Suara.com
Swedia menjadi salah satu negara yang
bersikeras tidak menerapkan kebijakan lockdown atau penutupan wilayah
guna memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona
covid-19.
Sejauh ini, tingkat kematian di negara berpenduduk 10,23 juta jiwa itu tak
lebih besar dari negara-negara Eropa lainnya macam Inggris dan Prancis.
Merujuk data Worldometers.info, Rabu (13/5/2020), Swedia telah
mencatatkan sekitar 27 ribu kasus infeksi covid-19, di mana 3.313 orang
meninggal dunia.
Jumlah itu terhitung sedikit kalau merujuk tingkat kematian negara-negara
Eropa lainnya, seperti Spanyol yang telah mencatatkan 26.920 kasus kematian
akibat covid-19.
Kebijakan negara berpenduduk 10,23 juta jiwa itu dalam menekan kebijakan social
distancing sukarela, dinilai bakal diikuti negara-negara lain.
Pasalnya, sejumlah studi mengungkapkan virus corona akan tetap bertahan di
muka bumi setidaknya hingga 2022, apabila vaksin efektif belum ditemukan.
Kebijakan lockdown yang mengorbankan sisi ekonomi, dinilai tak lagi
efektif, khususnya dalam menghadapi pandemi dengan jangka waktu lama.
Di Swedia, berbagai fasilitas publik seperti restoran, sekolah untuk
anak-anak tetap dibuka.
Demi menurunkan kurva infeksi covid-19, pemerintah hanya membatasi beberapa
aspek seperti melarang pertemuan lebih dari 50 orang.
Pemerintah Swedia tak mengungkapkan secara gamblang mengenai tujuan untuk
menciptakan kekebalan
kelompok (herd imunnity) dengan membiarkan sebagian besar warganya
terinfeksi covid-19.
Namun, para ilmuan di negara tersebut, meyakini tujuan herd imunnity pada
beberapa kota di Swedia akan segera terwujud, sebagaimana dilaporkan Foreign
Affairs.
"Sebagian besar ilmuwan menyebut (herd imunnity) tercapai ketika lebih
dari 60 persen populasi terinfeksi virus. Kekebalan tidak diragukan lagi adalah
bagian dari strategi pemerintah yang lebih luas," tulis laporan Foreign
Affairs dikutip Suara.com, Rabu (13/5/2020).
Anders Tegnell, kepala ahli epidemiologi di Badan Kesehatan Masyarakat
Swedia, telah memproyeksikan kota Stockholm dapat mencapai kekebalan kelompok
terhadap covid-19 pada awal bulan ini.
Sementara berdasarkan asumsi norma-norma sosial yang baru, ahli matematika
Universitas Stockholm Tom Britton menghitung 40 persen kekebalan di ibu kota
cukup untuk menghentikan penyebaran virus pada pertengahan Juni 2020.
Kekinian, sejumlah negara Eropa terlihat mulai melonggarkan lockdown.
Denmark dan Finlandia telah membuka kembali sekolah untuk anak-anak.
Sementara Jerman diketahui mulai mengizinkan toko-toko kecil untuk buka
kembali. Sedangkan Italia dan Prancis mulai mengizinkan bisnis kembali
berputar.
Foreign Affairs mengatakan, perubahan kebijakan dari negara-negara
Eropa dan Amerika Serikat merupakan konsekuensi dari krisis ekonomi yang timbul
akibat lockdown.
"Lockdown sama sekali tak efektif dalam jangka waktu yang lama
dalam menunggu pengembangan vaksin. Melonggarkan (lockdown) akan
mengurangi tekanan ekonomi, sosial, dan politik)," tulis Foreign
Affairs.
Tak hanya negara-negara Eropa dan Amerika yang terlhat mulai meniru strategi
Swedia dalam menghadapi virus Corona, negara Asia termasuk Indonesia memiliki
gelagat serupa.
Kendati demikian, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih belum
dicabut. Pemerintah dikatakan tengah mempertimbangkan pelonggaran.
"Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit
lagi, dan turun lagi dan seterusnya," ujar Jokowi.
"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup
berdamai dengan covid-19 untuk beberapa waktu ke depan."
Ini 11 Sektor yang Masih Boleh Beroperasi Selama PSBB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) di ibu kota diatur dalam Peraturan Gubernur DKI
Jakarta No. 33 Tahun 2020. Secara umum, dari 28 pasal yang tercantum di
dalamnya, berikut aturan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar yang
harus dipatuhi warga Jakarta. 1. Wajib pakai masker di luar rumah, 2. Aktivitas
sekolah, 3. Aktivitas perkantoran, dihentikan dan dipindah ke rumah. 4.
Kegiatan keagamaan, politik, sosial, dan budaya terutama yang melibatkan banyak
orang, dihentikan 5. Pergerakan orang dan barang dibatasi, hanya diperbolehkan
bagi sebelas sektor krusial 6. Makanan dan minuman hanya boleh pesan-antar. 7.
Belanja kebutuhan sehari-hari diutamakan layanan antar. 8. Dilarang berkumpul
dengan jumlah lebih dari 5 orang di tempat umum 9. Olahraga tidak berkelompok,
dan dibatasi di sekitar rumah tinggal. 10. Ojek online atau daring hanya untuk
mengangkut barang. 11. Mobil pribadi hanya boleh mengangkut maksimal 50 persen
kapasitas penumpang 12. Wajib berperilaku hidup bersih dan sehat, seperti rajin
mencuci tangan, dan membersihkan rumah. Dari Pergub No. 33 Tahun 2020 soal
PSBB, hanya ada 11 sektor usaha yang diperbolehkan beroperasi, pengecualian ini
dilakukan lantaran sektor-sektor ini memiliki peran krusial dalam kelangsungan
hidup masyarakat, diantaranya ialah: 1. Kesehatan 2. Bahan pangan/ makanan/
minuman/ 3. Energi 4. Komunikasi dan Teknologi Informasi 5. Keuangan 6.
Logistik 7. Perhotelan 8. Konstruksi 9. Industri strategis 10. Pelayanan dasar/
objek vital 11. Kebutuhan sehari-hari Lainnya dari