VISI : MENJADI GEREJA YANG BERSAHABAT, MEMBERDAYAKAN UMAT, SERTA MENJADI BERKAT >>> MISI : (1) Membangun umat yang bersahabat, peduli dan ramah terhadap gereja dan lingkungan sekitar (2) Mengembangkan wadah pelayanan yang partisipatif, kreatif dan inspiratif (3)Pengembangan wilayah pelayanan gereja dan masyarakat
About Me
BACAAN LEKSIONARI PADA MINGGU KU1,KU2,KU3 oleh FMS KLIK DISINI →

MENJADI LEKTOR

PENGANTAR
Sejak Minggu Adven tahun 2005, Gereja Kristen Indonesia (GKI) memberlakukan pemakaian leksionari dalam liturgi ibadahnya. Leksionari adalah daftar bacaan Alkitab yang disusun berdasarkan tahun gerejawi dan dipergunakan secara am dalam kehidupan jemaat. Leksionari ini memuat  empat bacaan. Bacaan I : Perjanjian Lama, Antar bacaan: Mazmur , Bacaan II: Surat-surat Rasuli (Epistel) dan Bacaan Injil. Bacaan Alkitab yang dilakukan secara leksionaris ini bersifat ekumenis, artinya daftar pembacaan Alkitab tersebut telah di sepakati sebagai daftar bacaan Alkitab yang di pergunakan oleh sebagian besar gereja Tuhan di muka bumi ini. Pihak yang berhak menyusun  daftar bacaan tersebut adalah badan-badan ekumenis yang sah seperti Dewan Gereja se-Dunia (WCC). Selain itu Pembacaan Alkitab secara leksionari memungkinkan jemaat membaca Alkitab secara utuh dan menyeluruh . Berdasarkan talak GKI 52:2a, Dalam konteks pembeitaan Firman secara Leksionaris , GKI dapat melibakan jemaat secara aktip dalam membaca kitab suci. Kitab suci yang tadinya hanya dibaca oleh Pelayan Firman (Pendeta) dan Penatua kini diharapkan dapat melibatkan jemaat Oleh karena itu peran Lektor sebagai pembaca kitab suci dalam ibadah GKI saat ini sangat dibutuhkan.

SEJARAH LEKTOR
Pembaca sabda Allah (Lektor,latin) dalam peribadatan sudah ditemukan dalam tradisi agama Yahudi di Perjanjian Lama (Neh 8:1-19). Tradisi membaca sabda Allah ini pun berlanjut dalam perjanjian Baru ketika Yesus datang ke Nazaret masuk kedalam sinagoga Yahudi (Luk 4:16-30). Ia membaca dan mengajar dari teks Yesaya 61:1-2. Menurut tradisi peribadatan di sinagoga biasanya ada seorang yang tampil dari tengah jemaat. Kepadanya diberikan kitab yang diambil dari kitab Taurat dan kitab para nabi.  Setelah kitab itu dibuka dipilihlah salah satu teks yang hendak dibaca .Selesai pembacaan kitab itu ditutup dan diberikan kembali ke pada pejabat rumah ibadah sedangkan pengajaran menyusul kemudian. Tradisi ini pun berlanjut dalam kehidupan gereja perdana (Kis 2 : 41-47)
Dalam abad-abad awal Kekristenan, pengaruh ibadah Yahudi cukup dominan. Pengaruh itu berupa warisan yang  masih tersimpan dalam khasanah liturgi gereja hingga kini ialah liturgi sinaksis. Sinaksis ialah perkumpulan umat untuk membaca Kitab Suci, menyanyikan mazmur (psamlmody), dan berdoa di Sinagoga. Ketiga unsur ini adalah bagian utama dalam ibadah Kristen mula-mula. Gereja kemudian menambah sifat ibadah dengan eucharisistic atau pengucapan syukur (Kis 2 : 46). Salah satu urutan liturgi menurut Yustinus Martir (+150M) adalah sebagai berikut : 1 .Pembacaan alkitab terdiri dari Taurat, Nabi-nabi, Surat Rasuli dan Injil.2. Menyanyikan Mazmur-mazmur dan pujian, 3. Pembacaan Injil, 4. Homilia, yaitu pengajaran dan penjelasan .Kitab Suci ,5 Berdoa (termasuk Doa syafaat).         
Pembacaan Alkitab dalam ibadah pada abad-abad awal Kekristenan dilakukan khusus oleh lektor. Pembacaan Alkitab terutama adalah surat Perjanjian Baru dan Injil. Peran lektor sangat penting dan terhormat. Dalam tradisi Gereja Katolik , peran lektor masuk dalam tata tahbisan minor subdiakon, pentahbisan lektor diberikan dalam ritus khusus melalui penumpangan tangan uskup dan diserai doa. Dalam tradisi Gereja Barat, penahbisan lektor termasuk dalam tingkat kedua dari tata tahbisan minor (ostiarius,lector,exorcista,ecolythus). Untuk tingkat tahbisan minor ini tidak dikenakan kewajiban selibat juga dalam kebiasaan Gereja Timur, para lektor termasuk dalam tata tahbisan minor sebelum penerimaan diakonat (suatu jenjang menuju imamat dalam tata tahbisan mayor).
Dapat dipahami kemudian bahwa peran lektor mengandaikan standar pendidikan khusus. Meskipun eksklusif untuk mereka yang tertarik menjadi imam. Kehadiran schola lectorum (sekola para lector) pada abad kelima memberi indikasi kuat tetang pentingnya tentang membaca Sabda Allah oleh seorang yang memiliki kualifikasi pantas. Bahkan pada abad ke-6 dan ke-7, dengan munculnya schola cantorum (sekola menyanyi), pembacaan Sabda Allah dengan cara melagukan semakin melabungkan gengsi peran lekor.
Kehormatan peran lektor cukup ditampakan juga dalam Gereja-gereja Katolik di Barat. Ketika seorang lektor ditahbiskan hendaklah uskup berbicara tentang dia kepada jemaat sambil menunjukkan (kelayakan) iman, hidup dan kemampuannya. Setelah itu,sementara jemaat memandangnya, hendaklah uskup memberikannya buku (Kitab suci), yang darinya harus dibacanya,sambil berkata kepadanya: Terimalah ini dan jadilah pewarta Sabda Allah.
Sementara kehormatannya tetap terjaga, secara perlahan wilayah tugas lektor berkurang sekarang, terutama sejak ada pembaharuan dalam Gereja Roma melalui konsili Vatikan II (1962-1965) termasuk pembaharuan  dalam liturgy, hak membaca Injil mulai dicabut dari peran lektor. Tugas membaca Injil hanya dipercayakan kepada diakon, atau imam konselebran (PUMR 59). Sedang pembacaan Kitab suci kecuali Injil – berarti hanya kitab-kitab Perjanjian lama dan surat-surat pejanjian baru, menjadi tugas lektor terlantik (PUMR 99). Meskipun demikian, bila dalam perayaan ekaristi tidak ada lektor terlantik, tugas pembacaan Kitab Suci –melalui bacaan I dan II, dapat dibawakan oleh umat awam, baik pria maupun wanita, yang memiliki kelayakan. Namun, tak boleh ditolerir, mereka harus sungguh terampil dan disiapkan secara cermat untuk melaksanakan tugas ini, sehingga dengan mendengarkan bacaan-bacaan dari naskah kudus, umat beriman dapat memupuk dalam diri mereka rasa cinta yang hangat terhadap Alkitab (PUMR 101).

PANGGILAN DAN PERAN LEKTOR
Tugas lektor sangat luhur : lector adalah utusan, duta Tuhan untuk menyampaikan Sabda-Nya dalam liturgi Gereja Lektor dipilih untuk menyampaikan Sabda Allah sebagaimana Allah sendiri ingin menyampaikannya. Bagaikan nabi, lektor adalah penyambung lidah Tuhan, komunikator dan juru bicara Tuhan. Hendaklah lektor menyediakan dirinya sebagai alat bagi Tuhan untuk menyampaikan Sabda-nya. Hendaklah membiarkan Allah hidup di dalam gema suaranya dan menyediakan diri penuh ketaatan untuk selalu digerakkan oleh daya Roh Kudus. Lektor harus membantu jemaat menangkap pesan Tuhan seperti yang dikehendaki-Nya.
Lektor hendaklah percaya bahwa dalam liturgy, Allah sungguh hadir melalui Sabda yang dibacakannya. Lektor juga diundang untuk percaya akan kehadiran Allah sepanjang ibadah sehingga lektor perlu memahami liturgi yang dipakai di gerejanya secara menyeluruh. Kesadaran ini mendorong lektor   melaksanakan tugas pembacaan Sabda Allah sebagai sarana mengeksperesikan imannya. Karena itu lektor  diharapkan mampu menjadi pribadi yang selalu haus akan Sabda Tuhan dan siap menghidupi kebenaran kitab suci. Ia diundang unuk terbuka dan mau dijiwai oleh Sabda Tuhan agar dirinya selalu gembira dan berani menampilan kesaksian hidup. Dari lektor diharapkan muncul sikap-sikap pokok  seperti disiplin, hormat dan taat pada Sabda Tuhan.
Penghayatan rohani lektor harus mampu menghadirkan Allah yang sedang bersabda. Melalui suaranya, lektor hendaklah mampu menampilkan Roh Allah yang tersembunyi dibalik kata-kata Kitab Suci yang penuh daya. Lektor dipanggil  untuk mampu menghadirkan kembali karya keselamatan Allah dalam sejarah manusia sebagaimana terlukis indah dalam seluruh teks kitab suci. Melalui gema suaranya ,lektor diharapkan dapat mengaktualkan kekuatan Sabda Tuhan yang menghibur dan meneguhkan, menggembirakan dan menghidupkan, memberi berkat dan menyelamatkan. Lektor diharap mampu menghadirkan kehendak Allah sendiri yang senantiasa ingin membangun, menjaga,merawat menyempurnakan jemaat. Disisi lain, hendaklah lektor menggunakan kemampuannya dengan optimal agar segenap jemaat mampu menangkap pewahyuan Tuhan dalam Sabda yang dibacakannya. Bahkan, melalui suaranya lektor diharapkan dapat mengantar jemaat kedalam perjumpaan dengan Allah sendiri.

PERSIAPAN SEORANG LEKTOR
Lektor sebagai pembaca (yang membacakan) Alkitab, ialah individu yang tatkala bertugas harus mampu menempatkan diri menjadi bagian penting yang tidak terpisahan dari seluruh rangkaian ibadah. Lektor bukanlah sekedar pembaca (yang membacakan) Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Seorang lektor, lebih dahulu harus melakukan pendekatan/akrab dengan Allah yang memuat Firman Tuhan. Pendekatan/keakraban yang paling efektif ialah dengan cara membacanya setiap hari (bukan hanya hari Minggu).
Lektor yang ideal ialah seseorang yang dengan imannya mempercayai bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Tuhan, bersungguh-sungguh memahami serta menghayati makna Firman Tuhan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam Alkitab; dengan tata fisik dan suaranya mengumandangkan/membacakan Firman Tuhan itu agar bisa didengar dan mudah diresapkan; dan dengan tata batin yang tekendali serta teknik pengucapan yang baik, Ia meyakinkan Firman Tuhan yang disampaikannya itu dapat dimengerti, dipahami, diamalkan jemaat/umat dalam kehiduan sehari-hari.
Persiapan yang dilakukan Lektor sebelum bertugas yaitu seorang Lektor, jauh-jauh hari memastikan diri telah mengetahui teks bacaan yang akan dibawakan. Mereka diminta untuk membacakan teks yang akan dibawakan dan berupaya memahami dengan baik pesannya. Setelah memahami jenis teksnya, analisa dan urailah strukturnya, buatlah penuntun penggalan frasa baca, buatlah juga ragam tanda baca. Kemudian Lektor harus menyediakan waku untuk berlatih membaca berulang kali hingga sebaik mungkin dan dan dengan cara-cara kreatip (didepan cermin, direkam untuk kemudian didengar ulang, didepan orang lain atau suatu tim agar mendapat masukan dan kritik). Semua ini dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

PERSIAPAN LEKTOR MEMAHAMI GAMBARAN UMUM ISI ALKITAB
Untuk memahami Alkitab, seorang Lektor harus mengerti lebih dulu pembagian kitab-kitab dalam Alkitab.Kitab-kitab didalam Alkitab digolongkan dalam bagian-bagian sebagai berikut :
                  
Perjanjian lama terdiri dari :
-  Pentateukh/Taurat: Kejadian,Keluaran,Imamat,Bilangan,Ulangan
-  Sejarah Israel :Yosua,Hakim-hakim,Ruth I dan II.SamuelI dan II,Raja-raja I dan II,Tawarik,Esra,Nehemia,Ester
-  Sastra Hikmat : Ayub,Mazmur,Amsal,Pengkotbah,Kidung Agung
-  Nabi-nabi (besar) : Yesaya,Yeremia,Ratapan,Yehezkiel,Daniel
- nabi (kecil) : Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Meliakhi

Perjanjian Baru terdiri dari :
-         Injil : Matius, Markus, Lukas, Yohannes
-         Sejarah : Kisah Para Rasul
-         Surat Rasul paulus Kepada Jemaat : Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filifi, Kolose, I dan II Telesomika I dan II,Timoteus,Titus, filemon
-         Surat-surat umum : Ibrani, Yakobus I dan II, Petrus  I dan II dan III, Yohanes, Yudas
-         Apokalipstik : Wahyu
Setelah memahami gambaran umum isi Alkitab, Lektor dalam cara membaca harus memperhatikan jenis sastra Akitab sebab ada tata cara dalam membacanya. Jenis sastra Alkiab adalah sebagai berikut :

-         PUISI (Ayub,Mazmur,Amsal,Pengkhotbah,Kidung Agung,Ratapan)
-         KISAH PERISTIWA (Sejarah Israel,Ayub,Nabi-nabi,Injil,Kisah para Rasul,Wahyu)
-         PERUMPAMAAN (Injil)
-         SURAT (Surat Pastoral Rasul Paulus dan Pastoral Umum)
-         AMANAT/PESAN (Nabi-nabi)
-         KATA-KATA HIKMAT (Amsal,Pengkobah,Kidung Agung)
Dalam membaca jenis sastra ini ada baiknya Lektor mengucapkan prakata sebelum membaca kitab suci. Prakata sebelum membaca Kitab Suci juga dapat berupa kesimpulan isi suatu perikop yang akan dibacakan.

Prakata Sebelum membaca Alkitab
Kitab Taurat : Bacaan … diambil dari kitab Tauat Musa yang tertulis dalam …(Kejadian’/Keluaran/Imamat/Bilangan/Ulangan).
Kitab Sejarah :Bacaan diambil dari kisah sejarah Israel dalam kitab …(Yosua,Hakim-hakim,Rut I dan II, Samuel I dan II, Raja-raja I dan II, Tawarik, Ezra,Nehemia, Ester, Kisah Para Rasul)
Kitab Nabi-Nabi: Bacaan diambil dari Kitab Nabi … (Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai
Kitab Injil: Bacaan … diambil dari Injil Yesus Kristus menurut … (Matius/Markus/Lukas,Yohanes)
Kitab Pastoral yang ditulis Paulus Kepada Jemaat: Bacaan … diambil dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di …(Roma/Korintus/Galatia/ Efesus/Filifi/Kolose/Tesalonika)
Kitab Pastoral yang ditulis Paulus kepada Pribadi : Bacaan ini diambil dari Surat Paulus kepada … (Timoteus/Titus/Filemon/
Kitab berupa Surat-surat Pastoral bagi jemaat Israel di Perantauan: Bacaan … diambil dari Surat kepada orang (Ibrani) atau bacaan … diambil dari Surat Rasul … (I dan II, Petrus,Yakobus, Yohanes, Yudas bukan Rasul)
Kitab Wahyu : Bacaan … diambil dari wahyu Yesus Kristus yang ditulis oleh Yohanes, wahyu..”
Persiapan Lektor dalam hal penggunaan suara saat membaca Alkitab:
A.    PERNAFASAN :Nafas adalah sukma suara.
Perlunya Latdalfas(Latihan pengendalian nafas)

B.   PROYEKSI DAN PRODUKSI SUARA
Enam asas bersuara (suara hendaknya) :
1.    Jangan tersekat
2.    Terdengar jernih
3.    Memiliki Intensitas
4.    Diproyeksikan Rileks
5.    Kaya warna laras
6.    Mengendalikan gema

C.    ARTIKULASI
Artikulasi merupakan pengucapan kata melalui mulut agar terdengar baik, benar dan jelas sehingga telinga pendengar dapat menyimak dan mengerti kata-kata yang diucapkan. Seorang Lektor yang membaca kitab suci agar artikulasinya baik, Ia harus melakukan latihan-latihan pengucapan seperti membiasakan berdialog, mengucapkan alphabet dengan benar, membacakan kalimat dengan lambat,cepat,dengan menggunakan nada naik dan turun.

D.   PENGUCAPAN
Pengucapan kalimat harus utuh dan jelas, harus tepat,harus benar,dsb

PERSIAPAN LEKTOR DALAM HAL PENAMPILAN        
Para lektor saat bertugas hendaknya:
-         Memandang para pendengar, sesampai di mimbar kontaklah para pendengar dengan cara memandang mereka. Mereka merasa di sapa dan mereka akan memperhatikan pembaca
-         Perlalkukanlah kitab suci dengan hormat.Kitab suci dibawa dengan tangan kanan
-         Perhatikan mimbar! Mimbar bukanlah perpstakaan, jangan menumpuk macam-macam buku di mimbar.
-         Pakaian yang pantas untuk pembaca ialah bersih dan sopan. Dalam hal pakaian jangan sampai lektor memakai pakaian yang mencolok mata sehingga pendengar lebih tertarik kepada Lektor daripada kepada Sabda Allah.

Sumber bacaan :
Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR)
Rahman,Rasyid,2010.Pembimbing kedalam sejarah Liturgi,Jakarta: BPK Gunung Mulia.Roesdinto, Victor, 2005,sembilan Prinsip Lektor Sebagai Penyampai Sabda Allah,Yojakarta: Yayasan Pustaka Nusatam Van Olst, EH,200,Alkitab dan Liturgi ,Jakarta :BPK Gunung Mulia
Pelatihan Lektor GKI Cikarang

Kamis : 03 September 2015
Oleh : Febrita Melati S
  

Related Posts:

Pengikut

YOUTUBE PENDETA GKI LIPPO CIKARANG

About Me
"CERAMAH PENDETA GKI LIPPO CIKARANG"KLIK DISINI →