika kita berhadapan dengan kekerasan. Kristen harus memandang dan meyakini kekerasan ini sebagai didikan Tuhan. Dengan demikian kita akan tahu bahwa kesudahan dari segala bentuk kekerasan ini bukanlah bencana bagi kita.
Pembacaan MAZMUR 119 (hari ke 597)
Tafsiran
Firman dan pertumbuhan sikap
Jika kita jujur maka akan kita akui bahwa banyak dari keputusan dan tindakan kita yang tidak didorong oleh alasan yang benar. Salah satu alasan paling berpengaruh adalah takut akan manusia. Takut ditolak, takut direndahkan, takut ditanggapi negatif, takut dianggap tidak berpihak, takut dilawan. Kita perlu sadar bahwa dengan demikian kita sedang membiarkan orang lain membentuk diri kita, bukan Tuhan. Akhirnya kita makin menyimpang dari menjadi diri yang sepadan dengan rencana Allah.
Bergaul dengan firman secara teratur dan mendalam akan menumbuhkan jati diri dan sikap-sikap yang benar di dalam kita. Sikap benar terhadap sesama tumbuh sebagai akibat sikap kita terhadap firman Allah, membuat karakter kita mengalami pemurnian dan penyelarasan dengan sikap hati Allah sendiri. Sikap benar apa saja akan tumbuh sebagai akibat dari bergaul akrab dan menaati firman? Hati akan condong kepada apa yang dinilai baik dan mulia. Jika firman menjadi harta pusaka (111) kita akan meminati keputusan Allah (112), membenci sikap bercabang hati (113). Kita akan lebih takut gentar terhadap Allah daripada takut kepada orang yang melawan Allah (117-120).
Firman menanamkan dalam diri kita janji dan prinsip bahwa saat kita takut kita dapat berdoa memohon perlindungan-Nya (116). Kebiasaan menatap kemuliaan Allah dalam firman membuat kita mampu melihat kepalsuan dari kemuliaan orang fasik (119). Penilaian Allah menjadi penilaian kita. Sikap kita mengalami pemurnian. Tindakan kita makin serasi dengan hati Allah sendiri. Untuk tiba pada kondisi demikian diperlukan proses panjang dan tekun. Disiplin membaca-gali Alkitab melalui Santapan Harian hendaknya dilihat sebagai proses pembentukan sikap itu.
Renungkan: Memang kita masih harus dan perlu hidup terlibat dalam masyarakat. Dibekali pemahaman firman yang kental, kita akan terlibat tidak dengan membunglon, tetapi membawa pengaruh positif dari kebenaran Tuhan.
Pembacaan MAZMUR 120 (hari ke 598)
Tafsiran
Hidup berintegritas
Inilah mazmur ziarah yang pertama dari koleksi 15 mazmur ziarah. Mazmur ziarah merupakan mazmur yang dinyanyikan umat sementara berlangsung prosesi ziarah menuju Yerusalem dan Bait Allah. Tiga kali setahun umat Israel menghadap Tuhan di sana, untuk merayakan ibadah nasional sesuai dengan petunjuk Taurat.
Mazmur-mazmur ziarah juga bisa menggambarkan perjalanan hidup umat, dari keadaan terjauh, terasing, lalu menuju ke hadirat Tuhan. Semakin dekat, semakin menggairahkan, tetapi juga menggentarkan hati. Siapakah yang layak menghampiri takhta Tuhan? Pantaskah aku? Demikianlah setiap peziarah diajak untuk serius merefleksikan diri, mendekat kepada Dia?
Mazmur 120 menggambarkan keadaan terasing pemazmur di negeri orang yang tidak mengenal Tuhan, yang kata-katanya kasar dan keras, serta suka berperang. Mesakh, suku bangsa yang mendiami wilayah Turki sekarang dan Kedar, suku pengembara dari Siria adalah suku-suku yang ganas dan suka berperang. Pemazmur mengalami kesulitan untuk hidup di tengah-tengah suku-suku yang gampang bertengkar dan siap membantai siapa pun yang lemah. Dalam keadaan seperti itu, godaan besar bagi pemazmur adalah untuk ikut-ikutan menyesuaikan diri. Mudah sekali tergoda untuk kompromi dengan situasi siapa yang kuat, dia yang menang
Namun tekad pemazmur adalah tetap hidup dalam integritas sesuai dengan imannya. Oleh karena itu pemazmur berseru minta tolong kepada Tuhan karena hanya Dia kekuatan untuk bertahan menghadapi situasi yang sangat menggoda dia untuk menyerah dan larut.
Sering kita mendengar orang berkata, yang sukses adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi setempat. Kompromi adalah kata kuncinya. Kita, anak-anak Tuhan, dipanggil untuk setia dan hidup berintegritas sesuai dengan prinsip firman Tuhan. Kata kunci kita adalah mengandalkan Tuhan dan setia sampai akhir!
Merenungkan Mazmur 121
"Jalan Naik"
Mazmur 121:6 (TB) Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.
Mazmur 121 adalah sebuah puisi, sebuah nyanyian yang dikarang oleh Raja Daud.
Dalam banyak versi Alkitab, pasal ini berjudul "a song of ascent" (nyanyian pendakian).
Bagi orang Yahudi Yerusalem adalah tempat tujuan ziarah.
Perjalanan menuju Yerusalem bukan perjalanan yang mudah.
Jalannya menanjak.
Jika melakukan perjalanan dari Yeriko ke Yerusalem dikenal sangat berbahaya. Banyak yang menyebutnya "jalan darah".
Ketika melakukan perjalanan ini, para peziarah benar-benar menempatkan diri dalam bahaya.
Hal ini sedikit banyak mengingatkan kita bahwa cara yang terbaik dalam mengarungi perjalanan hidup ini adalah dengan mengarunginya bersama Tuhan.
Perjalanan hidup orang percaya pada dasarnya ibarat perjalanan naik para peziarah ke Yerusalem.
Tujuan hidup kita adalah naik; menuju kemuliaan dan keserupaan dengan Kristus. Dan seperti halnya perjalanan ke Yerusalem yang tidak mudah dan banyak tantangan, begitu jugalah hidup orang percaya.
Takut atau khawatirkah kita?
Menjadi orang percaya bukan berarti kita akan berjalan di atas jalan bebas hambatan menuju kemuliaan.
Bukan, bukan seperti itu.
Lebih penting dari itu, menjadi orang percaya berarti Yesus senantiasa menyertai perjalanan hidup kita.
Kita tidak pernah sendirian; Ia selalu menyertai kita.
Cara terbaik dan teraman mengarungi hidup ini adalah dengan mengarunginya bersama Tuhan
Selamat malam & selamat menikmati istirahat bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 121 (hari ke 599)
Tafsiran
Keamanan yang sejati
Mazmur ziarah kita hari ini berbicara mengenai jaminan keamanan hidup. Menurut mazmur ini, ada 2 kemungkinan. Pertama, mazmur ini dinyanyikan ketika bangsa Israel berziarah tahunan ke Yerusalem. Ayat 1-2 merupakan pertanyaan para musafir, dan ayat 3-8 merupakan jawaban para imam. Kedua, dinyanyikan ketika bangsa Israel pulang kembali ke tempatnya dari Yerusalem. Keduanya menyiratkan keinginan untuk mendapatkan keamanan dan berkat, keselamatan Israel.Jika "gunung-gunung" yang dimaksud terletak di Yehuda maka hal tersebut menyimbolkan bahaya, misalnya, perampokan. Pertanyaannya adalah, "Dari mana pertolongan itu akan datang?" Dari Allah yang menciptakan langit dan bumi. "Gunung" mengingatkan kita akan bukit-bukit pengorbanan penyembahan berhala. Maka, bisa jadi ketika pemazmur memandang ke gunung-gunung, ia membandingkannya dengan Allah yang tak pernah tidur (bdk. 1Raj. 18:27).
Jadi, iman kepada Allah didasarkan atas 3 hal: [1] Allah adalah pencipta dunia yang mengatur penuh segala sesuatu dengan kendali penuh (ayat 2), [2] Allah adalah "Penjaga Israel" (ayat 3), dan [3] Allah adalah Penjagamu (ayat 5), Allah adalah juga Allah atas pribadi-pribadi. Ia akan memelihara orang yang percaya kepada-Nya dari teriknya sinar mentari Palestina. Ia akan menjadi pelindung yang berkuasa (di sebelah tangan kanan), dan Ia akan memelihara kita dari bulan. "Bulan" waktu itu dikaitkan dengan takhayul mengenai penyakit. Allah akan melindungi dari segala yang jahat.
Renungkan:
"Keamanan" hanya ada di dalam pribadi Allah yang mengendalikan segala sesuatu. Bersandarlah kepada-Nya setiap waktu!
Merenungkan Mazmur 122
"Pengkhianat?"
Mazmur 122:1 (TB) Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."
Teolog John Calvin berkata: "Allah memandang sangat tinggi persekutuan gereja-Nya, hingga Ia memandang orang-orang tanpa alasan jelas menarik diri dari komunitas orang percaya sebagai pengkhianat.
" Jika hari-hari ini kita tidak seperti Daud yang bersukacita ketika mendengar ada orang yang berkata: "Ayo ke rumah Tuhan.", maka mulai bijak dalam memilih.
Memang ada terlalu banyak alasan untuk tidak beribadah ke gereja, tapi ada juga banyak alasan yang jauh bernilai soal mengapa sebaiknya beribadah di gereja.
Bukankah napas hidup orang percaya sesungguhnya terletak pada bagaimana ia senantiasa aktif membangun keintiman dengan Tuhan dan sesama orang percaya?
Ia yang dengan sengaja menarik diri dari persekutuan dengan-Nya dan orang percaya lain adalah pengkhianat.
Selamat berkarya dan jangan lupa untuk selalu andalkan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenung Mazmur 123
"Memandang Tuhan"
Mazmur 123:1 (TB) Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
Mata memang sering kali disuguhi dengan hal-hal yang indah-indah, yang baik-baik, dan yang positif. Meski demikian, kenyataan hidup yang ada di depan kita ternyata tidak selalu hal-hal yang kita harapkan itu.
Alih-alih indah (yang membesarkan hati, motivasi, memberkati, dan membuat kita tersenyum), apa yang kita lihat justru adalah masalah hidup dan penghinaan. Menghadapi hal-hal seperti ini, kita tidak bisa hanya menutup mata dan menganggapnya tidak ada. Kalau kita mau perasaan negatif (ketakutan, ciut hati, merasa tidak mampu, dan sebagainya) yang sudah terlanjur ditimbulkan oleh masalah hidup dan penghinaan sirna, maka kita perlu menggantikannya dengan pandangan yang baru, yang nantinya akan menggantikan apa yang kita lihat sebelumnya.
Hidup orang percaya memang tidak pernah lepas dari masalah hidup bahkan hinaan, tapi kita boleh percaya bahwa kita pasti senantiasa mampu melaluinya saat kita dapat dengan benar memilih mana yang kita pandang; bukan masalah atau penghinaan itu, tapi Tuhan yang memberi pertolongan.
Pandang Tuhan, bukan masalahnya; besarkan Tuhan, bukan masalahnya.
Selamat berkarya dengan penuh semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
[17.02, 9/6/2024] +62 813-8362-7491: Pembacaan MAZMUR 122 (hari ke 600)
Tafsiran
Berdoa untuk gereja
Dalam Perjanjian Lama ibadah dan kehidupan politik berhubungan sangat erat. Yerusalem adalah pusat ibadah dan pusat kehidupan berbangsa. Yerusalem tidak saja tempat umat menyembah Allah, tetapi juga tempat sumber pengayoman Allah melalui kepemimpinan umat yang diwujudkan. Masa kini, Gereja dan Negara adalah dua institusi berbeda fungsi dan tujuan. Namun keduanya adalah hamba Allah tempat kebaikan seharusnya diujudnyatakan sebagai syukur yang teralami oleh banyak orang.
Bagi Israel, kota Yerusalem adalah simbol kehadiran Allah yang mempersatukan mereka, walaupun mereka terdiri dari beragam suku (4). Allah berkenan menyatakan kehadiran-Nya di Bait Allah Yerusalem (1Raj. 9:3). Pemazmur bukan semata-mata kagum kepada kota Yerusalem melainkan rindu kepada Yahwe yang hadir di sana. Hal itu nyata lewat pernyataan pemazmur yang bersukacita untuk pergi ke rumah Yahwe dan menemukan kebaikan-Nya di sana (Mzm. 121:1, 9). Yerusalem juga menjadi simbol pemersatu Israel karena kuasa Allah dinyatakan lewat hamba-Nya, Daud dan keturunannya yang menjadi raja atas mereka (5).
Betapa indahnya kalau gereja boleh menjalankan peran baik sebagai pemersatu umat Tuhan maupun sebagai pengarah kebijakan-kebijakan para pemimpin negara ini. Simbol kehadiran Allah dan kehadiran kepemimpinan dalam gereja jangan sampai menjadi tempat eksklusif hanya untuk kelompok, etnis, suku, bahasa, status sosial tertentu. Mari kita yang sudah mengalami kasih karunia-Nya, memancarkan syalom Yahwe dalam Kristus kepada semua orang tanpa syarat dan batasan apa pun. Mari kita ungkapkan panggilan untuk menjadi berkat bagi sekalian orang itu baik dalam doa, program-program, maupun dalam tindakan nyata kita sehari-hari.
Renungkan: Cukup banyakkah aku berdoa untuk pemerintah dan bangsa Indonesia? Cukup pedulikah aku terhadap kesatuan umat dan kesejahteraan bangsa Indonesia?
[17.06, 9/6/2024] +62 813-8362-7491: Pembacaan MAZMUR 123 (hari ke 601)
Tafsiran
Tetap memandang kepada Tuhan
Kesulitan adalah bagian dari realitas kehidupan. Di dalam pekerjaan kita menghadapi kepenatan. Di dalam keluarga kita menghadapi gesekan-gesekan. Bahkan di dalam pelayanan pun ada hal-hal yang tidak menyenangkan. Belum lagi ketika kita menghadapi tekanan karena iman kita. Bagaimanakah kesulitan-kesulitan itu mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan?
Analogi yang dipakai pemazmur untuk menggambarkan situasi seorang beriman yang berada dalam kesulitan adalah seorang hamba yang memfokuskan pandangannya ke tangan majikannya. Hamba laki-laki pada tuannya dan hamba perempuan pada nyonyanya. Pada masa itu, seorang hamba (=budak) yang mengalami kesulitan, tidak punya jalan lain dan tidak bisa berharap lain selain berharap kepada majikannya. Si hamba menyadari bahwa dirinya sepenuhnya adalah milik majikannya. Hanya majikannyalah yang memiliki kapasitas dan otoritas untuk melepaskan dirinya dari masalah yang menghimpit dia. Majikannyalah, dan bukan orang lain, yang memiliki kepentingan akan kebaikan dan kesehatan si hamba. Oleh karena itu, si hamba menyadari bahwa hanya dengan memohon belas kasihan dari majikannyalah ia akan mendapatkan kelegaan dan solusi yang dia butuhkan. Maka ia berkata, "demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita" (2b).
Di dalam kesulitan yang tidak terlalu besar, mungkin kita masih bisa berpegang pada Tuhan. Akan tetapi, ketika kesulitan yang besar datang menimpa, seperti krisis keuangan bertubi-tubi yang menimpa usaha kita, penyakit kanker yang menimpa kita atau orang yang kita cintai, guncangan keras yang menerpa keutuhan keluarga kita, hingga rasanya kita tak tahu harus berbuat apa, masih bisakah kita memandang dan berharap kepada Tuhan? Ataukah kita akan mengalihkan pandangan kepada solusi-solusi alternatif? Kiranya Tuhan menolong kita untuk teguh berpegang kepada Dia ketika badai hidup menghantam kita.
[17.13, 9/6/2024] +62 813-8362-7491: Hari ke 602 pembacaan MAZMUR 124
Tafsiran
Ditindas namun tak binasa
Sungguh luar biasa, karena anugerah Tuhan maka kita berada dalam perlindungan-Nya. Ia tidak mau milik-Nya rusak binasa. Pengalaman membuktikan bahwa ketika kita hidup dalam ancaman kebinasaan, kita tetap mengalami pertolongan tangan Tuhan tepat pada waktu-Nya. Sepanjang sejarah, manusia beriman tak henti-hentinya mengalami kemelut. Walaupun kita sadar akan keadaan ini, masih sering kita hanyut terbawa arus kemelut karena kecerobohan sendiri. Allah pemilik hidup ini, tak membiarkan buah tangan-Nya binasa begitu saja (ayat 1). Pemazmur yakin akan peranan tangan Tuhan yang ajaib itu. Ia memuji Tuhan karena pertolongan yang ajaib itu berasal dari Tuhan, Pencipta langit dan bumi (ayat 6-8).
"Pertolongan TUHAN". Penyataan "TUHAN" ingin menegaskan kedaulatan TUHAN sebagai Allah Israel yang telah mengikat perjanjian dengan umat-Nya Israel. Allah yang berdaulat bukan saja memberikan pertolongan tetapi menyatakan diri sebagai pemilik tunggal kehidupan umat-Nya. Totalitas keberadaan umat adalah dalam tangan-Nya, tidak dibiarkannya seorang pun atau kuasa mana pun merebut umat-Nya dari tangan-Nya. TUHAN menjamin keselamatan umat-Nya.
Doa: Tuhan, umat-Mu mengakui dan percaya akan perlindungan kekal-Mu sehari lepas sehari. Terima kasih Tuhan.[17.02, 9/6/2024] +62 813-8362-7491: Pembacaan MAZMUR 122 (hari ke 600)
Tafsiran
Berdoa untuk gereja
Dalam Perjanjian Lama ibadah dan kehidupan politik berhubungan sangat erat. Yerusalem adalah pusat ibadah dan pusat kehidupan berbangsa. Yerusalem tidak saja tempat umat menyembah Allah, tetapi juga tempat sumber pengayoman Allah melalui kepemimpinan umat yang diwujudkan. Masa kini, Gereja dan Negara adalah dua institusi berbeda fungsi dan tujuan. Namun keduanya adalah hamba Allah tempat kebaikan seharusnya diujudnyatakan sebagai syukur yang teralami oleh banyak orang.
Bagi Israel, kota Yerusalem adalah simbol kehadiran Allah yang mempersatukan mereka, walaupun mereka terdiri dari beragam suku (4). Allah berkenan menyatakan kehadiran-Nya di Bait Allah Yerusalem (1Raj. 9:3). Pemazmur bukan semata-mata kagum kepada kota Yerusalem melainkan rindu kepada Yahwe yang hadir di sana. Hal itu nyata lewat pernyataan pemazmur yang bersukacita untuk pergi ke rumah Yahwe dan menemukan kebaikan-Nya di sana (Mzm. 121:1, 9). Yerusalem juga menjadi simbol pemersatu Israel karena kuasa Allah dinyatakan lewat hamba-Nya, Daud dan keturunannya yang menjadi raja atas mereka (5).
Betapa indahnya kalau gereja boleh menjalankan peran baik sebagai pemersatu umat Tuhan maupun sebagai pengarah kebijakan-kebijakan para pemimpin negara ini. Simbol kehadiran Allah dan kehadiran kepemimpinan dalam gereja jangan sampai menjadi tempat eksklusif hanya untuk kelompok, etnis, suku, bahasa, status sosial tertentu. Mari kita yang sudah mengalami kasih karunia-Nya, memancarkan syalom Yahwe dalam Kristus kepada semua orang tanpa syarat dan batasan apa pun. Mari kita ungkapkan panggilan untuk menjadi berkat bagi sekalian orang itu baik dalam doa, program-program, maupun dalam tindakan nyata kita sehari-hari.
Renungkan: Cukup banyakkah aku berdoa untuk pemerintah dan bangsa Indonesia? Cukup pedulikah aku terhadap kesatuan umat dan kesejahteraan bangsa Indonesia?
[17.06, 9/6/2024] +62 813-8362-7491: Pembacaan MAZMUR 123 (hari ke 601)
Tafsiran
Tetap memandang kepada Tuhan
Kesulitan adalah bagian dari realitas kehidupan. Di dalam pekerjaan kita menghadapi kepenatan. Di dalam keluarga kita menghadapi gesekan-gesekan. Bahkan di dalam pelayanan pun ada hal-hal yang tidak menyenangkan. Belum lagi ketika kita menghadapi tekanan karena iman kita. Bagaimanakah kesulitan-kesulitan itu mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan?
Analogi yang dipakai pemazmur untuk menggambarkan situasi seorang beriman yang berada dalam kesulitan adalah seorang hamba yang memfokuskan pandangannya ke tangan majikannya. Hamba laki-laki pada tuannya dan hamba perempuan pada nyonyanya. Pada masa itu, seorang hamba (=budak) yang mengalami kesulitan, tidak punya jalan lain dan tidak bisa berharap lain selain berharap kepada majikannya. Si hamba menyadari bahwa dirinya sepenuhnya adalah milik majikannya. Hanya majikannyalah yang memiliki kapasitas dan otoritas untuk melepaskan dirinya dari masalah yang menghimpit dia. Majikannyalah, dan bukan orang lain, yang memiliki kepentingan akan kebaikan dan kesehatan si hamba. Oleh karena itu, si hamba menyadari bahwa hanya dengan memohon belas kasihan dari majikannyalah ia akan mendapatkan kelegaan dan solusi yang dia butuhkan. Maka ia berkata, "demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita" (2b).
Di dalam kesulitan yang tidak terlalu besar, mungkin kita masih bisa berpegang pada Tuhan. Akan tetapi, ketika kesulitan yang besar datang menimpa, seperti krisis keuangan bertubi-tubi yang menimpa usaha kita, penyakit kanker yang menimpa kita atau orang yang kita cintai, guncangan keras yang menerpa keutuhan keluarga kita, hingga rasanya kita tak tahu harus berbuat apa, masih bisakah kita memandang dan berharap kepada Tuhan? Ataukah kita akan mengalihkan pandangan kepada solusi-solusi alternatif? Kiranya Tuhan menolong kita untuk teguh berpegang kepada Dia ketika badai hidup menghantam kita.
Hari ke 602 pembacaan MAZMUR 124
Tafsiran
Ditindas namun tak binasa
Sungguh luar biasa, karena anugerah Tuhan maka kita berada dalam perlindungan-Nya. Ia tidak mau milik-Nya rusak binasa. Pengalaman membuktikan bahwa ketika kita hidup dalam ancaman kebinasaan, kita tetap mengalami pertolongan tangan Tuhan tepat pada waktu-Nya. Sepanjang sejarah, manusia beriman tak henti-hentinya mengalami kemelut. Walaupun kita sadar akan keadaan ini, masih sering kita hanyut terbawa arus kemelut karena kecerobohan sendiri. Allah pemilik hidup ini, tak membiarkan buah tangan-Nya binasa begitu saja (ayat 1). Pemazmur yakin akan peranan tangan Tuhan yang ajaib itu. Ia memuji Tuhan karena pertolongan yang ajaib itu berasal dari Tuhan, Pencipta langit dan bumi (ayat 6-8).
"Pertolongan TUHAN". Penyataan "TUHAN" ingin menegaskan kedaulatan TUHAN sebagai Allah Israel yang telah mengikat perjanjian dengan umat-Nya Israel. Allah yang berdaulat bukan saja memberikan pertolongan tetapi menyatakan diri sebagai pemilik tunggal kehidupan umat-Nya. Totalitas keberadaan umat adalah dalam tangan-Nya, tidak dibiarkannya seorang pun atau kuasa mana pun merebut umat-Nya dari tangan-Nya. TUHAN menjamin keselamatan umat-Nya.
Doa: Tuhan, umat-Mu mengakui dan percaya akan perlindungan kekal-Mu sehari lepas sehari. Terima kasih Tuhan.
Pembacaan MAZMUR 122 (hari ke 600)
Tafsiran
Berdoa untuk gereja
Dalam Perjanjian Lama ibadah dan kehidupan politik berhubungan sangat erat. Yerusalem adalah pusat ibadah dan pusat kehidupan berbangsa. Yerusalem tidak saja tempat umat menyembah Allah, tetapi juga tempat sumber pengayoman Allah melalui kepemimpinan umat yang diwujudkan. Masa kini, Gereja dan Negara adalah dua institusi berbeda fungsi dan tujuan. Namun keduanya adalah hamba Allah tempat kebaikan seharusnya diujudnyatakan sebagai syukur yang teralami oleh banyak orang.
Bagi Israel, kota Yerusalem adalah simbol kehadiran Allah yang mempersatukan mereka, walaupun mereka terdiri dari beragam suku (4). Allah berkenan menyatakan kehadiran-Nya di Bait Allah Yerusalem (1Raj. 9:3). Pemazmur bukan semata-mata kagum kepada kota Yerusalem melainkan rindu kepada Yahwe yang hadir di sana. Hal itu nyata lewat pernyataan pemazmur yang bersukacita untuk pergi ke rumah Yahwe dan menemukan kebaikan-Nya di sana (Mzm. 121:1, 9). Yerusalem juga menjadi simbol pemersatu Israel karena kuasa Allah dinyatakan lewat hamba-Nya, Daud dan keturunannya yang menjadi raja atas mereka (5).
Betapa indahnya kalau gereja boleh menjalankan peran baik sebagai pemersatu umat Tuhan maupun sebagai pengarah kebijakan-kebijakan para pemimpin negara ini. Simbol kehadiran Allah dan kehadiran kepemimpinan dalam gereja jangan sampai menjadi tempat eksklusif hanya untuk kelompok, etnis, suku, bahasa, status sosial tertentu. Mari kita yang sudah mengalami kasih karunia-Nya, memancarkan syalom Yahwe dalam Kristus kepada semua orang tanpa syarat dan batasan apa pun. Mari kita ungkapkan panggilan untuk menjadi berkat bagi sekalian orang itu baik dalam doa, program-program, maupun dalam tindakan nyata kita sehari-hari.
Renungkan: Cukup banyakkah aku berdoa untuk pemerintah dan bangsa Indonesia? Cukup pedulikah aku terhadap kesatuan umat dan kesejahteraan bangsa Indonesia?
Pembacaan MAZMUR 123 (hari ke 601)
Tafsiran
Tetap memandang kepada Tuhan
Kesulitan adalah bagian dari realitas kehidupan. Di dalam pekerjaan kita menghadapi kepenatan. Di dalam keluarga kita menghadapi gesekan-gesekan. Bahkan di dalam pelayanan pun ada hal-hal yang tidak menyenangkan. Belum lagi ketika kita menghadapi tekanan karena iman kita. Bagaimanakah kesulitan-kesulitan itu mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan?
Analogi yang dipakai pemazmur untuk menggambarkan situasi seorang beriman yang berada dalam kesulitan adalah seorang hamba yang memfokuskan pandangannya ke tangan majikannya. Hamba laki-laki pada tuannya dan hamba perempuan pada nyonyanya. Pada masa itu, seorang hamba (=budak) yang mengalami kesulitan, tidak punya jalan lain dan tidak bisa berharap lain selain berharap kepada majikannya. Si hamba menyadari bahwa dirinya sepenuhnya adalah milik majikannya. Hanya majikannyalah yang memiliki kapasitas dan otoritas untuk melepaskan dirinya dari masalah yang menghimpit dia. Majikannyalah, dan bukan orang lain, yang memiliki kepentingan akan kebaikan dan kesehatan si hamba. Oleh karena itu, si hamba menyadari bahwa hanya dengan memohon belas kasihan dari majikannyalah ia akan mendapatkan kelegaan dan solusi yang dia butuhkan. Maka ia berkata, "demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita" (2b).
Di dalam kesulitan yang tidak terlalu besar, mungkin kita masih bisa berpegang pada Tuhan. Akan tetapi, ketika kesulitan yang besar datang menimpa, seperti krisis keuangan bertubi-tubi yang menimpa usaha kita, penyakit kanker yang menimpa kita atau orang yang kita cintai, guncangan keras yang menerpa keutuhan keluarga kita, hingga rasanya kita tak tahu harus berbuat apa, masih bisakah kita memandang dan berharap kepada Tuhan? Ataukah kita akan mengalihkan pandangan kepada solusi-solusi alternatif? Kiranya Tuhan menolong kita untuk teguh berpegang kepada Dia ketika badai hidup menghantam kita.
Hari ke 602 pembacaan MAZMUR 124
Tafsiran
Ditindas namun tak binasa
Sungguh luar biasa, karena anugerah Tuhan maka kita berada dalam perlindungan-Nya. Ia tidak mau milik-Nya rusak binasa. Pengalaman membuktikan bahwa ketika kita hidup dalam ancaman kebinasaan, kita tetap mengalami pertolongan tangan Tuhan tepat pada waktu-Nya. Sepanjang sejarah, manusia beriman tak henti-hentinya mengalami kemelut. Walaupun kita sadar akan keadaan ini, masih sering kita hanyut terbawa arus kemelut karena kecerobohan sendiri. Allah pemilik hidup ini, tak membiarkan buah tangan-Nya binasa begitu saja (ayat 1). Pemazmur yakin akan peranan tangan Tuhan yang ajaib itu. Ia memuji Tuhan karena pertolongan yang ajaib itu berasal dari Tuhan, Pencipta langit dan bumi (ayat 6-8).
"Pertolongan TUHAN". Penyataan "TUHAN" ingin menegaskan kedaulatan TUHAN sebagai Allah Israel yang telah mengikat perjanjian dengan umat-Nya Israel. Allah yang berdaulat bukan saja memberikan pertolongan tetapi menyatakan diri sebagai pemilik tunggal kehidupan umat-Nya. Totalitas keberadaan umat adalah dalam tangan-Nya, tidak dibiarkannya seorang pun atau kuasa mana pun merebut umat-Nya dari tangan-Nya. TUHAN menjamin keselamatan umat-Nya.
Doa: Tuhan, umat-Mu mengakui dan percaya akan perlindungan kekal-Mu sehari lepas sehari. Terima kasih Tuhan.
Pembacaan MAZMUR 122 (hari ke 600)
Tafsiran
Berdoa untuk gereja
Dalam Perjanjian Lama ibadah dan kehidupan politik berhubungan sangat erat. Yerusalem adalah pusat ibadah dan pusat kehidupan berbangsa. Yerusalem tidak saja tempat umat menyembah Allah, tetapi juga tempat sumber pengayoman Allah melalui kepemimpinan umat yang diwujudkan. Masa kini, Gereja dan Negara adalah dua institusi berbeda fungsi dan tujuan. Namun keduanya adalah hamba Allah tempat kebaikan seharusnya diujudnyatakan sebagai syukur yang teralami oleh banyak orang.
Bagi Israel, kota Yerusalem adalah simbol kehadiran Allah yang mempersatukan mereka, walaupun mereka terdiri dari beragam suku (4). Allah berkenan menyatakan kehadiran-Nya di Bait Allah Yerusalem (1Raj. 9:3). Pemazmur bukan semata-mata kagum kepada kota Yerusalem melainkan rindu kepada Yahwe yang hadir di sana. Hal itu nyata lewat pernyataan pemazmur yang bersukacita untuk pergi ke rumah Yahwe dan menemukan kebaikan-Nya di sana (Mzm. 121:1, 9). Yerusalem juga menjadi simbol pemersatu Israel karena kuasa Allah dinyatakan lewat hamba-Nya, Daud dan keturunannya yang menjadi raja atas mereka (5).
Betapa indahnya kalau gereja boleh menjalankan peran baik sebagai pemersatu umat Tuhan maupun sebagai pengarah kebijakan-kebijakan para pemimpin negara ini. Simbol kehadiran Allah dan kehadiran kepemimpinan dalam gereja jangan sampai menjadi tempat eksklusif hanya untuk kelompok, etnis, suku, bahasa, status sosial tertentu. Mari kita yang sudah mengalami kasih karunia-Nya, memancarkan syalom Yahwe dalam Kristus kepada semua orang tanpa syarat dan batasan apa pun. Mari kita ungkapkan panggilan untuk menjadi berkat bagi sekalian orang itu baik dalam doa, program-program, maupun dalam tindakan nyata kita sehari-hari.
Renungkan: Cukup banyakkah aku berdoa untuk pemerintah dan bangsa Indonesia? Cukup pedulikah aku terhadap kesatuan umat dan kesejahteraan bangsa Indonesia?
Pembacaan MAZMUR 123 (hari ke 601)
Tafsiran
Tetap memandang kepada Tuhan
Kesulitan adalah bagian dari realitas kehidupan. Di dalam pekerjaan kita menghadapi kepenatan. Di dalam keluarga kita menghadapi gesekan-gesekan. Bahkan di dalam pelayanan pun ada hal-hal yang tidak menyenangkan. Belum lagi ketika kita menghadapi tekanan karena iman kita. Bagaimanakah kesulitan-kesulitan itu mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan?
Analogi yang dipakai pemazmur untuk menggambarkan situasi seorang beriman yang berada dalam kesulitan adalah seorang hamba yang memfokuskan pandangannya ke tangan majikannya. Hamba laki-laki pada tuannya dan hamba perempuan pada nyonyanya. Pada masa itu, seorang hamba (=budak) yang mengalami kesulitan, tidak punya jalan lain dan tidak bisa berharap lain selain berharap kepada majikannya. Si hamba menyadari bahwa dirinya sepenuhnya adalah milik majikannya. Hanya majikannyalah yang memiliki kapasitas dan otoritas untuk melepaskan dirinya dari masalah yang menghimpit dia. Majikannyalah, dan bukan orang lain, yang memiliki kepentingan akan kebaikan dan kesehatan si hamba. Oleh karena itu, si hamba menyadari bahwa hanya dengan memohon belas kasihan dari majikannyalah ia akan mendapatkan kelegaan dan solusi yang dia butuhkan. Maka ia berkata, "demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita" (2b).
Di dalam kesulitan yang tidak terlalu besar, mungkin kita masih bisa berpegang pada Tuhan. Akan tetapi, ketika kesulitan yang besar datang menimpa, seperti krisis keuangan bertubi-tubi yang menimpa usaha kita, penyakit kanker yang menimpa kita atau orang yang kita cintai, guncangan keras yang menerpa keutuhan keluarga kita, hingga rasanya kita tak tahu harus berbuat apa, masih bisakah kita memandang dan berharap kepada Tuhan? Ataukah kita akan mengalihkan pandangan kepada solusi-solusi alternatif? Kiranya Tuhan menolong kita untuk teguh berpegang kepada Dia ketika badai hidup menghantam kita.
Hari ke 602 pembacaan MAZMUR 124
Tafsiran
Ditindas namun tak binasa
Sungguh luar biasa, karena anugerah Tuhan maka kita berada dalam perlindungan-Nya. Ia tidak mau milik-Nya rusak binasa. Pengalaman membuktikan bahwa ketika kita hidup dalam ancaman kebinasaan, kita tetap mengalami pertolongan tangan Tuhan tepat pada waktu-Nya. Sepanjang sejarah, manusia beriman tak henti-hentinya mengalami kemelut. Walaupun kita sadar akan keadaan ini, masih sering kita hanyut terbawa arus kemelut karena kecerobohan sendiri. Allah pemilik hidup ini, tak membiarkan buah tangan-Nya binasa begitu saja (ayat 1). Pemazmur yakin akan peranan tangan Tuhan yang ajaib itu. Ia memuji Tuhan karena pertolongan yang ajaib itu berasal dari Tuhan, Pencipta langit dan bumi (ayat 6-8).
"Pertolongan TUHAN". Penyataan "TUHAN" ingin menegaskan kedaulatan TUHAN sebagai Allah Israel yang telah mengikat perjanjian dengan umat-Nya Israel. Allah yang berdaulat bukan saja memberikan pertolongan tetapi menyatakan diri sebagai pemilik tunggal kehidupan umat-Nya. Totalitas keberadaan umat adalah dalam tangan-Nya, tidak dibiarkannya seorang pun atau kuasa mana pun merebut umat-Nya dari tangan-Nya. TUHAN menjamin keselamatan umat-Nya.
Doa: Tuhan, umat-Mu mengakui dan percaya akan perlindungan kekal-Mu sehari lepas sehari. Terima kasih Tuhan.
Merenungkan Mazmur 124
"Selalu Ada Pertolongan-Nya"
Mazmur 124:8 (TB) Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Sebagai orang percaya, alangkah indahnya jika kita memiliki pola pandang yang sama.
Ikut Yesus bukan berarti hidup akan lepas dari segala macam masalah. Sebaliknya, kita justru akan mengalami berbagai masalah, seperti yang mungkin sedang dialami sekarang ini, entah itu masalah keuangan, masalah dalam keluarga, pelayanan, dalam pekerjaan, kesehatan dan sebagainya.
Apakah kita akan marah kepada Tuhan dan protes mengapa Ia tidak memberikan pertolongan-Nya?
Semoga tidak. Seperti pemazmur, semoga kita dapat tetap melihat dan mensyukuri pertolongan-Nya di tengah masalah yang sedang kita alami.
Apa yang kita alami sekarang mungkin memang berat, tapi kita perlu mengimani bahwa andai saja Ia tidak turut campur, kita mungkin sekarang sedang berada dalam masalah yang jauh lebih berat.
Yang terjadi bukanlah Ia tidak menolong. Sesungguhnya Ia sudah menolong, Hanya saja pertolongan-Nya memang tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan sebelumnya.
Jika Tuhan tidak menyertai, mungkin saja masalah yang kita hadapi akan lebih berat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 125
"Ia Adil"
Mazmur 125:5 (TB) tetapi orang-orang yang menyimpang ke jalan yang berbelit-belit, kiranya TUHAN mengenyahkan mereka bersama-sama orang-orang yang melakukan kejahatan. Damai sejahtera atas Israel !
Mazmur ini seolah menjadi klarifikasi-Nya bagi hal-hal yang nampaknya sering kali membingungkan kita dalam keseharian, apakah tetap hidup benar atau justru ikut arus dunia di mana kita seolah sudah tidak lagi dapat melihat kebesaran dan keadilan Tuhan, di mana ketidakjujuran dan kecurangan justru menguntungkan.
Firman Tuhan ya dan amin. Jika kita ingin aman dalam lindungan-Nya dan merasakan keadilan-Nya pada waktunya, maka tidak ada cara lain yang dapat kita lakukan selain menjaga hidup kita tetap benar di hadapan-Nya.
Ia adil kok, hanya saja sering kali belum melihatnya atau bahkan tidak menyadarinya.
Ia adil, Ia baik terhadap orang yang hidup benar di hadapan-Nya.
Selamat berjuang dan terus berkarya. Tetaplah semangat dan bergantung pada Allah kita yang hebat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 126
"Terang Pengharapan"
Mazmur 126:5 (TB) Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Pengharapan di tengah-tengah penderitaan.
Judul perikop tersebut rasanya sudah dapat menjelaskan apa kira-kira isu dari mazmur pasal ini.
Nyatanya, meski sedang dalam keadaan menderita, bangsa Israel selalu memiliki pengharapan yang membantu mereka untuk senantiasa bertahan.
Pengharapan itu muncul dari apa yang selama ini mereka sudah alami dan apa yang pasti akan mereka dapatkan.
Sedang berada di masa sulit ? Jangan kehilangan harapan ! Jangan biarkan hidup di masa sulit ini menjadi lebih gelap lagi karena ketidakmampuan kita akan jaminan Tuhan di masa depan.
Bangsa Israel dapat melalui masa-masa sulitnya karena,
▪︎pertama, mereka menyadari bahwa Allah mereka tidak pernah berubah.
Ia yang sudah menolong mereka di masa lalu, pasti akan menunjukkan pertolongan-Nya di masa ini.
▪︎Yang kedua, mereka juga percaya bahwa ada jaminan masa depan yang pasti di dalam Tuhan.
Perhatikan kata-kata yang digunakan dalam ayat 4 dan 5, yakni "akan" dan "pasti l". Asal mau berusaha, tidak hanya mengandalkan-Nya dengan berdiam diri saja, maka meskipun berat dan bahkan harus mencucurkan air mata, pasti ada hasil baik yang akan diterima.
Jangan gelapkan hidup karena kurangnya percaya, sebaliknya terangilah hidup dengan iman kepada-Nya
Selamat berjuang dalam kehidupan kita hari ini.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 127
"Jikalau Bukan Tuhan"
Mazmur 127:1 (TB) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Mazmur ini ditulis agar manusia tidak terjebak dalam ketinggian hati.
Dengan kata-kata kuncinya "Jikalau bukan Tuhan ... maka sia-sialah ...", mazmur ini hendak menegaskan bahwa ada campur tangan Tuhan dalam segala hal baik yang dibangun manusia.
Jikalau manusia biasa mencapai sesuatu, maka itu bukan serta merta karena kekuatan dan kepandaiannya sendiri, tapi karena ada peran Tuhan yang turun tangan di dalamnya.
Sayangnya, kita kerap kali justru jatuh dalam kesombongan ini.
Kita sering kali berfikir dan bahkan berkata: "Saya ini tulang punggung keluarga." atau "Karena sayalah adik-adik saya dapat bersekolah" atau "Sayalah yang berjasa membuat gereja ini berkembang" dan sebagainya sebenarnya sudah terjerat dalam dosa kesombongan ini.
Karena itu, mazmur hari ini mengingatkan kita sekali lagi bahwa tanpa-Nya, kita hanyalah ranting yang akan menjadi kering dan kemudian dibakar.
Jika kita bisa menjadi seorang yang berdampak dalam setiap aspek kehidupan, maka kita perlu ingat bahwa Tuhanlah yang turut campur di dalamnya.
Jikalau bukan TUHAN yang menyertai, maka sia-sialah segala yang kita lakukan
Selamat bekerja & berkarya, Teruslah jadikan kehidupan kita berdampak bagi keluarga dan sesama. Dan andalkan Tuhan pada setiap kehidupan kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻
Merenungkan Mazmur 128
"Kebahagiaan Keluarga"
Mazmur 128:1 (TB) Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apakah takut akan Tuhan hanya akan menghasilkan hikmat dan pengetahuan ?
Ternyata tidak. Takut akan Tuhan juga akan mendatangkan kebahagiaan, yang dalam konteks mazmur ini adalah kebahagiaan dalam keluarga.
Orang yang takut akan Tuhan, akan dapat setidaknya empat macam berkat dalam keluarga yang sekarang atau kelak dibinanya.
▪︎Pertama, ia dan seluruh keluarga akan menikmati dari hasil jerih payahnya.
Segala sesuatu yang dikerjakannya dengan menjunjung tinggi kejujuran untuk menafkahi keluarga akan dibuat berhasil, dan seluruh keluarganya dapat menikmati hasilnya dengan bahagia.
▪︎Kedua, istrinya akan menjadi buah anggur yang subur dan ia akan seperti pohon anggur yang memberikan kesegaran dan kegembiraan dalam keluarga.
▪︎Ketiga, jika dalam keluarga tersebut dianugerahi dengan anak-anaknya, maka mereka akan seperti pohon zaitun. Minyak pohon zaitun sangat harum dan membuat wajahnya berseri-seri. Pohonnya pun biasanya menghasilkan buah yang lebat.
Penggambaran ini hendak menyatakan bahwa dalam keluarga takut akan Tuhan, anak-anak akan tumbuh dalam penghormatan pada orang tua dan memiliki masa depan yang bahagia.
▪︎Keempat, melihat anak-anak dari anak-anak kita. Jelas, berkat yang satu ini adalah berkat umur panjang.
Orang yang takut akan Tuhan dan menjaga serta mengembangkan gaya hidup ini dalam keluarganya akan mendapatkan berkat umur panjang.
Pada masa mudanya, ia berbahagia dengan anak-anaknya, dan pada masa tua, ia dapat menghabiskan masa tuanya melihat cucu-cucunya bertumbuh.
Takut akan Tuhan sumber kebahagiaan keluarga.
Selamat bekerja & berkarya.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin🙏🏻
Pembacaan MAZMUR 125 (hari ke 603)
Tafsiran
Perjanjian Allah dengan umat-Nya
Nyanyian ziarah dalam mazmur 125 ini kembali menegaskan hubungan TUHAN dan umat-Nya dalam ikatan perjanjian. TUHAN sebagai Yahweh bagi umat-Nya. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari bacaan ini: Pertama, tanda ikatan perjanjian antara TUHAN dan umat-Nya adalah kepercayaan umat kepada-Nya (ayat 1). Percaya artinya menyerahkan seluruh totalitas hidup hanya kepada TUHAN dalam segala keadaan dan sama sekali tidak menggantungkan hidup kepada diri sendiri, orang lain atau allah lain. Percaya penuh kepada Tuhan sebagai Allah Yahweh yang seharusnya dimiliki oleh umat-Nya (Israel dan Kristen). Kedua, dalam ikatan perjanjian ini TUHAN menjamin keselamatan umat-Nya selama-lamanya karena Ia berada di sekeliling umat-Nya (ayat 1-2). Tak ada musuh yang dapat menembus pertahanan-Nya dan mewujudkan rencana penghancuran bagi umat-Nya, karena Ia Maha Kuasa. Jaminan ini bersifat kekal. Ketiga, perbuatan TUHAN kepada orang baik dan tulus hati dibedakan dari orang fasik (ayat 4-5). TUHAN Maha Tahu dan bersikap adil terhadap umat-Nya. Ia akan melakukan kebaikan bagi orang yang baik dan orang fasik akan dienyahkan. Inilah perbuatan yang Allah nyatakan kepada umat perjanjian-Nya. Keempat, damai sejahtera diberikan bagi umat-Nya (ayat 5). Hanya TUHAN yang dapat memberikan damai sejahtera sejati kepada umat-Nya. Damai yang diberikan dunia adalah semu. Damai-Nya mengalahkan situasi dan kondisi apa pun yang terjadi, karena damai sejahtera-Nya lebih besar dari masalah apa pun yang dihadapi umat-Nya.
Digenapi dalam Yesus Kristus. Ikatan Perjanjian TUHAN dengan umat-Nya tergenapi di dalam diri Yesus Kristus, Sang Penebus. Kita percaya kepada-Nya sebagai Allah perjanjian yang akan memberikan keamanan dan damai sejahtera selama-lamanya.
Doa: Kami bersyukur menjadi umat-Mu di dalam Yesus Kristus. Engkaulah Allah Perjanjian yang setia. Peliharalah kesetiaan kami sebagai umat-Mu, agar kami berkenan kepada-Mu.
Pembacaan MAZMUR 126 (hari ke 604)
Tafsiran
Perbuatan Allah masa lampau dan kini
Setelah menghadapi pergumulan panjang, Tuhan memulihkan keadaan. Kemungkinan saat itu Tuhan membawa mereka keluar dari pembuangan di Babilonia. Mimpi menjadi kenyataan! Mereka keluar dari pengalaman pahit. Hati mereka diliputi sukacita dan sorak kegirangan. Ingatan yang kuat akan pertolongan Tuhan di masa lampau mendorong mereka untuk kembali melanjutkan iman percaya kepada Tuhan. Melalui pengharapan itu pula, umat menemukan jaminan akan kebebasan dan keselamatan mereka. Sekalipun Kristen menghadapi pergumulan karena penindasan dan pemasungan hak untuk beribadah, beriman, dan berkarya; tetap ada anugerah Allah yang menguatkan umat untuk berharap dan menikmati kemenangan.
Allah hidup dan dinamis. Allah tidak pernah pasif atau tinggal diam melihat umat-Nya menderita. Seringkali sebelum umat berseru memohon belas kasihan, penyertaan dan pertolongan telah dinyatakan-Nya secara ajaib (ayat 1). Kapan dan bagaimana Allah bertindak tidak semata-mata tergantung pada permohonan dan kebutuhan manusia, karena Ia tahu saat dan cara yang tepat menyatakan pertolongan-Nya. Tetaplah berdoa dan berhentilah untuk "mengatur" saat dan cara Allah bekerja, karena Ia tahu yang terbaik bagi kita.
Pembacaan MAZMUR 127 (hari ke 605)
Tafsiran
Ciri Kristen sejati
Seseorang yang memiliki citra Kristen sejati akan nampak dari sikap, prinsip, pandangan, dan gaya hidupnya. Salah satu ciri Kristen sejati adalah ketergantungannya kepada Tuhan. Mungkin ia seorang yang kuat, mampu, dan serba bisa dalam berbagai hal, tetapi ia bukan seorang yang menggantungkan hidupnya pada kekuatan diri, karena ia menyadari keterbatasannya sebagai manusia. Ketika ia mampu dan berhasil melakukan suatu hal, ia tidak akan mengakuinya sebagai hasil kekuatannya sendiri, tetapi karena Tuhan yang memampukannya. Ia tidak akan menjadi sombong atau berusaha mencuri kemuliaan Tuhan. Kristen sejati dengan tulus hati mengakui bahwa segala sesuatu berasal dan Tuhan yang Maha Kuasa dan menggantungkan hidupnya hanya pada-Nya.
Berkat Tuhan. Segala sesuatu adalah sia-sia jika bukan Tuhan yang memberkati. Manusia boleh berusaha sekuat tenaga, namun tanpa turut campur tangan Tuhan semuanya sia-sia. Manusia boleh mengakui keberhasilan dan kehebatan seseorang, tetapi bila pekerjaan itu tidak diberkati Tuhan, pada akhirnya akan menjadi sia-sia. Pekerjaan sederhana yang diberkati Tuhan jauh lebih indah dibandingkan pekerjaan hebat yang tidak mengikutsertakan Tuhan.
Renungkan: Sudahkah Tuhan terlibat dalam seluruh kehidupanku?
Hari ke 606 pembacaan MAZMUR 128
Tafsiran
Bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa
Mazmur ini menyatakan keyakinan pemazmur akan berkat Tuhan yang akan dicurahkan kepada umat-Nya, khususnya kepada keluarga. Berkat itu ialah kesejahteraan dalam keluarga (2-3), masyarakat (5a), dan bersifat turun temurun (5b).Berkat itu dicurahkan kepada umat yang hidup menurut jalan Tuhan (1).
Bagi keluarga yang takut akan Tuhan, Tuhan memberkati mereka dengan kecukupan. Dapurnya akan terus mengebul. Tentu saja berkat ini merupakan hasil upaya kerja jujur dan kerja keras kepala rumah tangga, dan bukan hasil korupsi atau mencuri! Semua hasil kerja itu akan dapat dinikmati seisi rumah tangga dengan damai sejahtera. Memiliki anak juga merupakan berkat.Anak merupakan kebanggaan dan kehormatan bagi keluarga.Tentu saja, berkat ini semakin dapat dinikmati ketika kepala keluarga juga menjalankan fungsi imam keluarga, di mana anak-anak mendapatkan pendidikan iman mereka sejak dini (lih.Ul. 6:5-9).
Keluarga-keluarga yang diberkati Tuhan merupakan berkat bagi satu bangsa.Keluarga yang mendasarkan relasi antar anggotanya dengan takut akan Tuhan sehingga saling menghormati dan menghargai, menjadi pusar pelatihan dasar hidup bermasyarakat. Bangsa yang besar dimulai dari hormat dan tunduk pada otoritas yang benar.Tuhan memberkati bangsa sedemikian.
Masyarakat yang takut akan Tuhan akan diberkati turun temurun. Hal ini kontras dengan kenyataan sejarah di dalam Alkitab. Bangsa-bangsa sehebat apa pun, ketika tidak memelihara takut akan Tuhan, menjadi bangsa yang sombong, kejam, dan jahat. Tidak ada satu pun bangsa seperti itu yang bertahan dalam panggung sejarah!
Mari mulai melihat keluarga kita masing-masing. Sudahkah kita menjalankan peran dengan benar di keluarga kita? Ingat berkat-Nya tercurah untuk keluarga kita, juga untuk masyarakat dan bangsa kita!
Merenungkan Mazmur 129
"Ia Membatasi Penderitaan"
Mazmur 129:2 (TB) mereka telah cukup menyesakkan aku sejak masa mudaku, tetapi mereka tidak dapat mengalahkan aku.
Berbicara ketidakterbatasan, tentu Tuhanlah "rasanya".
Ia tidak terbatas dalam segala hal. Kuasa-Nya tak terbatas. Tapi, meski lekat dengan ketidakterbatasan, Ia mengenal batasan-Nya, khususnya dalam mengizinkan umat-Nya menderita.
Ya, Ia membatasi penderitaan bangsa Israel. Tapi Allah tidak membiarkan penderitaan itu melebihi kemampuan Israel dalam menanggungnya.
Ketika apa yang dilakukan bangsa asing terhadap Israel dirasa sudah melebihi batas, atau bangsa Israel sendiri menyadari dosa-dosanya, maka Ia bertindak memberikan pertolongan.
Demikian juga dalam kehidupan kita. Bukankah dalam 1 Korintus 10:3 sudah berkata: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan memberikan kamu dicobai melampaui kekuatan manusia.
Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Percayalah bahwa Allah adalah Pribadi yang tahu batas. Ia tahu benar batasan kita dan Ia tidak pernah tidak membatasi cobaan dan masalah yang kita alami.
Tetaplah berharap pada Tuhan dan nantikan pertolongan-Nya.
Ia tidak mengizinkan penderitaan berkembang liar, Ia membatasinya.
Selamat berkarya, tetap semangat dan andalkan Tuhan dalam langkah karya kita.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 130
"Menanti-nantikan Tuhan"
Mazmur 130:6 (TB) Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
Seperti apa kita menanti-nantikan Tuhan ?
Sayangnya, gairah kita akan Tuhan kadangkala suam-suam.
Padahal berkat menantikan Tuhan itu luar biasa.
Dalam Yesaya 49:31 dikatakan, "Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."
[22.55, 16/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 131
"Tidak Ingin Yang Besar ?"
Mazmur 131:1 (TB) Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
Manusia tidak suka yang biasa-biasa.
Manusia suka yang spektakuler.
Ajaib, kalau bisa sangat ajaib !.
Kita sungguh dibuat heran dengan nyanyian ziarah Daud. Daud menyatakan bahwa ia tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib (ay. 1).
Jelas ini bukan artinya kita tidak perlu memiliki cita-cita atau tidak usah bermimpi besar. Daud hanya ingin menekankan bahwa biarlah kita mensyukuri apa yang memang jadi bagian kita.
Persis seperti doa Agur bin Yake, "Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku." (Ams: 30:8).
Mengapa Daud bisa menekan ambisinya ?
Mengapa Daud bisa menenangkan dan mendiamkan jiwanya untuk tidak serakah ?
Karena ia selalu memposisikan dirinya seperti anak kecil yang berbaring dekat ibunya (ay. 2).
Ketika kita dekat dengan Tuhan, maka kita tidak perlu mengkuatirkan segala perkara. Kita tidak perlu kuatir akan kekurangan, pada waktu yang sama kita juga tidak perlu mengejar hal-hal yang terlalu besar dan terlalu ajaib, sebab Tuhan pasti akan menjamin hidup kita dan memberikan segala sesuatu yang memang menjadi bagian kita.
Dekat dengan Tuhan membuat kita yakin akan pemeliharaan Tuhan yang sempurna. Kita tidak perlu khawatir kalau kekurangan berkat, kita juga tidak perlu jadi serakah seolah-olah takut kalau kehabisan berkat.
Jangan minta terlalu sedikit, jangan juga minta terlalu banyak, mintalah bagian kita.
Selamat hari Minggu dan selamat ibadah bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻
[20.51, 17/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 132
"Cinta Tuhan"
1 Tawarikh 17:1 (TB) Setelah Daud menetap di rumahnya, berkatalah ia kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda."
Sekali lagi, pasal 132 ini menunjukkan kualitas Daud secara rohani.
Daud punya hati yang luar biasa kepada Tuhan.
Ia sangat mengasihi Tuhan. Kasih yang tidak hanya sekedar diucapkan, tapi sungguh dibuktikan secara nyata.
Salah satunya adalah kerinduannya untuk membangun rumah Allah, Daud berkata, "Aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda." (1 Taw.17:1).
Ide untuk membangun rumah Allah ini murni inisiatif dari Daud sendiri sebagai ungkapan cintanya kepada Tuhan.
Untuk mempersiapkan pembangunan ini, Daud mencurahkan seluruh pikiran, tenaga, waktu, bahkan kekayaannya.
Tak perlu heran kalau tentang Daud, Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan kehendak-Ku. (Kis. 13:22).
Seberapa murni kadar cinta kita kepada Tuhan ?
Seberapa besar kerinduan dan gairah kita untuk menyenangkan hati Tuhan ?
Apakah kita memprioritaskan dan mengutamakan Tuhan lebih daripada kepentingan kita sendiri ?
Sekali lagi, ngotot berdoa untuk kepentingan diri sendiri itu biasa. Yang luar biasa adalah ketika kita begitu ngotot berdoa untuk kepentingan kerjaan Allah.
Itu menunjukkan kehidupan rohani yang berkualitas.
Itu menunjukkan hati yang berkenan.
Mazmur 132 ini bisa jadi cermin untuk melihat seperti apa cinta kita kepada Tuhan.
Seberapa besar kerinduan dan gairah kita untuk menyenangkan hati Tuhan ?
Selamat beraktifitas, tetaplah semangat dan jadilah berkat untuk sesama.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin🙏🏻
[21.08, 18/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 133
"Berkat Kerukunan"
Mazmur 133:3 (TB) Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Secara manusiawi, tidak mungkin embun gunung Hermon bisa turun ke atas perbukitan Sion.
Jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau.
Namun Firman Tuhan memberikan sebuah janji bahwa Tuhan akan memerintahkan berkat sejauh dari Hermon ke Sion.
Apa yang tidak mungkin bagi manusia, sangat mungkin bagi Tuhan.
Bagaimana hal itu bisa terjadi ? Yaitu saat kita hidup dalam persaudaraan yang rukun.
Kasih dan kerukunan menghasilkan berkat, sebaliknya permusuhan dan perpecahan mendatangkan masalah.
Ada beberapa penafsir yang berpendapat bahwa Mazmur 133 ini ditulis setelah kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel di bagian utara dan kerajaan Yehuda di bagian selatan.
Mazmur ini menjadi pengingat akan runtuhnya kejayaan Israel saat terpecah belah, Mazmur ini juga sekaligus sebagai seruan untuk hidup dalam persatuan dan kerukunan.
Hidup dalam kerukunan itu indah. Menghadirkan berkat, bahkan mengalirkan ke tempat-tempat yang jauh.
Kerukunan dimulai dari kesatuan yang terkecil, yaitu suami istri. Harus banyak cocok dari pada cekcok. Berikutnya kerukunan dalam keluarga, orang tua dengan anak, anak-anak yang satu dengan anak yang lain.
Selanjutnya kerukunan dalam berjemaat.
Dalam lingkup yang lebih besar, kerukunan dalam berbangsa dan bernegara.
Asal ada kerukunan, berkat tercipta.
Asal ada kerukunan, semua jadi aman dan sentosa.
Kerukunan itu menghadirkan berkat, bahkan mengalirkannya ke tempat-tempat yang jauh.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini dengan penuh semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin🙏🏻
[09.25, 19/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 134
"Memuji Di Segala Waktu"
Mazmur 134:1 (TB) Nyanyian ziarah. Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, yang datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam.
Memuji Tuhan dan menaikkan syukur di saat segala sesuatunya berjalan lancar adalah hal yang mudah.
Kedewasaan rohani kita justru diuji pada saat kita diizinkan mengalami masa-masa sulit dalam hidup kita, masihkah kita tetap memuji Tuhan dalam kondisi buruk seperti itu?
Ataukah sebaliknya, kita mengganti pujian dengan keluhan, nyanyian syukur dengan persungutan?
Tentu saja Tuhan menghendaki agar di "malam hari" pun kita tetap memuji Tuhan.
Artinya, ketika kegelapan menyelimuti kita, pastikan kita tetap menaikkan syukur kepada Tuhan.
Pujian yang dinaikkan di saat yang tidak memungkinkan justru akan terdengar sedemikian indah bagi Tuhan.
Itu bukan nyanyian biasa. Itulah yang disebut korban syukur. Di tengah pergumulan dan rasa sakit, kita mempersembahkan nyanyian kepada Tuhan.
Tidakkah hati Tuhan akan berpaling kepada umat-Nya yang siang malam memuji-muji nama-Nya ?
Memuji Tuhan tidak hanya ketika siang, tapi juga malam. Ketika keadaan baik, tapi juga ketika keadaan buruk
Selamat bekerja & berkarya bersama keluarga. Salam hormat buat keluarga
Tuhan Yesus Memberkati. Amin🙏🏻[22.55, 16/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 131
"Tidak Ingin Yang Besar ?"
Mazmur 131:1 (TB) Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
Manusia tidak suka yang biasa-biasa.
Manusia suka yang spektakuler.
Ajaib, kalau bisa sangat ajaib !.
Kita sungguh dibuat heran dengan nyanyian ziarah Daud. Daud menyatakan bahwa ia tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib (ay. 1).
Jelas ini bukan artinya kita tidak perlu memiliki cita-cita atau tidak usah bermimpi besar. Daud hanya ingin menekankan bahwa biarlah kita mensyukuri apa yang memang jadi bagian kita.
Persis seperti doa Agur bin Yake, "Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku." (Ams: 30:8).
Mengapa Daud bisa menekan ambisinya ?
Mengapa Daud bisa menenangkan dan mendiamkan jiwanya untuk tidak serakah ?
Karena ia selalu memposisikan dirinya seperti anak kecil yang berbaring dekat ibunya (ay. 2).
Ketika kita dekat dengan Tuhan, maka kita tidak perlu mengkuatirkan segala perkara. Kita tidak perlu kuatir akan kekurangan, pada waktu yang sama kita juga tidak perlu mengejar hal-hal yang terlalu besar dan terlalu ajaib, sebab Tuhan pasti akan menjamin hidup kita dan memberikan segala sesuatu yang memang menjadi bagian kita.
Dekat dengan Tuhan membuat kita yakin akan pemeliharaan Tuhan yang sempurna. Kita tidak perlu khawatir kalau kekurangan berkat, kita juga tidak perlu jadi serakah seolah-olah takut kalau kehabisan berkat.
Jangan minta terlalu sedikit, jangan juga minta terlalu banyak, mintalah bagian kita.
Selamat hari Minggu dan selamat ibadah bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻
[20.51, 17/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 132
"Cinta Tuhan"
1 Tawarikh 17:1 (TB) Setelah Daud menetap di rumahnya, berkatalah ia kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda."
Sekali lagi, pasal 132 ini menunjukkan kualitas Daud secara rohani.
Daud punya hati yang luar biasa kepada Tuhan.
Ia sangat mengasihi Tuhan. Kasih yang tidak hanya sekedar diucapkan, tapi sungguh dibuktikan secara nyata.
Salah satunya adalah kerinduannya untuk membangun rumah Allah, Daud berkata, "Aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda." (1 Taw.17:1).
Ide untuk membangun rumah Allah ini murni inisiatif dari Daud sendiri sebagai ungkapan cintanya kepada Tuhan.
Untuk mempersiapkan pembangunan ini, Daud mencurahkan seluruh pikiran, tenaga, waktu, bahkan kekayaannya.
Tak perlu heran kalau tentang Daud, Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan kehendak-Ku. (Kis. 13:22).
Seberapa murni kadar cinta kita kepada Tuhan ?
Seberapa besar kerinduan dan gairah kita untuk menyenangkan hati Tuhan ?
Apakah kita memprioritaskan dan mengutamakan Tuhan lebih daripada kepentingan kita sendiri ?
Sekali lagi, ngotot berdoa untuk kepentingan diri sendiri itu biasa. Yang luar biasa adalah ketika kita begitu ngotot berdoa untuk kepentingan kerjaan Allah.
Itu menunjukkan kehidupan rohani yang berkualitas.
Itu menunjukkan hati yang berkenan.
Mazmur 132 ini bisa jadi cermin untuk melihat seperti apa cinta kita kepada Tuhan.
Seberapa besar kerinduan dan gairah kita untuk menyenangkan hati Tuhan ?
Selamat beraktifitas, tetaplah semangat dan jadilah berkat untuk sesama.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin🙏🏻
[21.08, 18/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 133
"Berkat Kerukunan"
Mazmur 133:3 (TB) Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Secara manusiawi, tidak mungkin embun gunung Hermon bisa turun ke atas perbukitan Sion.
Jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau.
Namun Firman Tuhan memberikan sebuah janji bahwa Tuhan akan memerintahkan berkat sejauh dari Hermon ke Sion.
Apa yang tidak mungkin bagi manusia, sangat mungkin bagi Tuhan.
Bagaimana hal itu bisa terjadi ? Yaitu saat kita hidup dalam persaudaraan yang rukun.
Kasih dan kerukunan menghasilkan berkat, sebaliknya permusuhan dan perpecahan mendatangkan masalah.
Ada beberapa penafsir yang berpendapat bahwa Mazmur 133 ini ditulis setelah kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel di bagian utara dan kerajaan Yehuda di bagian selatan.
Mazmur ini menjadi pengingat akan runtuhnya kejayaan Israel saat terpecah belah, Mazmur ini juga sekaligus sebagai seruan untuk hidup dalam persatuan dan kerukunan.
Hidup dalam kerukunan itu indah. Menghadirkan berkat, bahkan mengalirkan ke tempat-tempat yang jauh.
Kerukunan dimulai dari kesatuan yang terkecil, yaitu suami istri. Harus banyak cocok dari pada cekcok. Berikutnya kerukunan dalam keluarga, orang tua dengan anak, anak-anak yang satu dengan anak yang lain.
Selanjutnya kerukunan dalam berjemaat.
Dalam lingkup yang lebih besar, kerukunan dalam berbangsa dan bernegara.
Asal ada kerukunan, berkat tercipta.
Asal ada kerukunan, semua jadi aman dan sentosa.
Kerukunan itu menghadirkan berkat, bahkan mengalirkannya ke tempat-tempat yang jauh.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini dengan penuh semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin🙏🏻
[09.25, 19/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 134
"Memuji Di Segala Waktu"
Mazmur 134:1 (TB) Nyanyian ziarah. Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, yang datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam.
Memuji Tuhan dan menaikkan syukur di saat segala sesuatunya berjalan lancar adalah hal yang mudah.
Kedewasaan rohani kita justru diuji pada saat kita diizinkan mengalami masa-masa sulit dalam hidup kita, masihkah kita tetap memuji Tuhan dalam kondisi buruk seperti itu?
Ataukah sebaliknya, kita mengganti pujian dengan keluhan, nyanyian syukur dengan persungutan?
Tentu saja Tuhan menghendaki agar di "malam hari" pun kita tetap memuji Tuhan.
Artinya, ketika kegelapan menyelimuti kita, pastikan kita tetap menaikkan syukur kepada Tuhan.
Pujian yang dinaikkan di saat yang tidak memungkinkan justru akan terdengar sedemikian indah bagi Tuhan.
Itu bukan nyanyian biasa. Itulah yang disebut korban syukur. Di tengah pergumulan dan rasa sakit, kita mempersembahkan nyanyian kepada Tuhan.
Tidakkah hati Tuhan akan berpaling kepada umat-Nya yang siang malam memuji-muji nama-Nya ?
Memuji Tuhan tidak hanya ketika siang, tapi juga malam. Ketika keadaan baik, tapi juga ketika keadaan buruk
Selamat bekerja & berkarya bersama keluarga. Salam hormat buat keluarga
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 131
"Tidak Ingin Yang Besar ?"
Mazmur 131:1 (TB) Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
Manusia tidak suka yang biasa-biasa.
Manusia suka yang spektakuler.
Ajaib, kalau bisa sangat ajaib !.
Kita sungguh dibuat heran dengan nyanyian ziarah Daud. Daud menyatakan bahwa ia tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib (ay. 1).
Jelas ini bukan artinya kita tidak perlu memiliki cita-cita atau tidak usah bermimpi besar. Daud hanya ingin menekankan bahwa biarlah kita mensyukuri apa yang memang jadi bagian kita.
Persis seperti doa Agur bin Yake, "Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku." (Ams: 30:8).
Mengapa Daud bisa menekan ambisinya ?
Mengapa Daud bisa menenangkan dan mendiamkan jiwanya untuk tidak serakah ?
Karena ia selalu memposisikan dirinya seperti anak kecil yang berbaring dekat ibunya (ay. 2).
Ketika kita dekat dengan Tuhan, maka kita tidak perlu mengkuatirkan segala perkara. Kita tidak perlu kuatir akan kekurangan, pada waktu yang sama kita juga tidak perlu mengejar hal-hal yang terlalu besar dan terlalu ajaib, sebab Tuhan pasti akan menjamin hidup kita dan memberikan segala sesuatu yang memang menjadi bagian kita.
Dekat dengan Tuhan membuat kita yakin akan pemeliharaan Tuhan yang sempurna. Kita tidak perlu khawatir kalau kekurangan berkat, kita juga tidak perlu jadi serakah seolah-olah takut kalau kehabisan berkat.
Jangan minta terlalu sedikit, jangan juga minta terlalu banyak, mintalah bagian kita.
Selamat hari Minggu dan selamat ibadah bersama keluarga. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 132
"Cinta Tuhan"
1 Tawarikh 17:1 (TB) Setelah Daud menetap di rumahnya, berkatalah ia kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda."
Sekali lagi, pasal 132 ini menunjukkan kualitas Daud secara rohani.
Daud punya hati yang luar biasa kepada Tuhan.
Ia sangat mengasihi Tuhan. Kasih yang tidak hanya sekedar diucapkan, tapi sungguh dibuktikan secara nyata.
Salah satunya adalah kerinduannya untuk membangun rumah Allah, Daud berkata, "Aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda." (1 Taw.17:1).
Ide untuk membangun rumah Allah ini murni inisiatif dari Daud sendiri sebagai ungkapan cintanya kepada Tuhan.
Untuk mempersiapkan pembangunan ini, Daud mencurahkan seluruh pikiran, tenaga, waktu, bahkan kekayaannya.
Tak perlu heran kalau tentang Daud, Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan kehendak-Ku. (Kis. 13:22).
Seberapa murni kadar cinta kita kepada Tuhan ?
Seberapa besar kerinduan dan gairah kita untuk menyenangkan hati Tuhan ?
Apakah kita memprioritaskan dan mengutamakan Tuhan lebih daripada kepentingan kita sendiri ?
Sekali lagi, ngotot berdoa untuk kepentingan diri sendiri itu biasa. Yang luar biasa adalah ketika kita begitu ngotot berdoa untuk kepentingan kerjaan Allah.
Itu menunjukkan kehidupan rohani yang berkualitas.
Itu menunjukkan hati yang berkenan.
Mazmur 132 ini bisa jadi cermin untuk melihat seperti apa cinta kita kepada Tuhan.
Seberapa besar kerinduan dan gairah kita untuk menyenangkan hati Tuhan ?
Selamat beraktifitas, tetaplah semangat dan jadilah berkat untuk sesama.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 133
"Berkat Kerukunan"
Mazmur 133:3 (TB) Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Secara manusiawi, tidak mungkin embun gunung Hermon bisa turun ke atas perbukitan Sion.
Jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau.
Namun Firman Tuhan memberikan sebuah janji bahwa Tuhan akan memerintahkan berkat sejauh dari Hermon ke Sion.
Apa yang tidak mungkin bagi manusia, sangat mungkin bagi Tuhan.
Bagaimana hal itu bisa terjadi ? Yaitu saat kita hidup dalam persaudaraan yang rukun.
Kasih dan kerukunan menghasilkan berkat, sebaliknya permusuhan dan perpecahan mendatangkan masalah.
Ada beberapa penafsir yang berpendapat bahwa Mazmur 133 ini ditulis setelah kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel di bagian utara dan kerajaan Yehuda di bagian selatan.
Mazmur ini menjadi pengingat akan runtuhnya kejayaan Israel saat terpecah belah, Mazmur ini juga sekaligus sebagai seruan untuk hidup dalam persatuan dan kerukunan.
Hidup dalam kerukunan itu indah. Menghadirkan berkat, bahkan mengalirkan ke tempat-tempat yang jauh.
Kerukunan dimulai dari kesatuan yang terkecil, yaitu suami istri. Harus banyak cocok dari pada cekcok. Berikutnya kerukunan dalam keluarga, orang tua dengan anak, anak-anak yang satu dengan anak yang lain.
Selanjutnya kerukunan dalam berjemaat.
Dalam lingkup yang lebih besar, kerukunan dalam berbangsa dan bernegara.
Asal ada kerukunan, berkat tercipta.
Asal ada kerukunan, semua jadi aman dan sentosa.
Kerukunan itu menghadirkan berkat, bahkan mengalirkannya ke tempat-tempat yang jauh.
Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita hari ini dengan penuh semangat.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 134
"Memuji Di Segala Waktu"
Mazmur 134:1 (TB) Nyanyian ziarah. Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, yang datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam.
Memuji Tuhan dan menaikkan syukur di saat segala sesuatunya berjalan lancar adalah hal yang mudah.
Kedewasaan rohani kita justru diuji pada saat kita diizinkan mengalami masa-masa sulit dalam hidup kita, masihkah kita tetap memuji Tuhan dalam kondisi buruk seperti itu?
Ataukah sebaliknya, kita mengganti pujian dengan keluhan, nyanyian syukur dengan persungutan?
Tentu saja Tuhan menghendaki agar di "malam hari" pun kita tetap memuji Tuhan.
Artinya, ketika kegelapan menyelimuti kita, pastikan kita tetap menaikkan syukur kepada Tuhan.
Pujian yang dinaikkan di saat yang tidak memungkinkan justru akan terdengar sedemikian indah bagi Tuhan.
Itu bukan nyanyian biasa. Itulah yang disebut korban syukur. Di tengah pergumulan dan rasa sakit, kita mempersembahkan nyanyian kepada Tuhan.
Tidakkah hati Tuhan akan berpaling kepada umat-Nya yang siang malam memuji-muji nama-Nya ?
Memuji Tuhan tidak hanya ketika siang, tapi juga malam. Ketika keadaan baik, tapi juga ketika keadaan buruk
Selamat bekerja & berkarya bersama keluarga. Salam hormat buat keluarga
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Menghadapi kehidupan yang berat dan penuh tekanan seperti sekarang ini, kita butuh kekuatan baru.
Kekuatan baru sejatinya hanya kita dapatkan dari Tuhan.
Bukan motivasi-motivasi dari dunia ini. Memang mereka bisa meletupkan semangat, namun jika ingin mendapatkan semangat yang membuat kita berjalan tanpa menjadi lelah, dan membuat kita berlari tanpa menjadi lesu, maka itu hanya kita dapatkan dari menanti-nantikan Tuhan melalui doa dan Firman Tuhan (ay.5)
Lebih dari pengawal mengharapkan pagi, demikian kita menanti-nantikan Tuhan
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga tercinta, tetaplah semangat dan jangan lupa jaga kesehatan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 129 (hari ke 607)
Tafsiran
Kesabaran dalam kesesakan
Israel mengalami kesesakan sejak "masa mudanya" karena kebencian orang fasik yang berusaha menghancurkannya. Di mana pun umat-Nya berada terlebih sering mengalami penderitaan dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kadang penderitaan yang dialami berlangsung terus-menerus, sehingga menyesakkan umat. Namun harus diakui bahwa ternyata usaha orang fasik untuk menghancurkan umat-Nya tak pernah berhasil. Justru umat-Nya semakin tersebar dan meluas ke penjuru dunia. Sabarlah dalam kesesakan!
Tuhan membatasi penderitaan. Tuhan mengenal umat-Nya dan Ia membatasi penderitaan bagi umat-Nya. Ia tidak begitu saja membiarkan umat-Nya menderita melebihi kemampuannya. Penderitaan dipakai-Nya untuk membawa umat-Nya kembali kepada-Nya. Dan ketika orang fasik berlaku melebihi perizinan-Nya, Ia sendiri yang bertindak membebaskan umat-Nya dari cengkeraman tangan mereka.
Keadaan akhir. Tuhan itu adil; Ia akan menyudahi perbuatan orang fasik, membuat mereka malu, dan mereka akan mundur. Inilah akhir kehidupan mereka: buruk dan memalukan. Barangsiapa yang bertahan dalam kesesakan dan tetap setia pada Tuhan akan menikmati keadilan Tuhan di masa yang akan datang. Ia senantiasa ingat akan umat-Nya.
[21.21, 20/6/2024] +62 812-9661-4441: Merenungkan Mazmur 135
"Sama Dengan Yang Disembah"
Mazmur 135:18 (TB) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, semua orang yang percaya kepadanya.
Dalam bahasa Inggris kata yang dipakai untuk penyembahan berhala adalah idolatry.
Dari kata itulah kita mengenal kata idola. Apa salah satu ciri orang yang mengidolakan seseorang ?
Orang itu akan berusaha meniru idolanya !
Mulai dari fashion, gaya penampilan, bahkan termasuk sikapnya. Sekali lagi, idolatry atau penyembahan berhala berarti keserupaan antara penyembah berhala dengan berhala yang disembahnya.
Kita adalah apa yang kita sembah.
Jika kita menjadikan mamon sebagai berhala, maka kita akan sama dengan uang, tamak akan uang, dan mengukur segala sesuatunya dengan uang.
Kita akan menjadi sama dengan uang !
Jika kita menyembah Tuhan, maka secara otomatis kita akan menjadi serupa dengan Kristus yang kita sembah.
Jadi, kita mirip seperti apa, sesungguhnya itulah yang kita sembah !
Mirip dengan Kristus berarti kita menyembah Kristus.
Mirip dengan mamon berarti kita menyembah mamon.
Mirip dunia, berarti kita menyembah dunia dengan segala keinginannya.
Berhala tidak harus berbentuk patung, sesajen, atau praktik-praktik okultisme.
Sekarang ini kita bahkan sudah hidup di era berhala modern yang terwujud dalam banyak bentuk. Pertanyaannya, kita menjadi serupa dengan siapa ?
Kita adalah apa yang kita sembah!
Selamat malam & istirahat bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻
[23.24, 20/6/2024] +62 813-8362-7491: Pembacaan MAZMUR 130 (hari ke 608)
Tafsiran
Kedahsyatan pengampunan Allah
Dosa dan akibatnya memang menghancurkan dan mengerikan. Itu yang diungkapkan pemazmur dengan menggunakan ilustrasi orang yang terjebak di jurang dosa (1). Tanpa mampu menyelamatkan dirinya sendiri, orang yang berada dalam jurang dosa hanya bisa menunggu akibat dosa yang mengerikan, yaitu maut.
Akan tetapi, kedahsyatan akibat dosa dan kengerian maut kalah jauh jika dibandingkan dengan kedahsyatan kasih Allah. Kasih Allah dahsyat karena bukan hanya mengampuni manusia dari jurang dosa melainkan juga menyelamatkan manusia (4). Inilah yang diyakini oleh pemazmur sehingga dalam pergumulannya terbelenggu dosa, ia beriman saat memanjatkan seruan doa mohon pengampunan dan penyelamatan dari Allah (2-3). Pengampunan dan penyelamatan dari Tuhan berlanjut pada kerinduan dan hasrat cinta pemazmur pada Allah sendiri (6). Itulah tanda kesejatian dari iman seseorang. Pengalaman memperoleh pengampunan dan penyelamatan Allah itulah yang selanjutnya membawa pemazmur berani menyerukan pertobatan kepada umat Tuhan yang berulang kali menyakiti hati-Nya, dengan kebebalan dan dosa mereka. Tujuan seruan pemazmur agar mereka juga mengalami penyelamatan dan pengampunan-Nya (7-8).
Martin Luther dan John Wesley memuji mazmur ini sebagai mazmur pertobatan karena isinya sesuai dengan pesan Injil: Allah di dalam Yesus Kristus menyelamatkan dan mengampuni. Ini juga yang diakui gereja: kedahsyatan pengampunan Allah itu terletak pada pengurbanan Kristus yang tak bersalah agar semua dosa manusia dihapuskan dan diampuni. Karena itu jangan mencari jalan keluar dari pergumulan dosa Anda dari siapa pun juga, selain pada Kristus yang sudah mati dan bangkit. Hanya Dia yang sanggup dan mau mengampuni dan menyelamatkan Anda!
Camkan: Pada Allah saja ada pengampunan dan penyelamatan maka takutkah aku kepada-Nya?
Pembacaan MAZMUR 131 (hari ke 609)
Tafsiran
Rendah hati
Rendah hati bukan saja merupakan kualitas moral, tetapi ungkapan sikap iman di hadapan Tuhan. Kerendahan hati seorang Kristen melambangkan sikap hatinya di hadapan manusia maupun Tuhan. Di hadapan manusia ia tidak merasa diri lebih baik atau lebih tinggi, di hadapan Tuhan ia tunduk pada kedaulatan dan hikmat-Nya.
Pernyataan pemazmur bahwa dirinya tidak tinggi hati dan sombong (1) adalah sikap komitmennya untuk menjaga diri rendah hati di hadapan Tuhan. Firman Tuhan mengingatkan bahwa kesombongan membawa kepada kehancuran (Ams. 18:12). Hal-hal yang besar dan ajaib yang dilakukan manusia merupakan bentuk kesombongan. Sikap seperti demikian dilihat melawan Allah atau menganggap diri sebagai Allah.
Pemazmur mengambil sikap menenangkan jiwa dan rendah hati (Mzm. 131:2). Ia merefleksikan keberadaan dirinya di hadapan Allah. Melaluinya ia menyadari bahwa dirinya seperti seorang anak kecil yang masih menyusu bergantung penuh pada ibunya. Demikian seharusnya ia bersandar penuh hanya kepada Allah. Pemazmur kemudian mengajak bangsanya untuk merendahkan diri dan berharap kepada-Nya (3), dengan tidak melakukan hal-hal yang sombong dan besar, tapi menenangkan diri dan berserah kepada Allah. Hanya dengan dua sikap hati inilah, bangsa Israel akan diberkati oleh Tuhan untuk selama-lamanya.
Banyak pemimpin baik umum maupun rohani yang jatuh karena kesombongan. Mereka tidak lagi mau mendengar apalagi menyimak keluhan bawahan atau orang yang dipimpinnya. Nasihat orang berpengalaman, kritikan dari pihak lawan, bahkan teguran Tuhan sekalipun diabaikannya. Orang sombong sebenarnya sasaran empuk Iblis karena ia mengandalkan diri sendiri dan menjauhkan diri dari Tuhan.
Renungkan: Orang yang bersandar pada Tuhan mendapatkan kekuatan dan kemenangan karena Tuhan pasti akan membelanya!
Pembacaan MAZMUR 129 (hari ke 607)
Tafsiran
Kesabaran dalam kesesakan
Israel mengalami kesesakan sejak "masa mudanya" karena kebencian orang fasik yang berusaha menghancurkannya. Di mana pun umat-Nya berada terlebih sering mengalami penderitaan dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kadang penderitaan yang dialami berlangsung terus-menerus, sehingga menyesakkan umat. Namun harus diakui bahwa ternyata usaha orang fasik untuk menghancurkan umat-Nya tak pernah berhasil. Justru umat-Nya semakin tersebar dan meluas ke penjuru dunia. Sabarlah dalam kesesakan!
Tuhan membatasi penderitaan. Tuhan mengenal umat-Nya dan Ia membatasi penderitaan bagi umat-Nya. Ia tidak begitu saja membiarkan umat-Nya menderita melebihi kemampuannya. Penderitaan dipakai-Nya untuk membawa umat-Nya kembali kepada-Nya. Dan ketika orang fasik berlaku melebihi perizinan-Nya, Ia sendiri yang bertindak membebaskan umat-Nya dari cengkeraman tangan mereka.
Keadaan akhir. Tuhan itu adil; Ia akan menyudahi perbuatan orang fasik, membuat mereka malu, dan mereka akan mundur. Inilah akhir kehidupan mereka: buruk dan memalukan. Barangsiapa yang bertahan dalam kesesakan dan tetap setia pada Tuhan akan menikmati keadilan Tuhan di masa yang akan datang. Ia senantiasa ingat akan umat-Nya.
Merenungkan Mazmur 135
"Sama Dengan Yang Disembah"
Mazmur 135:18 (TB) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, semua orang yang percaya kepadanya.
Dalam bahasa Inggris kata yang dipakai untuk penyembahan berhala adalah idolatry.
Dari kata itulah kita mengenal kata idola. Apa salah satu ciri orang yang mengidolakan seseorang ?
Orang itu akan berusaha meniru idolanya !
Mulai dari fashion, gaya penampilan, bahkan termasuk sikapnya. Sekali lagi, idolatry atau penyembahan berhala berarti keserupaan antara penyembah berhala dengan berhala yang disembahnya.
Kita adalah apa yang kita sembah.
Jika kita menjadikan mamon sebagai berhala, maka kita akan sama dengan uang, tamak akan uang, dan mengukur segala sesuatunya dengan uang.
Kita akan menjadi sama dengan uang !
Jika kita menyembah Tuhan, maka secara otomatis kita akan menjadi serupa dengan Kristus yang kita sembah.
Jadi, kita mirip seperti apa, sesungguhnya itulah yang kita sembah !
Mirip dengan Kristus berarti kita menyembah Kristus.
Mirip dengan mamon berarti kita menyembah mamon.
Mirip dunia, berarti kita menyembah dunia dengan segala keinginannya.
Berhala tidak harus berbentuk patung, sesajen, atau praktik-praktik okultisme.
Sekarang ini kita bahkan sudah hidup di era berhala modern yang terwujud dalam banyak bentuk. Pertanyaannya, kita menjadi serupa dengan siapa ?
Kita adalah apa yang kita sembah!
Selamat malam & istirahat bersama keluarga.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 130 (hari ke 608)
Tafsiran
Kedahsyatan pengampunan Allah
Dosa dan akibatnya memang menghancurkan dan mengerikan. Itu yang diungkapkan pemazmur dengan menggunakan ilustrasi orang yang terjebak di jurang dosa (1). Tanpa mampu menyelamatkan dirinya sendiri, orang yang berada dalam jurang dosa hanya bisa menunggu akibat dosa yang mengerikan, yaitu maut.
Akan tetapi, kedahsyatan akibat dosa dan kengerian maut kalah jauh jika dibandingkan dengan kedahsyatan kasih Allah. Kasih Allah dahsyat karena bukan hanya mengampuni manusia dari jurang dosa melainkan juga menyelamatkan manusia (4). Inilah yang diyakini oleh pemazmur sehingga dalam pergumulannya terbelenggu dosa, ia beriman saat memanjatkan seruan doa mohon pengampunan dan penyelamatan dari Allah (2-3). Pengampunan dan penyelamatan dari Tuhan berlanjut pada kerinduan dan hasrat cinta pemazmur pada Allah sendiri (6). Itulah tanda kesejatian dari iman seseorang. Pengalaman memperoleh pengampunan dan penyelamatan Allah itulah yang selanjutnya membawa pemazmur berani menyerukan pertobatan kepada umat Tuhan yang berulang kali menyakiti hati-Nya, dengan kebebalan dan dosa mereka. Tujuan seruan pemazmur agar mereka juga mengalami penyelamatan dan pengampunan-Nya (7-8).
Martin Luther dan John Wesley memuji mazmur ini sebagai mazmur pertobatan karena isinya sesuai dengan pesan Injil: Allah di dalam Yesus Kristus menyelamatkan dan mengampuni. Ini juga yang diakui gereja: kedahsyatan pengampunan Allah itu terletak pada pengurbanan Kristus yang tak bersalah agar semua dosa manusia dihapuskan dan diampuni. Karena itu jangan mencari jalan keluar dari pergumulan dosa Anda dari siapa pun juga, selain pada Kristus yang sudah mati dan bangkit. Hanya Dia yang sanggup dan mau mengampuni dan menyelamatkan Anda!
Camkan: Pada Allah saja ada pengampunan dan penyelamatan maka takutkah aku kepada-Nya?
Pembacaan MAZMUR 131 (hari ke 609)
Tafsiran
Rendah hati
Rendah hati bukan saja merupakan kualitas moral, tetapi ungkapan sikap iman di hadapan Tuhan. Kerendahan hati seorang Kristen melambangkan sikap hatinya di hadapan manusia maupun Tuhan. Di hadapan manusia ia tidak merasa diri lebih baik atau lebih tinggi, di hadapan Tuhan ia tunduk pada kedaulatan dan hikmat-Nya.
Pernyataan pemazmur bahwa dirinya tidak tinggi hati dan sombong (1) adalah sikap komitmennya untuk menjaga diri rendah hati di hadapan Tuhan. Firman Tuhan mengingatkan bahwa kesombongan membawa kepada kehancuran (Ams. 18:12). Hal-hal yang besar dan ajaib yang dilakukan manusia merupakan bentuk kesombongan. Sikap seperti demikian dilihat melawan Allah atau menganggap diri sebagai Allah.
Pemazmur mengambil sikap menenangkan jiwa dan rendah hati (Mzm. 131:2). Ia merefleksikan keberadaan dirinya di hadapan Allah. Melaluinya ia menyadari bahwa dirinya seperti seorang anak kecil yang masih menyusu bergantung penuh pada ibunya. Demikian seharusnya ia bersandar penuh hanya kepada Allah. Pemazmur kemudian mengajak bangsanya untuk merendahkan diri dan berharap kepada-Nya (3), dengan tidak melakukan hal-hal yang sombong dan besar, tapi menenangkan diri dan berserah kepada Allah. Hanya dengan dua sikap hati inilah, bangsa Israel akan diberkati oleh Tuhan untuk selama-lamanya.
Banyak pemimpin baik umum maupun rohani yang jatuh karena kesombongan. Mereka tidak lagi mau mendengar apalagi menyimak keluhan bawahan atau orang yang dipimpinnya. Nasihat orang berpengalaman, kritikan dari pihak lawan, bahkan teguran Tuhan sekalipun diabaikannya. Orang sombong sebenarnya sasaran empuk Iblis karena ia mengandalkan diri sendiri dan menjauhkan diri dari Tuhan.
Renungkan: Orang yang bersandar pada Tuhan mendapatkan kekuatan dan kemenangan karena Tuhan pasti akan membelanya!
Merenungkan Mazmur 136
"Kasih Setia-Nya Selamanya"
Mazmur 136:1 (TB) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Dalam situasi apapun, hendaknya kita selalu ingat bahwa kasih Tuhan tidak pernah beranjak dari hidup kita.
Kasih Tuhan dinyatakan melalui ciptaan-Nya (ay. 1-9).
Kasih setia Tuhan dinyatakan melalui karya penyelamatan, yaitu saat Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir ( ay. 10-20).
Kasih setia Tuhan juga dinyatakan melalui berkat tanah perjanjian (ay. 21-22).
Ketika kita menyatu dengan alam, maka kita bisa merasakan kebesaran dan kasih setia Tuhan melalui ciptaan-Nya.
Kita juga bersyukur kepada Tuhan sebab kita menerima anugerah keselamatan.
Kita dipanggil, dipilih, dan dijadikan umat yang dikasihani. Tak hanya itu, kita dengan berlimpah-limpah seperti yang telah Dia janjikan.
Dengan semua alasan itu, bagaimana mungkin kita tidak menyatakan kekaguman kita sambil menyerukan, "Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik !Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Bersyukurlah kepada Tuhan, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Selamat mengawali hidup ini dengan doa dan ucapan syukur.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 137
"Tetap Berharap"
Mazmur 137:6 (TB) Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku !
Sebuah keadaan yang sangat menyedihkan. Namun demikian, kita masih tetap bisa melihat iman dan pengharapan pemazmur dalam situasi tersebut, yaitu akan terus mengingat Yerusalem dan menjadikan Sion sebagai puncak sukacita (ay. 6).
Mereka berseru dan memohon balas kasihan Tuhan untuk melepaskan mereka dari tangan orang-orang Babel (ay. 7). Sebuah respon yang benar dalam menghadapi beratnya pergumulan hidup.
Mungkinkah kita mengalami situasi yang menyedihkan, seperti yang dialami umat Israel saat berada dalam pembuangan di Babel ?
Seterpuruk apapun keadaan kita, ingatlah akan kasih setia Tuhan dalam hidup kita. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah melupakan kita.
Dalam Yesaya 49:16 Tuhan berjanji, " Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku ; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku".
Sekalipun sulit untuk berharap, taruhlah iman dan pengharapan kita kepada Kristus. Tak selamanya dibiarkan umat-Nya berada dalam keterpurukan.
Ada waktunya dukacita diubah menjadi sukacita.
Ada waktunya ratapan kita diubah menjadi tari-tarian.
Dalam situasi sesulit apapun, tetaplah berharap kepada Tuhan.
Selamat menikmati libur akhir pekan bersama keluarga tercinta. Tetaplah semangat dan andalkan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 138
"Tuhan Yang Menyelesaikan"
Mazmur 138:8 (TB) TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu !
Daud menaikkan syukur atas pertolongan Tuhan di masa-masa sulitnya. Pada saat ia berseru, maka Tuhan menjawabnya dengan menambahkan kekuatan kepadanya (ay. 3).
Mengapa Tuhan menambahkan kekuatan pada Daud ? Supaya Daud bisa mengatasi masalah yang sedang membelitnya. Namun jika Daud sudah berusaha sedemikian rupa namun masalah tetap tak kunjung selesai, maka Daud punya iman yang luar biasa kepada Tuhan, "Tuhan akan menyelesaikannya bagiku !
Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!" ( ay. 8 ).
Do the best, and God Will do the best.
Lakukanlah yang terbaik yang kita bisa, selebihnya biarlah Tuhan yang menyelesaikannya bagi kita.
Ini adalah kombinasi iman dan perbuatan. Iman berarti bukan ongkang-ongkang tanpa melakukan sesuatu. Di sisi lain, kita juga harus tetap berharap dan mengandalkan Tuhan dalam segala sesuatunya.
Tuhan memberi kita kekuatan supaya kita cakap menanggung segala perkara bersama-Nya. Namun kalaupun kita harus berhadapan dengan masalah yang berada di luar jangkauan kita, percayalah bahwa Tuhan yang akan berperang ganti kita.
Tuhan yang akan menyelesaikannya bagi kita. Persis nasihat yang kerap didengar dari orang tua kita, "Lakukan yang bisa kamu kerjakan, selebihnya biarlah kami yang menyelesaikannya.
Lakukan yang terbaik yang kita bisa, selebihnya biarlah Tuhan yang menyelesaikannya bagi kita.
Selamat hari Minggu & ibadah ke gereja bersama kelurga tercinta. Tetaplah semangat & andalkan Tuhan
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 132 (hari ke 610)
Datanglah kerajaan-Mu
Dalam sejarah Israel, tema teologi penting yang mendasari jayanya kerajaan Israel ialah ikatan perjanjian Daud sebagai raja turun temurun atas Israel dan penetapan Allah akan Yerusalem atau Sion sebagai pusat pemerintahan Allah. Kedua tema inilah yang menjadi dasar mazmur ini digubah.
Mazmur ini sepertinya digunakan pada ibadah pentahbisan bait Allah Salomo. Ayat 8-10 muncul pada bagian akhir doa Salomo di 2 Tawarikh 6:41-42. Bisa jadi mazmur ini dilantunkan secara bertanggapan. Dibuka oleh pemimpin ibadah (1-5), direspons oleh umat (6-10), lalu pemimpin ibadah mengutip janji Allah kepada Daud (11-12), dan akhirnya ditutup oleh umat yang menyanyikan ulang janji Allah kepada Israel (13-18).
Ibadah dimulai dengan mengingat kembali kerinduan Daud untuk membangun bait Allah di Yerusalem (1-5). Daud telah lebih dahulu memindahkan tabut Perjanjian ke Yerusalem, tetapi Allah tidak mengizinkan dia untuk membangun bait Allah (2Sam. 6:1-7:7). Sebaliknya, Allah menjanjikan untuk menegakkan keturunan Daud sebagai raja atas Israel (2Sam. 7:12-16). Salomo adalah raja keturunan Daud, yang diperbolehkan Allah untuk mendirikan bait-Nya. Tindakan Salomo mendirikan bait Allah mempertegas tugas seorang raja Israel, yaitu membawa umat mengabdi kepada Allah sebagai Raja.
Dengan demikian janji Allah untuk menggembalakan umat-Nya dari Sion terwujud melalui ketaatan dinasti Daud sebagai urapan Allah. Takhta Daud mengabdi pada takhta Allah. Setiap raja keturunan Daud yang takut akan Allah, akan menggunakan kuasanya untuk menghantar umat menyembah Allah. Dengan demikian Kerajaan Allah ditegakkan.
Kristus adalah keturunan Daud yang menegakkan Kerajaan Allah bukan hanya atas Israel, tetapi seluruh dunia. Kita anak-anak-Nya, dipercaya dan diutus memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada dunia.
Pembacaan MAZMUR 133 (hari ke 611)
Kumandang Indah Kidung Ziarah
Kumandang kidung ziarah dalam Mazmur 133 ini memang indah. Keindahannya tampak dari isinya yang berupa pujian tentang persaudaraan sejati. Patut dibayangkan ketika kidung ini menjadi nyanyian komunal oleh para peziarah, mereka belum tentu saling mengenal. Meski demikian, mereka bersatu dan berlaku sebagai saudara dalam peziarahan bersama, mendaki bukit Sion.
Bukit Sion telah menyatukan para peziarah. Mengingat bukit itu diyakini sebagai kediaman Tuhan, puncak bukit Hermon itu pantas disebut sebagai gunung suci, yang hanya bisa didaki dalam semangat rukun satu sama lain. Artinya, hanya orang-orang yang memiliki kasih persaudaraan yang sejati mendapat perkenan tinggal dalam kemuliaan Tuhan.
Kesucian kasih yang murni dilukiskan bagaikan minyak yang meleleh ke janggut dan leher jubah Harun (2). Di sini pemazmur sengaja mengarahkan imajinasi para peziarah kepada minyak urapan, yang dikhususkan dalam ritual penahbisan imam; minyak yang tidak boleh digunakan secara sembarangan karena kadar kesuciannya. Minyak urapan dapat diindra lewat baunya yang harum semerbak. Begitulah kasih murni yang dilukiskan pemazmur itu memiliki kesucian yang wangi.
Pemazmur juga menggambarkan kasih persaudaraan bagaikan embun gunung Hermon (3). Gunung yang puncaknya bersalju ini sangat dihormati karena menjadi sumber mata air bagi banyak sungai, yang aliran airnya menghidupi banyak orang. Begitulah gambaran persaudaraan sejati yang mendatangkan berkat kehidupan bagi semua orang.
Makin jelaslah tujuan ziarah sebagai salah satu cara beribadah kepada Tuhan. Bukan untuk meninggikan diri sendiri, tetapi untuk mempersatukan para peziarah dalam kidung ziarah yang berkenan di hadapan Tuhan, yaitu kidung yang mengumandangkan kasih persaudaraan yang suci.
Segenap umat berpadu memohon supaya Tuhan memerintahkan berkat, serta menganugerahkan kehidupan kepada semua makhluk untuk selama-lamanya.
Pembacaan MAZMUR 134 (hari ke 612)
Doa Malam Para Peziarah
Doa malam identik dengan keheningan. Suasana itulah yang diindra para peziarah setelah mencapai puncak pendakian, yakni Bait Allah di Yerusalem. Di tempat kudus itu, para peziarah kemudian melakukan ibadah petang bersama para pelayan Tuhan.
Ibadah petang terasa istimewa karena diadakan dalam rangka pembukaan hari raya Pondok Daun. Hari raya ini merupakan hari peringatan akan pimpinan Tuhan bagi para leluhur yang melintasi padang gurun. Tiang awan dan tugu api menjadi tanda penyertaan-Nya. Pengalaman historis ini menjadi alasan mengapa umat Israel wajib menghadap hadirat Tuhan di tempat kudus-Nya, yakni dengan berziarah ke Yerusalem (lih. Ul. 16:16).
Tidak heran bila ibadah petang tersebut menjadi ibadah semalam suntuk, yang dikerjakan secara khusyuk oleh para peziarah yang terus berdatangan sepanjang malam. Pada akhir ibadah inilah dikumandangkan nyanyian ziarah pada malam hari.
Itulah latar belakang ajakan pemazmur, "Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN ... pada waktu malam" (1). Dalam suasana itu, para peziarah pun mengajak supaya para imam mengangkat tangan (2). Artinya, mengambil sikap doa dan memuliakan Tuhan.
Puji-pujian pun terus dilantunkan dengan segenap hati. Semua orang yang hadir di Bait Allah menghayati kekudusan Allah. Para imam pun menjawab mereka dengan doa berkat, "Kiranya TUHAN yang menjadikan langit dan bumi, memberkati engkau dari Sion" (3). Sion adalah gambaran takhta Allah. Dari sanalah berkat dicurahkan kepada setiap umat, sehingga mereka dapat pulang ke rumah masing-masing dalam damai sejahtera.
Itulah mengapa ziarah ke Yerusalem memiliki arti yang penting, bagi umat Israel maupun kita di masa kini. Dalam keheningan malam hari pun kita mau datang kepada Tuhan, dengan hati yang mengarah kepada kekudusan-Nya.
Kita kembali diajak untuk memuji nama Tuhan. Sebagai umat-Nya, kita selalu merindukan pengalaman iman, dekat dengan Tuhan yang senantiasa memberkati kita
Merenungkan Mazmur 139
"Bisakah bersembunyi di hadapan Tuhan ?"
Mazmur 139:7 (TB) Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu ?
Pemazmur tampak seperti main "petak umpet". Daud berusaha untuk lari menjauh dari Tuhan.
Sayangnya, Tuhan selalu menemukannya. Ketika Daud mendaki ke langit, Tuhan mengetahuinya. Bagaimana Daud bisa bersembunyi di tempat gelap jika kegelapan tidak bisa menggelapkan Tuhan dan malam menjadi terang seperti siang (ay. 12).
Akhirnya, Daud pun memutuskan untuk merespon secara tepat, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku," (ay. 23).
Daripada main petak umpet bukanlah lebih baik jika terbuka di hadapan Allah Yang Maha Tahu ?
Kita tidak bisa lari dari Tuhan. Kita tidak bisa bersembunyi di hadapan Allah Yang Maha Tahu.
Sebab itu, biarlah kita meminta Tuhan menerangi sekaligus menyelidiki hati kita. Jika memang jalan kita serong, mintalah Tuhan untuk menuntun kita ke jalan yang kekal (ay. 24). Daud mungkin awalnya takut akan penghakiman Tuhan sehingga ia berusaha lari dari hadapan Tuhan, namun akhirnya ia menyadari bahwa meminta Tuhan menyelidiki hatinya bukan berarti Tuhan akan menimpakan hukuman kepadanya. Permintaan seperti itu justru akan membuat Tuhan menuntun langkah hidupnya. Hal yang sama berlaku dalam kehidupan kita. Dia menyelidiki, Dia juga akan meluruskan jalan yang serong. Dia juga yang akan menuntun kita ke jalan yang benar.
Daripada lari dari hadapan Tuhan, mintalah Dia menyelidiki hati kita dan menuntun kita di jalan-Nya.
Selamat bekerja & berkarya serta berjuang, tetaplah semangat dan jangan lupakan kebaikan-Nya
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 140
"Manusia Jahat"
Mazmur 140:2 (TB) Luputkanlah aku, ya TUHAN, dari pada manusia jahat, jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan,
Rencana jahat tidak hanya berupa pembunuhan atau tindakan kriminal yang sering kita lihat di media sosial. Tetapi diawali dari hal-hal yang tidak terlihat secara kasat mata, seperti rasa cemburu, kemarahan, keserakahan, keangkuhan seseorang dan tindakan kecil tidak terlihat inilah yang justru berbahaya dan mampu menimbulkan rencana jahat tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa meminta perlindungan Tuhan dari hal-hal seperti itu. Dan satu hal juga penting dan perlu kita ingat, yaitu hendaklah kita pun senantiasa menjaga hati dan pikiran kita tetap kudus di hadapan Tuhan.
Jangan mudah terpengaruh dengan hasutan manusia, agar apapun yang kita terima dari luar tidak menimbulkan rencana jahat di dalam hati dan pikiran kita, sehingga hidup kita ini berkenaan di hadapan Allah.
Tak ada yang mengetahui isi hati dan jalan pikiran manusia, selain Allah sendiri.
Selamat berkarya dan berjuang dalam karya kita, jadilah pemenang.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Merenungkan Mazmur 141
Doa Daud dalam pencobaan
Mazmur 141:4 (TB) Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.
Daud pernah berada di tengah-tengah bangsa yang kejahatannya merajalela. Meskipun demikian, Daus hidup di tengah-tengah bangsa yang jahat tanpa ikut menjadi jahat. Kuncinya adalah berdoa. Dia yang disampaikan Daud adalah agar Tuhan dapat memurnikan dirinya dalam tiga hal:
▪︎Pertama, Daud berdoa agar Tuhan memurnikan mulutnya supaya ia tidak berdosa dengan perkataannya (ay. 3).
Sering kali, tanpa kita sadari ketika sedang mengalami masalah kita cenderung sulit menjaga mulut dan lidah kita.
Mengutuki diri, bahkan marah kepada Tuhan melalui perkataan kita
▪︎Kedua, Daud berdoa agar Tuhan memurnikan hatinya dalam kebenaran (ay.4).
Dari manakah kata-kata celaan berasal ? Dari dalam hati !
Tuhan Yesus berkata, ".... Karena yang diucapkan mulutnya meluap dari hatinya." (Luk. 6:45).
Mintalah Tuhan untuk senantiasa memurnikan hati kita, sebab segala sesuatu yang keluar dari hidup kita bersumber dari hati.
▪︎Ketiga, Daud berdoa agar Tuhan memurnikan tindakannya dari hal yang negatif, bahkan ia meminta Tuhan untuk tidak membiarkannya mengecap setiap sedap-sedapan dari orang fasik (ay. 4).
Artinya sekali ia mengecap sedap-sedapan tersebut, maka ia akan ketagihan. Oleh karena itu jangan pernah sekalipun mengecap, jika kita tidak ingin mengulanginya di kemudian hari.
Meski kita tinggal di tengah-tengah zaman yang bengkok, bukan berarti kita harus berlaku bengkok, bukan ?
Selamat bekerja & berkarya. Jadilah pemenang dalam perlombaan kehidupan di hari ini untuk kita persembahkan pada Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan MAZMUR 135 (hari ke 613)
Tafsiran :
Sembah siapa? Mengapa?
Karena pengaruh kemajuan ilmu, teknologi, dan berbagai kemakmuran yang orang bisa capai, penyembahan kepada Allah dan ketaatan pada kehendak-Nya makin sering diabaikan orang. Mazmur ini dengan indah sekali menyadarkan umat, siapakah sesungguhnya yang harus kita sembah, juga disertai dengan alasan-alasan yang jelas.
Tujuh kali nama Tuhan disebut (1-4) di awal mazmur ini, sehingga jelas Allah saja yang layak disembah. Semua hamba-hamba-Nya pun harus menyembah Dia. Mengapa umat harus menjunjung dan memusatkan Tuhan dalam hidup? Karena Ia telah memilih dan menjadikan umat sebagai milik-Nya (4). Ia juga berdaulat, berotoritas, dan berkuasa mewujudkan rencana-rencana-Nya yang baik bagi umat (6). Demi umat, Allah telah menaklukkan semua yang merintangi rencana-Nya dan yang dapat membahayakan umat pilihan-Nya (8-12). Segala anasir alam semesta dan semua kuasa ilah bangsa-bangsa lain tunduk, sebab mereka tidak berarti dan tidak berdaya di hadapan Allah (15-17). Ia yang telah memilih, mewujudkan penyelamatan dengan dahsyat, juga terus setia memelihara umat dari generasi ke generasi (13-14).
Mengabaikan penyembahan kepada Allah selalu melahirkan penyembahan kepada berhala. Jangan Anda beranggapan bahwa anjuran dan tamparan mazmur ini hanya berlaku bagi Israel, yang selalu tergoda oleh berhala-berhala dan ilah-ilah kafir. Bukankah kita pun sering tidak bersungguh-sungguh dalam beribadah? Bukankah kita sering tidak konsisten mengutamakan Allah dan menjunjung Dia dalam pekerjaan, studi, bisnis, atau pergaulan kita? Bukankah dalam menikmati hidup, kita lebih menganggap berarti hal-hal seperti kekayaan, hiburan, dlsb? Sadarilah bahwa Tuhan tidak ingin hidup kita jadi sia-sia. Ingatlah bahwa kita kini adalah imamat rajani, umat kepunyaan Allah sendiri (19-21, band. 1Ptr. 2:9-10).
Renungkan: Hargai dan syukuri Allah dan segala kebaikan-Nya, maka Anda akan luput dari godaan berhala zaman ini.
Merenungkan Mazmur 142
"Tempat Pelarian"
Mazmur 142: 8 Orang-orang benar akan mengelilingi aku, apabila Engkau berbuat baik kepadaku.
Ketika di dalam kesesakan karena di kejar-kejar oleh Saul, gua adalah satu-satunya tempat yang dijadikan Daud sebagai tempat pelarian.
Seperti halnya kondisi gua yang gelap dan lembab, begitu jugalah kondisi Daud saat itu; gelap, sesak, dan bahkan ia sulit melihat harapan. Tapi di dalam kesesakan saat itu, Daud ingat dan tahu harus kepada siapa ia mencurahkan isi hatinya.
Daud berdoa dan memohon perlindungan Tuhan. Ia mencurahkan semua kebimbangan, ketakutan, kesedihan yang ia rasakan di tempat itu.
Daud memohon kepada Tuhan, agar ia dibebaskan dari kejaran orang-orang yang lebih kuat darinya.
Di dalam kondisi tertekan, apakah kita pun melakukan hal yang sama seperti Daud ? Apakah kita melarikan diri di bawah kaki Tuhan untuk berdoa untuk meminta pertolongan ?
Benar bahwa kita tak harus pergi ke gua, seperti yang dilakukan Daud, kita cukup masuk ke kamar dan berdoa kepada Tuhan. Niscaya, ketika kita datang dengan hati yang sungguh-sungguh, maka Tuhan akan memberi kita pertolongan dan penghiburan.
Tuhan akan mengirimkan orang-orang benar di sekeliling kita.
Tuhan mampu memberi pertolongan bagi kita yang percaya pada-Nya.
Selamat malam & selamat istirahat, Kasih Setia Tuhan senantiasa menyertai & melindungi kita sepanjang malam hari ini hingga saat bangun kembali di pagi hari dengan harapan yang pasti
Tuhan Yesus Memberkati. Amin