BUNGA MELATI
1 PASAL SEHARI
Pembacaan ESTER 1 (hari ke 427)
Tafsiran
Tuhan di tengah dunia sekular. Pasal pertama Kitab Ester merupakan jendela bagi kita untuk memahami latar belakang sebuah kisah umat Tuhan di tengah dunia sekular pada masa pemerintahan Ahasyweros (485-465 s.M.). Pada saat itu orang-orang Yahudi terbuang, tertawan, dan hidup di bawah hukum dan kekuasaan Media-Persia. Di dalam pembuangan, kehidupan mereka tidak lagi diatur berdasarkan Hukum Taurat Musa yang diterima dari Allah, tetapi dengan segala konsekuensinya mereka harus tunduk kepada hukum Media- Persia yang dibuat dengan sekehendak hati raja, bersifat mutlak, tidak dapat diganggu-gugat ataupun digagalkan.
Dengan latar belakang tersebut, maka ada beberapa pertanyaan yang perlu kita pikirkan seperti: dimanakah dan apakah yang dilakukan Tuhan di tengah dunia sekular seperti ini? Apa yang dilakukan Tuhan di balik kekuasaan, kekayaan, wilayah, dan keagungan Ahasyweros yang sedemikian besar (1-8)? Bagaimana Tuhan memelihara umat- Nya di tengah keputusan yang sewenang-wenang dan tidak dapat diganggu-gugat ataupun dibatalkan (9-19).
Keseluruhan Kitab Ester memberikan penjelasan kepada kita bahwa di balik kekuasaan Ahasyweros, Tuhan yang tidak nampak, tinggal bersama-sama umat-Nya. Dia tidak berdiam diri, namun Dia mengendalikan situasi. Walaupun Ahasyweros tidak memiliki integritas yang bercirikan hikmat dan prinsip hidup yang mulia (8, 10-12), Tuhan tetap melaksanakan maksud dan rencana-Nya dengan sempurna. Ia mempersiapkan pengangkatan Ester di balik mahkota, kecantikan, pamor, pesta pora, peninggian diri, pemecatan, dan pengucilan Wasti (9-12, 19-22). Tuhan Raja di atas segala raja mengatasi kekuasaan dan kebesaran Ahasyweros, Ia mempersiapkan rencana-Nya dengan sempurna melalui Ahasyweros yang memiliki banyak kelemahan.
Keyakinan bahwa Tuhan yang mengatasi kekuasaan pemerintahan ini memberikan penghiburan bagi kita kaum minoritas di Indonesia, yang walaupun tertindas namun dibela oleh Allah.
Renungkan: Di tengah dunia yang semakin sekular, jauh dari Allah dan membuat hukum-hukumnya sendiri, seberapa jauhkah Anda menyadari kehadiran dan karya Tuhan dalam hari- hari yang Anda lewati? Temukan Tuhan dalam kehidupan Anda dan berjalanlah bersama-Nya!
Pembacaan ESTER 2 (hari ke 428)
Tafsiran
Di dalam perjalanan hidup, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan kita. Namun Allah punya rancangan atas hidup umat-Nya, hingga segala sesuatu akan berjalan sesuai rancangan yang mulia itu.
Terusirnya Ratu Wasti dari istana memberi kesempatan pada semua gadis di Susan untuk menjadi ratu (ayat 2-4). Gadis mana yang tak mau? Maka bagai persiapan kontes ratu kecantikan, setiap gadis yang terpilih mendapatkan perawatan kecantikan (ayat 12). Termasuk di antara gadis-gadis itu ialah Ester, seorang gadis Yahudi, yang diangkat anak oleh saudara sepupunya, Mordekhai (ayat 5-7). Secara khusus, Ester mendapatkan simpati Hegai, petugas istana yang bertugas menangani gadis-gadis itu. Betapa beruntungnya Ester karena Hegai kemudian mempersiapkan Ester secara khusus (ayat 9-10, 15).
Upaya Hegai dan ketaatan Ester tidak sia-sia. Ester berhasil merebut kasih sayang raja hingga dilantik menjadi ratu (ayat 17-20)! Terpilihnya Ester sebagai ratu tidak terlepas dari campur tangan Allah. Suatu hari nanti, posisi Ester sebagai ratu berperan penting dalam kelangsungan hidup bangsa Yahudi. Tentu saja bukan semata-mata karena kuasa yang Ester miliki, melainkan karena tangan Allah bekerja begitu indah, merajut peristiwa demi peristiwa untuk menggenapi rencana-Nya atas umat-Nya. Akan terlihat bahwa jabatan ratu yang disandang Ester menunjukkan tanggung jawab untuk melakukan tugas besar dikemudian hari. Maka terbongkarnya konspirasi pembunuhan raja Ahasyweros oleh Mordekhai (ayat 19-23), juga akan menjadi kunci penting bagi permasalahan pelik yang dihadapi bangsa Yahudi kemudian.
Coba kita ingat setiap peristiwa yang kita alami sampai berada di tempat yang sekarang. Adakah kita melihat pimpinan Allah langkah demi langkah? Pahamilah bahwa di mana pun Allah menempatkan kita, sesungguhnya Dia mempercayakan peranan yang akan berpengaruh juga bagi hidup orang lain. Penting bagi kita untuk menggumuli hal ini agar tahu bagaimana harus berkiprah sesuai rancangan Tuhan.
Belajar Ester 6
"Berkat Saat Tidur"
Dalam Mazmur 127:2 (TB) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah — sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
Malam di mana Mordekhai mungkin sedang tidur nyenyak, Hamam telah merencanakan pengeyahannya. Namun, rencana ini "digagalkan" oleh Allah yang pada malam itu membuat Ahasyweros tidak dapat memejamkan mata. Dalam insomnianya, Tuhan seolah membuat penasaran apa yang telah dicatat dalam buku sejarah kerajaan. Dari situlah, sang raja kemudian mendapati bahwa Mordekhai ternyata adalah orang yang seharusnya penghargaan atas jasa-jasanya. Maka jadilah, hari itu Mordekhai tidak jadi dinaikkan ke tiang gantungan, tapi di atas tunggangan kebesaran raja.
Maka benarlah apa yang Mazmur 127:2 katakan: " Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab memberikannya kepada yang di cintai-Nya pada waktu tidur." Berkat memang sering kali didapat dari usaha. Semakin kita berusaha, maka semakin besar pula berkat yang mungkin kita dapat. Sayangnya, karena terlalu fokus pada usaha mengejar berkat, banyak dari kita lupa bahwa yang seharusnya dikejar terlebih adalah Tuhan dan kerajaan-Nya. Jika sudah seperti ini, maka sia-sialah segala usahanya.
Selamat berjuang dan berkarya, selamat menikmati libur akhir pekan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin 🙏🏻
Pembacaan ESTER 3 (hari ke 429)
Tafsiran
Tuhan di balik dampak-dampak negatif kesalahan manusia. Sebagai manusia, kita menginginkan adanya rasa aman dan tentram untuk hidup dan masa depan kita, tetapi kita perlu menyadari bahwa tidak ada satu pun yang dapat memberi jaminan kepada kita bahwa kita tidak akan pernah menghadapi kesulitan, krisis, ataupun bahaya. Tidak terkecuali bagi kita, umat Tuhan!
Marilah kita bermain imajinasi. Seandainya hari ini terdengar kabar: "Orang-orang Kristen dalam bahaya pembantaian masal yang diresmikan dan diatur dengan undang-undang negara yang bunyinya: 'Hendaklah semua orang Kristen dipunahkan, dibunuh, dan dibinasakan, mulai dari yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan! Juga harta benda mereka haruslah dirampas!' Undang-undang ini berlaku untuk seluruh negri, tidak dapat dibatalkan ataupun diganggu gugat oleh siapa pun!" Bagaimana perasaan Anda? Hal seperti inilah yang dialami orang-orang Yahudi (12-14). Realita kehidupan memang seringkali tidak adil! Mordekhai yang berjasa menyelamatkan raja dilupakan begitu saja sedangkan Haman, orang Agag (Amalek) musuh bebuyutan orang Yahudi (10, bdk. Ul. 25:17-19) yang jasa-jasanya tidak pernah dicatat, telah ditinggikan raja lebih dari yang lain dan beroleh kuasa atas seluruh wilayah kerajaan Ahasyweros (1-2). Ia menyalahgunakan kedudukannya, menghasut serta menyuap raja (5-6; 8-9), bahkan ia merayakan kemenangannya dengan duduk dan minum-minum bersama raja, sementara orang-orang Yahudi di kota Susan diliputi kegemparan (15). Pada masa krisis seperti ini Tuhan seakan-akan berdiam diri, namun sesungguhnya Tuhan tidak "lepas tangan", Ia mengendalikan dampak-dampak negatif yang dihasilkan oleh kesalahan manusia. Keadaan buruk sebagai akibat keangkuhan Haman dan ketidakpedulian raja tetap ada di dalam pengendalian-Nya. Raja segala raja mempersiapkan penghukuman bagi bangsa Amalek musuh- musuh-Nya melalui pengangkatan Haman dan penindasan orang Yahudi. Di balik kemenangan orang fasik atas orang benar, Dia sedang menjalankan keadilan-Nya.
Renungkan: Tuhan tidak berjanji bahwa kita tidak akan pernah mengalami kesulitan, tetapi Ia berjanji tidak akan "lepas tangan" terhadap penderitaan kita. Walaupun tak terlihat oleh mata, Dia sedang menjalankan keadilan- Nya. Lihatlah ke depan dan temukan pengharapan-Nya.
Pembacaan ESTER 4 (hari ke 430)
Tafsiran
Bagaimana Anda memandang keberadaan Anda saat ini? Apakah Anda merasa layak berada di posisi Anda sekarang karena sudah merencanakan dan mempersiapkannya sebaik mungkin? Atau Anda merasa semua itu merupakan kebetulan dan keberuntungan semata? Kita akan melihat cara pandang Ester terhadap posisinya sebagai ratu, dapat membalikkan situasi genting yang dihadapi bangsanya.
Reaksi Mordekhai atas keputusan memusnahkan orang Yahudi, begitu kuat (ayat 1). Memang dialah yang menyebabkan munculnya keputusan itu. Meski demikian, tak mungkin bagi Mordekhai untuk mendatangi Haman dan bersujud di depan dia. Lagi pula Mordekhai memahami sifat hukum di Persia yang tidak bisa diubah (band. 1:19). Sebab itu, ia meratap sekeras mungkin agar raja dan Ester mendengar (ayat 2).
Ester, yang tidak mengetahui adanya keputusan itu, meminta penjelasan mengenai alasan ratapan Mordekhai. Lalu Mordekhai memberitahu dia tentang gentingnya situasi dan mendorong dia untuk membela bangsanya di hadapan raja (ayat 4-8). Ester yang memahami situasi istana, tahu bahwa meski ia berkedudukan sebagai ratu, tidaklah mudah untuk menghadap raja. Nyawa menjadi taruhannya (ayat 10-11). Mordekhai memarahi Ester karena hanya memikirkan diri sendiri (ayat 12). Dengan atau tanpa Ester, pertolongan akan datang (ayat 13-14) juga. Hanya saja Ester harus tahu bahwa Tuhan menempatkan dia di istana Raja Ahasyweros, bukan tanpa maksud. Oleh sebab itu Ester harus berjalan sesuai dengan maksud Allah itu. Akhirnya Ester menyadari posisinya. Ia akan memberanikan diri untuk menghadap raja, meski ia harus menanggung risiko nyawa. Maka ia meminta dukungan bangsanya yang dinyatakan dengan berpuasa (ayat 15-17).
Bila kita hidup mengikuti pimpinan Allah, maka apapun keberadaan kita dan di mana pun posisi kita, Allah menempatkan kita dengan suatu maksud tertentu. Sebab itu kita perlu hikmat untuk mengetahui rancangan Allah dan tentu saja kesetiaan dan keteguhan untuk berjalan sesuai rencana itu.
Pembacaan ESTER 5 (hari ke 431)
Tafsiran
Tuhan di balik perubahan. Pada saat negara mengalami masa kritis, kita sering mendengar suatu pernyataan: "Perkembangan politik berubah setiap satu detik". Nuansa inilah yang melatarbelakangi kisah Ester di pasal 5 yang dimulai dengan penegasan: "Pada hari yang ketiga" (5:1). Inilah hari penentuan, siapa yang akan memenangkan peperangan, Ester yang menyelubungi dirinya (2:10, 20), atau Haman dengan rencana terselubungnya (5:14)?
Ester telah mempersiapkan suatu strategi yang cermat dan penuh risiko, yang bukan sekadar mempertaruhkan nyawanya sendiri tetapi juga nyawa semua orang sebangsanya. Ia menggunakan dan memaksimalkan kesempatan sekecil apa pun, berdandan secantik mungkin, dan tidak gegabah menyampaikan maksudnya (1,4,7-8). Namun di balik semuanya itu ada sesuatu yang terjadi, yang hanya dimungkinkan karena adanya tangan Tuhan yang bekerja (Ams. 21:1) serta memberikan kasih karunia. Ester melanggar peraturan dan seharusnya menerima hukuman mati, namun sebaliknya ia justru mendapat perkenan raja (4:11; 5:2-3, 6, 8).
Pada hari itu juga berkumpullah dalam satu pesta ketiga orang paling penting yang menentukan nasib banyak orang dalam kerajaan Persia: Ahasyweros, Ester, dan Haman. Haman dalam kesombongannya meninggikan dirinya sendiri sementara ia tidak menyadari perubahan yang terjadi. Ia bersama istri dan sahabat-sahabatnya merancangkan hal yang jahat bagi Mordekhai (5:10-14), namun ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang masuk dalam perangkap yang dibuatnya sendiri. Tuhan tidak tinggal diam, Ia mengatur perubahan, Ia Raja di atas segala raja yang memberikan kasih karunia kepada Ester — umat kepunyaan- Nya dan jerat bagi Haman -- musuh-Nya yang meninggikan diri.
Di tengah kecamuk politik Indonesia yang terus berubah, kita perlu mendukung orang Kristen yang duduk di pemerintahan agar berani menghadapi risiko serta melangkah dengan iman kepada Tuhan yang membuat perubahan. Kiranya mereka bersikap bijaksana, membuat strategi yang cermat dan tepat demi terwujudnya tujuan yang mulia.
Renungkan: Perubahan-perubahan apakah yang sedang terjadi dalam diri Anda? Apa yang menyebabkan perubahan itu, kasih karunia Tuhan atau kesalahan yang menjerat dan menumpulkan kepekaan Anda?Datanglah pada Tuhan, dan temukan jawaban atas perubahan yang terjadi!
Hari ke 432 pembacaan ESTER 6
Tafsiran
Orang bebal berkata dalam hatinya, "Tidak ada Allah" (Mzm. 14:1), maka ia merasa yakin apa saja yang akan diperbuatnya pasti berhasil. Haman sedang berjaya. Dia yakin, kebinasaan umat Yahudi hanya menunggu waktu. Dia sudah memiliki rencana sempurna bagi kematian Mordekhai. Namun dia tidak tahu bahwa Allah yang pegang kendali.
Dibaca sekilas, kitab Ester ini sepertinya berkisah serba kebetulan. Kebetulan Ester terpilih menjadi ratu menggantikan Wasti. Kebetulan juga identitas keyahudiannya belum terungkap oleh raja. Mordekhai, kebetulan mendengar rencana pemberontakan dua sida-sida raja sehingga ia berhasil menggagalkannya. Malam hari, raja tidak bisa tidur pun suatu kebetulan, yang menyebabkan dia membaca-baca kitab pencatatan sejarah dan membaca catatan mengenai jasa Mordekhai tersebut dan bahwa Mordekhai belum pernah menerima penghargaan atas jasanya tersebut. Di sisi lain, Haman merasa sangat yakin bahwa yang pantas menerima penghargaan raja adalah dirinya sendiri (ayat 6).
Apa yang terjadi kemudian sama sekali di luar dugaan Haman. Allah bertindak memutarbalikkan 'nasib'. Nanti, apa yang dipersiapkan Haman untuk diberikan kepada Mordekhai (ayat 5:14) akan diterima oleh Haman sendiri. Sebaliknya saat ini apa yang Haman megahkan untuk dirinya sendiri justru dinikmati oleh Mordekhai (ayat 6:10-11).
Tidak seorang pun dapat melawan Tuhan dan umat yang Dia urapi. Kita diingatkan bahkan nabi palsu seperti Bileam pun, yang disuap Raja Balak untuk mengutuki Israel, Tuhan pakai untuk memberkati umat-Nya. Kalau saat ini sepertinya musuh-musuh iman kita berjaya, orang Kristen semakin terjepit dalam berbagai bidang kehidupan, jangan putus harap! Tuhan kita berdaulat dan berkuasa! Upaya Iblis yang paling hebat pun telah Tuhan patahkan di kayu salib, apalagi cuma kelicikan keroco-keroconya. Tetap beriman, pandang Tuhan Yesus, dan lihat bagaimana Dia bertindak membela kita!
Belajar Ester 7
"Seperti Bumerang"
Dalam Amsal 26:27 (TB) Siapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia.
Hukum tabur tuai, mengenai hal ini mungkin kita selama ini hanya membaca ayat-ayatnya saja, bahwa hukum ini memang berlaku. Bukan cuma dalam Perjanjian Baru (seperti dalam 2 Kor. 9:6), hukum ini juga tercatat jelas dalam Perjanjian Lama (Ams. 9:7; 10:8; 11:19, 25; 13:3, 11; 26:27; 28:10,13,18). Tapi melalui pasal ini dan cara-Nya membuat Ester menunda-- rasanya Ia hendak menegaskan kebenaran dari dengan ayat-ayat tersebut dengan peristiwa nyata. Andai Haman menabur benih padi, maka tentu ia akan menuai padi. Sayangnya, yang ia tabur adalah tiang gantungan, maka itu jugalah yang akhirnya ia terima.
Hidup ini nyatanya seperti bumerang; apa yang kita lemparkan, itu jugalah yang akan kembali pada kita. Karena itu, apa yang Haman alami kiranya mendorong kita untuk selalu menabur kebaikan. Tidak seperti saat menabur padi, waktu menuai kebaikan atau kejahatan memang tidak pernah pasti. Tapi mengenai masalah ini, Rasul Paulus berkata: "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah" ( Gal 6:9). Rasanya, ayat ini juga berlaku untuk sebaliknya. Apabila sudah tiba waktunya, maka kita tidak hanya akan menuai kebaikan dari taburan kebaikan, tapi juga malapetaka dari taburan kejahatan.
Selamat Natal dan jelang tahun baru 2024, tetaplah setia dan taat kepada Tuhan sebab Ia Maha Peduli telah datang menghampiri kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar Ester 8
"Tak Mungkin Berubah ?"
Ester 8:8 (TB) Tuliskanlah atas nama raja apa yang kamu pandang baik tentang orang Yahudi dan meteraikanlah surat itu dengan cincin meterai raja, karena surat yang dituliskan atas nama raja dan dimeteraikan dengan cincin meterai raja tidak dapat ditarik kembali."
Situasi yang sama mungkin juga sedang kita alami. Seperti Ester dan Mordekhai, kita pun mungkin dihadapkan pada situasi atau keadaan yang mungkin mustahil untuk dapat diubah. Suami yang tidak juga berubah bahkan saat kita sudah mendoakannya setiap hari. Vonis dokter mengenai penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Anak yang secara usia sudah dewasa namun masih kurang bertanggung jawab. Usia yang terus bertambah namun belum juga dikaruniai buah hati. Atau bahkan anggota keluarga yang rasanya sangat sulit menerima Yesus. Semuanya itu mungkin sulit berubah atau bahkan mustahil untuk berubah, tapi hindari berkecil hati. Ada satu "materai" yang dapat mengubahkan semuanya itu; sebuah materai yang tingkat kewenangannya jauh lebih tinggi dari segala kemustahilan. Ya, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Seperti raja yang mampu mengubah perintah Haman yang seolah tidak dapat diubah, Ia jauh terlebih sanggup untuk mengubahkan setiap keadaan kita. Amin ?
Selamat berjuang dan terus semangat dalam setiap laku kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar Ester 9
"Jadi Lebih Tinggi"
Ester 9:4 (TB) Sebab Mordekhai besar kekuasaannya di dalam istana raja dan tersiarlah berita tentang dia ke segenap daerah, karena Mordekhai itu bertambah-tambah besar kekuasaannya.
Dalam hal kehidupan rohani, menjadi lebih tinggi dari permasalahan dan tantangan hidup juga penting. Posisi tinggi ini akan membantu kita lebih mudah memenangkannya. Ibarat di medan perang, kita menjadi sniper yang sering kali dapat dengan mudah melumpuhkan lawan karena ada di posisi tinggi dan memiliki pandangan yang lebih luas. Menjadi lebih tinggi, inilah yang seharusnya senantiasa kita lakukan. Memiliki kedekatan dengan Sang Penguasa Segala, inilah seharusnya menjadi prioritas. Jika hati-Nya sudah berkenan kepada kita, maka posisi kita pun akan menjadi lebih tinggi.
Selamat berjuang dan berkarya, tetaplah semangat dalam menjalani kehidupan hari ini. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Belajar Ester 10
"Sempurna dalam Kuasa"
Ester 10:3 (TB) Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.
Kekuasaan dan kedudukan yang kita miliki sesungguhnya berasal dari Tuhan (Roma13:4)
Karenanya sudah sepatutnya kita menggunakan kekuasaan bukan untuk memenuhi ambisi pribadi, melainkan untuk mempermuliakan nama-Nya. Dosa akibat godaan mudahnya menyalahgunakan kekuasaan sulit dibendung -- bahkan Daud dan Salomo pun pernah dikalahkan godaan yang satu ini. Tapi kiranya renungan ini mendorong kita, bahwa Daniel, Yusuf, atau Mordekhai saja bisa tetap murni dalam kekuasaannya di hadapan Tuhan, maka sudah sepatutnya pula kita mengusahakan hal yang sama.
Selamat bekerja dan berkarya, tetaplah semangat dan jaga kesehatan jasmani dan rohani kita. Tuhan Yesus Memberkati. Amin
Pembacaan ESTER 7 (hari ke 433)
Tafsiran
Amsal pernah berujar, "rancangan orang jahat adalah kekejian bagi Tuhan" (Ams.15:26a). Itulah sebabnya, walau di awal rencana orang fasik kelihatan mulus-mulus saja, mereka tidak akan pernah sukses tuntas. Pada saatnya, pada waktu Tuhan, rencana jahat tersebut akan terbongkar, dan pelakunya akan mendapatkan ganjaran setimpal.
Menurut Anda, apa perasaan Haman ketika ia dijemput oleh sida-sida raja ke perjamuan yang dipersiapkan Ester bagi raja dan dirinya (ayat 6:14)? Bayang-bayang kekalahan? Perkataan istri dan para sahabat Haman tampaknya menjadi pertanda kehancuran Haman. Padahal Haman tidak tahu sama sekali bahwa Ester adalah orang Yahudi, atau bahwa ia keponakan Mordekhai. Kejutan besar menimpa Haman di perjamuan ini. Sebenarnya Ratu Ester mengambil risiko tinggi ketika dengan berani menuding Haman dan membongkar kejahatannya. Akankah raja percaya pada Ester, permaisurinya atau pada Haman, perdana menterinya? Ini semua karena kedaulatan Tuhan! Raja percaya kepada Ester, bahkan bertambah yakin setelah menemukan Haman bersimpuh di hadapan sang ratu. Sungguh tepat kata firman Tuhan, "Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kau jatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan" (Mzm. 73:18-19)! Seperti "orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri" (Ams 5:22), demikianlah Haman. Kejahatan yang dia rancang bagi Mordekhai kemudian berbalik menimpa dirinya sendiri. Itulah keadilan Allah. Itulah penghakiman Allah yang tidak terelakkan. Orang yang berkanjang dalam kejahatan tidak akan luput dari hukuman.
Oleh karena itu, kita yang beriman jangan pernah putus harap, walaupun kejahatan merajalela dan kebenaran seakan terinjak-injak bersama dengan penganiayaan orang Kristen. Tuhan kita tidak pernah terlambat dan keliru bertindak untuk menyelamatkan kita!
Pembacaan ESTER 8 (hari ke 434)
Tafsiran
Tuhan di balik sukacita dan sorak-sorai umat-Nya. Tuhan yang mencintai dan turut merasakan penderitaan umat-Nya membangkitkan pemimpin yang memiliki kepekaan dan kepedulian yang mendalam untuk menyelamatkan umat- Nya, Mordekhai, dan Ester. Mereka adalah pemimpin yang menyadari bahwa sukacita dan kemenangan yang Tuhan berikan, bukan hanya ditujukan bagi kepuasan diri mereka, tetapi sekaligus merupakan suatu panggilan untuk menjadi berkat yang mendatangkan keselamatan bagi bangsanya dan penghukuman bagi Amalek.
Tuhan meninggikan Ester gadis malang yang menjadi ratu, mendapat kasih yang berlimpah-limpah dan dicintai banyak orang (2:15, 17), hidup tentram dalam istana dan tidak kekurangan suatu apa pun, namun berkali-kali ia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan orang-orang sebangsanya (5:2; 8:3-6). Tuhan mengangkat Mordekhai yang melolong-lolong dengan nyaring dan pedih, mengoyakkan pakaiannya dan mengenakan kain kabung serta abu di atas kepalanya (4:1) menjadi seseorang yang keluar dari hadapan raja memakai pakaian kerajaan dengan tajuk emas yang mengagumkan (15). Ia dulu ditindas melalui cincin meterai raja, kini menyelamatkan rakyatnya dengan cincin meterai raja (9- 14). Melalui pemimpin seperti inilah Tuhan mengubahkan kegentaran dan ratap tangis di bawah kekuasaan Haman menjadi tempik sorak-sorai di bawah kekuasaan Mordekhai (3:15; 8:15), sehingga mereka yang dulu tertekan, menderita, tersingkir, dan terhina, kini mendapatkan kelapangan hati, sukacita, kegirangan, dan kehormatan (16). Dulu mereka menyembunyikan identitas dirinya, kini banyak orang dari bangsa-bangsa lain mengaku dirinya Yahudi (17). Tuhan Raja segala raja mengubah ratap tangis umat-Nya menjadi sukacita. Inilah sukacita kita di tengah ratap tangis bangsa "melalui kemenangan orang benar, Tuhan akan membangkitkan semangat umat- Nya"
Renungkan: Apakah Anda memiliki iman dan pengharapan kepada Allah yang mengubah ratap tangis menjadi sukacita? Bagaimana Anda berespons terhadap kemenangan dan sukacita yang sudah Tuhan berikan, bukan berdasarkan kemenangan secara fisik namun memandang kepada Dia yang memungkinkan kemenangan itu terjadi? Sadari dan akuilah bahwa Dia ada di balik sorak-sorai dan sukacita umat- Nya.
Pembacaan ESTER 9 (hari ke 435)
Tafsiran
Salah satu tujuan kitab Ester ditulis adalah untuk menjelaskan latar belakang perayaan Purim yang diadakan oleh umat Yahudi, yang tidak memiliki dasar secara khusus pada Hukum Taurat. Pasal sembilan ini menjelaskan dengan rinci bagaimana tradisi Purim dimulai.
Hari Raya Purim diselenggarakan untuk mengingat karya Tuhan yang sekali lagi membebaskan umat-Nya dari tangan jahat musuh mereka yang hendak membinasakan mereka (ayat 9:1-19, lih. 3:7, 13). Dalam kedaulatan dan kemahakuasaan-Nya, niat jahat para musuh ditimpakan balik pada mereka (ayat 9:24-25). Hari Raya Purim juga menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah benar-benar meninggalkan dan menolak umat-Nya. Mereka memang dihukum Tuhan secara dahsyat sehingga kehilangan kemerdekaan dan tanah air. Tetapi, penghukuman itu adalah bagian dari belas kasih Allah agar mereka bertobat. Sejarah mencatat, di dalam dan di luar Alkitab, berulangkali umat Yahudi terancam akan musnah. Berulang kali pula kita melihat belas kasih Tuhan menyelamatkan dan memelihara mereka. Bukan karena mereka bangsa ini lebih baik daripada bangsa-bangsa lain. Semua itu semata-mata karena kasih dan kesetiaan Tuhan.
Menyambut malam Natal ini, kesetiaan dan kasih Tuhan atas umat ciptaan-Nya yang lain pun nyata. Walaupun dunia milik kepunyaan-Nya terus menerus menolak Dia (Yoh. 1:11), namun sampai saat ini kesempatan untuk bertobat masih terbuka. Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya untuk datang kembali memusnahkan dunia yang jahat ini (ayat 2Pet. 3:4). Dia sabar menantikan pertobatan mereka (ayat 9). Oleh sebab itu, biarlah setiap tanda dan bukti kasih setia Tuhan membuat kita semakin mengasihi Dia dan semakin bertekad untuk lebih setia dan lebih tekun melayani Dia. Terutama beritakan Injil keselamatan ini kepada bangsa-bangsa lain, agar mereka pun memiliki kesempatan untuk bertobat. Karena memang untuk itulah Kristus datang ke dunia ini.
Pembacaan ESTER 10 ( hari ke 436)
Ester 10:3 (TB) Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.